Anda di halaman 1dari 17

108

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN


JABATAN FUNGSIONAL KONSELOR ADIKSI DAN
ASISTEN KONSELOR ADIKSI

I. KURIKULUM DAN KEPESERTAAN


A. KURIKULUM
1. Pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Konselor Adiksi
Jenjang Pertama
a. Struktur Kurikulum
Pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Konselor Adiksi
jenjang Pertama terdiri atas 149 (seratus empat puluh
sembilan) JP, dengan susunan sebagai berikut:
NO Mata Diklat JP
1 2 3
I. Pengantar
1. Pengarahan Program 2 jam
2. Tes Kesehatan (UT) dan Psikometri 3
3. Tes Pengetahuan Awal (Pre & Post Test) 2
4. Building Learning Comitment (BLC) 3
5. Penanaman nilai-nilai nasionalisme 2 jam
II. Mata Pelajaran Utama
1. Kode Etik Konselor Adiksi 9
2. Pengenalan dan Instrumen Skrining (ASSIST) 9
Pengenalan dan Praktik Asesmen serta Rencana Terapi
3. 18
(Informed Concent)
4. Dasar Adiksi dan Permasalahannya 9
5. Konseling Dasar Adiksi (Individu dan Kelompok) 9
Program Rehabilitasi Berkesinambungan (Continuum Of
6. 6
Care)
7. Modalitas Terapi 3
Pendekatan pada Kelompok Khusus (anak, remaja,
8. 3
perempuan dan LGBT)
9. Pengenalan Gangguan Fisik dan Psikiatri 6
10. Penanganan Komorbilitas (Fisik dan Psikiatri) 6
11. Praktik Pendampingan Klien (Beresiko dan Aktifitas Rutin) 18
12. Krisis Intervensi 3
III. Mata Pelajaran Penunjang
1. Skrining Intervensi Lapangan (SIL) 3
109

2. Psikoedukasi klien, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas 6


3. Konseling Keluarga dan Kelompok 9
4. Terapi Keluarga dan Kelompok 6
5. Manajemen Kasus (home visit , Pemantauan) 6
Pencatatan,Pelaporan dan sistem jaringan informasi (sistem
6. 3
rehabilitasi nasional)
7. Supervisi dan Konsultasi 3
IV. Lain – lain
Pengembangan Profesi
1. 3
(Asi Fullfasion)
2. Evaluasi dan RTL 3
149 JP
TOTAL
4 Jam

Ringkasan Materi
1. Pengarahan Program
a. Deskripsi :
Dalam mengikuti kegiatan ini, peserta diberikan penjelasan
mengenai latar belakang, tujuan, dan sasaran. Peserta juga
menerima pengarahan program Pendidikan dan Pelatihan
Konselor adiksi secara komprehensif terkait penjelasan tentang
visi, misi, tugas pokok, fungsi dan kebijakan sesuai dengan
instansinya masing-masing.

b. Hasil Belajar
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta dapat
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
sebagai Konselor adiksi Ahli Pertama dalam menjalankan
tugasnya sehari – hari dengan baik dan benar.

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat:
1) Memahami berbagai proses pembelajaran dalam Diklat
Jenjang Konselor adiksi Ahli Pertama.
2) Meningkatkan pengetahuan dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari sesuai dengan peraturan yang berlaku.
110

d. Materi
1) Tugas dan kewajiban konselor adiksi tingkat pertama;
2) Program pada jabatan fungsional konselor adiksi tingkat
pertama;

2. Test Kesehatan (UT) dan Psikometri


a. Deskripsi
Dalam kegiatan ini peserta diberikan test kesehatan melalui
test urine. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
peserta bersih dari penggunaan Narkoba. Pemeriksaan
psikometri juga diberikan kepada peserta diklat fungsional
konselor tingkat pertama untuk mengetahui dan mengukur
pengetahuan, kemampuan, sikap, kepribadian, perbedaan
antar individu dan kelompok. Pemeriksaan ini juga
berdasarkan hasil tes psikologi.

b. *Hasil Belajar
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat membuktikan
secara objektif bahwa yang bersangkutan tidak/terbebas dari
penggunaan narkoba dan memiliki kepribadian yang adaftif .

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat :
1) Mengetahui kondisi kesehatan terbebas dari
penyalahgunaan narkoba;
2) Mengetahui kondisi dirinya dari aspek pengetahuan,
kemampuan, sikap dan kepribadian;
3) Memahami perbedaan individu dan kelompok ;

d. Materi
1) Pengetahuan kesehatan
2) Test kesehatan pemeriksaan urin
3) Psikometri

3. Tes Pengetahuan Awal (Pre & Post Test)


a. Deskripsi
111

Tes pengetahuan diberikan kepada peserta diklat jabatan


fungsional konselor adiksi jenjang pertama diawal dan diakhir
pertemuan. Tes ini digunakan untuk melihat sejauh mana
pengetahuan yang dimiliki peserta sebelum dan setelah diklat
jabatan fungsional konselor adiksi jenjang pertama.

b. Hasil Belajar
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat mengetahui
pengetahuan yang dimiliki sebelum dan setelah diklat jabatan
fungsional konselor adiksi jenjang pertama.

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat :
1) Mengetahui pengetahuan yang dimiliki sebelum dan setelah
diklat jabatan fungsional konselor adiksi jenjang pertama
2) Membandingkan hasil tes sebelum dan setelah diklat
jabatan fungsional konselor adiksi jenjang pertama

d. Materi
1) Soal – soal pre test
2) Soal – soal pos test

4. Building Learning Comitment (BLC)


a. Deskripsi
Membangun komitmen belajar diperlukan disetiap pelatihan
yang diselenggarakan. Building Learning Comitment menjadi
penting dan menentukan keberhasilan dalam sebuah diklat.

b. Hasil Belajar
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat belajar mengenali
diri sendiri, orang lain dan lingkungan serta berkomitmen
terhadap kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
112

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat :
1) Mengidentifikasi diri sendiri
2) Menggali pembelajaran dengan orang lain dan lingkungan;
3) Menentukan kelompok dan pengurus kelas
4) Membuat komitmen kelas

d. Materi
1) Mengenal diri sendiri
2) Mengenal orang lain dan lingkungan
3) Membentuk kelompok
4) Membuat komitmen kelas

5. Penanaman nilai – nilai nasionalisme


a. Deskripsi
Penanaman nilai – nilai nasionalisme adalah pengenalan dan
sekaligus menanamkan nilai –nilai kecintaan terhadap bangsa
dan negara yang berlandaskan nilai – nilai pancasila. Dengan
menanamkan nilai – nilai nasionalisme pancasila tersebut
akan menumbuhkan sikap dan perilaku serta budi pekerti
pancasilais sebagaimana sila ketuhanan Yang Maha Esa, sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, sila persatuan Indonesia
dan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan serta sikap perilaku yang
sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

b. Hasil Belajar
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat mengamalkan
nilai – nilai nasionalisme pancasila dalam menjalankan tugas
dan fungsi profesi konselor adiksi dan asisten konselor adiksi.

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat :
113

1) Memahami tentang nilai – nilai nasionalisme pancasila


2) Meninternalisasikan nilai – nilai nasionalisme pancasila
3) Mengamalkan nilai – nilai nasionalisme pancasila

d. Materi
1) Pengertian nasionalisme
2) Pengertian pancasila
3) Mengenal nasionalisme pancasila
4) Penghayatan dan pengamalan nilai – nilai nasionalisme
pancasila

II. Mata Pelajaran Utama


1) Konseling Lanjutan (CBT)
a. Deskripsi :
CBT merupakan salah satu bentuk terapi wawancara / ”talk
therapy” yang digunakan untuk mengajarkan, mendorong, dan
mensuport individu tentang bagaimana mengurangi atau
menghentikan penggunaan Napza yang dapat membahayakan
klien. Bentuk terapi ini memberikan keterampilan yang
berharga dalam rangka membantu klien untuk berhasil
mencapai keadaan abstinen dan mencegah kekambuhan dari
penggunaan Napza (atau berhasil mengurangi penggunaan
Napza).

b. Hasil Belajar
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat
menggunakan instrument CBT yang tersedia dan
melaksanakan pendampingan sesuai dengan peran Coach.

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
114

1) Memahami bahwa penggunaan zat merupakan perilaku


pembelajaran dan dapat dimodifikasi sesuai prinsip
pembiasaan dan pembelajaran
2) Memahami prinsip dasar klasik dan model operant
conditioning
3) Mendemonstrasikan cara penerapan prinsip terapi
pelatihan cognitive behavioural therapy dan relapse
prevention
4) Menerapkan pendekatan dasar menggunakan cognitive
behavioural therapy dan cara penerapan untuk reduksi
penggunaan zat dan preventing relapse
5) Menganalisis fungsional dan mempelajari 5 W klien
pengguna zat

d. Materi
1) Pengertian Cognitive Behavioural Therapy (CBT) dan
Relapse Prevention (RP);
2) Manfaat dari Cognitive Behavioural Therapy (CBT);
3) Konsep – konsep dan fondasi dari Cognitive Behavioural
Therapy (CBT);
4) Teknik CBT: Analisis Fungsional/5 W
a) Analisis fungsional (bermain peran);
b) Strategi Cognitive Behaviour ;
5) Teknik CBT: Risiko Tinggi dan Rendah
a) Situasi dengan resiko tinggi;
b) Situasi dengan resiko rendah;
6) Teknik CBT: Strategi mengatasi Craving
a) Pemahaman Craving dan Trigger;
b) Perbedaan Craving dan Trigger;
c) Menghadapi Craving dan Trigger;
d) Strategi Craving dan Trigger;
7) Teknik CBT: Ketrampilan menolak penggunaan zat—
Bagaimana mengatakan “Tidak”
8) Teknik CBT: Preventing the abstinence violation effect
a) Pengertian abstinence violation effect;
b) Pencegahan abstinence violation effect;
c) Efek abstinence violation effect: reframing;
9) Teknik CBT: Membuat perubahan gaya hidup
a) Membangun perilaku baru;
10) Metode Implementasi Strategi Cognitive Behavioural
a) Peran klinikus dalam CBT;
b) Pelaksanaan sesi CBT;
115

c) Prinsip – prinsip penggunaan CBT;


d) Monitoring CBT;
11) Rencana Klien pemulihan
a) Membuat dan mengembangkan rencana harian
pemulihan;

2) Program Rehabilitasi Berkelanjutan (Continuum of care)


e. Deskripsi :
Rehabilitasi berkelanjutan adalah serangkaian upaya
pemulihan ketergantungan narkoba bagi pengguna narkoba
dan/ atau korban penyalahgunaan, yang mencakup
rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan layanan
pascarehabilitasi yang dilakukan secara kontinu dalam satu
kesatuan layanan yang terintegrasi.

f. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran ini peserta dapat
menyusun program rehabilitasi berkelanjutan dari tahap
rehabilitasi awal sampai pasca rehabilitasi

g. Indikator Hasil Belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Mengetahui alur program rehabilitasi;
2) Menjelaskan intervensi pada setiap tahapan;
3) Mendemonstrasikan alur klien dalam program rehabilitasi
berkelanjutan;

h. Materi
1) Pengertian rehabilitasi berkelanjutan;
2) Rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan pasca
rehabilitasi;
3) Alur rehabilitasi;
4) Pasca rehabilitasi (pengertian, tujuan, metode, layanan)

3) Modalitas Terapi
d. Deskripsi
Masalah penggunaan NAPZA sangat kompleks dan
memerlukan intervensi yang komprehensif terkait dengan
116

masalah fisik, psikis dan sosial. Untuk mendapatkan hasil


terapi yang efektif dan memenuhi kebutuhan setiap klien
maka konselor adiksi harus memahami berbagai model terapi
yang berbasis bukti dalam menjalankan layanan bagi klien
adiksi.

e. Hasil Belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat menjelaskan model terapi yang dibutuhkan oleh klien
sesuai dengan hasil assessmen klinis psikologis dan sosial.

f. Indikator Hasil Belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:

1) Menjelaskan pengertian modalitas terapi


2) Menerangkan perbedaan modalitas terapi, rawat inap dan
rawat jalan
3) Menjelaskan tujuan terapi jangka panjang dan pendek
4) Menerangkan tentang terapi farmakologis, intoksikasi dan
putus zat berbagai jenis narkoba
5) Menjelaskan terapi rumatan dengan substitusi
6) Menjelaskan terapi farmakologi/penunjang
7) Memahami 13 prinsip terapi dan rehabilitasi pengguna
NAPZA

d. Materi
1) Pengertian modalitas terapi
2) Perbedaan modalitas terapi, rawat inap dan rawat jalan
3) Tujuan terapi jangka panjang dan pendek
4) Terapi farmakologis, intoksikasi dan putus zat berbagai
jenis narkoba
5) Terapi rumatan dengan substitusi
6) Terapi farmakologi/penunjang

11. Pendekatan pada kelompok khusus (anak, remaja, perempuan


dan dan LGBT)
a. Deskripsi
117

Kelompok khusus merupakan populasi yang mempunyai


karakteristik tertentu yang membutuhkan intervensi khusus.
Konselor adiksi harus memiliki pemahaman yang dalam
terhadap kelompok khusus tersebut sehingga dapat
memberikan layanan rehabilitasi yang sesuai dengan
kekhususan dan kebutuhan kelompok tersebut.

b. Hasil belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat
memahami pendekatan khusus (anak, remaja, perempuan
dan LGBT) sesuai dengan kebijakan yang ada.

c. Indikator hasil belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Menjelaskan Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan
pendekatan kelompok khusus (anak, remaja, perempuan
dan LGBT) dengan Masalah Adiksi
2) Menjelaskan Tahapan Perkembangan dan Ruang Lingkup
Penatalaksanaan
3) Menjelaskan Teknik Wawancara dan Observasi kelompok
khusus
4) Menjelaskan pelaksanaan Intervensi pada Orang Tua
5) Memahami isu – isu yang terkait dengan kebutuhan
fisiologis dan psikologis pada kelompok perempuan
6) Memahami resiko dan konsekuensi psikososial pada
pengguna perempuan
7) Memahami kelompok dan komunitas budaya LGBT serta
perlindungan konfidential LGBT secara individual dalam
program terapi rehabilitasi adiksi
8) Mendiskusikan isu – isu klinis terkait LGBT
9) Menjelaskan Pencatatan, Pelaporan, Rujukan, Monitoring,
dan Evaluasi

d. Materi
118

1) Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan pendekatan


kelompok khusus (Anak, remaja, Perempuan dan LGBT)
dengan Masalah Adiksi
2) Tahapan Perkembangan dan Penatalaksanaan kelompok
khusus
3) Teknik Wawancara dan Observasi kelompok khusus
4) Intervensi pada Orang Tua
5) Pencatatan, Pelaporan, Rujukan, Monitoring, dan Evaluasi
6) Pengenalan tentang kelompok dan komunitas budaya LGBT
7) Melindungi privasi konfidential LGBT secara individual
dalam program terapi rehabilitasi adiksi
8) Isu – isu klinis terkait LGBT
9) Isu – isu yang terkait dengan kebutuhan fisiologis dan
psikologis

12. Pengenalan Gangguan Fisik dan Psikiatri


a. Deskripsi
Penyalahgunaan narkoba menyebabkan terjadinya gangguan
fisik dan psikiatri. Pengenalan gangguan fisik dan psikiatri
dapat membantu seorang konselor adiksi jenjang pertama
dalam menjalankan tugasnya.

b. Hasil belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat mengenali pendekatan gangguan fisik dan psikiatri
sesuai dengan standar yang berlaku.

c. Indikator hasil belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Menjelaskan pengertian gangguan fisik dan psikiatri pada
pengguna NAPZA
2) Mengkategorikan klien dengan gangguan fisik dan psikiatri
(psikotik, skizofrenia dan lain – lain)

d. Materi
1) Gangguan fisik
119

2) Gangguan psikiatri (psikotik dan skizofrenia)

13. Penanganan Komorbilitas (Fisik dan Psikiatri)


a. Deskripsi
Penyalahgunaan narkoba menyebabkan terjadinya gangguan
fisik dan psikiatri. Pegenalan akan gangguan fisik dan psikiatri
dapat membantu seorang konselor adiksi jenjang muda dalam
menangani klien yang mengalami komorbilitas fisik maupun
psikiatri.

b. Hasil belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat melakukan penanganan klien gangguan fisik dan
psikiatri sesuai dengan standar yang berlaku.

c. Indikator hasil belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Mendemonstrasikan penanganan klien dengan gangguan
fisik dan psikiatri melalui simulasi kasus
2) Menerapkan penanganan klien dengan gangguan fisik dan
psikiatri (psikotik, skizofrenia dan lain – lain) melalui fresh
case

d. Materi
1) Gangguan fisik pengguna narkoba
2) Gangguan non psikotik
3) Gangguan psikotik
4) Gangguan skizofrenia

14. Praktik Pendampingan klien (Beresiko dan aktifitas Rutin)


a. Deskripsi
Pendampingan pada klien baik yang beresiko maupun aktifitas
rutin menjadi sesuatu yang harus diperhatikan. Seorang
konselor adiksi memiliki tugas utama dalam hal pendampingan.
Pendampingan ini dimulai dengan memahami tahapan
perubahan dan pencegahan kekambuhan
120

a. Hasil belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran peserta diharapkan
dapat melakukan pendampingan kepada klien beresiko dan
aktifitas rutin sesuai dengan standart yang ada

b. Indikator hasil belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat :
1) Memahami perubahan perilaku klien
2) Menggali relapse prevention klien
3) Menentukan trigger dan craving
4) Menerapkan langkah – langkah modal pemulihan (C3)
5) Menentukan dukungan kesehatan fisik, mental, keluarga,
sosial, tempat tinggal, lingkungan yang kondusif, dukungan
sebaya, pekerjaan, penyelesaian hukum, vokasional,
pengembangan pendidikan dan dukungan integrasi ke
masyarakat

d. Materi
1) Perubahan perilaku klien
2) Relapse prevention klien
3) Trigger dan craving
4) Langkah - langkah modal pemulihan
5) dukungan kesehatan fisik, mental, keluarga, sosial, tempat
tinggal, lingkungan yang kondusif, dukungan sebaya,
pekerjaan, penyelesaian hukum, vokasional, pengembangan
pendidikan dan dukungan integrasi ke masyarakat
15. Krisis Intervensi
a. Deskripsi
Krisis intervensi digunakan untuk meningkatkan kompetensi
konselor yang bekerja membantu orang dengan penggunaan zat.
Hal ini diperlukan untuk mencegah dampak buruk dari kondisi
yang lebih berat.

b. Hasil belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran peserta diharapkan
dapat memahami sebuah krisis, penyebabnya, manajemen
121

krisis, pengelolaan resiko bunuh diri sesuai dengan standar


yang berlaku.

c. Indikator hasil belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Menjelaskan definisi dari krisis intervensi
2) Memahami sebuah krisis
3) Menentukan penyebabnya
4) Menerapkan manajemen krisis
5) Mendemonstrasikan pengelolaan resiko bunuh diri

d. Materi
1) Definisi dari krisis intervensi
2) Kondisi krisis dan penyebabnya
3) Manajemen krisis
4) Pengelolaan resiko bunuh diri

1. Skrining & Intervensi Lapangan (SIL)


a. Deskripsi
Intervensi lapangan kepada pengguna narkoba penting
dilakukan sedini mungkin. Hal ini untuk menghindari
konsekuensi dan dampak yang lebih buruk. Para pengguna
narkoba sulit diharapkan untuk memanfaatkan layanan yang
ada. Situasi ini terjadi selama stigma masih kuat dan belum
ada pemahaman dari masyarakat tentang perlunya dukungan
untuk pemulihan kembali. SIL adalah pendekatan melalui
kontak kepada individu dan kelompok dari populasi khusus.
Populasi khusus adalah populasi yang sulit mengakses
layanan kesehatan konvensional, bersifat pasif sehingga
membuat hasil layanan tidak optimal.

b. Hasil Belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran peserta diharapkan
dapat memperoleh gambaran tentang tugas dan fungsi dari
petugas SIL.

c. Indikator hasil belajar


122

Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan


dapat :
1) Menjelaskan pengertian dari SIL
2) Mengkategorikan tugas – tugas SIL
3) Menerangkan sasaran, tujuan dan penerapan layanan dari
SIL
4) Menerangkan alur teknis pelaksanaan SIL

d. Materi
1) Pengertian SIL
2) Tugas – tugas SIL
3) Sasaran, tujuan dan penerapan layanan dari SIL
4) Alur teknis pelaksanaan SIL
5) Pelaksanaan SIL
a. Pemetaan
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan Kontak Awal dan Membina Hubungan
d. Pendataan Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba

IV. Mata Pelatihan Lain-lain


a. Pengembangan Profesi
a. Deskripsi :
Pengembangan profesi adalah kegiatan Konselor Adiksi dan
Asisten Konselor Adiksi dalam rangka pengamalan ilmu dan
pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan
mutu, baik bagi proses konseling dan profesionalisme tenaga
Konselor Adiksi dan Asisten Konselor Adiksi lainnya. Bidang
kegiatan Konselor Adiksi dan Asisten Konselor Adiksi yang
termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah menyusun
karya tulis ilmiah (KTI).

b. Hasil Belajar
123

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta dapat


mengembangkan profesi dengan mengimplementasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta keterampilan untuk
meningkatkan mutu, baik bagi proses konseling dan
profesionalisme tenaga Konselor Adiksi dan Asisten Konselor
Adiksi.

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Memahami Karya Tulis Ilmiah bagi Profesi Konselor Adiksi
dan Asisten Konselor Adiksi
2) Menerapkan kemampuan menyusun Karya Tulis Ilmiah
terpublikasi bagi profesi Konselor Adiksi dan Asisten Konselor
Adiksi
3) Menerapkan desain laporan penelitian menjadi artikel ilmiah
yang layak publikasi di jurnal ilmiah
4) Mempublikasikan karya ilmiah ke Jurnal Ilmiah

d. Materi
1) Kebijakan penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Konselor Adiksi
2) Kaidah, Tata Cara, dan Sistematika Pemulisan Karya Tulis
Ilmiah
3) Karya Tulis Ilmiah Buku dan Non Buku
4) Metode Penelitian
5) Publikasi karya tulis ilmiah
a. Adapun bentuk Karya Tulis Ilmiah dalam pengembangan
profesi Konselor Adiksi pada dasarnya ada 3 yaitu:
1. Laporan hasil kegiatan ilmiah
2. Tulisan ilmiah ( artikel, makalah, naskah siaran
radio, tulisan ilmiah populer.)
3. Buku ( buku pelajaran, modul, diktat, terjemahan)
b. Laporan Hasil kegiatan ilmiah berupa:
1. Laporan Hasil Kegiatan Penelitian ( Laporan hasil
penelitian, Makalah ringkasan hasil penelitian,
Tulisan ilmiah populer hasil penelitian)
2. Karya ilmiah hasil pengembangan
c. Laporan pada kegiatan evaluasi
1. Tulisan ilmiah dapat berupa:
124

2. Artikel
3. Makalah
4. Naskah siaran radio
5. Tulisan ilmiah popular
6. Buku dapat berupa:
7. Buku pelajaran.
8. Diktat
9. Modul
10. Terjemahan

2. Evaluasi dan RTL


a. Deskripsi
Evaluasi Program dan Rencana Tindak Lanjut RTL) adalah
salah satu komponen manajemen program yang esensial
dalam program konseling. tanpa adanya Evaluasi Program dan
Tindak Lanjut, maka akan sulit memperbaiki layanan
konseling yang diselenggarakan konselor. hal ini pun sesuai
dengan Pengertian, Fungsi dan Tujuan Konseling.

b. Hasil Belajar
Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat melakukan Evaluasi Program dan menyusun Rencana
Tindak Lanjut (RTL) rencana diklat jabatan fungsional konselor
adiksi jenjang pertama.

c. Indikator Hasil Belajar


Setelah mendapat materi pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
1) Menentukan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan
2) Menerapkan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan

d. Materi
1) Rencana tindak lanjut antara lain: metode “SMART” atau
“POAC” dan lain - lain
2) Presentasi RTL
3) Diskusi kasus

Anda mungkin juga menyukai