Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN TEORI

“ Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Bab Pola – Pola

Hereditas Pada Manusia Terhadap Peningkatan Minat Belajar

Siswa Kelas XII MIPA SMA Negeri 1 Garut Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2018-2019 “

2.1. Pengertian Metode

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan.

Metode secara harfiah menggambarkan jalan atau cara suatu

totalitas yang akan dicapai atau dibangun. Mendekati suatu bidang

secara metodis berarti memahami atau memenuhinya sesuai dengan

rencana, mengatur berbagai kepingan atau tahapan secara logis dan

menghasilkan sebanyak mungkin hubungan.

Metode dan sistem membentuk hakikat ilmu. Sistem

bersangkutan dengan isi ilmu, sementara metode berkaitan dengan


aspek formal. Lebih tepat, sistem berarti keseluruhan pengetahuan yang

teratur atau totalitas isi dari ilmu.

Menurut Hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah

teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima

atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang

disiplin dan praktek. Lebih dalam lagi menurut Hidayat (1990;60) kata

metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau

cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau

usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan. Sedangkan menurut Max

Siporin (1975) yang dimaksud metode adalah sebuah orientasi aktifitas

yang mengarah pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas nyata.

2.2. Pengertian Metode Pembelajaran

Cara seorang guru yang di pergunakan dalam mengajar agar proses

transfer ilmu berjalan dengan mudah sehingga siswa menjadi lebih

paham disebut sebuah metode mengajar. Heri Rahyubi (2012: 236)

mengartikan “metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan

untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik”.

Hamid Darmadi (2010: 42) berpendapat bahwa “metode adalah

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”.

Sedangkan menurut Sri Anitah danYetti Supriyati (2008: 4.3) “metode

adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara

mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu”. Dari ketiga


pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah suatu cara

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga

dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju

keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang

tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran

membuat pengajar haruslah pintar-pintar dalam menentukan metode

manakah yang sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dia

ajar. Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain (2010: 72) menyebutkan

bahwa “kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik,

sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat untuk mencapai

tujuan”. Penggunaan metode dalam suatu pembelajaran merupakan

salah satu cara untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam

pembelajaran. Semakin pandai seorang pengajar menentukan metode

yang akan digunakan dalam pembelajaran, maka keberhasilan yang

diperoleh dalam mengajar semakin besar pula. Dari sini kita dapat

mengetahui seberapa pentingnya suatu metode dalam proses belajar-

mengajar dan dalam mencapai sebuah keberhasilan dari proses

belajar-mengajar. Pupuh F dan M. Sobry S (2010: 55) berpendapat

“makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran”. Jadi,


kesalahan dalam menentukan metode mengajar, juga akan berakibat

pada menurunnya hasil belajar siswa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam

mengajar seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri

Djamarah dan AswanZain (2010:46)diantaranya:

1) Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya

2) Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya

3) Situasi yang berbagai-bagai keadaannya

4) Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya

5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran

Sebagai suatu cara,metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi

untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-

masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89)

pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:

a. Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah,


gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada aspek
biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan
kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih
guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.

c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari
ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan itu.

d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di
sekolah.Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung
penggunaan metode eksperimen.

e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui
mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode
menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.

2.2.2 Syarat-syarat metode pembelajaran

Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang harus

diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

1. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau

gairah belajar siswa

2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mewujudkan hasil karya.


4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa

untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi

(pembaharuan).

5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha

pribadi.

6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang

bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi

yng nyata dn bertujuan.

7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan

dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2.3. Pengertian Metode Pembelajaran Inquiry

Santoso (2010) menyatakan bahwa metode inquiry yaitu salah


satu metode yang dapat digunakan dalam pelatihan, di mana pelatih
dapat membagi tugas untuk meneliti suatu masalah pada masing –
masing peserta yang terlibat dalam pelatihan. Metode ini menekankan
pada kegiatan peserta untuk mencari dan menemukan suatu masalah.
Perserta bertindak sebagai subjek belajar yang dituntut untuk mandiri.
2.3.1 Tujuan dari Metode
Pembelajaran dengan Teknik
Inquiry
Tujuan dari metode inquiry yaitu untuk mengembangkan
kemampuan siswa atau peserta agar dapat berpikir secara logis, kritis,
dan sistematis. Selain itu metode inquiry bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual yang dimiliki oleh siswa atau
peserta, sebagai bagian dari proses mental mereka.

Mengembangkan kemampuan berpikir dan intelektual menjadi tujuan


utama dalam metode pembelajaran dengan teknik inquiry.

2.3.2 Prinsip – Prinsip dalam


Metode pembelajaran dengan
teknik Inquiry
Metode pembelajaran dengan teknik inquiry memuat beberapa prinsip
penting yang harus diketahui untuk dilaksanakan oleh guru. Prinsip –
prinsip tersebut menurut Suardi (2015) yaitu pengetahuan bersifat
tentatif atau berubah – ubah, manusia memiliki keingin tahuan yang
bersifat alamiah, dan manusia mampu mengembangkan
individuality yang bersifat mandiri. Masing – masing prinsip tersebut
dapat dijelaskan bahwa dalam prinsip pertama yaitu ilmu pengetahuan
bersifat tentatif, artinya perlu pelaksanaan suatu penelitian yang bersifat
berkelanjutan.
Prinsip kedua yaitu manusia memiliki rasa ingin tahu yang bersifat
alamiah, artinya manusia berheka untuk melakukan eksplorasi untuk
menambahkan atau memperoleh pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Prinsip ketiga yaitu manusia mampu
mengembangkan individuality secara mandiri, artinya merujuk pada
pengenalan terhadap jati diri sendiri dan sikap alamiahnya.

Ketiga prinsip penting dari metode pembelajaran dengan teknik inquiry,


setidaknya menjadi gambaran bagi guru yang ingin melaksanakan
metode jenis ini dalam kegiatan pembelajarannya. Kemudian,
bagaimanakah langkah – langkah dari metode pembelajaran dengan
teknik inquiry ini? Pertanyaan tersebut akan kamu temukan jawabannya
di pembahasan yang selanjutnya.

2.3.3 Langkah – langkah dalam


Melaksanakan Metode
Pembelajaran dengan Teknik
Inquiry
Bagaimana langkah – langkah metode inquiry? Terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan oleh guru, ketika menerapkan metode
inquiry. Langkah – langkah tersebut (Suardi, 2015), yaitu
menghadapkan pada suatu masalah, menemukan suatu masalah,
mengkaji data yang diperoleh dan melakukan eksperimen,
mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan hasil yang
diperoleh, serta terakhir, melakukan analisis.

Masing – masing langkah dalam metode inquiry dapat dijelaskan


sebagai berikut.
1. Menghadapkan pada masalah. Artinya dalam langkah ini guru perlu
menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam penelitian, menyajikan
beberapa situasi yang saling bertentangan satu sama lain untuk
menemukan masalah.
2. Menemukan suatu masalah. Artinya dalam langkah ini perlu memeriksa
tentang hakikat dari objek dan kondisi yang sedang dihadapi dan
memeriksa munculnya suatu masalah.
3. Mengkaji data yang diperoleh dan melakukan eksperimen. Artinya dalam
langkah individu yang melakukan kegiatan eksperimen perlu untuk
mengisolasi variabel yang sesuai, kemudian merumuskan hipotesis –
hipotesis yang sesuai dengan variabel yang ditemukan.
4. Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan. Hal ini berkaitan
dengan mengorganissikan hasil yang diperoleh, kemudian di rumuskan,
dan menjelaskan hasil tersebut.
5. Melakukan analisis. Artinya melakukan analisis pada proses penelitian,
sehingga dapat diperoleh prosedur yang lebih efektif lagi.

Pada metode ini, terdapat beberapa reaksi yang diharapkan dalam


muncul dalam diri siswa. Reaksi tersebut (Suardi, 2015), antara lain:

1. Siswa mampu mengajukan suatu pertanyaan secara lugas dan jelas.


2. Siswa diberikan suatu kesempatan untuk memperbaiki pertanyaan yang
telah diajukan.
3. Menunjukkan pada siswa tentang butir – butir yang kurang sesuai.
4. Menyediakan siswa mengenai layanan bimbingan tentang teori yang akan
digunakan dalam kegiatan ini.
5. Siswa diberikan kebebasan secara intelektual.
6. Guru memberikan dorongan dan dukungan terhadap interaksi yang
ditunjukkan siswa, hasil eksplorasi yang dilakukan siswa, formulasi, dan
generalisasi yang dilakukan oleh siswa.
Metode pembelajaran yang menerapkan teknik inquiry ini membutuhkan
sarana pembelajaran yang mendukung bagi siswa. Sarana
pembelajaran tersebut mencakup (Suardi, 2015)

1. Materi yang bersifat konfrontatif, tujuannya untuk meningkatkan proses


intelektual siswa, strategi dalam penelitiannya.
2. Masalah yang diberikan dapat menantang siswa untuk melakukan suatu
penelitian.

2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan


Metode Pembelajaran dengan
Teknik Inquiry
Berikut ini akan diberikan penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan
dari metode inquiry. Kelebihan dari metode inquiry menurut Santoso
(2010), yaitu sebagai berikut.

1. Metode inquiry mendorong individu untuk berpikir secara objektif, jujur, dan
terbuka, dan mampu mengembangkan inisiatif sendiri.
2. Metode inquiry meminta individu untuk mengembangkan sikap berpikir
kritis, logis, dan sistematis, melalui situasi pembelajaran yang merangsang
kemampuan individu.
3. Metode inquiry dapat membantu individu untuk membentuk dan
mengembangkan konsep diri yang baik, pada individu.
4. Metode inquiry mendorong individu untuk menggunakan kemampuan
berpikir secara intuitif dan mampu merumuskan sendiri hipotesis dalam
penelitiannya.

Selanjutnya, kelemahan yang dimiliki oleh metode inquiry menurut


Santoso (2010), yaitu sebagai berikut.
1. Menerapkan metode inquiry membutuhkan waktu untuk mendayagunakan
kemampuan individu dalam memperoleh pengertian yang baik tentang
sebuah konsep.
2. Metode inquiry membutuhkan waktu yang lama dalam penerapannya,
sehingga terkadang waktu menjadi kendala untuk melaksanakan metode
ini.
2.4. Pengertian Minat
Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut
sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang
bersangkutan (Sardiman, 1990: 76). Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan
bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat
berkembang jika ada motivasi.
Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap
sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang
menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Menurut Sudirman (2003: 76) minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih
kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan
kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa Minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang
ditandai dengan rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan
adanya pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat
dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki keinginan
untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas tertentu, karena
dirasakan bermakana bagi dirinya dan ada harapan yang dituju.
Dari pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa timbulnya
minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu fsakttor intern
dan ekstern. Adapun faktor intern terdiri dari perhatian, tertarik, dan aktifitas,
sedangkan faktor ekstern terdiri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai