Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA KLIEN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

disusun oleh :

Kelompok 5

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

2018
Penyusun

Astrid Caroline P 4002140107

Indri Pujiatman 4002140056

Dede Nurjamil 4002140111

Dian Rismayani P 4002140097

Novi Astuti 4002140009

Wilda Marta Savitri 4002140113


I. TOPIK
Kegiatan : Terapi aktivitas kelompok klien dengan stimulasi sensori
suara.

II. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Klien dapat berespon terhadap stimulus panca indra.
2.2 Tujuan Khusus
1. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
2. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui musik.
2.3 Tujuan yang ingin dicapai
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mampu memberi respon terhadap musik
3. Klien mampu menceritakan perasaanya setelah mendengarkan
musik.

III. LANDASAN TEORI


Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama (Keliat, 2015). Terapi aktifitas
kelompok terdiri dari 4 macam yaitu terapi aktifitas kelompok
sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi realita.
Menurut Keliat (2015) TAK yang sesuai untuk klien dengan masalah
utama perubahan sensori persepsi halusinasi adalah aktivitas berupa
stimulasi dan persepsi. TAK stimulasi persepsi, pada kemampuan
persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada setiap sesi, dengan
proses tersebut respons klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi ada adaptif.
TAK stimulasi sensori sebagai aktivitas yang digunakan untuk
menstimulasi sensori klien dengan mengobservasi reaksi sensori klien
terhadap stimulasi yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara
nonverbal pada ekspresi wajah dan gerakan tubuh (Keliat, 2015).
Terapi stimulasi sensori yang dapat dilakukan salah satunya
adalah terapi musik. Menurut Djohan (2009) terapi musik merupakan
sebuah aktivitas teurapeutik yang menggunakan musik sebagai media
untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan
kesehatan emosi. Jenis terapi musik popular yang digunakan pada terapi
aktivitas kelompok yaitu berjudul “Ceria” dari grup band J-Rock dua
kali putaran sekitar 8 menit. Menurut Setiadarma (2005) harmonisasi
nada dan irama musik mempengaruhi internal tubuh, bila harmonisasi
setara dengan irama tubuh, musik akan memberikan kesan yang
menyenangkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayu Fitria, dkk
(2011) mengatakan bahwa terapi musik popular memberi pengaruh
terhadap penurunan tingkat depresi klien.

IV. KRITERIA KLIEN


Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini
adalah:
a. Klien yang berada di ruangan Merpati.
b. Klien tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam
keadaan tenang.
c. Klien yang bersedia dan dapat diajak kerjasama (cooperative).

V. PROSES SELEKSI
Klien yang akan mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang dipilih
melalui proses seleksi. Adapun proses seleksinya adalah dari kasus
atau masalah yang juga banyak dihadapi klien.
a. Hasil Observasi sehari-hari di ruangan
b. Informasi dari perawat ruangan
c. Hasil diskusi kelompok
d. Kontrak dengan klien yaitu kesadaran klien untuk mengikuti
kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan
waktu.
VI. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
6.1 Tempat : Ruang Merpati, RSJ Cisarua, Bandung, Prov. Jabar.
6.2 Hari/tanggal : Kamis, 1 Februari 2018
6.3 Waktu : Pukul 10.00 WIB – 10.45 WIB
6.4 Pengorganisasian
6.4.1 Jumlah dan nama klien
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah orang, adapun
nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien
yaitu :
Klien peserta TAK
1. Ny. Uum
2. Ny. Deti
3. Ny. Cucu
4. Ny. Empon
6.4.2 Leader : Dede Nurjamil
Tugas:
 Memimpin jalannya TAK
 Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
 Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan
klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
 Mengarahkan proses TAK ke arah pencapaian tujuan
dengan cara memotivasi kepada anggota kelompok untuk
terlibat dalam kegiatan
 Menetapkan tata tertib dan kontrak waktu
6.4.3 Co Leader : Novi Astuti
Tugas:
 Membuka dan menutup acara diskusi
 Mendampingi leader dan membantu tugas leader
 Mengambil alih tugas leader bila leader pasif (blocking)
 Menyampaikan informasi dari fasilitator leader atau
sebaliknya
 Mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang
 Menyerahkan kembali posisi kepada leader
6.4.4 Fasilatator : Dian, Astrid, Indri
Tugas :
 Memfasilitasi klien dalam kegiatan TAK
 Mempertahankan keikutsertaan klien dalam kegiatan
 Mengarahkan dan memotivasi klien untuk berdiskusi
 Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya
kegiatan
 Memberi stimulus kepada anggota yang kurang aktif
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok dan berperan sebagai
role model bagi klien sebagai proses aktivitasi kelompok.
6.4.5 Observer : Wilda
Tugas :
 Mencatat serta mengamati proses jalannya TAK dari
awal sampai akhir (dicatat pada format yang tersedia)
 Memberikan penilaian pada klien selama terapi
berlangsung
 Memberikan umpan balik terhadap proses kegiatan mulai
dari persiapan sampai acara selesai
 Menyampaikan hasil observasi pada kelompok
 Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai
persiapan, proses, hingga penutupan
6.5 Langkah-langkah
Sesuai dengan fase komunikasi terapeutik:
a. Fase Pra-Interaksi: 5 menit
 Membuat kontrak dengan klien yang sesuain dengan indikasi
menarik diri, harga diri rendah, dan tidak mampu bicara.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi: 10 menit
 Salam tarapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan
nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan
nama )
 Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
 Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mendengarkan
musik.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta
ijin kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikutu kegiatan dari awal sampai selesai.
 Membacakan Tata Tertib TAK
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan (TAK) berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah
dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan
dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis,
namun Tak belum selesai, maka pemimpin akan
meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK kepada anggota.
c. Fase Kerja: 30 menit
 Terapi mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri
(nama dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara
beraturan searah jarum jam.
 Setiap kali seseorang klien selesai memperkenalkan diri
terapis mengajak semua klien bertepuk tangan.
 Terapis dan klien memakai papan nama.
 Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu klien boleh
tepuk tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah
lagu selesai klien akan diminta menceritakan isi dari lagu
tersebut dan perasaan klien setelah mendengarkan lagu.
 Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau
tepuk tangan(kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh
diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respon klien
terhadap musik.
 Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan
perasaanya. Sampai semua klien mendapat giliran.
 Terapis memberikan pujian, setiap kali klien selesai
menceritakan perasaanya dan mengajak klien lain menepuk
tangan.
d. Fase terminasi: 5 menit
 Evaluasi
- Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti
TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
 Tindak lanjut
- Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik
yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
 Kontrak yang akan datang
- Terapis membuat kesepakatan TAK yang akan datang
yaitu menggambar.
- Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
berikutnya
6.6 Perilaku yang diharapkan
6.6.1 Persiapan (terapis dan klien)
 Terapis/ perawat:
- Identifikasi masalah klien sebelum terapi dimulai
- Mempersiapkan sarana dan prasarana
- Menentukan waktu kegiatan
 Peserta/ klien :
- Klien siap mengikuti TAK
- Mematuhi tata tertib yang telah ditentukan
6.6.2 Proses
Terapis atau kelompok
a. Melaksanakan TAK sesuai perencanaan
b. Terapis mengantisipasi hal yang tidak dikehendaki
selama TAK berlangsung
c. Memotivasi klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan TAK
6.6.3 Hasil
a. Terapis dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
sesuai tujuan
b. Klien mampu mengenali musik yang didengar, respon
terhadap musik, dan menceritakan perasaanya setelah
mendengarkan musik.
c. Klien dapat menangkap materi sesuai tujuannya
d. Klien dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan tujuan
terapis aktivitas kelompok

VII. ATURAN MAIN


Sebelum dimulai, saya akan bacakan tata tertib nya terlebih dahulu :
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
(TAK) berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta meng-
angkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh
pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun
TAK belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan
anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

VIII. PROGRAM ANTISIPASI


Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-
langkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir maka akan
diganti oleh cadangan yang telah dipersiapkan dengan cara
ditawarkan terlebih dahulu pada peserta
2. Bila ada peserta yang tidak mentaati tata tertib diperingatkan dan
jika tidak bisa diperingatkan maka harus keluar dari kegiatan setelah
dilakukan penawaran
3. Bila ada anggota yang ingin keluar dibiarkan dan diminta
persetujuan dan anggota kelompok yang lain.
4. Bila ada kelompok yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan
tujuan leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak
bisa di arahkan terpaksa harus dikeluarkan dari kelompok terapi
5. Bila peserta pasif, leader memotivasi klien dengan dibantu oleh
fasilitator

IX. ALAT BANTU


a. Handphone
b. Speaker
X. SETTING TEMPAT
1. Terapis dan klien duduk di kursi bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan :
= Fasilitator

= Klien

= Leader

= Co. Leader

= Observer
XI. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA, Akemat. 2015. Keperawatan Jiwa: terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC

Hidayah, Afifah Nur.2015.Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi


Persepsi-Sensori Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien
Halusinasi Di Rsjd Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Fikkes Junal
Keperawatan: Vol. 8 No. 1 Maret 2015 : 44 – 55

Rusanto, Ayu Fitria, dkk. 2011. Pengaruh Terapi Musik Populer Terhadap
Tingkat Depresi Pasien Isolasi Sosial di Rumash Sakit Daerah Dr.Amino
Gondohutomo Semarang. Jurnal Kesehatan. Avaible at:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183431&val=6378&title
=PENGARUH%20TERAPI%20MUSIK%20POPULER%20TERHADAP%2
0TINGKAT%20DEPRESI%20PASIEN%20ISOLASI%20SOSIAL%20DI%
20RUMAH%20SAKIT%20JIWA%20DAERAH%20%20Dr.%20AMINO%
20GONDOHUTOMO%20SEMARANG diakses pada 30 Januari 2018 pukul
15.35 WIB.
Djohan . 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta : Best Publisher.
Setiadarma. 2005. Terapi Musik. http://www.spiriti.or.id.Dokterapi pdf. Diakses
pada 30 januari 2018 pukul16.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai