Anda di halaman 1dari 6

SKRINING DAN TATALAKSANA NYERI PADA PASIEN DI

RUANG RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN

RS ST. ANTONIUS No.Dokumen No. Revisi Halaman


JOPU

Tanggal Terbit Ditetapkan :


S PO Direktur RS

BAGIAN
KEPERAWATAN
dr. Maria Goretti Aran
PENGERTIAN Skrining nyeri pada pasien adalah melakukan penilaian derajad nyeri
pada saat pasien pertama masuk dan melakukan penilaian kembali
(reassessment) derajad nyeri sesuai dengan kebutuhan pasien
menggunakan skala nyeri yang sesuai dengan golongan umur atau
populasi khusus.
Tatalaksana nyeri pada pasien adalah memberikan tatalaksana nyeri
dengan obat-obatan analgesia sesuai dengan penilaian derajad nyerida
kebutuhan pasien sehingga pasien bebas dari derajad nyeri atau dengan
rasa nyeri yang seminimal mungkin.
TUJUAN 1. Dapat melakukan penilaian dengan tepat skala nyeri yang dialami
oleh pasien serta menentukan lokasi nyeri pasien dengan benar.
2. Malakukan tatalaksana nyeri terhadap pasien secara cepat, tepat dan
tanggap sesuai dengan penilaian derajad nyeri dan kebutuhan
pasien.
3. Mengatasi nyeri yang dialami pasien sehingga pasien bebas dari
rasa nyeri atau meminimalkan rasa nyeri yang dialami pasien.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan penilaian nyeri dan tatalaksana nyeri pada pasien di RS
St. Antonius Jopu.
PROSEDUR 1. Kebijakan penilaian nyeri dan tatalaksana nyeri pada pasien di RS
St. Antonius Jopu.
2. Penilaian derajad nyeri pasien rawat jalan dilakukan oleh perawat
dengan scoring penilaian derajad nyeri disesuaikan dengan
golongan umur dan populasi khusus, misalnya skala VAS / NSR
pada orang geriatric, dewasa, dan anak yang dapat berkomunikasi,
skala FLACCS pasa bayi dan anak yang belum bisa berkomunikasi
secara verbal skala BPS untuk pasien dengan penurunan kesadaran
(lihat instruksi erja)
3. Penilaian derajad nyeeri pasien dewasa dilakukan dengan cara
meminta pasien menentukan derajad nyerinya menggunakan skala
nyeri VAS / FACES serta menentukan lokasi nyerinya.
4. Penilaian derajad nyeri pasien dewasa dilakukan dengan cara
meminta pasien menentukan derajad nyerinya menggunakan skala
nyeri VAS / FACES serta menentukan lokasi nyerinya.
5. Bila skor nyeri (VAS >4), DP JP wajib memberikan tatalaksana
nyeri pasien
6. Bila ternyata nyeri masih tidak tertangani, DP JP dapat
mengkonsultasikan dengan TIM tatalaksana nyeri untuk
menatalaksanakan nyeri pasien.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Nginap
3. Pelayanan Medis
MELAKUKAN SUCTION

RS ST. ANTONIUS No.Dokumen No. Revisi Halaman


JOPU

Tanggal Terbit Ditetapkan :


S PO Direktur RS

BAGIAN
KEPERAWATAN
dr. Maria Goretti Aran
PENGERTIAN Suction adalah suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret
dari jalan nafas. Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui mulut,
nasofaring, atau trakea.
TUJUAN 2. Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
3. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah
KEBIJAKAN 1. Kebijakan melakukan tindakan suction pada pasien di RS St.
Antonius Jopu.
PROSEDUR 7. Persiapan Alat
 Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
 NaCl atau air matang
 Canule suction
 Perlak dan pengalas
 Mesin suction
 Kertas tissue
8. Pelaksanaan
 Menutup sampiran (kalau perlu).
 Mencuci tangan.
 Mengatur posisi klien.
 Meletakkan nierbeken didekat klien.
 Memakai handscoen bersih.
 Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
 Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam kom
berisi aquades / NaCl 0,9%.
 Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam
mulut / hidung sampai kerongkongan
 Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan menarik dan
memasukkan kateter dengan perlahan-lahan dengan arah
diputar.
 Lama penghisapan ± 10 – 15 detik dalam 3 menit untuk
mencegah hypoxia.
 Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl 0,9%.
 Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari lender.
 Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang penghisap.
 Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
 Merapihkan alat dan lepas sarung tangan.
 Mencuci Tangan.
UNIT TERKAIT 1. UGD
2. Instalasi Rawat Nginap
3. Pelayanan Medis
PEREKAMAN EKG

RS ST. ANTONIUS No.Dokumen No. Revisi Halaman


JOPU

Tanggal Terbit Ditetapkan :


S PO Direktur RS

BAGIAN
KEPERAWATAN
dr. Maria Goretti Aran
PENGERTIAN Merekam perubahan potensial listrik jantung dengan
menggunakan alat elektrokardiogram (EKG)

TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung


2. Mengetahui adanya kelainan miokardium
3. Mengetahui pengaruh/efek obat jantung terutama digitalis
4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit
5. Mengetahui adanya perikarditis
KEBIJAKAN 1. Kebijakan melakukan perekaman EKG pada pasien di RS St.
Antonius Jopu.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
 Set mesin EKG
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel elektrode ekstremitas dan dada
 Plat elektrode
 Balon pengisal elektrode dada
 Jelly
 bengkok
 Tissue
 Kertas EKG
2. Pelaksanaan
 Cuci tangan
 Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
 Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
klien dan keluarga.
 Dekatkan alat-alat dengan klien
 Pasang elektrode ekstremitas atas pada
pergelangan tangan kanan (merah) dan kiri
(kuning) searah dengan telapak tangan
 Pasang elektrode ekstremitas bawah pada
pergelangan kaki kanan (hitam) dan kiri (hijau)
sebelah dalam
 Pasang elektrode pada daerah dada sebagai
berikut :
V1 : sela iga ke 4 pada garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : diantara V2 dan V4
V4 : sela iga ke 5 pada midclavicula kiri
V5 : garis axila anterior (diantara V4 dan V6)
V6 : mid axila sejajar dengan V4
 Hidupkan mesin EKG
 Periksa kembali standarisasi dari EKG meliputi
kaliberasi dan kecepatan
 Lakukan pencatatan identitas klien melalui mesin
EKG
 Lakukan perekaman sesuai dengan permintaan
 Matikan mesin EKG

UNIT TERKAIT 1. UGD


2. Instalasi Rawat Nginap
3. Pelayanan Medis

Anda mungkin juga menyukai