PENDAHULUAN
berikut.
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
yang lebih tinggi. Salah satu komponen untuk mencapai tujuan tersebut
bahwa soal pelajaran Biologi yang kurang dikuasai oleh sebagian besar
materi tidak praktek langsung. Hal ini disebabkan siswa kurang cermat
siswa tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan soal dengan tepat dan
benar. Pengamatan ini terlihat dari uji coba soal dengan menggunakan soal
perkembang biayakan yang diberikan pada siswa Kelas XII B Jurusan IPA
Biologi yang berkaitan dengan soal cerita bukanlah hal yang mudah.
hari melalui latihan yang praktis, bervariasi, dan aplikatif. Di sisi lain ada
sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam teks Biologi. Sementara
itu, siswa akan lebih mudah mencerna soal cerita Biologi kelas X sampai
XII SMA apabila siswa mampu mengelola teks dengan baik dan benar,
yang ada. Bagi sebagian besar guru Biologi , mengajarkan materi Bilologi
hal yang mudah. Meskipun banyak siswa yang telah mampu memahami
topik Biologi secara teoritis, akan tetapi banyak mengalami kesulitan ketika
bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk soal uraian. Dalam
hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang mudah
contoh yang kongkret dan jelas berkaitan dengan materi soal berbentuk
uraian. Bila upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil
materi Biologi bagi siswa SMA. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XII B
Jurusan IPA SMA Darul Ulum Banyuputih Tahun Pelajaran 2006 – 2007”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Biologi.
E. Batasan Masalah
meliputi:
1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa Kelas XII B Jurusan IPA SMA
pelajaran 2006/2007.
KAJIAN PUSTAKA
Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia karena pada hakikatnya
terus belajar walaupun sudah lulus sekolah. Di era globalisasi dewasa ini
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami, dilakukan dan dihayati oleh
siswa itu sendiri, dimana siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses
belajar, proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di
tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati &
Mudjiono,1997:7).
oleh para ahli, berikut ini akan dikemukakan beberapa teori belajar,
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus
dan respon, seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya (Budiningsih, 2005:20). Teori
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak sehingga
dapat diasumsikan bahwa proses belajar akan belajar dengan baik jika
peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun pada akhirnya yang paling
menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat siswa itu sendiri atau
dengan istilah lain kendali belajar sepenuhnya ada pada diri siswa
(Budiningsih, 2005:58).
pembelajar
2. Perubahan itu tidak harus segera nampak setelah proses belajar tetapi
yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang
belajar.
B. Pembelajaran Kooperatif
belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil.
dan proses ilmiah. Tanggung jawab utama mereka adalah memotivasi siswa
penting yang muncul pada hari itu Arends (dalam Risnawati, 2005:18).
tugas.
ini:
komitmen.
egosentris.
keterasingan.
terintegrasi.
berbagai perspektif.
17. Meningkatkan perasaan penuh makna mengenai arah dan tujuan hidup.
lebih baik.
perasaan.
23. Meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar.
acceptance)
31. Meningkatkan hubungan positif antara siswa dengan guru dan personel
sekolah.
pemahaman filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi
1 Adanya saling ketergantungan positif, saling Guru sering membiarkan adanya siswa yang
mengukur penguasaan materi pelajaran tiap sehingga tugas-tugas sering diborong oleh
anggota kelompok, dan kelompok diberi salah seorang anggota kelompok, sedangkan
umpan balik tentang hasil belajar para anggota kelompok lainnya hanya ” enak-enak
anggota sehingga dapat saling mengetahui saja” di atas keberasilan temannya yang
6 Pada saat belajar koperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan intervensi
berlangsung ,guru terus melakukan sering tidak dilakukan oleh guru pada saat
pemantauan melalui observasi dan melakukan belajar kelompok sedang berlangsung
intervensi jika terjadi masalah dalam kerja
antar anggota kelompok
7 Guru memperhatikan secara langsung proses Guru sering tidak memperhatikan proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok- kelompok yang terjadi dalam kelompok-
kelompok belajar kelompok belajar
8 Penekanan tidak hanya pada penyelesaian Penekanan sering hanya pada penyelesaian
tugas tetapi juga hubungan interpersonal tugas
(hubungan antar pribadi yang saling
menghargai)
(Sumber: Nurhadi, 2004:62)
dan kemampuannya.
kelompok.
Siswa bekerja dalam kelompok empat atau lima orang. Setiap angota
dan skor kuis menjadi skor tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke
sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok ahli sehingga dapat
Prosedur
yang lain.
adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada satu
Variasi
METODOLOGI PENELITIAN
kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini
diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang
diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal
telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
B. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
Putaran 1
Tindakan/Observasi Putaran 2
Tindakan/Observasi Putaran 3
Tindakan/Observasi
discovery .
siklus berikutnya.
yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes
yang betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis
meningkatkan prestasi
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes
tersebut diuji dan dianalisi. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 3, 4, 8, 15, 16, 18, 20, 22,
26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46
2. Reliabilitas
sebesar 0, 775. Harga ini lebih besar dari harga r product moment.
- 20 soal mudah
- 16 soal sedang
- 10 soal sukar
4. Daya Pembeda
soal, dan yang berkriteria tidak baik 2 soal. Dengan demikian soal-soal
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
atau ada 17 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
jigsaw.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus
II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada
sebesar 81,82 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 13 siswa
diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai,
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
d. Revisi Pelaksanaan
jigsaw dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
C. Pembahasan
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman
meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 65,38%, 76,92%,
dan 88,46%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai.
Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat
Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
PENUTUP
A. Kesimpulan
belajar.
B. Saran
proses belajar mengajar Biologi lebih efektif dan lebih memberikan hasil
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakuakan di Kelas XII B Jurusan IPA SMA Darul Ulum Banyuputih
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn
dan Bacon.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan
Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa
Universitas Press.
KARYA ILMIAH
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
O
L
E
H
Efendi Setiawan, S. Pd
TAHUN 2006
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
perpustakaan SMA Darul Ulum Banyuputih dan dapat diajukan sebagai salah
Jigsaw Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XII B
Jurusan IPA Tahun Pelajaran 2006 – 2007.” Setelah membaca dan mencermati
karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang tidak dipublikasikan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis
dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XII B Jurusan IPA Tahun Pelajaran 2006 –
2007”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di
perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam
pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan
diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada:
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................. ii
Kata Pengantar ......................................................................................... iii
Abstrak ..................................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 4
E. Batasan Masalah .............................................................. 4
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 32
B. Saran ............................................................................... 32