Anda di halaman 1dari 12

Volume 9 No.

2
Juli 2017
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@umj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

ANALISA DAN OPTIMASI SISTEM PLTGU BIOMASSA GAS METAN


DENGAN DAYA 20 MW
Istianto Budhi Rahardja1, Wibowo Paryatmo2
1
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi, 17520
2
Konversi Energi, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Jl. Borobudur No. 7, Jakarta Pusat, 10320
*E-mail : istianto@cwe.ac.id

Diterima: 27 Maret 2017 Direvisi: 25 April 2017 Disetujui: 30 April 2017

ABSTRAK

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa adalah pembangkit yang mempergunakan biomassa (sampah) dalam
membentuk energi termal yang akan dipergunakan untuk menggerakan energi potensial pada sistem pembangkit
listrik. Pada proses pembangkit ini mempergunakan sistem kombinasi (Combined Cycle), yaitu Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (siklus Rankine) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (siklus Brayton). Proses Pembangkit
Listrik Tenaga Gas – Uap (PLTGU) membutuhkan energi panas yang diproses dari sampah organik sehingga
menjadi gas metan untuk dipergunakan menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar, sehingga
mempunyai tekanan yang tinggi untuk mendorong/menggerakkan turbin gas dan bekas hasil kinerja turbin gas
dimanfaatkan untuk pembakaran air menjadi uap di ruang ketel uap (Heat Recovery Steam Gas), sehingga
mempunyai tekanan yang mampu untuk mendorong turbin uap. Penggabungan antara turbin gas dan turbin uap
adalah pengembangan di dalam proses pembangkit listrik, dimana dengan melakukan penggabungan siklus
(Combine Cycle) memperoleh effesiensi yang lebih tinggi sebesar (58.19%) dengan dibandingkan dengan siklus
turbin uap (25.88%) serta siklus turbin gas (30.1887%) yang berdiri sendiri.

Kata kunci : PLTGU, Biomassa, Gas Metan, Effesiensi,

ABSTRACT

Power plant biomass is the power plant that uses biomass (waste) in forming thermal energy which will be used
to run potential energy on power plant system. On the process this power plant used system combination
(combined cycle), that is steam power plant (Rankine Cycle) and gas power plant (Brayton Cycle).The process
of steam-gas power plant (PLTGU) requiring heat energy are processed of organic waste so as to become
methane gas to be used raise the temperature of the air in the combuation room, so have the high pressure to
push/move a gas turbine and former the results of the performance of a gas turbine be used for the combustion
of water into steam in a steam boiler room (Heat Recovery of a Steam Gas), so have the pressure that capable to
drive a steam turbine.The merger between a gas turbine and steam turbine is development in the process of
power plant, which with perform the merger cycle (combined cycle) obtaining efficiency higher by (58.19 %)
with compared with a steam turbine cycle (25.88 %) as well as gas turbine cycle (30.1887 %) that stands alone.

Password : PLTGU, Biomass, Methane Gas, Efficiency

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jurtek.9.2.65-76
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

PENDAHULUAN kehidupan sehari-hari setiap hari mahluk hidup


Perkembangan teknologi dan industri sangat membutuhkan proses pembuangan
yang pesat pada saat ini membangkitkan roda sampah, dan hasil proses tersebut ada yang
perekonomian, perindustrian, maupun berupa padat (sandang, papan, pangan), berupa
pemerintahan semakin pesat. Dengan pesat cair (pangan), dan berupa gas (hasil pangan)
perkembangan diseluruh industri, maka akan (Ade Basyarat, 2006).
menjadikan daerah tersebut semakin Pada saat ini sampah merupakan
berkembang dan maju. Dengan perkembangan barang/benda yang tidak mempunyai nilai
tersebut, maka diperlukan banyak sekali yang profit, terhadap kehidupan. Dari program
mendukung, yaitu : lingkungan, teknologi, pemerintah yang sangat digalakkan untuk
sumber daya alam, dan manusia. Disamping menanggulangi sampah terpadu, yaitu reused
dari perkembangan tersebut, akan (penggunaan kembali), reduce (mengurangi),
menghasilkan produk dan hasil sampingannya dan recycle (mengolah kembali)(Safrizal,
adalah biomassa (sampah). Produk hasil jadi 2014). Program ini digalakkan oleh pemerintah
akan menghasilkan profil yang cukup tinggi disebabkan banyak sekali sampah-sampah
nilainya dibandingkan dengan hasil produk yang terdapat dilingkungan industri,
sampingan. Produk sampingan sering kita pemerintahan, maupun masyarakat yang tidak
sebut produk sisa (biomassa/sampah). dapat ditampung oleh Tempat Pengolahan
Pemerintah Republik Indonesia dalam Sampah (TPS) Kota. Dimana TPS yang
Kebijakan Energi Nasional yang tertuang terdapat di daerah perkotaan tidak dapat
(Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 menampung sampah yang berada di daerahnya
tahun 2006), untuk mencapai elastisitas energi dan mengirimkan ke TPS daerah yang lain.
sampai dengan tahun 2025, maka penggunaan Dengan tidak terolahnya sampah di daerah
energi minyak bumi sebesar 20%, gas bumi setempat menjadikan beberapa faktor kerugian,
30%, batubara 33%, bahan bakar nabati 5%, yaitu : pencemaran lingkungan yang
panas bumi 5%, energi baru dan terbarukan menimbulkan pemandangan yang tidak enak
(biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya dan dilihat oleh mata maupun bau yang menyengat,
tenaga angin) 5%, dan batu bara yang pemampatan saluran air yang menimbulkan
dicairkan 2%. Dengan dasar kebijakan ini, penghambat saluran air dan menimbulkan
maka biomassa dapat dipergunakan sebagai banjir (Ade Basyarat, 2016). Dari kejadian
energi pembangkit. Diperkuat (Keppres No. 1 tersebut perlu pemikiran khusus untuk
tahun 2014) tentang Pedoman penyusunan mengolah sampah menjadi barang yang
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan berguna dan mempunyai nilai baik bagi
Rencana Umum Energi Daerah (RUED). masyarakat. Sampah yang dianggap tidak
Berdasarkan (Undang-undang Nomor 18 mempunyai nilai yang positif, ternyata dibalik
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah) , itu dapat memberikan kontribusi yang cukup
disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan baik dengan mengolah sampah dari segi
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang ekonomis, maupun segi sosial. Terdapat
berbentuk padat. Sampah dapat berada pada pengolahan sampah yang dapat memberikan
fase materi padat, cair, maupun gas. Apabila nilai dari segi ekonomis, yaitu : sampah
sampah berada pada fase cair dan gas, maka memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat
sampah disebut sebagai emisi. Fase cair akan yang melakukan recycle pada benda-benda
membentuk lendir dan fase gas akan yang masih dapat diolah, seperti kertas, plastik,
membentuk polusi lingkungan. karet, besi, maupun kaca. Benda-benda ini
Biomassa (sampah) merupakan hasil dapat memberikan nilai ekonomi dan dapat
proses yang dilakukan oleh mahluk hidup yang menghidupi ekonomi di sekitar TPS. Dari segi
berupa padatan, cairan, dan gas. Hasil proses sosial, sampah yang telah dibuang oleh
yang dilakukan oleh mahluk hidup adalah masyakat pada tempat sampah merupakan
dalam kegiatan, sandang (pakaian), papan barang-barang yang sudah tidak berguna
(tempat tinggal), maupun pangan (makanan). kembali, dengan menggunakan program
Bentuk yang terjadi pada biomassa, yaitu : reused, maka barang tersebut dapat
aerobik (biomassa dapat terurai), anaerobik dimanfaatkan kembali menjadi barang yang
(biomassa yang tidak dapat terurai), serta diolah menjadi barang-barang kerajinan,
bahan berbahaya dan beracun (B3). Dalam seperti : tas, tempat keranjang, dan lain-lain.

66
Istianto Budhi Rahardja, Wibowo Paryatmo : Analisa Dan Optimasi Sistem PLTGU Biomassa Gas Metan Dengan Daya 20 MW

Jurnal Teknologi 9 (2) pp 65 - 76 © 2017

Pada proses yang lain, seperti program reused sekitar tidak rusak dan tercemar. Teknologi
(penggunaan kembali), sampah dapat diolah kompos sampah organik adalah dengan cara
menjadi energi listrik, dimana energi ini menimbun sampah sehingga terurai dan dapat
merupakan energi baru dan terbarukan, dengan dipergunakan sebagai penyuburan tanaman.
tidak menggunakan bahan bakar fosil (minyak Adapun daur ulang yang dipergunakan pada
bumi), sehingga pembiayaan dalam sampah solid yang tidak dapat terurai, maka
penyediaannya tidak lebih besar daripada dipergunakan teknologi daur ulang untuk
pembangkit listrik menggunakan bahan bakar memproses kembali menjadi bahan/benda yang
fosil (Kukuh, 2009). memiliki nilai jual. Pada dasarnya, yang
Sampah yang telah ditimbun pada dimaksud dengan teknologi pembakaran
Tempat Pengolahan Sampah akan mengalami sampah adalah mengkonversi sampah menjadi
proses selanjutan untuk dibentuk menjadi energi dengan menggunakan proses termal.
energi. (Menurut Nandi, 2005), teknologi yang Energi yang dihasilkan tersebut dapat
digunakan untuk proses lanjutan di TPS antara dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Oleh
lain teknologi pembakaran, teknologi karena itu, teknologi pembakaran sampah yang
composting, teknologi daur ulang. Pada proses menghasilkan listrik dikenal sebagai
pembakaran terdapat pengaruh maupun akibat Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
yang ditimbulkan pada lingkungan sekitar, (PLTBiomassa)(Ahmad Agus dkk, 2010).
dimana pembakaran menghasilkan pengotor (Menurut Hutagalong, 2007), proses konversi
(debu, asap, karbondioksida, karbon termal pada proses pembakaran sampah dapat
monoksida, dan lain-lain) yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan
mencemari lingkungan. Pada kondisi seperti cara : insinerasi, pirolisis, dan gasifikasi.
ini perlu diperhatikan dan dipikirkan untuk Adapun gambar skema proses konversi termal
menanggulangi akibat yang terjadi pada proses Biomassa dapat dilaihat pada gambar1.
pembakaran sampah, sehingga lingkungan

Gambar 1. Skema Proses Konversi Termal Biomassa

Permasalahan sampah di daerah dan semakin meningkat. Dari sampah yang


ibukota dan daerah yang menyokong terhadap terdapat di perkotaan, tidak seluruhnya dapat
perkembangan ibukota semakin banyak dan dilakukan proses reused, reduce, recycle.
semakin meningkat. Dimana kita ketahui Maka dengan demikian perlu diketahui terlebih
bersama bahwa, di daerah kota-kota besar dan dahulu bahan-bahan yang dapat dipergunakan
sekitarnya tumbuh dan berkembang kehidupan (Murni, 2012).
perekonomian. Disamping pertumbungan (Habiba dkk, 2006) Pada pembangkit
perekonomian yang perlu diperhatian adalah listrik yang mempunyai bahan bakar cair
dengan perkembangan jumlah penduduk, maka maupun gas dapat mempergunakan siklus
akan menimbulkan permasalahan yang lebih Brayton, dimana udara dari luar sistem
meningkat. Dimana sampah yang akan menjadi dimasukan dan dikompresikan ke dalam suatu
hasil proses kehidupan akan semakin banyak ruangan, sehingga mempunyai tekanan yang

67
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

tinggi dan dilakukannya pembakaran gas hasil listrik yang dipergunakan adalah siklus
pengolahan sampah yang berupa metan. Rankine. Pada pengembangan di dalam
Dengan pembakaran tersebut, maka diperoleh pembangkit listrik, ternyata tidak hanya
gas pembakaran dengan temperatur dan mempergunakan siklus Brayton maupun siklus
tekanan yang tinggi. Hasil pembakaran gas Rankine, namun dapat digabungkan sistem
tersebut dapat dipergunakan untuk memutar tersebut di dalam pembangkit listrik. Sistem
turbin gas dalam siklus Brayton. Pada tersebut sering disebut Siklus Kombinasi
pengolahan sampah padat yang menjadi (Combined Cycle)(Dyos & Hasan, 2011).
pembangkit listrik, yaitu berupa zat atau benda Dengan melihat permasalahan yang
yang mudah terbakar dan kering, dimana dihadapi untuk mengoperasikan sistem
sampah yang terdapat di dalam TPS harus pembangkit listrik tersebut, maka diperlukan
melalui proses pengeringan maupun analisa dan optimasi dari sistem pembangkit
pemanasan, sehingga dapat mudah terbakar listrik yang dapat dipergunakan dengan proses
pada saat diberikan titik api. Api yang telah hasil pemanasan dari hasil pembakaran gas.
ada akan memanaskan ketel uap sebagai Untuk mendapatkan sistem yang tepat sebelum
pembentuk uap, sehingga uap tersebut dapat dilakukan pembangunan, percobaan, dan
dipergunakan dalam memutar turbin uap. Dari pengoperasian, maka dapat dilakukan analisa
perputaran turbin uap, maka akan baik dan benar, sehingga akan memperoleh
menggerakkan generator sebagai alat hasil yang maksimal pada saat dilakukannya
pembangkit listrik yang akan dikonsumsi oleh aktualisasi dari perencanaan. Dengan
daerah tersebut menjadi energi listrik. Uap melakukan analisa secara sebaik mungkin
yang telah dipakai untuk menggerakkan turbin, diharapkan akan menghasilkan sistem
akan di kondensasi menggunakan heat Pembangkit Listrik dengan performa yang baik
exchanger sehingga air tersebut dapat dan optimal di dalam operasionalnya. Dari
dikembalikan/dipergunakan kembali oleh permasalahan tersebut di atas, akan dikaji yaitu
pompa sebagai alat pemindah zat cair. Proses “Analisa Dan Optimasi Sistem PLGU
tersebut akan dikembalikan kembali ke ketel Biomassa Gas Metan Dengan Daya 20
uap, dan begitu seterusnya proses tersebut MW”.
beroperasi. Operasi proses pembangkit tenaga

SIKLUS GABUNGAN (COMBINED CYCLE)


Siklus gabungan (combined cycle) yang diinginkan. Dalam proses pengembangan
merupakan penggabungan antara sistem yang pembangkit listrik dapat dilakukan
berbeda dengan tujuan untuk menghasilkan penggabungan dari sistem yang berbahan
kinerja sebuah unit yang lebih baik dan bakar padat dan gas, dimana sistem
meningkatkan effesiensi. Dengan pembangkit listrik tersebut adalah Pembangkit
menggabungkan sistem yang ada diharapkan Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU). (M.M. El-
dapat meningkatkan daya kerja dan Wakil, 1988) adapun skematik dari PLTGU
menghasilkan kapasitas yang memenuhi target dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Skematik Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap

Yunus A. Cengel, 2007 menggambarkan diagram T-s siklus kombinasi pada Gambar 3.

68
Istianto Budhi Rahardja, Wibowo Paryatmo : Analisa Dan Optimasi Sistem PLTGU Biomassa Gas Metan Dengan Daya 20 MW

Jurnal Teknologi 9 (2) pp 65 - 76 © 2017

Gambar 3. Diagram T-s siklus PLTGU

Diagram T-s yang menggambarkan (Dyos & Hasan, 2007) Siklus


keseluruhan proses ditunjukkan pada Gambar kombinasi pembangkit gas-uap yang ada di
di atas. Diagram Gas Cycle menyatakan siklus Unit PLTGU memperlihatkan komponen
Brayton untuk turbin gas dan diagram Steam memberikan kontribusi terbesar terhadap
Cycle menyatakan siklus Rankine untuk turbin pemusnahan eksergi adalah ruang bakar.
uap. Kapasitas produksi uap yang dapat Persentase rasio pemusnahan eksergi pada
dihasilkan tergantung pada kapasitas energi masing-masing komponen terhadap
panas yang masih terkandung di dalam gas pemusnahan eksergi total maksimum diperoleh
buang yang berasal dari turbin gas. Hal ini pada ruang bakar (59.76%), dikuti oleh HRSG
berarti produksi uap tergantung pada beban (13.19%), turbin gas (9.74%), kompresor
unit turbin gas. (Yunus A. Cengel, 2007) (7.39%), turbin uap (7.06%), kondensor
Penggabungan di dalam sistem pembangkit ini (2.71%) dan kemudian pompa (0.15%).
(Siklus Rankine-Brayton) adalah ingin Eksergi yang dibawa oleh gas buang ke
menghasilkan pemanasan di dalam ketel uap atmosfir (4.0% dari eksergi total bahan bakar).
yang lebih baik, dimana gas hasil kerja dari Menurut Kukuh (2009), Pembangunan
turbin gas dapat dipergunakan kembali untuk pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa)
memanaskan ketel uap, sehingga kinerja merupakan solusi kebutuhan energi baru
menjadi efektif. Dengan menaikkan temperatur terbarukan (EBT) untuk meningkatkan
di dalam ketel uap (dengan bantuan pemanasan kebutuhan energi serta membantu mengurangi
dari turbin gas), maka uap hasil pembakaran di ketergantungan terhadap energi fosil. (Yohana
dalam ketel uap menjadi meningkat. Dengan dkk et al., 2012) Heat Recovery Steam
meningkatnya uap yang dihasilkan oleh ketel Generator (HRSG) adalah suatu komponen
uap, maka kapasitas uap yang terbentuk kesatuan antara turbin gas dan turbin uap pada
semakin besar dan dapat memutarkan turbin sistem combine cycle power plant. HRSG
uap yang lebih besar kapasitasnya berfungsi sebagai alat yang memanfaatkan gas
dibandingkan dengan menggunakan siklus buang dari turbin gas untuk memanaskan air
PLTU. Pada proses sistem Pembangkit Listrik pada pipa-pipa yang berada di dalam HRSG
Tenaga Gas Uap mengoperasikan turbin gas hingga menjadi uap kering yang mampu
yang masih mempunyai temperatur tinggi memutar turbin uap. (Habiba dkk, et al.,2006)
setelah memutarkan turbin gas. Sisa hasil Instalasi kombinasi (combined cycle) adalah
pembakaran yang telah melakukan kerja sebuah proses tenaga uap dibagian depannya
turbin, kemudian temperatur tersebut dihubungkan dengan instalasi turbin gas,
dipergunakan untuk memanaskan air yang sehingga terbentuk instalasi kombinasi turbin
berada di dalam ketel uap. Fasa air yang gas dan uap, dimana gas bekas yang keluar
berada di dalam ketel semakin lama dari turbin gas masih memiliki elthalpy dan
temperaturnya semakin tinggi, dan mencapai temperatur yang cukup tinggi dimanfaatkan
titik didih air, serta menjadi fasa uap. sebagai udara pembakaran pada ketel uap
untuk mengubah air menjadi uap serta

69
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

menggerakkan turbin uap. Instalasi sistem termis sampai sekitar 42%.


gabungan mampu meningkatkan efesiensi
Dalam mengekspresikan siklus peralatan di dalam sistem dapat diekspresikan
gabungan, maka dapat dituliskan persamaan dengan persamaan sebagai berikut (Yunus A.
siklus Rankine dan siklus Brayton. Pada siklus Cengel, 2007):
Rankine untuk mengetahui kerja setiap
 Proses Pompa Dari siklus Brayton dapat diperoleh persamaan
W pompa = h2 – h1 (1) pada setiap proses yaitu (Yunus A. Cengel,
 Proses Boiler 2007):
q in = q 2-3 = h3 – h2 (2)  P
 Proses Turbin Uap roses 1 – 2 (kompresi isentropis di
W turbin = h3 – h4 (3) kompresor)
 Proses Kondensor wcomp = h2 – h1 =CP(T2-T1) (7)
q out = h4 –h1 (4)  P
Effesiensi termal siklus Rankine dapat roses 2 – 3 (pemanasan pada P
diekspresikan dalam persamaan sebagai konstan)
berikut (Yunus A. Cengel, 2007): qin = h3 – h2 = CP(T3-T2) (8)
η th rankine = = 1- (5)  P
roses 3 – 4 (ekspansi isentropis di
dimana untuk mengetahui kerja bersih dari turbin)
siklus Rankine dapat diekspresikan dengan wturb = h3 – h4 = CP(T3-T4) (9)
persamaan sebagai berikut (Yunus A. Cengel,  P
2007): roses 4 – 1 (pelepasan kalor pada P
w net = q in – q out = w turbin – w pompa(6) konstan)
qout = h4 – h1 = CP(T4-T1) (10)
Dengan demikian dapat dihitung kerja netto wnetto = wturb – wcomp (11)
siklus, yaitu (Yunus A. Cengel, 2007):
Berdasarkan Diagram T-s dan P-v di atas, yang diberikan (kalor input). Dalam persamaan
maka dapat dicari nilai efisiensi thermal siklus dapat ditulis sebagai berikut (Yunus A. Cengel,
(ηth). Efisiensi thermal didefinisikan sebagai 2007):
rasio antara kerja netto siklus terhadap kalor
ηth = =1-
(12)
atau
ηth = 1 - =1-
(13)

70
Istianto Budhi Rahardja, Wibowo Paryatmo : Analisa Dan Optimasi Sistem PLTGU Biomassa Gas Metan Dengan Daya 20 MW

Jurnal Teknologi 9 (2) pp 65 - 76 © 2017

METODE PENELITIAN
Pada kerangka penelitian, penulis melakukan langkah pada gambar 9.

Mulai

Perencanaan Penelitian pada Sistem Pembangkit Menggunakan


Siklus Kombinasi(PLTGU)

Survey dan Mencari Data Power Supply dari PLT


Biomassa Bantar Gebang

Mencari Literatur Sistem Pembangkit siklus Kombinasi


(PLTGU)

Menganalisa Data Power Supply dan Kandungan Gas Methan dari PLT
Bantar Gebang

Mengolah Data & Melakukan Perhitungan secara


Teoritik untuk memperoleh Energi dari Kadar Gas

Melakukan perhitungan untuk memperoleh effesiensi kinerja Turbin Gas, Turbin Uap,
Siklus Gabungan(sistem pembangkit PLTGU)

No
Efesiensi Siklus & Daya 20 MW

Yes
Hasil & Kesimpulan

Selesai

Gambar 9. Flow Chart Kerangka Penelitian

71
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Turbin Uap & Gas
Pada siklus Rankine untuk kerja diekspresikan Wpompa = 251 kJ/kg – 125 kJ/kg
dengan persamaan berikut: Wpompa = 126 kJ/kg
 Proses Pompa
Wpompa = h2 – h1
Untuk memperoleh kerja pompa yang terjadi dan T2 = 60°C, maka diperoleh tekanan pada
pada proses ini, yaitu perlu mengetahui tabel air P1 = 4.2469 kPa, P2 = 19.947 kPa.
tekanan air yang akan dioperasikan di dalam Dengan demikian dapat diperoleh kerja pompa
sistem, dimana dengan mengetahui T1 = 30°C yaitu :
Wpompa = ʋ (ΔP) = ʋ (P2 – P1) Wpompa = 0.001017 m³/kg x 15.7001 kPa
Wpompa = 0.001017 m³/kg x (19.947 kPa - Wpompa = 0.015967 kJ/kg = 15.967 J/kg
4.2469 kPa)
 Proses Ketel Uap q in = 3 029 kJ/kg
q in = q 2-3 = h3 – h2
q in = 3 280 kJ/kg – 251 kJ/kg
 Proses Turbin Uap W turbin = 910 kJ/kg
W turbin = h3 – h4
W turbin = 3 280 kJ/kg – 2 370 kJ/kg
 Proses Kondensor q out = 2 370 kJ/kg – 125 kJ/kg
q out = h4 –h1 q out = 2 245 kJ/kg
Efesiensi siklus Rankine adalah sebagai ηth rankine= 1-
berikut:
η th rankine = = 1- η th rankine = 0.258831 = 25.8831%

Kerja bersih turbin uap adalah sebagai berikut : W net turbin uap = 910 kJ/kg – 126 kJ/kg
W net turbin uap = W turbin – W pompa W net turbin uap = 784 kJ/kg

Turbin gas dalam sistem operasionalnya bakar, serta kerja turbin, serta pembuangan
memiliki unit kompresi, pembakaran bahan gas, dimana kinerjanya dapat diperoleh yaitu :
 Kerja kompresor
Wkompresor = Cp . (T2-T1) W kompresor = 157.759 kJ/kg
Wkompresor = 2.2537kJ/kgK x (100°C-30°C)
 Proses pembakaran
qin = Cp . (T3 - T2) qin = 1 194.461 kJ/kg
qin = 2.2537 kJ/kgK x (630°C - 100°C)
 Kinerja turbin gas Wturbin = 518.351 kJ/kg
Wturbin = Cp . (T3 - T4)
Wturbin = 2.2537 kJ/kgK x (630°C - 400°C)
 Tekanan pada turbin gas adalah: Dimana : k = 1.299 ; Cp = 2.2537 kJ/kg.K ;
= [ ](k-1)/k Cv = 1.7354 kJ/kg.K ; k = Cp/Cv; P3 =
7.208023 atm, dengan P4 = 1 atm
= [ ](1.299-1)/1.299
 Langkah buang qout = 2.2537kJ/kgK x (400°C - 30°C)
qout = Cp . (T4 - T1) qout = 833.869 kJ/kg
Hasil kerja per satuan massa dari turbin gas Wnet = W turbin - W kompresor
dapat diekspresikan melalui persamaan sebagai Wnet = 518.351 kJ/kg – 157.759 kJ/kg
berikut : Wnet = 360.592 kJ/kg
Efesiensi kerja yang diperoleh di dalam sistem ηth =
dapat diekspresikan melalui persamaam
sebagai berikut: ηth = 0.301886792
ηth = =1- ηth = 30.1887 %

72
Istianto Budhi Rahardja, Wibowo Paryatmo : Analisa Dan Optimasi Sistem PLTGU Biomassa Gas Metan Dengan Daya 20 MW

Jurnal Teknologi 9 (2) pp 65 - 76 © 2017

Hubungan antara effesiensi yang terjadi pada masuk dan keluar, dapat diekspresikan dengan
siklus Brayton dengan perbedaan tekanan gas persamaan, sebagai berikut:
ηth = 1 - 0.301887 = 1 - )

30.1887 % = 1 - rp = 4.77
Dengan memperoleh harga perbedaan tekanan diketahui tekanan yang ke luar dari unit
(pressure ratio) sebesar 4.77, maka dapat kompresor adalah sebagai berikut :
rp = P2 = 4.77 atm

4.77 =

Siklus Kombinasi PLTGU


Dengan mengetahui data-data siklus kombinasi. Data perhitungan dari turbin
perencanaan pada turbin gas dan turbin uap gas dan uap dapat diperlihatkan pada tabel 1
yang akan dilakukan penggabungan siklus, dan 2.
maka dapat diperoleh hasil perhitungan untuk
Tabel 1. Data Perhitungan Turbin Gas
Tabel 2. Data Perhitungan Turbin Uap
No Item Nilai
No Item Nilai
1 T1 (°C) 30 1 T1 (°C) 30
2 T2 (°C) 100 2 T2 (°C) 60
3 T3 (°C) 630 3 T3 (°C) 400
4 T4 (°C) 400 4 T4 (°C) 60
5 h1 (kJ/kg) 67.611 5 h1 (kJ/kg) 125
6 h2 (kJ/kg) 251
6 h2 (kJ/kg) 225.37
7 h3 (kJ/kg) 3 280
7 h3 (kJ/kg) 1419.831
8 h4 (kJ/kg) 2 370
8 h4 (kJ/kg) 901.48
9 W pompa (kJ/kg) 126
9 W kompresor (kJ/kg) 157.759
10 q in (kJ/kg) 1 194.461 10 q in (kJ/kg) 3 029
11 W turbin (kJ/kg) 518.351 11 W turbin (kJ/kg) 910
12 q out (kJ/kg) 833.869 12 q out (kJ/kg) 2 245
13 W net (kJ/kg) 360.592 13 W net (kJ/kg) 784
14 η th (%) 30.1887 14 η th (%) 25.8831
Sumber : data olahan 2015 Sumber : data olahan 2015

Dengan memperoleh data-data (59.96%). Kinerja yang lain juga diikuti oleh
perhitungan pada siklus turbin gas dan turbin beberapa proses, yaitu seperti di temperatur
uap, pada tebel 1 & 2 terlihat perbedaan pemanasan (T3), kerja turbin (T4), dan kerja
temperatur untuk siklus Turbin gas pada T2 bersih (Wnet) dari sistem. Untuk effesiensi
(temperatur pengkompresian) sebesar 100°C, turbin gas sebesar 30.18 % dan Turbin uap
T3(temperaur pembakaran) sebesar 630°C, sebesar 25.88%. adapun siklus gambungan dari
serta hasil pembakaran (T4) sebesar 400°C. data tabel 1 & 2 dapat dilukiskan pada gambar
Sedangkan pada Turbin uap, T2 hanya sebesar 5. Pada gambar 5, menunjukkan setiap siklus
60°C, T3 (hasil pembakaran/temperatur sisa operasi peralatan turbin gas dan turbin uap
pembakaran turbin gas diberikan kepada turbin secara jelas. Siklus Turbin gas, pada
air) sebesar 400°C, dan T4 (temperatur pembuangan gas panas (T4-T1) saling
kondensasi) sebesar 60°C). Dari kedua tabel 1 bersentuhan dengan proses Turbin uap (T2-
& 2 di atas menghasilkan kinerja tiap proses T3). Disini terjadi penyerapan energi panas
peralatan, dimana turbin uap dapat oleh turbin uap untuk memanaskan air di
membangkitkan lebih besar dari turbin gas dalam ketel.

73
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Mengetahui perbandingan laju aliran keseimbangan energi pada pertukaran kalor


massa yang dapat diperoleh dari persamaan (heat exchanger), yaitu :
E in = E out ms(3 280-251) = mg(933.51-373.67)
mg.h5 + ms.h3 = mg.h4 + ms.h2 mg/ms = (559.84)/(3 029)
ms(h3-h2) = mg(h4-h5) mg/ms = 0.1848266
Hal ini berarti 1 kg gas pembakaran hanya mendinginkan gas dari temperatur 400oC
dapat memanaskan 0.1848266 kg uap dari menjadi 30oC. Sehingga kerja netto total tiap 1
temperatur 30oC menjadi 400oC, sekaligus kg gas hasil pembakaran adalah :
wnet = wnet.gas + y.wnet.steam = 180.91 + (0.1848266 × 784)
= 325.814 kJ/kg
Sehingga setiap 1 kg gas hasil pembakaran sebesar 325.814 kJ/kg. Untuk mengetahui
maka PLTGU akan menghasilkan kerja efisiensi thermal siklus kombinasi (ηR)adalah :
ηR = X 100% ηR = 58.19%

ηR = X 100%
ηR = 0.5819

2 2

1 4
1

Gambar 5. Siklus Kombinasi (Turbin Gas – Uap) pada T-s Diagram


Siklus Turbin Gas
Siklus Turbin Uap
Berdasarkan perhitungan keseimbangan energi effesiensi siklus kombinasi (Turbin gas dan
pada pertukaran kalor dari laju aliran massa di Turbin Uap) dapat dilihat pada tabel 3.
atas, secara sederhana perhitungan kerja dan

74
Istianto Budhi Rahardja, Wibowo Paryatmo : Analisa Dan Optimasi Sistem PLTGU Biomassa Gas Metan Dengan Daya 20 MW

Jurnal Teknologi 9 (2) pp 65 - 76 © 2017

Tabel 3. Perhitungan Kerja dan Effesiensi Siklus Kombinasi


h uap h gas efesiensi η =
W net = Wnet gas +
(h3-h2) (h3-h2) mg/ms= Wnet/Qin gas
Y Wnet steam
kJ/kg kJ/kg (%)
3 029 kJ/kg 559.84kJ/kg 0.184826675 325.8141136 kJ/kg 0.581977196 %
Sumber : data olahan 2015

Perhitungan Turbin Gas&Uap Berbentuk kWatt


Laju aliran yang terjadi adalah sebesar 1 178
m³/h, dengan kadar CH4 (gas methan) sebesar
43.1%, maka gas metan yang tersedia adalah :
m = 1 178 m³/h x 43.1%, m = 82 372.73035 kg/h
m = 506.5923 m³/h m = 82 372.73035 kg/h : 3600 s
m= m = 22.881 kg/s

Dengan mengetahui kinerja bersih yang terjadi bersih dari sistem pembangkit dalam bentuk
pada turbin gas, maka dapat diperoleh kerja kW adalah sebagai berikut :
Wnet(kW) = m(kg/s) x W net(kJ/kg) Wnet = 518.351 kJ/kg – 157.759 kJ/kg
Wnet turbin gas = Wturbin - Wkompresor Wnet = 360.592 kJ/kg
Maka untuk kerja bersih dari turbin gas adalah
sebagai berikut :
Wnet = 22.881 kg/s x 360.592 kJ/kg Wnet = 8.251 MW
Wnet = 8 250.7055 kW
Dengan mengetahui rancangan yang telah membangkitkan pembangkit 2 MW). Pada
dibuat, yaitu 4 unit turbin gas dengan daya turbin uap yang telah diketahui kondisi
yang dimiliki setiap turbin gas adalah 2 MW, kinerjanya, maka dengan mengkalikan massa
maka dapat diperoleh bahwa rancangan yang gas methan yang ada sebesar 22.881 kg/s akan
telah dibuat cukup memenuhi syarat daya yang menghasilkan kinerja siklus turbin uap dengan
dibutuhkan, yaitu 8.251 MW dibagi 4 unit daya dalam bentuk kWatt. Adapun hasil daya
sebesar 2.06275 MW (cukup untuk tersebut adalah sebagai berikut :
Wnet(kW) = m(kg/s) x W net tubin uap(kJ/kg) Wnet turbin uap = 910 kJ/kg – 126 kJ/kg
Wnet tubin uap(kJ/kg) = W turbin – W pompa Wnet turbin uap = 784 kJ/kg
Dengan mengetahui dari kerja bersih turbin
uap, maka dapat diekspresikan kerja bersih
dalam kW, yaitu :
Wnet = 22.881 kg/s x 784 kJ/kg Wnet = 17.939 MW
Wnet = 17 938.704 kW
Dari hasil tersebut, maka daya yang dihasilkan turbin gas) dan 17.939 MW untuk turbin uap,
oleh turbin gas cukup memadai untuk maka dalam pengoperasian untuk memenuhi
menutupi daya yang telah direncanakan untuk daya sebesar 20 MW dapat dilakukan
turbin uap sebesar 12 MW, dimana daya yang pengoperasian secara bergantian, sehingga
dihasilkan oleh sistem pembangkit turbin uap dalam pemeliharaan, pemakaian bahan bakar,
sebesar 17.939 MW. Dengan mengetahui serta operasional dapat dilakukan lebih efektif
kemampuan turbin gas sebesar 2.06275 MW dan efisien.
untuk setiap unitnya (8.251 MW untuk 4 unit

KESIMPULAN
Dalam penelitian yang telah penulis Rankine 784 kJ/kg, serta PLTGU adalah
analisa pada siklus Pembangkit Listrik Tenaga 505.64 kJ/kg. Efesiensi termal Siklus yang
Biomassa, maka dapat dituliskan beberapa dipergunakan dalam perencanaan, yaitu :
kesimpulan sebagai berikut: Kerja per satuan siklus Brayton menghasilkan effesiensi sebesar
massa siklus Brayton 360.592 kJ/kg, siklus 30.1887%, siklus Rankine sebesar 25.8831%

75
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

dan siklus Brayton-Rankine (PLTGU) sebesar Turbin Gas untuk cadangan) dan 1 unit Turbin
58.1977%.Turbin gas yang dipergunakan Uap sebesar 17.939 MW untuk memperoleh
adalah 3 unit (dari 8.251 MW, serta 1 Unit Daya 20 MW.
.

DAFTAR PUSTAKA
Ade Basyarat, 2006, Kajian Terhadap Kukuh Siwi Kuncoro, 2009, Studi
Penetapan Lokasi TPA Sampah Pembangunan Pembangkit Listrik
Leuwinanggung – Kota Depok, Tenaga Sampah 10 MWe Di Kota
Program Pasca Sarjana, Magister Teknik Medan Ditinjau Dari Aspek Teknis,
Pembangunan Wilayah dan Kota, Ekonomi Dan Lingkungan, Institut
Universitas Diponegoro, Semarang. Teknologi Sepuluh Nopember.
Ahmad Agus Setiawan, Suhono, M. Kholid M.M. El-Wakil, 1988, Powerplant
Ridwan, Haryono Budi Santosa, Susetyo Technology, Mc Graw-Hill, Inc;
Haryo Putro, Yudi Utomo Imardjoko, International Edition.
2008, Studi Awal Kebutuhan Energi Michael Hutagalong, 2007, Teknologi
Listrik Dan Potensi Pemanfaatan Pengolahan Sampah,
Sumber Energi Terbarukan Di http://majarimagazine.com
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Murni Rahayu Purwaningsih, 2012, Analisis
Yogyakarta, Jurusan Teknik Fisika, Biaya Manfaat Sosial Keberadaan
Fakultas Teknik, Universitas Gajah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Mada Gedebage bagi Masyarakat Sekitar,
Dyos Santoso dan Hasan Basri, 2011, Analisis Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,
Eksergi Siklus Kombinasi Turbin Gas- Vol. 23 No. 3, Desember 2012, pp. 225
Uap Unit PLTGU Inderalaya, Fak. – 240.
Teknik Univ. Sriwijaya, Prosiding Nandi, 2005, Kajian Keberadaan Tempat
Seminar Nasional A VoER ke-3; Pembuangan Sampah (TPA)
Palembang, 26-27 Oktober 2011 Leuwigajah dalam Konteks Tata Ruang,
Eflita Yohana dan Ady Priambodo, 2012, Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan
Analisa Efesiensi Low Pressure HRSG Geografi, Vol. 5, Nomor 9, April 2005
(Heat Recovery Steam Generator) pada Peraturan Presiden Republik Indonesia, No. 5
PLTGU PT. Indonesia Power UBP Tahun 2006
Semarang, Rotasi – Vol.14, No.1, Safrizal, 2014, Distributed Generation
Januari 2012 : 7-9 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
H.Muh. Syahrir Habiba; F. Cahyadi, Suryani; Kota (Pltsa) Type Incinerator
2006, Analisis Efektifitas Sistem Solusilistrik Alternatif Kota Medan,
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Uap (PLTGU) pada PT. Energi Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Sengkang, Program Studi Teknik Mesin Nahdlatul Ulama (Unisnu), Jepara,
Fakultas Teknik Universitas Islam Prosiding Snatif Ke -1 Tahun 2014
Makassar, ILTEK, Volume I, Nomor 2, Undang-Undang No.18 Tahun 2008,
April 2006 Pengelolaan Sampah
Keppres No. 1 Tahun 2014, Pedoman Yunus A Cengel, 2007, Michael A. Boles,
Penyusunan Rencana Umum Energi Thermodynamics, Six Edition, Mc Graw
Nasional (RUEN) dan Rencana Umum Hill.
Energi Daerah (RUED), Jakarta

76

Anda mungkin juga menyukai