Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS PROGRAM FULL-DAY SCHOOL BAGI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SISWA


Artikel disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Manajemen Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Dr. Hermanto S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Konita Faridha Alfirdausiana
17103241022
KELAS PLB A 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA
2019
EFEKTIVITAS PROGRAM FULL-DAY SCHOOL
BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SISWA
Konita Faridha Alfirdausiana
(17103241022)
Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Wacana pembelajaran full day school muncul untuk memastikan terpenuhinya kondisi
ideal pendidikan di Indonesia yaitu pada dua aspek pendidikan. Adapun dua aspek
tersebut adalah aspek pendidikan karakter dan pengetahuan umum. Pada artikel ini akan
dibahas mengenai pro kontra pelaksanaan full day school serta tingkat efektifitas full
day school. Dengan adanya full day school apakah lebih banyak memberi dampak postif
ataupun negatif terhadap pengembangan kemampuan siswa. Implementasi Kurikulum
2013 berkaitan dengan waktu pelaksanaan pembelajaran. hal ini sejalan dengan
kenyataan bahwa kurikulum 2013 menuntut dilaksankannya pembelajaran aktif dan
penilaian otentik. Pelaksanaan pembelajaran aktif dan penilaian otentik tentu saja
memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pembelajaran yang berpusat pada guru dan
penilaian konvensional. Sejalan dengan hal tersebut Kemendikbud (2012d) telah
menetapkan penambahan jam pelajaran baik pada jenjang sekolah dasar maupun pada
jenjang sekolah menengah pertama dan menengah atas. Rasionalitas penambahan jam
pelajaran dapat dijelaskan pada perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberitahu
menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis
proses dan output).

Kata Kunci : Full-Day School; Kemampuan Siswa; Kurikulum 2013


Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,
melalui pendidikan manusia dapat berkembang sesuai apa yang ia inginkan. Pendidikan
memiliki makna yaitu suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu
untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Proses pembelajaran merupakan penyatu antara siswa yang belajar dengan guru
sebagai mengajar. Guru memiliki andil cukup besar dalam peningkatan kualitas
pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Menurut Elicker dan Marthur (dalam
Priyono, 2009:1) anak yang sekolah full day memiliki kesiapan belajar yang lebih tinggi
daripada anak-anak yang sekolah setengah hari, sehingga secara tidak langsung hal ini
akan berpengaruh pada prestasi anak. Pembelajaran di sekolah yang relatif lama
terkadang siswa merasa bosan, ngantuk dan tidak antusias dalam mengikuti
pembelajaran, oleh karena itu guru membuat suatu manajemen pembelajaran full day
school yang menyenangkan.

Sanjaya (2008:198) menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan manajemen


pembelajaran bahwa, guru memiliki peranan yang strategis dan penting dalam
memanajemen pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada pembelajaran full day
school siswa tidak hanya sebagai objek pembelajaran, siswa diajak langsung untuk
belajar dengan metode yang mampu mengembangkan dirinya. Full day school
merupakan pengembangan dari kurikulum yang sudah ada, dengan adanya penambahan
jam belajar, maka diperlukan suatu modifikasi pada kurikulum nasional.

1. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Pengertian sistem ada 2 hal yaitu sesuatu wujud (entity) atau benda tertentu
dan suatu cara atau metode pemecahan masalah yang dikenal dengan pendekatan
sistem. Ini digunakan orang dalam rangka memahami, sesuatu keseluruhan yang
terpadu atau dalam rangka memecahkan masalah, missal tentang pendidikan.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan sistem pendidikan nasional berfungsi memberikan arah pada semua
kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan
nasional tersebut merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua satuan
pendidikannya. Dalam sisitem pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua
warga negara. Artinya, semua satuan pendidikan yang ada harus memberikan
kesempatan menjadi peserta didiknya kepada semua warga negara yang memenuhi
persyaratan tertentu sesuai dengan kekhususannya, tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, suku bangsa, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan UUD 1945
pasal 31 ayat (1) berbunyi : ”Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.
Di dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 5 disebutkan ayat (1) setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu;
dan ayat (5) setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.

2. FULL DAY SCHOOL


Full Day School sendiri terdiri dari 3 kata yaitu Full yang artinya penuh,
Day yang artinya hari dan School yang artinya sekolah. Jadi Full Day School adalah
kegiatan sehari penuh di sekolah. Sekolah dengan sistem Full Day School adalah
bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan kurikulum
Kemendiknas dan ditambah dengan kurikulum kemenag. Model yang
dikembangkan adalah pengintegrasian antara pendidikan agama dan umum dengan
memaksimalkan perkembangan aspek kognitif, afektif serta psikomotorik. Proses
belajar mengajarnya diberlakukan dari pagi sampai sore yang dimulai dari pukul
06.40 pagi sampai 15.40 sore. Menurut para ahli, pada 9 jam tersebut adalah waktu
dalam kehidupan anak ketika otak paling reseptif untuk belajar, dan sangat penting
bahwa anak dihadapkan pada kurikulum yang lebih luas daripada yang bisa
ditawarkan dalam program setengah hari (Gorton & Robinson, 1968). Di sisi lain,
Hoffman dan Daniels (1986) menemukan bahwa program setengah hari dan sehari
lebih mirip daripada berbeda dalam apa dan bagaimana mereka mengajar.
Dalam Full Day School, kegiatan-kegiatan belajar seperti tugas sekolah yang
biasanya dikerjakan di rumah dapat dikerjakan di sekolah dengan bimbingan guru
yang bertugas. Namun bukan berarti Full Day School mengekang siswa untuk tidak
bermain dan terus menerus belajar, tetapi dalam Full Day School juga terdapat
metode dan media belajar yang meliputi kelas dan alam sehingga siswa tidak
menjadi bosan. Dengan adanya sistem Full Day School, lamanya waktu
pembelajaran tidak menjadi beban karena sebagian waktunya digunakan untuk
waktu-waktu informal.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyatakan
bahwa, ada tiga alasan pemberlakuan kegiatan Full Day School antara lain, (1)
Tidak ada mata pelajaran dengan pengertian Full Day School adalah pemberian
jam tambahan. Tapi dalam jam tambahan tersebut tidak ada mata pelajaran yang bisa
membuat para siswa bosan. Kegiatan yang dilakukan adalah ekstrakulikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler tersebut akan merangkum hingga 18 karakter, seperti jujur,
toleransi, disiplin, hingga cinta tanah air. Dengan kegiatan tersebut, para siswa bisa
dijauhkan dari pergaulan yang negatif; (2) Orang tua bisa menjemput anak ke
sekolah, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, pada umumnya
orang tua bekerja hingga pukul 5 sore. Dengan program tersebut orang tua bisa
menjemput anak mereka di sekolah saat pulang kerja; dan (3) Membantu
sertifikasi guru artinya membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar
24 jam per minggu sebagai syarat mendapatkan sertifikasi guru (Tempo, 2016).

3. TUJUAN FULL DAY SCHOOL


Berikut ini beberapa alasan mengapa sekolah menerapkan sistem Full Day School :
a. Banyaknya aktivitas orang tua yang berakibat pada kurangnya perhatian
untuk anaknya terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak-anak
sepulang dari sekolah.
b. Kemajuan IPTEK yang begitu cepat, sehingga apabila tidak dicermati, akan
membawa dampak negatif, terutama dari teknologi komunikasi. Dengan
banyaknya program televisi serta menjamurnya Play Station (PS) membuat
anak-anak lebih menikmati untuk duduk di depan tv dan bermain play
station daripada harus belajar.
c. Upaya untuk meningkatkan efisiensi waktu.
d. Perubahan sosial-budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris
menuju ke masyarakat industri.

Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir masyarakat. Hal ini
sesuai dengan teori belajar Natural Unfoldmen/self Actualization dari Maslow,
bahwa belajar itu berpusat pada kehendak, kesadaran dan aktivitas peserta didik
serta minat yang cukup darinya. Jadi menurut teori tersebut belajar tidak lepas dari
timbulnya situasi dari dalam diri peserta didik, keinginan dan hasrat dari dalam
merupakan pokok terjadinya apa yang dinamakan belajar yang membawa
keberhasilan. Siswa yang sekolah di lingkungan Full Day School diharapkan
mempunyai minat yang besar untuk lebih giat dan meningkatkan prestasinya.
Karena itu dibutuhkan dorongan-dorongan dari dalam diri atau lingkungan siswa
agar memunculkan hasrat dan keinginan siswa untuk belajar.

4. KEMAMPUAN SISWA
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan
bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan
diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34) mendefenisikan
kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.

Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang


individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut
Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini
atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan


(Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Pada dasarnya kemampuan terdiri atas
dua kelompok faktor (Robbin,2007:57) yaitu:
a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar
dan memecahkan masalah.
b. Kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-
tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik
serupa.

Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta didik,


yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihat
melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga ranah (aspek) yang terkait
dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah
afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan). Contoh ranah kognitif
adalah kemampuan siswa dalam menganalisis suatu masalah berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya. Contoh ranah afektif adalah siswa mampu
menentukan sikap untuk menerima atau menolak suatu objek. Contoh ranah
psikomotorik adalah siswa mampu berekspresi dengan baik.

5. KETERKAITAN FULL DAY SCHOOL DAN KEMAMPUAN SISWA


Dalam program Full Day School ini, siswa mendapatkan keuntungan secara
akademik, dimana dengan lamanya waktu belajar siswa dapat menambah
pengalaman dan keuntungan secara sosial. Dengan adanya Full Day School
menunjukkan anak-anak akan lebih banyak belajar daripada bermain, karena adanya
waktu terlibat dalam kelas, hal ini mengakibatkan produktifitas anak tinggi, maka
juga lebih mungkin dekat dengan guru, siswa juga menunjukkan sikap yang lebih
positif, karena tidak ada waktu luang untuk melakukan penyimpangan-
penyimpangan karena seharian siswa berada di sekolah dan berada dalam
pengawasan guru. Ada pengaruh yang signifikan antara manajemen pembelajaran
full day school dan motivasi belajar siswa. Hal ini berarti semakin baik manajemen
pembelajaran full day school maka akan semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.
Semakin tinggi tingkat kualitas manajemen pembelajaran full day school, semakin
tinggi motivasi belajar siswa.

Program Full Day School memberikan dampak positif pada sekolah dan
peserta didik khususnya taruna jurusan keperawatan dimana pola hidup lebih
tertata, kecerdasan emosional lebih baik, terbentuk kedisiplinan dalam belajar
sehinggaberdampak positif pada prestasi akademik. Menurut beberapa penelitian
mengenai pengaruh full day school terhadap prestasi siswa, didapatkan hasil bahwa
sebagian besar siswa mengalami peningkatan dalam prestasi akademik maupun non
akademiknya. Tetapi, banyak pula yang malah mengalami penurunan prestasi akibat
dari adanya system full day school.

Para peneliti mencatat bahwa dengan system Full Day School, kesenjangan
prestasi menyempit antara anak-anak dari latar belakang ras dan etnis yang berbeda.
Sistem Full Day School menyediakan kemampuan untuk secara efektif memberikan
jenis instruksi yang memungkinkan untuk diferensiasi dan pendekatan pedagogis
lainnya yang menguntungkan siswa berprestasi rendah (Ray & Smith, 2010).
Semakin baik manajemen pembelajaran full day school maka akan semakin tinggi
pula motivasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kualitas manajemen
pembelajaran full day school, semakin tinggi motivasi belajar siswa.

Faktor pendukung dalam penerapan sistem Full Day School adalah sarana
dan prasarana yang memadai, adanya dukungan dari orang tua siswa atau
masyarakat, adanya guru atau tenaga pengajar. Sedangkan, factor penghambat dalam
penerapan sistem Full Day School terletak pada terbatasnya lahan yang mengarah
kepada pemenuhan sarana dan prasarana sekolah dengan sistem Full Day School.

Dibalik segala dampak positif yang ditunjukkan dari beberapa data, Full Day
School juga memiliki sisi negative dalam penerapannya. Salah satunya adalah
mengurangi waktu anak untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungan
masyarakat. Meskipun program Full Day School hanya menerapkan 6 hari sekolah,
tetapi waktu tersebut dirasa kurang cukup untuk mengcover waktu bermain anak.
Efek lain dari Full Day School adalah menurunnya daya tahan tubuh anak, beban
waktu sekolah anak yang ditambah serta tetap adanya PR ataupun tugas rumah juga
mengakibatkan kurangnya istirahat anak.

Jika dikaji lebih mendalam banyak kelebihan dari system Full Day School,
tetapi pemerintah juga perlu mempertimbangkan aspek sarana prasarana pendukung
dalam pengembangan system ini. Keterlibatan sekolah, orang tua serta masyarakat
untuk mendukung program ini juga harus digiatkan. Penyediaan fasilitas transportasi
umum yang memadai bagi akomodasi anak juga perlu ditinjau oleh pemerintah,tak
anda dari transportasi namun juga dari segi keamanan.
KESIMPULAN
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Full Day School
adalah bentuk satuan pendidikan yang system belajarnya diselenggarakan selama sehari
penuh berdasarkan kurikulum. Sistem Full Day School bertujuan memaksimalkan
waktu luang anak-anak agar lebih berguna. Kemampuan (Ability) adalah kecakapan
atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerrjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan
seseorang. Keuntungan dari adanya program Full Day School adalah meningkatnya
prestasi siswa baik akademik maupun non akademik, pembentukan karakter siswa yang
lebih tertata serta membantu pemenuhan jam mengajar guru. Sedangkan kekurangannya
adalah pada tugas tambahan diluar sekolah yang dianggap membebani siswa dan
mengurangi waktu istirahat. Belum terpenuhinya sarana prasarana juga menjadi salah
satu penghambat pengembangan system Full Day School.
DAFTAR PUSTAKA
Holmes, C. Thomas & Barbara M. McConnell. 1990. Full-day versus Half-day
Kindergarten: An Experimental Study. Educational Resources Information
Center (ERIC)

Leasa, Marleny & John Rafafy Batlolona. Full Day School dalam Pembentukan
Karakter Siswa SMKN13 Kota Malang. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 6(1)

Nasional, D. P. (2003). Sistem pendidikan nasional. Jakarta (ID): Depdiknas.

Indonesia, R. (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang


sistem pendidikan nasional. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Nurdyansyah, Nurdyansyah and Fahyuni, Eni Fariyatul (2016) Inovasi Model


Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Nizamia Learning Center.

Soapatty, L., & Suwanda, T. (2014). Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day
School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo. Kajian
Moral dan Kewarganegaraan, 2(2), 717-733.

Rosalina, T. (2012). Pengaruh manajemen pembelajaran full day school terhadap


motivasi belajar. Manajemen Pendidikan, 23(6), 434-435.

Milligan, C. (2012). Full-day kindergarten effects on later academic success. SAGE


Open, 2(1), 2158244012442677.

Schroeder, Janice. 2017. Full-day Kindergarten Offsets Negative Effects of Poverty


on State Tests. European Early Childhood Education Research Journal 15(3)

Fahyuni, Eni Fariyatul & Nurdyansyah. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Surabaya:
Nizamial Learning Center

Anda mungkin juga menyukai