Anda di halaman 1dari 14

LAPORANKELOMPOK 4 KELAS B

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


“PENCEGAHAN TERJADINYA STROKE”

PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2016
PENYUSUN

1. Desvita Kartika Wardani 4002140055

2. Dewi Wisuda Wardani 4002140004

3. Dian Rismayani Putri 4002140097

4. Hasby Shopiandi Rahman 4002140075

5. Holida Darmawati Rumalolas 4002140147

6. Martono Prasetya 4002140034

7. Mudrikah Yunus 4002140085

8. Novi Astuti 4002140009

9. Yuliska Sari Dewi 4002140041


SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
“PENCEGAHAN TERJADINYA STROKE”

Judul : Pencegahan Terjadinya Stroke


Hari/Tanggal : Sabtu /24 Juli 2016
Waktu : 09.00-10.30
Tempat : Jln.Cicalengka 11
Sasaran : pasien yang menderita riwayat neurologi : stroke

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan dan diharapkan pasien dapat memahami tentang stroke dan
cara pencegahannya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mengetahui dan memahami pengertian penyakit Stroke.
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi penyakit Stroke.
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala Strokenda
4. Mengetahui dan memahami faktor resiko terjadinya penyakit Stroke.
5. Mengetahui dan memahami cara pencegahan Stroke.
6. Mengetahui dan memahami Praktik ROM

C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien dan keluarga
yang mengalami riwayat stroke

D. Materi (terlampir)
1. Pengertian penyakit Stroke.
2. Klasifikasi penyakit Stroke.
3. Tanda dan gejala Stroke
4. Faktor resiko terjadinya penyakit Stroke.
5. Pencegahan Stroke.
6. Praktik ROM
E. Metode
Ceramah dan diskusi ( Tanya jawab )

F. Media
Power point dan leflet.

G. Proses Kegiatan
No. Waktu KegiatanPenyuluh KegiatanAudiens

1. 5 Menit Pembukaan :
a. Mengucapkan Salam a. Menjawabsalam
b. Menyebutkan nama b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan Penyuluhan c. Mendengarkan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Apersepsi
2. 30 menit Pelaksanaan :
a. Menyampaikan materi. a. Mendengarkanpenjelasan
b. Menjelaskan tentang pengertian penyakit dariPenyuluh
Stroke. b. Bertanya
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala
Strokenda
d. Menjelaskan tentang klasifikasi penyakit
Stroke.
e. Menjelaskan tentang faktor resiko
terjadinya penyakit Stroke.
f. Menjelaskan tentang cara pencegahan
Stroke.
g. Praktik ROM

3. 5 menit Evaluasi :
a. Mengevaluasi dengan memberikan pertanyaan a. Menjawab pertanyaan

4. 5 menit Penutup :
a. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan a. Mendengarkan
materi yang telah di bahas b. Menjawab salam
b. Memberikan salam penutup

H. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian penyakit Stroke.
2. Jelaskan klasifikasi penyakit Stroke.
3. Jelaskan tentang tanda dan gejala Stroken
4. Jelaskan faktor resiko terjadinya penyakit Stroke.
5. Jelaskan cara pencegahan Stroke.

I. DaftarPustaka
SA Sinaga.2010. Bab 2 Tinjauan Pustaka Stroke. http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/16617/4/Chapter%20II.pdf. 21 juli 2016 pukul 17.00 WIB
Ismail Setyopranoto.2011.Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK 185/Vol.38
no.4/Mei-Juni 2011. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada.
Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ. Jenderal
Soedirman NANDA, 2005, Nursing diagnoses; Definitions & Classification,
Nanda Internasional, Philadelphia
PEMBAHASAN
“PENCEGAHAN TERJADINYA STROKE”

A. Pengertian Stoke
Stroke merupakan sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak
secara lokal atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap
lebih dari 24 jam (WHO, 1982)

B. Klasifikasi Stroke
1. Stroke hemoragik : Perdarahan intraserebral (PIS) dan Perdarahan ekstraserebral
/subaraknoid(PSA)
2. Stroke non hemoragik(stroke iskemik, infark)
a. Transsient ischemic attack (TIA)
b. Reversible Ischemic Neurologi Defisit
c. Stroke in Evolution (SIE)
d. Completed stroke

C. Tanda dan Gejala Strokenda dan Gejala


1. Hemidefisit motorik,
2. Hemidefisit sensorik,
3. Penurunan kesadaran,
4. Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus (XII) yang bersifat sentral,
5. Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi
intelektual(demensia),
6. Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia),
7. Defisit batang otak.

D. Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Penyakit Stroke


1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
a. Usia
Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan usia tiga
tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Dari semua stroke, orang
yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi yaitu 71%,
sedangkan 25% terjadi pada orang yang berusia 65-45 tahun, dan 4% terjadi pada
orang berusia <45 tahun.Menurut penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam
Malik Medan dengan desain case control, umur berpengaruh terhadap terjadinya
stroke dimana pada kelompok umur ≥45 tahun risiko terkena stroke dengan OR:
9,451 kali dibandingkan kelompok umur < 45 tahun.23 ii. Jenis KelaminMenurut
data dari 28 rumah sakit di Indonesia, ternyata laki-laki banyak menderita stroke
dibandingkan perempuan.Insiden stroke 1,25 kali lebih besar pada laki-laki
dibanding perempuan.
b. Ras/bangsa
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit putih. Hal
ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup.Pada tahun 2004 di
Amerika terdapat penderita stroke pada laki-laki yang berkulit putih sebesar
37,1% dan yang berkulit hitam sebesar 62,9% sedangkan pada wanita yang
berkulit putih sebesar 41,3% dan yang berkulit hitam sebesar 58,7%.
c. Hereditas
Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke, misalnya hipertensi,
jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke dalam keluarga,
terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah mengalami stroke pada usia
kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko terkena stroke.12 Menurut penelitian
Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001 riwayat stroke pada keluarga
meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 29,3%.

2. Faktor risiko yang dapat dirubah:


a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Hipertensi
meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Makin tinggi
tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada
dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya
penyumbatan/perdarahan otak. Sebanyak 70% dari orang yang terserang stroke
mempunyai tekanan darah tinggi.
b. Diabetes melitus
Diabetes Melitusmerupakan faktor risiko untuk stroke, namun tidak sekuat
hipertensi. Diabetes melitus dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah) yang lebih berat sehingga berpengaruh terhadap
terjadinya stroke.Menurut penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik
Medan dengan desain case control, penderita diabetes melitus mempunyai risiko
terkena stroke dengan OR: 3,39. Artinya risiko terjadinya stroke pada penderita
diabetes mellitus 3,39 kali dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes
mellitus.
c. Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang paling sering menyebabkan stroke adalah fibrilasi
atrium/atrial fibrillation (AF), karena memudahkan terjadinya penggumpalan
darah di jantung dan dapat lepas hingga menyumbat pembuluh darah di otak. Di
samping itu juga penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, infeksi otot
jantung, pasca operasi jantung juga memperbesar risiko stroke. Fibrilasi atrium
yang tidak diobati meningkatkan risiko stroke 4-7 kali.12 iv. Transient Ischemic
Attack (TIA)Sekitar 1 dari seratus orang dewasa akan mengalami paling sedikit 1
kali serangan iskemik sesaat (TIA) seumur hidup mereka. Jika diobati dengan
benar, sekitar 1/10 dari para pasien ini kemudian akan mengalami stroke dalam
3,5 bulan setelah serangan pertama, dan sekitar 1/3 akan terkena stroke dalam
lima tahun setelah serangan pertama.Risiko TIA untuk terkena stroke 35-60%
dalam waktu lima tahun.
d. Obesitas
Obesitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia, dan diabetes
melitus.Obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 15%. Obesitas dapat
meningkatkan hipertensi, jantung, diabetes dan aterosklerosis yang semuanya
akan meningkatkan kemungkinan terkena serangan stroke.
e. Hiperkolesterolemia
Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan faktor risiko,
tingginya kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga
menyebabkan penyakit jantung koroner. Kolesterol yang tinggi terutama Low
Density Lipoprotein (LDL) akan membentuk plak di dalam pembuluh darah dan
dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar
kolesterol total > 200 mg/dl meningkatkan risiko stroke 1,31-2,9 kali.
f. Merokok
Berdasarkan penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik Medan
dengan desain case control, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena
stroke sebesar 4 kali.Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di
seluruh tubuh (termasuk yang ada di otak dan jantung), sehingga merokok
mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan
darah mudah menggumpal.
g. Alkohol
Konsumsi alcoholyang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh,
sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan dan
tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lainlain. Semua ini
mempermudah terjadinya stroke. Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan
risiko terkena stroke 2-3 kali.
h. Stres
Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat
menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor risiko lain
(misalnya, aterosklerosis berat, penyakit jantung atau hipertensi) dapat memicu
terjadinya stroke. Depresi meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 2 kali.
i. Penyalahgunaan Obat
Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan akan
mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan dinding
pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri akan mempengaruhi
metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke. Hasil pengumpulan data
dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang menangani narkoba, didapatkan bahwa
lebih dari 50% pengguna narkoba dengan suntikan berisiko terkena stroke.

E. Pencegahan Stroke
Menurut Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke (1999) di Indonesia, upaya yang
dilakukan untuk pencegahan penyakit stroke yaitu:
1. Pencegahan Primordial2
Tujuan pencegahan primordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko stroke bagi
individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan primordial dapat
dilakukan dengan cara melakukan promosi kesehatan, seperti berkampanye tentang
bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat selebaran atau poster yang dapat
menarik perhatian masyarakat.Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat
dilakukan adalah program pendidikakesehatan masyarakat, dengan memberikan
informasi tentang penyakit stroke melalui ceramah, media cetak, media elektronik dan
billboard.
2. Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke bagi
individu yang mempunyai faktor risiko dengan cara melaksanakan gaya hidup sehat
bebas stroke, antara lain:
a. Menghindari: rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan,
obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b. Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan.
c. Mengendalikan: Hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi atrium,
infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan penyakit vaskular
aterosklerotik lainnya.
d. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak sayuran,
buah-buahan, ikan terutama ikan salem dan tuna, minimalkan junk food dan
beralih pada makanan tradisional yang rendah lemak dan gula, serealia dan susu
rendah lemak serta dianjurkan berolah raga secara teratur.

3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan bagi mereka yang pernah menderita stroke.
Pada tahap ini ditekankan pada pengobatan terhadap penderita stroke agar stroke tidak
berlanjut menjadi kronis. Tindakan yang dilakukan adalah:
a. Obat-obatan, yang digunakan: asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai
obat antiagregasi trombosit pilihan pertama dengan dosis berkisar antara 80-320
mg/hari, antikoagulan oral diberikan pada penderita dengan faktor resiko penyakit
jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup) dan kondisi
koagulopati yang lain.
b. Clopidogrel dengan dosis 1x75 mg. Merupakan pilihan obat antiagregasi
trombosit kedua, diberikan bila pasien tidak tahan atau mempunyai kontra indikasi
terhadap asetosal (aspirin).
c. Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi obat
antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat
hipoglikemik pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi obat
antidislipidemia pada penderita dislipidemia, berhenti merokok, berhenti
mengkonsumsi alkohol, hindari kelebihan berat badan dan kurang gerak.
4. Pencegahan Tertier
Tujuan pencegahan tersier adalah untuk mereka yang telah menderita stroke
agar kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi
ketergantungan pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pencegahan tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik, mental dan
sosial. Rehabilitasi akan diberikan oleh tim yang terdiri dari dokter, perawat, ahli
fisioterapi, ahli terapi wicara dan bahasa, ahli okupasional, petugas sosial dan
peran serta keluarga.
a. Rehabilitasi Fisik
Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat membantu proses
pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang diberikan yaitu yang pertama adalah
fisioterapi, diberikan untuk mengatasi masalah gerakan dan sensoris penderita
seperti masalah kekuatan otot, duduk, berdiri, berjalan, koordinasi dan
keseimbangan serta mobilitas di tempat tidur. Terapi yang kedua adalah terapi
okupasional (Occupational Therapist atau OT), diberikan untuk melatih
kemampuan penderita dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi,
memakai baju, makan dan buang air. Terapi yang ketiga adalah terapi wicara dan
bahasa, diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam menelan makanan
dan minuman dengan aman serta dapatberkomunikasi dengan orang lain.
b. Rehabilitasi Mental
Sebagian besar penderita stroke mengalami masalah emosional yang dapat
mempengaruhi mental mereka, misalnya reaksi sedih, mudah tersinggung, tidak
bahagia, murung dan depresi. Masalah emosional yang mereka alami akan
mengakibatkan penderita kehilangan motivasi untuk menjalani proses rehabilitasi.
Oleh sebab itu, penderita perlu mendapatkan terapi mental dengan melakukan
konsultasi dengan psikiater atau ahki psikologi klinis.
c. Rehabilitasi Sosial
Pada rehabilitasi ini, petugas sosial berperan untuk membantu penderita stroke
menghadapi masalah sosial seperti, mengatasi perubahan gaya hidup, hubungan
perorangan, pekerjaan, dan aktivitas senggang. Selain itu, petugas sosial akan
memberikan informasi mengenai layanan komunitas lokal dan badan-badan
bantuan sosial.
F. ROM (Range of Motion)
1. Pengertian
Range of Motion adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. (Potter and
Perry, 2006)
2. Tujuan
a. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Menstimulasi persendian
d. Mencegah kontraktur sendi
3. Indikasi
a. Pasien tirah baring lama
b. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
c. Pasien dengan kasus fraktur
d. Pasien post operasi yang kesedarannya belum pulih
4. Prosedur ROM
a. Leher, spina, serfikal
1) Fleksi : Menggerakkan dagu menempel ke dada, rentang 45°
2) Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
3) Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
4) Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah
setiap bahu, rentang 40-45°.
5) Rotasi :Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°.
6) Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
b. Bahu
1) Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi
diatas kepala, rentang 180°
2) Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
3) Hiperektensi : Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
4) Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala, rentang 180°
5) Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin, rentang 320°
6) Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas
dan samping kepala, rentang 90°
7) Sirkumduksi : Menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
8) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
c. Siku
1) Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi
bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
2) Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°
d. Lengan bawah
1) Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas, rentang 70-90°.
2) Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke
bawah, rentang 70-90°
3) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
e. Pergelangan tangan
1) Fleksi : Menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
2) Ekstensi : engerakkan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah
berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°
3) Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin, rentang 89-90°
4) Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
5) Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-
50°.
6) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
f. Jari- jari tangan
1) Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
2) Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
3) Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,
rentang 30-60°
4) Abduksi : Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang
30°
5) Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
6) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
g. Ibu jari
1) Fleksi : Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang
90°
2) Ekstensi : Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
3) Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
4) Adduksi : Menggerakkan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
5) Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama
6) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
h. Pinggul
1) Fleksi : Menggerakkan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
2) Ekstensi : Menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-
120°
3) Hiperekstensi : Menggerakkan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
4) Abduksi : Menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°
5) Adduksi : Menggerakkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika
mungkin, rentang 30-50°
6) Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
7) Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
8) Sirkumduksi : Menggerakkan tungkai melingkar
9) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
i. Lutut
1) Fleksi : Menggerakkan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
2) Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
3) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
j. Mata kaki
1) Dorsifleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
2) rentang 20-30°
3) Flantarfleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
4) bawah, rentang 45-50°
5) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
k. Kaki
1) Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
2) Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10° Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
l. Jari-jari kaki
1) Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
2) Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
3) Abduksi : Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
4) Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
5) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

Anda mungkin juga menyukai