IRMA NUR
AMALIA, M.KEP
DEFINISI
Suatu proses inflamasi akut ataupun kronis
dari tulang dan struktur-struktur
disekitarnya akibat infeksi dari kuman-
kuman piogenik
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang
biasanya disebabkan oleh bakteri, kadang
disebabkan oleh jamur
CONT….
Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow
pada tulang-tulang panjang yang disebabkan
oleh staphylococcus aureus dan kadang-
kadang Haemophylus influensae (Depkes RI,
1995).
Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang
disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh
staphylococcus (Henderson, 1997)
Osteomyelitis adalah infeksi tulang
(Carpenito, 1990).
ETIOLOGI
Staphylococcus aureus 70% – 80 %
Proteus
Pseudomonas
Escerehia Coli
( Brunner & Suddarth,2010 )
etiologi
Awitan Osteomielitis :
Setelah pembedahan ortopedi terjadi 3 bulan pertama
(Akut Fulminan-Stadium 1)
Antara 4-24 bulan setelah pembedahan
(Awitan Lambat- Stadium 2)
Penyebaran hematogen lebih dari 2 tahun stlh
pembedahan (Awitan Lama-Stadium 3)
JENIS
Menurut kejadiaannya :
- Osteomyelitis Primer
Penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme
berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah.
- Osteomielitis Sekunder
Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat
dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Menurut lama berlangsungnya :
Osteomyelitis akut
Osteomyelitis kronis
PENYEBARAN
Aliran darah
Penyebaran langsung
Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme (Staphylococcus aureus ,
Proteus, Pseudomonas, Escerichia Coli)
infeksi superficial Infeksi tahap I (3 bln
stlh pembedahan/trauma) Tahap II (4
-24 bulan setelah pembedahan) Tahap III
akibat penyebaran hematogen (2 tahun
atau lebih setelah pembedahan)
Cont…
Respon inisial (peningkatan vaskularisasi, edema)
terbentuk trombosis pada pembuluh darah
iskemia dan nekrosis tulang sehubungan akibat
penigkatan tekanan jaringan dan medula
Infeksi kemudian berkembang ke kavitas
medularis dan ke bawah periosteum menyebar
ke jaringan lunak atau sendi sekitarnya
membentuk abses tulang.
Cont…
Abses dapat keluar spontan, insisi dan
drainase . Abses yang terbentuk dalam
dindingnya terbentuk daerah jaringan mati
(sequestrum) sulit mengalir keluar
Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh Terjadi pertumbuhan tulang
baru (involukrum) dan mengelilingi
sequestrum rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup pasien (os.kronis)
MANIFESTASI KLINIS
Demam
Nyeri pada tulang yang terinfeksi
Luka dan bengkak pada daerah sekitar tulang
Pergerakan akan menimbulkan nyeri
Jika tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis kronis
(tidak terdeteksi dan tidak menimbulkan gejala selama
beberapa bulan atau beberapa tahun)
KOMPLIKASI
• Kekakuan yang permanen pada persendian
• Abses yang masuk ke kulit
• Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat
• Penurunan fungsi tubuh yang terkena
• Fraktur patologis
• Kontraktur sendi
• Gangguan pertumbuhan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah
• Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai
peningkatan laju endapan darah.
• Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcus
• Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri
(50% positif)
dan diikuti dengan uji sensitivitas.
• Pemeriksaan feses
• Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat
kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Biopsi tulang.
• Pemeriksaan ultra sound (USG)
• Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi
pada sendi.
• Pemeriksaan radiologis
• Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak
ditemukan kelainan radiologik, setelah dua minggu
akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus.
PENANGANAN
• Penanganan infeksi local dengan antibiotika profilaksis
• Penanganan infeksi jaringan lunak pada mengontrol erosi
tulang.
• Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar
jaringan yang memadai saat pembedahan dan selama 24
jam sampai 48 jam
• Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptic akan
menurunkan insiden infeksi superficial dan potensial
terjadinya osteomyelitis
Cont…..
Daerah yang terkena harus dimobilisasi untuk mengurangi
ketidaknyamanan dan mencegah terjadinya fraktur
Dapat dilakukan rendaman cairan hangat selama 20
menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran
darah.
Kultur darah dan kultur abses dilakukan untuk
mengidentifkasi organisme dan memilih antibiotika yang
tepat
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan :
Faktor-faktor resiko osteomielitis meliputi : umur, trauma,
luka terbuka, tindakan operasi khususnya operasi tulang, dan
terapi radiasi.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : terdapat eritema atau kemerahan dan panas
Palpasi : Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi
bengkak dan terasa lembek
TTV : Hipertermi (38 derajat, takhikardi, irritable, dan
kelemahan
Cont….
Riwayat psikososial
Pasien merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak
dapat sembuh, takut diamputasi.
Hopitalisasi yang lama perlu mengkaji perubahan-
perubahan kehidupan khususnya hubungannya
dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
Cont….
Pemeriksaan diagnostik
Hasil laboratorium menunjukan adanya
leukositosis
Laju endap darah/LED meningkat.
Scanning tulang /CT Scan , biopsi tulang dan MRI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d proses inflamasi dan pembengkakan
Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.
Hipertermi b.d proses inflamasi
Resiko terhadap perluasan infeksi b.d pembentukan
abses tulang.
INTERVENSI
Dx1 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
pembengkakan
Tujuan DAN Kriteria Hasil :
Pasien menunjukan /mendemonstrasikan bebas dari
nyeri dan Peningkatan rasa kenyamanan
Kriteria Evaluasi :
Tidak terjadi nyeri, mobilisasi kembali
normal,ekspresi wajah rileks dan suhu tubuh normal
INTERVENSI
Dx 2 : Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri,
alat imobilisasi dan keterbatasan menahan beban berat badan.
Tujuan / Hasil Pasien :
Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
Mempertahankan posisi fungsional
Meningkatkan / fungsi yang sakit
Menunjukan teknik mampu melakukan aktivitas
INTERVENSI
Dx 3: Hipertermi berhubungan dengan proses
inflamasi
Tujuan / Hasil Pasien :
Mendemonstrasikan bebas dari hipertermia
Kriteria Evaluasi :
Pasien tidak mengalami dehidrasi lebih lanjut, suhu
tubuh normal, tidak mual, suhu tubuh normal
INTERVENSI
Dx 4: Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan
dengan pembentukan abses tulang
Tujuan / Hasil Pasien :
Tidak terjadi pesiko perluasan infeksi yang dialami
Kriteria Hasil:
Mencapai waktu penyembuhan dengan semestinya