Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut WHO, sehat adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan


sosial dan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Kesehatan
merupakan elemen penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan sebagai
makhluk holistik. Saat ini, trend isu global mulai menaruh perhatian pada hal-hal
di luar bidang kesehatan. Hal lain di luar bidang kesehatan ini disinyalir turut
andil, dan bahkan berkorelasi sangat kuat turut mempengaruhi kinerja sistem
pelayanan kesehatan. Hal inilah yang dikembangkan oleh WHO sebagai kajian
Social Determinant of Health (Determinan Sosial Kesehatan).
Social Determinant of Health adalah kondisi lingkungan dimana orang
lahir, tinggal, belajar, bekerja, bermain, beribadah, danmenua yang mempengaruhi
kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup, outcome, dan risiko secara luas. Dalam
Social Determinants of Health (SDH), terdapat dua hal berbeda yang dapat
menggambarkan ketimpangan sosial terkait derajat kesehatan masyarakat
yaitu inequality atau ketidak seimbangan dan inequity atau ketidak adilan.
Komponen dasar dari kerangka konsep determinan social kesehatan berupa
konteks sosioekonomik dan politik, determinan struktural, serta determinan
perantara.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh petugas kesehatan dalam
menyukseskan program pemerintah untuk pencapaian hidup sehat bagi seluruh
lapisan masyarakat. Robert Wood Johnson Foundation di Amerika Serikat juga
menetapkan bagaimana faktor-faktor sosial memiliki banyak, atau bahkan lebih
berdampak pada kesehatan dengan menekankan 3 bidang penting yaitu
meningkatkan akses ke program pengembangan anak usia dini, merevitalisasi
lingkungan berpenghasilan rendah dan memperluas misi penyedia layanan
kesehatan di luar perawatan medis.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
biasanya melalui promosi kesehatan. Dalam rangka mengupayakan peran serta
masyarakat untuk mencapai kehidupan yang sehat diperlukan kesadaran untuk

1
berperilaku hidup sehat, sadar akan penting hidup sehat akan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga dan masyarakat secara umum.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Social determinant of health adalah kondisi lingkungan dimana orang
lahir, tinggal, belajar, bekerja, bermain, beribadah, dan menua yang
mempengaruhi kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup, outcome, dan risiko secara
luas.
“Kesehatan orang miskin yang buruk, perbedaan sosial dalam kesehatan
pada negara-negara, dan ketidakadilan kesehatan antara negara-negara disebabkan
oleh ketidakrataan distribusi kekuatan, pendapatan, barang, dan pelayanan, secara
global dan nasional, konsekuensi ketidakadilan dalam situasi langsung dan nyata
pada kehidupan masyarakat, akses mereka pada pelayanan kesehatan, sekolah,
dan edukasi, kondisi kerja dan senggang mereka, rumah, komunitas, dan kota
mereka dan kesempatan mereka untuk menjalani kehidupan yang berkembang.
Distribusi yang tidak merata dari pengalaman yang merusak kesehatan ini sama
sekali bukan fenomena 'alami'. Bersama-sama, determinan struktural dan kondisi
kehidupan sehari-hari merupakan determinan sosial kesehatan.” (WHO
Commission on Social Determinants of Health, 2008)

3
Contoh determinan sosial termasuk:

1. Ketersediaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (contoh


keamanan tempat tinggal dan pasar makanan lokal)
2. Akses pendidikan, ekonomi, dan pekerjaan
3. Akses ke pelayanan kesehatan
4. Kualitas edukasi dan pelatihan kerja
5. Ketersediaan sumber daya komunitas dalam mendukung kehidupan komunitas
dan kesempatan untuk berekreasi dan aktivitas waktu senggang
6. Pilihan transportasi
7. Keamanan publik
8. Dukungan sosial
9. Norma sosial dan perilaku (misalnya diskriminasi, rasisme, dan
ketidakpercayaan terhadap pemerintah)
10. Paparan kriminalitas, kekerasan, dan gangguan sosial (kehadiran sampah dan
kurangnya kerjasama dalam komunitas)
11. Kondisi sosialekonomi (misalnya kemiskinan yang terkonsentrasi dan kondisi
stres yang mengikutinya)
12. Bahasa
13. Akses ke media massa dan teknologi (misalnya telepon seluler, internet, dan
social media)
14. Kebudayaan

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat


Dalam Social determinants of health (SDH), terdapat dua hal berbeda yang
dapat menggambarkan ketimpangan sosial terkait derajat kesehatan masyarakat
yaitu inequality dan inequity. Inequality in healthmerupakan konsep normatif dan
merujuk pada ketidakseimbangan yang dianggap tidak adil sebagai hasil dari
berbagai proses sosial. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap health
inequalities adalah:
1. Faktor sosial ekonomi atau faktor materi seperti anggaran belanja
pemerintah dan distribusi pendapatan serta sumber daya lain di
masyarakat,
2. Faktor psikologi seperti stres, keterasingan, hubungan sosial dan
dukungan sosial, dan
3. Faktor perilaku dan gaya hidup.

4
Inequity in health atau ketidakadilan dalam aspek kesehatan merupakan
sebuah dugaan empiris dan merujuk pada perbedaan status kesehatan antar
kelompok yang berbeda.Untuk mengurangi Inequity in health diperlukan tindakan
untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan lainnya. Ada faktor-faktor lain
yang memengaruhi kesehatan, tetapi hal ini diperberat oleh dampak luar biasa dari
faktor sosial dan ekonomi seperti kondisi material, sosial, politik, dan budaya
yang membentuk kehidupan dan perilaku. Banyak bukti salah satunya merupakan
hal ditetapkan dalam World Health Organization Global Commission on the
Social Determinants of Health. Sedangkan, health equity berarti ketiadaan
ketidakadilan dan pencegahan perbedaan status kesehatan diantara kelompok
sosial.
Health equity juga terkait dengan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan. Dalam
health equity, kesehatan merupakan sumber daya yang penting dan bernilai untuk
perkembangan manusia yang membantu manusia untuk meraih potensi mereka
dan berkontribusi secara positif untuk masyarakat. Dua masalah penting yang
menghalangi untuk dapat bertindak berdasarkan pengetahuan tentang faktor-faktor
penentu sosial kesehatan untuk mengatasi health equity yaitu pergeseran gaya
hidup dan konsentrasi yang berlebihan pada perawatan kesehatan. Diet, alkohol,
dan obat-obatan, yang tidak diragukan lagi merupakan penyebab Inequity in
health, tetapi mengabaikan penggerak perilaku ini yaitu penyebab dari
penyebabnya.Seringnya, kesehatan disamakan dengan perawatan kesehatan.
Kurangnya akses ke perawatan kesehatan telah mendominasi masalah di Amerika
Serikat karena ketidakadilan akses yang parah, meskipun menghabiskan jauh
lebih banyak untuk perawatan kesehatan daripada negara lain. Sebuah studi baru-
baru ini oleh Commonwealth Fund menemukan bahwa dibandingkan dengan
negara lain, sistem kesehatan AS berkinerja relatif buruk dalam hal biaya, ekuitas,
dan efisiensi.
Dalam menggali adanya inequity dan inequality in health, diperlukan
sebuah riset terkait SDH. Ada 3 pendekatan dan prinsip dalam riset SDH ini,
yakni:

5
1. berfokus pada kelompok yang paling kurang beruntung. Ini bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan dari kelompok yang paling kurang
beruntung. Pendekatan ini juga dapat meningkatkan kesehatan bagi
mereka yang kurang beruntung meskipun kesenjangan kesehatan antara
yang kaya dan miskin tidak berubah;
2. mempersempit kesenjangan kesehatan. Ini bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan mereka yang kurang beruntung dengan meningkatkan keluaran
kesehatan mereka agar setara dengan kelompok yang beruntung. Ini
memerlukan pengaturan target untuk mengurangi perbedaan dalam
keluaran kesehatan; dan
3. mengurangi kesenjangan sosial. Ini termasuk menurunkan perbedaan dan
membuat aspek kesehatan menjadi lebih adil disemua jenjang.
The Veterans Health Administration memiliki fokus yang kuat pada health
equity.The Office of Health Equity memastikan bahwa penyediaan perawatan
kesehatan dalam memberikan perawatan yang adil yang sesuai untuk keadaan
individu dan terlepas dari geografi, jenis kelamin, ras/etnis, usia, budaya, atau
orientasi seksual. Ada juga pentingnya, dalam memasukkan faktor-faktor sosial
ekonomi ke dalam penyediaan akses dan perawatan yang adil.The Office of
Health Equity juga membawa fokus kesetaraan ke dalam diskusi organisasi
tentang kebijakan, pengambilan keputusan, alokasi sumber daya, praktik, dan
rencana kinerja dalam health equity dalam semua pendekatan kebijakan yang
dapat diperluas ke organisasi terkait lainnya dan pemangku kepentingan.Maka,
akses universal ke perawatan berkualitas tinggi dan fokus pada hasil yang adil,
merupakan pusat darikeberhasilanhealth equity.
Untuk mengukur SDH dan inequalities in health, diperlukan data yang
memadai untuk dapat membantu kita memahami inequalities in health dan untuk
membantu kita mengidentifikasi target dan intervensi yang tepat untuk
mengatasinya. Data yang dimaksud adalah: 1) data mengenai kematian, kesakitan,
kesehatan dan penggunaan layanan kesehatan, dan 2) informasi mengenai
bagaimana indikator pelayanan tersebut dipolakan diseluruh kelompok
demografis dan sosioekonomi serta diseluruh area geografis yang berbeda.

6
Dalam ulasan tentang health inequalities, pada tahun 2010, yang
menunjukkan pengaruh paling penting pada kesenjangan kesehatan dan kesehatan.
Sehingga direkomendasi di enam bidang prioritas. Tidak ada satupun perawatan
kesehatan karena ada bukti akses universal yang adil ke perawatan kesehatan di
Inggris.Keenam bidang prioritas adalah: kualitas pengalaman di tahun-tahun awal
perkembangan, pendidikan dan membangun ketahanan pribadi dan masyarakat,
pekerjaan dan kondisi kerja berkualitas baik, memiliki pendapatan yang cukup
untuk menjalani kehidupan yang sehat, lingkungan yang sehat, dan kondisi
kesehatan masyarakat prioritas-mengambil sosial pendekatan penentu untuk
mengatasi merokok, alkohol, dan obesitas.
Inti dari pendekatan ini adalah menemukan bahwa kesenjangan kesehatan
tidak terbatas pada kesehatan yang buruk untuk yang paling miskin, atau yang
paling dirugikan secara sosial. Ada gradien sosial yang mencolok dalam kesehatan
dan penyakit yang terlihat dari masyarakat tingkat menengah keatas dan bawah.
Gradien sosial kini telah terbukti tersebar luas di seluruh dunia di negara-negara
dengan pendapatan rendah, menengah, dan tinggi. Gambar 1. menunjukkan
gradien pada negaraInggris untuk harapan hidup dan harapan hidup sehat
masyarakat menengah keatas dan kebawah.

7
Gambar 1. Angka harapan hidup dan harapan hidup sehat masyarakat menengah
keatas dan kebawah

Robert Wood Johnson Foundation di Amerika Serikat juga menetapkan


bagaimana faktor-faktor sosial memiliki banyak, atau bahkan lebih berdampak
pada kesehatan seperti sistem perawatan medis, dan itu mendesak para pemimpin
di seluruh Amerika Serikat untuk menggeser prioritas pendanaan untuk
menekankan 3 bidang penting untuk meningkatkan kesehatan bangsa, yaitu 1)
Meningkatkan akses ke program pengembangan anak usia dini; 2) merevitalisasi
lingkungan berpenghasilan rendah; dan 3) memperluas misi penyedia layanan
kesehatan di luar perawatan medis.

2.3 Upaya Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat


Kesehatan merupakan elemen penting yang harus diperhatikan dalam
kehidupan sebagai makhluk holistik, untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal dipengaruhi oleh beberapa unsur yang saling mendukung antara satu
dengan lainnya, seperti unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

8
Ketidakseimbangan antara unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi unsur yang
lain.
Dalam rangka mengupayakan peran serta masyarakat untuk mencapai
kehidupan yang sehat diperlukan kesadaran untuk berperilaku hidup sehat, sadar
akan penting hidup sehat akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan baik dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat
secara umum.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh petugas kesehatan dalam
menyukseskan program pemerintah untuk pencapaian hidup sehat bagi seluruh
lapisan masyarakat, dan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
dasar mempunyai peran yang vital dalam mendorong dan merubah paradigma
masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi masyarakat dalam wilayah kerjanya
sehingga semua dapat terealisasi seperti yang telah direncanakan.Adapun upaya
yang dijalankan seperti:
 Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan individu
dan masyarakat untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu
kesehatan dan dengan demikian meningkatkan kesehatan
mereka.Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial
budaya setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
dari fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal
dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhannya, serta mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya (KEMENKES, 2011).
Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya promosi kesehatan
berupa penyuluhan secara individu saat pasien datang ke tempat
pelayanan, secara kelompok di Puskesmas maupun di Posyandu. Selama
ini banyak kendala yang ditemukan dilapangan untuk

9
mengimplementasikan setiap program yang direncanakan, salah satunya
rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti setiap kegiatan
penyuluhan yang dilakukan oleh petugas dilokasi sasaran, rendahnya
partisipan diakibatkan oleh rutinitas warga yang variatif dalam
memenuhi kebutuhan keluarga menjadi kendala utama dalam
merealisasikannya, salah satu upaya lain yang dilakukan dengan
mengunjungi pos pelayanan terpadu yang dilakukan oleh bidan desa
setiap bulannya atau dengan mengunjungi pusat keramaian yang ada.
setidaknya informasi dapat disampaikan walaupun dalam lingkup yang
lebih kecil.

 Piagam Ottawa
Pada tahun 1986 di Ottawa, Canada, dilangsungkan konferensi
internasional promosi kesehatan yang menghasilkan piagam Ottawa
(Ottawa Charter ) yang menjadi acuan bagi promosi kesehatan, termasuk
di Indonesia. Sesuai dengan piagam Ottawa, aktivitas promosi kesehatan
adalah;
1. Advocate (mengadvokasi)
Meyakinkan pembuat kebijakan bahwa program kesehatan yang
akan dijalankan tsb penting.
2. Mediate (menjembatani)
Menjembatani sektor kesehatan dengan non kesehatan.
(kemitraan)
3. Enable (memampukan)
Memberikan keterampilan kepada masyarakat agar mandiri di
bidang kesehatan

Selanjutnya piagam Ottawa juga merumuskan lima komponen utama


promosi kesehatan yaitu :
o Membangun kebijakan public berwawasan kesehatan (Built Health
Public Policy), artinya mengupayakan agar para pembantu
kebijakan diberbagai sektor dan tingkatan administrasi
mempertimbangkan dampak kesehatan dari setiap kebijakan yang
dibuatnya.

10
o Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive
Environtments ) artinya menciptakan suasana lingkungan ( baik
fisik maupun sosial politik) yang mendukung sehingga masyarakat
termotivasi untuk melakukan upaya – upaya yang positif bagi
kesehatan.Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat
umum, termasuk pemerintah kota agar mereka menyediakan sarana
prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat
bagi masyarakat, terutama pengunjung tempat-tempat umum
tersebut.
Misal : tersedianya Toilet,tempat sampah, smoking room
o Memperkuat gerakan masyarakat (Streghthen community action)
artinya memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar
lebih berdaya dalam upaya mengendalikan faktor – faktor yang
mempengaruhi kesehatan.Kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mendukung pemeliharaan dan peningkatan di bidang kesehatan.
Misal : Posyandu, PSN
o Mengembangkan keterampilan individu (Develop personal skill)
artinya mengupayakan agar masyarakat mampu membuat
informasi, pendidikan dan pelatihan memadai. Upaya ini akan lebih
efektif dan efisien bila dilakukan melalui pendekatan tatanan
(setting). Meningkatkan pemahaman anggota masyarakat tentang
cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal
penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional,
meningkatkan kesehatan, dsb.
Misal : keterampilan membuat LGG, keterampilan gerakan senam,
dll
o Reorient pelayanan kesehatan (Reorient Health Service) artinya
mengubah orientasi pelayanan kesehatan agar lebih mengutamakan
upaya preventif dan promotif tanpa mengesampingkan upaya
kuratif dan rehabilitatif

2.4 Mengindetifikasi Determinan Sosial Kesehatan

11
Komponen dasar dari kerangka konsep determinan sosial kesehatan
termasuk: 1) konteks sosioekonomik dan politik, 2) determinan struktural, dan 3)
determinan perantara.
1. Konteks Sosial Ekonomi dan Politik
Konteks sosial ekonomi dan politik mencakup serangkaian luas aspek
struktural, budaya, dan fungsional dari sistem sosial yang memberikan
pengaruh formatif yang kuat pada pola stratifikasi sosial dan, dengan
demikian, pada peluang kesehatan masyarakat. Ini mencakup mekanisme
sosial dan politik yang menghasilkan, membentuk, dan mempertahankan
hierarki sosial, termasuk pasar kerja, sistem pendidikan, dan lembaga-lembaga
politik.
Sangat penting untuk tidak hanya mengakui dampak yang dimiliki oleh
detreminan sosial terhadap kesehatan individu dan populasi, tetapi juga untuk
mempertimbangkan mekanisme seperti kebijakan redistributif, atau
ketiadaannya, dapat membentuk determinan sosial kesehatan itu sendiri.
Dengan demikian, mekanisme stratifikasi sosial, dalam hubungannya dengan
unsur-unsur konteks sosial ekonomi dan politik, merupakan apa yang disebut
sebagai determinansosial ketidakadilan kesehatan. Elemen inti yang perlu
dipertimbangkan meliputi: tata kelola dan prosesnya, kebijakan ekonomi
makro, kebijakan sosial, kebijakan publik, nilai-nilai budaya dan sosial, dan
temuan epidemiologis.

2. Determinan Struktural
Konsep “determinan struktural” mengacu secara khusus pada atribut-
atribut yang menghasilkan atau memperkuat stratifikasi masyarakat dan
menentukan posisi sosial ekonomi masyarakat. Mekanisme ini membentuk
kesehatan suatu kelompok sosial berdasarkan lokasinya dalam hierarki
kekuasaan, prestise, dan akses ke sumber daya. Penunjukan mereka sebagai
'struktural' menekankan hierarki kausal dari faktor-faktor penentu sosial dalam
produksi kesenjangan kesehatan sosial.
Posisi sosial

12
Peningkatan dalam pendapatan dan pendidikan menunjukkan hubungan
yang positif secara bertahap dengan kesehatan. Pekerjaan juga relevan dengan
kesehatan, tidak hanya dalam hal paparan risiko tempat kerja tertentu, tetapi
terutama karena perannya dalam memposisikan orang dalam hierarki
masyarakat. Statistik kesehatan menunjukkan pengaruh jenis variabel ini
terhadap kesenjangan kesehatan pada berbagai tingkat agregasi.
Jenis kelamin
Bersama dengan posisi sosial dan etnis, jenis kelamin berfungsi sebagai
penentu struktural karena pengaruhnya yang kritis terhadap pembentukan
hierarki dalam pembagian kerja, alokasi sumber daya, dan distribusi manfaat.
Pembagian peran berdasarkan jenis kelamin dan nilai diferensial yang
diberikan pada peran tersebut menyebabkankeasimetrisan sistematis dalam
akses dan kontrol atas sumber daya perlindungan sosial yang kritis seperti
pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan jaminan sosial.
Ras dan Etnis
Diskriminasi dan pengucilan ras dan etnis memengaruhi semua bidang
peluang sepanjang kehidupan individu, termasuk yang terkait dengan
kesehatan. Tetapi karena informasi yang dipilah berdasarkan ras atau
kelompok etnis tidak tersedia, bukti empiris mengenai pengaruh diskriminasi
ras atau etnis terfragmentasi dan terbatas.

3. Determinan Perantara
Determinan struktural beroperasi melalui penentu kesehatan perantara
untuk menghasilkan hasil kesehatan. Determinan perantara didistribusikan
sesuai dengan stratifikasi sosial dan menentukan perbedaan dalam paparan dan
kerentanan terhadap kondisi berbahaya bagi kesehatan.

Kategori utama penentu kesehatan perantara adalah keadaan material,


keadaan psikososial, perilaku dan / atau faktor biologis, kohesi sosial, dan
sistem kesehatan itu sendiri. Berikut ini adalah contoh dari masing-masing
kategori ini:

13
 Keadaan material — kualitas perumahan dan lingkungan, potensi
konsumsi (sarana finansial untuk membeli makanan sehat, pakaian hangat,
dll.), Dan lingkungan kerja fisik.
 Keadaan psikososial — pemicu stres psikososial, keadaan dan hubungan
hidup yang penuh tekanan, dukungan sosial dan jaringan.
 Faktor perilaku dan biologis — nutrisi, aktivitas fisik, konsumsi tembakau,
obat-obatan, dan alkohol. Faktor biologis juga termasuk faktor genetik.
 Kohesi sosial — adanya rasa saling percaya dan hormat di antara berbagai
kelompok dan bagian masyarakat; itu berkontribusi pada bagaimana orang
dan kesehatan mereka dihargai.
 Sistem kesehatan — pajanan dan kerentanan terhadap faktor risiko, akses
ke layanan kesehatan dan program untuk memediasi konsekuensi penyakit
dalam kehidupan individu.

2.5 Mengatasi Ketidakadilan dalam Determinan Sosial


1. Meningkatkan Kondisi Sehari-hari
 Tingkatkan kesejahteraan gadis dan wanita dan keadaan di mana anak-
anak mereka dilahirkan
 Penekanan utama pada pengembangan anak usia dini dan
pendidikan untuk anak perempuan dan laki-laki
 Kelola pembangunan kota
 Ketersediaan perumahan yang lebih terjangkau
 Investasikan dalam perbaikan permukiman kumuh perkotaan
terutama air dan sanitasi, listrik, jalan beraspal
 Pastikan perencanaan kota mempromosikan perilaku yang sehat dan aman
secara adil
 Transportasi aktif
 Perencanaan ritel untuk mengelola akses ke makanan yang tidak
sehat
 Desain lingkungan dan kontrol peraturan yang baik mis. jumlah
outlet alkohol
 Pastikan respons kebijakan terhadap perubahan iklim mempertimbangkan
kesetaraan kesehatan
 Pekerjaan penuh dan adil menjadikan tujuan bersama dari lembaga-
lembaga internasional dan bagian utama dari agenda kebijakan nasional
dan strategi pembangunan

14
 Penguatan perwakilan pekerja dalam penciptaan kebijakan,
legislasi, dan program ketenagakerjaan
 Lembaga internasional harus mendukung negara untuk melindungi semua
pekerja
 Menerapkan standar kerja inti untuk pekerja formal dan informal
 Mengembangkan kebijakan untuk memastikan kehidupan kerja-
rumah yang seimbang
 Mengurangi efek negatif dari rasa tidak aman di antara pekerja
dalam pengaturan kerja yang berbahaya
 Secara progresif meningkatkan sistem perlindungan sosial
 Memastikan sistem mencakup mereka yang dalam pekerjaan tidak
tetap, termasuk pekerjaan informal dan pekerjaan rumah tangga
atau perawatan
 Membangun layanan kesehatan berkualitas dengan cakupan universal,
dengan fokus pada Pelayanan Kesehatan Primer
 Memperkuat kepemimpinan sektor publik dalam pembiayaan sistem
perawatan kesehatan yang adil, memastikan akses universal ke
perawatan terlepas dari kemampuan membayar
 Mengatasi drain otak kesehatan, dengan fokus pada investasi dalam
peningkatan sumber daya manusia kesehatan dan pelatihan dan
perjanjian bilateral untuk mengatur keuntungan dan kerugian.
2. Atasi Distribusi Kekuasaan, Uang, dan Sumber Daya yang Tidak Adil
 Tempatkan tanggung jawab untuk tindakan kesehatan dan pemerataan
kesehatan di tingkat pemerintahan tertinggi, dan pastikan pertimbangannya
masuk akal di semua kebijakan
 Menilai dampak dari semua kebijakan dan program pada kesehatan
dan kesetaraan kesehatan
 Perkuat keuangan publik untuk bertindak atas faktor-faktor penentu sosial
kesehatan
 Tingkatkan bantuan global hingga 0,7% dari komitmen GNP dan
kembangkan Inisiatif Bantuan Hutang Multilateral
 Mengembangkan faktor penentu sosial yang koheren dari fokus kesehatan
dalam PRSP
 Melembagakan pertimbangan kesehatan dan dampak keadilan kesehatan
dalam perjanjian dan pembuatan kebijakan ekonomi nasional dan
internasional

15
 Perkuat peran negara utama untuk layanan dasar yang penting bagi
kesehatan
 (seperti air / sanitasi) dan regulasi barang dan jasa dengan dampak besar
pada kesehatan (seperti tembakau, alkohol, dan makanan)
 Membuat dan menegakkan undang-undang yang mempromosikan
kesetaraan gender dan menjadikan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin
ilegal
 Meningkatkan investasi dalam layanan dan program kesehatan seksual dan
reproduksi, membangun cakupan dan hak universal
 Memperkuat sistem politik dan hukum
 Lindungi hak asasi manusia
 Yakinkan identitas hukum dan dukung kebutuhan dan klaim kelompok
yang terpinggirkan, khususnya Penduduk Asli
 Pastikan representasi dan partisipasi yang adil dari individu dan
 masyarakat dalam pengambilan keputusan kesehatan
 Memungkinkan masyarakat sipil untuk berorganisasi dan bertindak untuk
mempromosikan dan mewujudkan hak-hak politik dan sosial yang
memengaruhi keadilan kesehatan
 Jadikan keadilan kesehatan sebagai tujuan pembangunan global
3. Ukur dan Pahami Masalahnyadan Menilai Dampak Tindakan
 Pastikan sistem pemantauan rutin untuk kesetaraan kesehatan secara lokal,
nasional,
 dan internasional
 Pastikan semua anak terdaftar saat lahir
 Membangun sistem pengawasan ekuitas kesehatan nasional dan global
 Investasikan dalam menghasilkan dan berbagi bukti baru tentang faktor-
faktor penentu sosial dan keadilan kesehatan dan pada efektivitas langkah-
langkah
 Membuat anggaran khusus untuk pembangkitan dan berbagi bukti
secara global
 Memberikan pelatihan tentang faktor-faktor penentu sosial kesehatan
kepada para pelaku kebijakan, pemangku kepentingan, dan praktisi dan
berinvestasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
 Memasukkan faktor penentu sosial kesehatan ke dalam pelatihan
medis dan kesehatan.
 Melatih pembuat kebijakan dan perencana dalam penilaian dampak
kesetaraan kesehatan.

16
 Memperkuat kapasitas dalam WHO untuk mendukung tindakan pada
faktor-faktor penentu social.

Gambar 2. Context-Specific Strategies Tackling Both Structural and Intermediary


Determinants

17
BAB III
KESIMPULAN

Social determinants of health adalah suatu kondisi sosial yang


mempengaruhi kesempatan suatu individu untuk memperoleh kesehatan. Faktor-
faktor yang mempengaruhinya seperti kemiskinan, kekurangan pangan,
ketimpangan sosial dan diskriminasi, kondisi masa kanak-kanak yang tidak sehat,
serta rendahnya status pekerjaan merupakan penentu penting dari terjadinya
penyakit, kematian, dan ketidakseimbangan kesehatan di dalam sebuah negara.
Dalam Social determinants of health (SDH), terdapat dua hal berbeda yang
dapat menggambarkan ketimpangan social terkait derajat kesehatan masyarakat
yaitu inequality dan inequity. Dalam menggali adanya inequity dan inequality in
health, diperlukan sebuah riset terkait SDH. Ada 3 pendekatan dan
prinsipdalamriset SDH ini, yakni: berfokus pada kelompok yang paling kurang
beruntung, mempersempit kesenjangan kesehatan, mengurangi kesenjangan
sosial.
Untuk mengukur SDH dan inequalities in health, diperlukan data yang
memadai. Data yang dimaksud adalah: data mengenai kematian, kesakitan,
kesehatan dan penggunaan layanan kesehatan, dan informasi mengenai bagaimana
indicator pelayanan tersebut dipolakan diseluruh kelompok demografis dan
sosioekonomi serta diseluruh area geografis yang berbeda.

18
DAFTAR PUSTAKA

American Journal of Public Health. 2014. Social Determinans of Health Equity.


Vol 104 Vo.S4

Depkes RI 2011.PromosiKesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan. Panduan


Bagi Petugas Kesehatan di PUSKESMAS. Jakarta, Indonesia.

World Health Organization. 1998. Health Promotion Glosarry. Geneva: HPR-HEP


WHO.

WHO Commission on Social Determinants of Health. 2008. Closing the gap in a


generation: Health equity through action on the social determinants of
health. https://www.who.int/social_determinants/final_report/media/csdh_
report_wrs_en.pdf, Diakses pada 30 April 2019

Pan American Health Organization. 2012. Health Determinants and Inequalities.


Health in the Americas, 2012 Edition: Regional Volume

19

Anda mungkin juga menyukai