GICU 1A - Visi - RF
GICU 1A - Visi - RF
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Stase Gadar Kritis pada Program Profesi Ners
Angkatan XXXVI
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
Nama Mahasiswa : Visi Aurora Amartha
Tanggal Pengkajian : 21 Maret 2019
I. Data Anamnesa
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. N
2. Umur : 57 tahun
3. Nomor Medrek : 0001709536
4. Alamat : Kp Salawu 09/03 Kec. Salawu, Tasikmalaya
5. Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
7. Status Pernikahan : Menikah
8. Agama : Islam
9. Suku : Sunda
10. Diagnosa Medis : Respiratory Failure e.c Hospitalized acquired pneumonia
Post ROSC + VP shunt
11. Tanggal Masuk Ruangan : 07 September 2018
II. PENGKAJIAN
A. Keadaan Umum
1. Tanda Vital :
Kesadaran : Apatis , GCS : E4M4Vt
Tekanan darah : 120/70 mmHg
HR : 98 x/menit
RR : 30 x/menit
Suhu : 37,7 ◦C
SaO2 : 100 %
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Tidak dapat terkaji
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dirawat di ruang GICU 1 wing A, mengalami penurunan kesadaran dengan
GCS E4M4VT, pasien dapat membuka mata spontan tetapi tidak ada kontak (apatis).
Saat ini, pasien sering batuk, terdengar suara tambahan gargling, tampak keluaran
sekret berlebih dari mulut dan tracheostomy pasien. Dari hasil observasi pasien
terpasang ventilator pada tracheostomy dengan setting mode CPAP dengan PEEP 5
cmH2O, volume tidal dalam rentang 270-400 mL, RR dalam rentang 25-35x/menit,
FiO2 50%. Terpasang infus RL 15 ml/jam dan Nacl 0,9% 10 ml/jam pada CVC di
jugularis kanan. Terpasang kateter urin. Terpasang colostomy bag pada stoma yang
mulai menutup di area perut kuadran kiri atas. Terdapat luka dekubitus pada bagian
punggung tengah dengan luas luka 7 x 3 cm, produksi cairan luka (+), area luka
warna merah muda, dan pada bokong sacrum berwarna merah, pus (+), bau (+)
dengan ukuran 12 x 5cm. Observasi dilakukan setiap satu jam, perawatan luka
dilakukan 1 kali/hari dan ADL pasien ketergantungan total.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien dibawa kerumah sakit oleh keluarga karena pasien terlihat mengantuk
dan sulit dibangunkan sejak 2 hari SMRS. Keluhan diawali dengan nyeri kepala
hilang timbul sejak 2 bulan SMRS. Pasien memilik riwayat muntah, tetapi tidak ada
kejang dan trauma.
Pasien memiliki riwayat hipertensi 4 tahun yang lalu, tidak kontrol teratur
dengan tekanan darah tertinggi 200/120 mmHg. Pasien tidak memiliki riwayat stroke,
anti koagulan, diabetes mellitus, dan konsumsi alkohol.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Menurut istri pasien, dikeluarga pasien ada yang memiliki penyakit hipertensi.
3. Antropometri
Berat Badan : 49 kg
Tinggi Badan : 150 cm
BMI : 21,8 kg/m2 (Normal)
Kebutuhan Nutrisi
BEE= 66,5 + (13,8 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66,5 + (13,8 x 49) + (5 x 150) – (6,8 x 57)
= 66,5 + 676,2 + 750 – 387,6
= 1.105,1 kkal/hari
TEE = BEE x faktor aktifitas fisik x faktor stress
= 1.105,1 x 1 x 1,4
= 1.547,1 kkal/hari
Keterangan:
FA = Faktor Aktivitas (bedrest = 1, aktivitas = 1.1, sehat = 1.2)
FS = Faktor Stress (sehat = 1.2, Kanker = 1.3-1.4, Malnutrisi = 1.5)
C. Pengkajian Resiko
1. Skrining Resiko Jatuh (Morse Falls Scale)
Risiko Nilai Skor
1 Riwayat jatuh, yang baru atau dalam bulan terakhir Tidak 0
0
Ya 25
2 Diagnosa medis sekunder > 1 Tidak 0
15
Ya 15
3 Alat bantu jalan :
Bed rest/ dibantu perawat 0
0
Penopang, tongkat/walker 15
Furnitur 30
4 Memakai terapi heparin lock/iv Tidak 0
20
Ya 20
5 Cara berjalan/berpindah
Normal/bed rest/imobilisasi 0
0
Lemah 10
Terganggu 20
6 Status mental
Orientasi sesuai kemampuan diri 0 0
Lupa keterbatasan diri 15
Total Skor 35
Pasien tidak berisiko (0-24)/ risiko rendah-sedang (25-45)/ risiko tinggi (>45)*
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori risiko
2. Skrining Resiko Dekubitus
1 2 3 4 Skor
Persepsi sensori Keterbatasan Sangat Keterbatasan Tidak ada
3
penuh terbatas ringan keterbatasan
Kelembaban Lembab terus Sangat Kadang- Tidak ada
3
menerus lembab kadang lembab lembab
Aktivitas Di tempat tidur Diatas kursi Kadang- Sering berjalan
kadang 1
berjalan
Mobilisasi Tidak dapat Pergerakan Keterbatasan Tidak ada
bergerak sangat ringan keterbatasan 2
terbatas
Status Nutrisi Sangat buruk Tidak adekuat Baik sekali
2
adekuat
Friksi/Gesekan Bermasalah Potensi Tidak ada
1
bermasalah masalah
Total score 12
Definisi risiko :
< 10 : risiko sangat tinggi 10 – 12 : risiko tinggi
13 – 14 : risiko sedang 15 – 18 : berisiko
> 19 : risiko rendah/tidak berisiko
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori risiko
D. Data Diagnostik
a. Laboratorium
Tanggal 20-03-19
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hematologi 8 Parameter
Hemoglobin 8.1 g/dL 14-17.4 Rendah
Hematokrit 25 % 41.5-50.4 Rendah
Leukosit 15.18 4.50-11.0 Tinggi
10^3/uL
Eritrosit 2.83 juta/uL 4.4-6.0 Rendah
Trombosit 245 ribu/uL 150-450 Normal
Indeks Eritrosit
MCV 88.3 fL 80-96 Normal
MCH 28.6 pg 27.5-33.2 Normal
MCHC 32.4 % 33.4-35.5 Rendah
Nilai Gas Darah
Basofil 0% 0-1 Normal
Eosinofil 2% 0-4 Normal
Neutrofil batang 0% 3-5 Rendah
Neutrofil segmen 78 % 45-73 Tinggi
Limfosit 12 % 18-44 Rendah
Monosit 8% 3-8 Normal
Tanggal : 21-03-19
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Natrium (Na) 133 mEq/L 135-145 Rendah
Kalium (K) 5.4 mEq/L 3.5-5.1 Tinggi
Klorida (Cl) 104 mEq/L 98-109 Normal
Kalsium Ion 4.90 mg/dL 4.5-5.6 Normal
Magnesium © 2.2 mg/dL 1.8-2.4 Normal
Analisa Gas Darah Arteri
Nilai Gas Darah
pH © 7.463 7.35-7.45 Tinggi
PCO2 © 38.6 mmHg 35.0-45.0 Normal
PO2 © 90.5 mmHg 80-105 Normal
Status Asam Basa
HCO3 © 27.9 mmol/L 22-26 Tinggi
tCO2 © 29.1 mmol/L 23.05-27.35 Tinggi
Standar BE-b © 4.5 mmol/L (-2) - (+2) Tinggi
Saturasi O2 © 95.4 % 95-100 Normal
b. Pemeriksaan CT-Scan Thorax PA
Tanggal 17-03-19
Kesan : Bronkopneumonia bilateral dan tidak tampak kardiomegali
E. Terapi
No. Terapi
1 Ca Gluconas 1 gr dalam D5% 40 cc
Kalsium glukonat atau calcium gluconate adalah obat yang digunakan untuk
mencegah atau mengobati kadar kalsium darah yang rendah untuk orang-orang
yang tidak punya kalsium yang cukup dari makanan yang mereka konsumsi.
2 Insulin 10 unit dalam D40%
untuk mengobati kadar kalium darah yang rendah
3 Meropenem 1 gram dalam 15 cc Nacl 0,9% habis dalam 3 jam IV Bolus
Meropenem adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk menangani
berbagai kondisi yang diderita akibat adanya infeksi bakteri. Obat ini bekerja
dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri dan membunuh penyebab infeksi
tersebut.
4 Omeprazole 2 x 40 mg IV
Omeprazole adalah obat golongan pompa proton yang mampu menurunkan
kadar asam yang diproduksi di dalam lambung.
5. Paracetamol 4 x 1000 mg NGT
Paracetamol adalah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati rasa sakit
ringan hingga sedang, mulai dari sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, nyeri
sendi, dan nyeri yang dirasakan selama flu. Paracetamol juga bisa digunakan
untuk meredakan demam.
6. N-acetylcistein 3 x 200 mg NGT
Acetylcysteine adalah obat golongan mukolitik yang berfungsi untuk
mengencerkan dahak yang menghalangi saluran pernapasan. Dahak kental yang
menempel dan menghambat saluran pernapasan biasanya muncul akibat
penyakit pada paru-paru, yang meliputi bronkitis, tuberkulosis, pneumonia, serta
cystic fibrosis. Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak sekaligus
membantu untuk melancarkan saluran pernapasan.
7 Amlodipin 1 x 10 mg NGT
Amlodipine adalah obat untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
8 Captopril 3 x 25 mg NGT
obat yang masuk ke dalam kelompok penghambat enzim pengubah angiotensin
(ACE inhibitors). Fungsi utama captopril adalah untuk mengobati hipertensi dan
gagal jantung.
9 Nebulisasi 4x Nacl 0,9%
Untuk mengencerkan dahak atau sekret pada jalan nafas
III. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS : Infeksi bakteri Gangguan ventilasi
DO : ↓ spontan
Hasil RO Thorax : Inflamasi
↓
Terdapat
Pengeluaran zat kimia
bronkopneumonia (HAP) (bradikinin, histamine, dll)
Pasien terpasang ↓
ventilator dengan setting Peningkatan permeabilitas
mode CPAP dengan kapiler
dengan PEEP 5 cmH2O, ↓
Shift cairan dari intrasel ke
volume tidal dalam
ekstrasel
rentang 270-400 mL, RR ↓
dalam rentang 25- Protein & cairan masuk ke
35x/menit, FiO2 50%. dalam alveoli
T : 37,7 ↓
Leukosit : 15.180 Penurunan compliance
paru
↓
Gangguan ventilasi
spontan
2 DS : - Infeksi bakteri Ketidakefektifan
DO : ↓ bersihan jalan napas
Tampak keluaran sekret Inflamasi
↓
yang berlebih dari mulut
Pengeluaran zat kimia
dan TC (bradikinin, histamine, dll)
Pasien mengalami ↓
penurunan kesadaran Peningkatan permeabilitas
(Refleks menelan dan kapiler
batuk berkurang) ↓
Shift cairan dari intrasel ke
ekstrasel
↓
Protein & cairan masuk ke
dalam alveoli
↓
Penurunan compliance
paru
↓
Pemasangan tracheostomy
↓
Tubuh merespon sebagai
benda asing
↓
Akumulasi sekret
meningkat
↓
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
3 DS : - Infeksi bakteri Ketidakseimbangan
↓ cairan dan elektrolit
DO : Inflamasi
↓
Klien tampak lemah Pengeluaran zat kimia
Edema ekstremitas (bradikinin, histamine, dll)
Pemeriksaan lab Infeksi
tanggal 21 Maret 2019
hipersekresi air &
Kalium 5,4 mEq/L elektrolit
(Tinggi)
Natrium 133 mEq/L Hilangnya cairan dan
(Rendah) elektrolit
Ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
4. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan miring kanan, telentang, dan miring kiri 1. Melancarkan aliran darah pada area penonjolan
integritas jaringan keperawatan selama 3x24 45 derajat selama 2 jam sekali tulang
berhubungan jam terjadi perbaikan 2. Gunakan kasur, tempat tidur, dan bantal khusus 2. Meminimalkan / mengurangi tekanan pada
dengan tekanan integritas kulit dengan untuk melindungi kulit yang rentan atau sudah daerah-daerah yang terkena.
pada tonjolan kriteria hasil : terkena luka dekubitus
tulang dan 3. Pantau dan pastikan area luka dan sekitarnya 3. Menghindari terjadinya infeksi yang dapat
terputusnya Luka dekubitus pada bersih memperparah kondisi luka
kontinuitas jaringan area punggung dan 4. Hindari kerutan pada tempat tidur 4. Menghindari penekanan pada kulit
ditandai dengan bokong mengalami 5. Oleskan minyak zaitun pada kulit yang tertekan 5. Menjaga kelembaban kulit
adanya luka penurunan tingkat 6. Monitoring nutrisi pasien (kolaborasi dengan ahli 6. Nutrisi yang adekuat dapat mencegah
decubitus pada keparahan gizi) timbulnya luka atau mempercepat
punggung tengah Tidak muncul luka yang penyembuhan luka
dan sacrum, serta baru
luka stoma pada
abdomen kuadran
kanan atas
5. Defisit perawatan Setelah dilakukan asuhan
diri berhubungan keperawatan selama 3 x 24 A. Bantuan Perawatan diri: Mandi/kebersihan
dengan kelemahan, jam jam, perawatan diri 1. Tentukan jumlah dan tipe bantuan yang 1. Dapat menentukan sejauh mana bantuan
ditandai dengan : pasien terpenuhi dengan pasien perlukan perawatan diri diberikan
DS: kriteria hasil: 2. Bantu pasien memenuhi kebutuhan mandi 2. Menyeka bagian tubuh dapat membersihkan
- 1. Kebutuhan ADL dengan diseka setiap pagi dari kotoran, membuat kulit menjadi lembab
DO: pasien terpenuhi dan meningkatkan kenyamanan pasien
Pasien bedrest 2. Pasien dapat 3. Bantu pasien melakukan oral hygiene 3. Gigi yang bersih dapat meningkatkan
di tempat tidur melakukan ROM kenyamanan pasien dan mencegah terjadinya
Pasien secara mandiri infeksi akibat penumpukan bakteri di mulut
terpasang 4. Fasilitasi/ bantu pasien untuk memotong 4. Kuku yang pendek dan bersih dapat mencegah
ventilator kuku adanya tempat penumpukan kuman / bakteri
(mengalami
keterbatasan 5. Fasilitasi/ bantu pasien untuk menyisir 5. Menyisir rambut dapat mengurangi lambut
rentang gerak rambutnya lempek berantakan dan dapat meningkatkan
Pasien kenyamanan pasien
mengalami 6. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar 6. Memberikan bantuan sampai pasien benar-
kelemahan mampu melakukan perawatan diri secara benar mampu dapat dilakukan untuk
mandiri memastikan terpenuhinya kebutuhan perawatan
diri pasien.
7. Ajarkan pasien melakukan ROM aktif pada 7. ROM dilakukan untuk mencegah adanya
anggota gerak pasien ketegangan atau atrofi otot
VI. Implementasi Keperawatan
Nama Pasien : Tn. N Ruangan : GICU 1A
No Medrek : 0001709536 Nama Mahasiswa : Visi Aurora Amartha
21.10 3. Mengkaji keluhan pasien dan pemeriksaan 3. Hasil Pengkajian tercatat dilembar pengkajian, keluaran sekret yang Visi
fisik terfokus berlebih
22.00 4. Melakukan suction (open & close) 4. Terdapat keluaran sekret berwarna bening dan cair Visi
23.00 5. Melakukan kolaborasi pemberian meropenem 5. Obat diberikan Visi
1gr dalam 15 cc Nacl 0,9% IV bolus
00.00 6. Melakukan kolaborasi pemberian N- 6. Obat diberikan Visi
acetilcystein 200 mg, captopril 12,5 mg, dan
paracetamol 1000 mg NGT
01.00 7. Memberikan diet susu 210 cc 7. Diet diberikan Visi
02.00 8. Melakukan nebulisasi dengan Nacl 0,9% 8. Pasien tampak nyaman Visi
04.00 9. Melakukan kolaborasi pemberian omeprazole 9. Obat diberikan Visi
40 mg IV bolus
04.30 10. Melakukan pemeriksaan AGD 10. Hasil AGD normal (perbaikan dari yang sebelumnya alkalosis Visi
metabolic)
05.00 11. Memandikan pasien dan memfasilitasi BAB, 11. Pasien tampak bersih, BAB kuning dan konsistensi kental
mengoleskan minyak kayu putih dan minyak Visi
zaitun Visi
05.30 12. Melakukan perawatan luka dekubitus 12. Produksi cairan luka (+), area luka warna merah, pus (+), bau (+) Visi
06.00 13. Memberikan diet susu 210 cc 13. Pasien tampak nyaman
07.00 14. Kolaborasi pemberian meropenem 1gr dalam 14. Obat diberikan Perawat
15 cc Nacl 0,9% IV bolus
17.00 15. Kolaborasi pemberian koreksi elektrolit : Ca 15. Hasil post koreksi kalsium normal
gluconas 1 gr dalam 40 cc D5%
A:
- Gangguan Ventilasi spontan teratasi
P:
- Pantau hemodinamik pasien
- Pantau respon penggunaan T-piece
2 23 Maret S :- Visi
2019/14.30 O :
- Pengeluaran lendir dan sekret bertambah karena
penggunaan T-piece
- TTV dalam batas normal : TD : 120/68 mmHg, HR:
98x/menit, RR: 24x/menit , SpO2 : 100%, T : 36,5 oC
- Frekuensi napas normal, irama reguler, kedalaman, ada
penggunaan otot bantu napas tambahan
- Masih ada bunyi nafas tambahan gargling
A:
- Ketidakefektifan Bersihan jalan belum teratasi
P:
- Pantau hemodinamik pasien
- Lakukan suction secara berkala 1-2 jam sekali
- Lanjutkan kolaborasi obat N-acetylcistein dan nebulisasi
3 23 Maret S : - Visi
2019/14.30 O:
Turgor baik, muntah (-), kadar kalium belum normal tetapi
sudah menurun
A:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dan periksa darah lengkap
4 23 Maret S :- Visi
2019/14.30 O:
- Tidak tampak luka baru
- Pasien selalu diberikan minyak zaitun pada pagi hari
- Luka belum menunjukkan perbaikan namun tidak terjadi
perburukan
- Perawatan luka dilakukan setiap pagi setelah personal
hygiene
A:
Masalah kerusakan integritas jaringan teratasi sebagian dengan
tidak adanya luka baru
P:
Lanjutkan intervensi:
- Mika miki setiap 2 jam
- Lakukan perawatan luka dan observasi luka
- Jaga kulit lembab dan oksigenasi baik
- Cegah kontaminasi pada luka
5 23 Maret S :- Visi
2019/14.30 O :
- Pasien tampak lebih segar, dan bersih
- Kebutuhan ADL pasien terpenuhi di ruang intensif
A:
- Defisit perawatan diri teratasi sebagian
P:
- Berikan bantuan pemenuhan ADL sampai pasien bisa
melakukannya secara mandiri
- Potong rambut pasien