Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PROGRAM SEKOLAH SEHAT TERHADAP

KESADARAN SISWA KELAS XII DALAM MEWUJUDKAN

LINGKUNGAN SEHAT DI SMAN 1 GARUT

KARYA TULIS

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir di SMAN 1 Garut

Disusun oleh :

WAFA HAIFA NUR MAULA

NIS. 161710174

XII MIPA 5

SMA NEGERI 1 GARUT

Jalan Merdeka 91 Telp. (0262) 233782 Garut

2017/2018
ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ini tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga tercurahlimpahkan kepada junjunan Nabi

Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga

kembali kepada kita selaku umatnya.

Karya tulis ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas

akhir di SMA Negeri 1 Garut. Karya tulis ini berjudul “Pengaruh

Program Sekolah Sehat terhadap Kesadaran Siswa Kelas XII

dalam mewujudkan Lingkungan Sehat di SMAN 1 Garut”.

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam penyusunan, sehingga jauh dari

kesempurnaan. Walaupun dengan segala kemampuan dan

keterbatasan penulis, juga kendala yang dihadapi, penulis berusaha

semaksimal mungkin untuk dapat menghasilkan yang terbaik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang mendukung serta

ii
iii

membantu penulis dalam berbagai hal pada pengerjaan karya tulis ini

1. Orang tua penulis yang selalu memberikan saran dan dukungan.

2. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat.

3. Yth. Bapak Drs. H. Achdiat Kusdani, M. Pd. selaku Kepala Sekolah

SMA Negeri 1 Garut.

4. Yth. Bapak Gatot Imansyah, S.Pd. selaku penanggung jawab

program kelas XII MIPA 5.

5. Yth. Bapak Daryono, M.Pd. selaku guru pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan nasihatnya yang sangat berarti dan

bermanfaat kepada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah

ini.

6. Yth. Ibu Hj. Hamidah, S.Pd. selaku wali kelas XII MIPA 5.

7. Muhamad Arkan Karmona Putera yang telah memberikan motivasi,

semangat, menghibur, dan memberi asupan makanan kepada

penulis.

8. Annisa Handayani Dewi dan Anggi Nur Fauziah yang telah

memotivasi, menghibur, dan membantu mengoreksi kartul penulis.

9. Tandi Zalaludin, Taufik M. Reza, Tiara Annisa, Yudha Zakaria

Aditama, Afifah Khoirunnisa selaku rekan satu pembimbing

10. Teman-teman Explosive91 yang senantiasa memberikan semangat

kepada penulis.

iii
iv

Semoga Allah SWT. membalas budi dan seluruh amal baiknya

yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan karya tulis ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Garut, Desember 2018

Penulis

iv
v

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

v
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.1

Tabel 3.2

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

vii
viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk a) Untuk mengetahui program

sekolah sehat yang telah berjalan di SMAN 1 Garut b) untuk

mengetahui kesadaran siswa kelas xii tentang lingkungan sehat c)

untuk mengetahui pengaruh program sekolah sehat terhadap

kesadaran siswa kelas xii dalam mewujudkan lingkungan sehat di

SMAN 1 Garut. Program sekolah sehat pada prinsipnya terfokus

pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi

lingkungan belajar yang normal baik secara fisik (lingkungan)

maupun mental (kondisi/keadaan/situasi). Kesadaran siswa dalam

mewujudkan lingkungan sehat yaitu dengan ikut berpartisipasi

menjaga lingkungan tetap bersih, sehat, rindang, dan nyaman.

Metodologi penelitian yang digunakan di dalam penyusunan karya

tulis ini yaitu dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

Instrument penelitian yang digunakan adalah wawancara terhadap

guru penanggung jawab program sekolah sehat dan angket yang

diberikan langsung kepada kelas XII SMAN 1 GARUT sebanyak 61

responden. Data yang diperoleh dari karya tulis ini berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan angket

dibandingkan dengan hasil observasi dan studi dokumentasi yang

dilakukan oleh penulis. Hasil penelitian karya tulis ini bahwa

program sekolah sehat di SMAN 1 Garut sangat baik dan

persentase responden yang sangat sadar terhadap kesadaran

viii
ix

hidup sehat yaitu sebanyak 47%, sadar sebanyak 51%, dan kurang

sadar sebanyak 2%. Program sekolah sehat yang mendidik dalam

pembentukan karakter dan kebiasaan siswa menjadi pengaruh

terhadap kesadaran siswa kelas XII SMAN 1 Garut dalam

mewujudkan lingkungan sehat.

Kata kunci : Program sekolah sehat, Kesadaran siswa, lingkungan

sehat

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

didirikan oleh pemerintah atau swasta yang di rancang untuk

mengajari, mengelola, dan mendidik peserta didik oleh tenaga

pendidik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam

mengajari, mengelola, mendidik peserta didikbaik peserta didik

maupun tenaga pendidik harus dalam keadaan prima sehingga

diperlukan lingkungan yang sehat, nyaman, serta kondusif. Oleh

karena itu, sekolah yang baik adalah sekolah yang bersih, sehat,

serta memperhatikan aspek lingkungan.

Arti sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah

suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental

dan sosial, bukan semata-mata bebas dari penyakit, cacat atau

kelemahan (Dra.Mundiatun, M.Si dan Drs. Daryanto,

2015:43).Sedangkan arti kesehatan menurut UU RI No. 23 tahun

1992 tentang Kesehatan yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa,

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif


secara sosial dan ekonomis.1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa

sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, maupun

sosial, sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas dengan

baik dan produktif. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga

pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai lembaga

pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik secara fisik

(lingkungan), mental (kondisi/keadaan/situasi), maupun

kesejahteraan sosial.

Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha

bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan

belajar yang normal baik secara fisik (lingkungan) maupun mental

(kondisi/keadaan/situasi).Hal ini ditandai dengan situasi yang

bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan

dalam rangka mencapai kesejahteraan lahir maupun batin setiap

warga sekolah. Dengan demikian, sekolah sehat memungkinkan

setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi

sekolah tersebut maupun lingkungan diluar sekolah.Oleh karena

itu, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mendorong lembaga pendidikan mewujudkan sekolah sehat yaitu

dengan menyelenggarakan Lomba Sekolah Sehat (LSS) di tingkat

SD, SMP, SMA/Sederajat, yang bertujuan untuk membangun

kebiasaan perilaku yang sehat. Dengan adanya lomba sekolah

1
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_92.htm diakses pada tanggal 15 September
2018, pukul 15:50
sehat dapat mendorong masyarakat untuk berusaha mewujudkan

sekolah yang sehat, sekaligus membangun kebiasaan-kebiasaan

sehat di lingkungan sekolah.Upaya semacam LSS perlu dilakukan

terus-menerus untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dari

ancaman kesehatan yang tumbuh di lingkungan sekolah.

Misalnya, terdapat berbagai penyakit serta jajanan yang tidak

sehat disekolah.2

Salah satu sekolah yang terlibat dalam Lomba Sekolah

Sehat (LSS) yaitu SMAN 1 Garut. SMAN 1 Garut telah

mendapatkan Juara Pertama untuk kategori SMA/Sederajat dalam

LSS tingkat provinsi. Selain itu, SMAN 1 Garut telah mewakili

Jawa Barat dalam mengikuti Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat

nasional. Penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) telah dilakukan

pada tanggal 17 Juli 2018 dan 05 September 2018. Tepat pada

tanggal 25 Oktober 2018, SMAN 1 Garut telah memenangkan

Juara Pertama Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat nasional.

Untuk mewujudkan SMAN 1 Garut menjadi Sekolah Sehat,

seluruh warga sekolah termasuk siswa ikut berpartisipasi

diantaranya dengan menjaga lingkungan tetap bersih, sehat,

rindang, dan nyaman. Salah satu upaya nyata yang dilakukan

siswa SMAN 1 Garut yaitu dengan cara memilah dan membuang

2
http://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/1000/tujuan-penilaian-lomba-sekolah-
sehat.html diakses pada tanggal 11 pukul 11:07
sampah sesuai dengan jenisnya baik itu organik maupun

anorganik. Selain itu siswa juga dibiasakan untuk rutin

membersihkan fasilitas sekolah setelah jam pelajaran berakhir

dengan cara membuat jadwal piket kebersihan rutin di kelas.

Untuk menjaga lingkungan sekolah tetap rindang maka siswa

dilatih untuk menyiram tanaman yang ada di lingkungan sekolah

secara rutin.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantauan yang

dilakukan oleh penulis ternyata setelah Penilaian Lomba Sekolah

Sehat (LSS) berakhir, masih cukup banyak siswa yang masih

belum sadar dalam menjaga lingkungan agar tetap sehat dan

bersih. Sehingga sampah tidak lagi dibuang sesuai dengan

jenisnya dan banyak tempat sampah yang didalamnya

mengandung sampah organik sekaligus sampah anorganik. Selain

itu, siswa juga mengeluhkan terdapat banyak nyamuk di kelas

mereka, terutama kelas XII. Hal ini karena siswa sudah terbiasa

makan makanan di kelas. Salahnya adalah setelah siswa

makan,sampah yang mereka hasil tidak dibuang ke tempat

sampah melainkan dibuang ke bawah meja. Sehingga banyak

nyamuk yang bersarang dibawah meja akibat bawah meja yang

tidak bersih.

Atas dasar itulah, dalam penulisan karya tulis ini penulis

ingin membahas tentang permasalahan ini dengan mengangkat


judul “Pengaruh Program Sekolah Sehat terhadap Kesadaran

Siswa Kelas XII dalam mewujudkan Lingkungan Sehat di

SMAN 1 Garut”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang

dapat dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana program sekolah sehat di SMAN 1 Garut?

2. Bagaimana kesadaran siswa kelas xii tentang lingkungan

sehat?

3. Bagaimanakah pengaruh program sekolah sehat terhadap

kesadaran siswa kelas xii dalam mewujudkan lingkungan

sehat di SMAN 1 Garut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program sekolah sehat yang telah berjalan

di SMAN 1 Garut.

2. Untuk mengetahui kesadaran siswa kelas xii tentang

lingkungan sehat

3. Untuk mengetahui pengaruh program sekolah sehat terhadap

kesadaran siswa kelas xii dalam mewujudkan lingkungan

sehat di SMAN 1 Garut


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa didapatkan dalam penulisan karya tulis ini

adalah:

1. Manfaat bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat membiasakan diri menjaga

lingkungan tetap sehat demi kepentingan dan kenyamanan

dirinya sendiri, bukan hanya pada saat ada lomba yang

sedang diikuti, tetapi menjadi kebiasaan.

2. Manfaat bagi lembaga pendidikan dalam hal ini SMAN 1 Garut

Sekolah dapat menindaklanjuti bagaimana agar pola sehat di

guru maupun siswa menjadi sebuah kebiasaan dengan

dikembangkan tata tertib yang lebih tegas.

3. Manfaat bagi penulis selanjutnya

Sebagai pengalaman atau bekal pembelajaran untuk

pembuatan karya tulis di kemudian hari.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif. Menurut Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksud

dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tidak

dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi

(pengukuran). Pendekatan kualitatif diharapkan mampu


menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan,

dana tau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,

kelompok, masyarakat, dana tau organisasi tertentu dalam suatu

keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang

utuh, komprehensif, dan holistik. Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Dengan begitu populasi yang diambil penulis

yaitu kelas XII SMAN 1 Garut karena kelas XII merupakan siswa

yang telah lama berada di SMAN 1 Garut dan telah ikut berperan

dari perlombaan sekolah sehat tingkat provinsi. Sampel adalah

sebagian untuk diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Penulis mengambil sampel

dengan teknik sampling acak sederhana (simple random

sampling) yaitu suatu teknik pengambilan sampel atau elemen

secara acak , dimana setiap elemen atau anggota populasi

memiliki kesempatan yang samauntuk terpilih menjadi sampel.

(V.Wiratna Sujarweni, 2014:65)

Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin

(V.Wiratna Sujarweni, 2014:66), yaitu:


𝑁
n = 1+𝑁 𝑒 2

dengan : n = ukuran sampel, N = populasi, e = error margin

Diketahui bahwa populasi siswa kelas XII SMAN 1 Garut

sebanyak 478. Dengan derajat kepercayaan 85%, maka tingkat


kesalahan adalah 15%. Sehingga sampel yang dapat diambil

yaitu:
𝑁
n = 1+𝑁 0,0152

478
n = 1 + 478 . 0,122

478
n = 7.8832

n = 60,635 = 61 orang

Instrument penelitian yang digunakan adalah wawancara

dan angket. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

diperoleh secara langsung antara pewawancara dengan

narasumber, sedangkan angket adalah teknik pengumpulan data

dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab

secara tertulis pula oleh responden. Untuk menjawab nomor 1,

penulis menggunakan instrument penelitian berupa wawancara.

Dalam wawancara ini berisi tentang tujuan pelaksanaan dari

program sekolah sehat, dampak dari program tersebut terhadap

warga sekolah, dan indikator sekolah sehat yang telah dipenuhi

oleh SMAN 1 Garut. Untuk menjawab nomor 2, penulis

menggunakan instrument penelitian berupa angket. Dalam

angket ini berisi tentang perilaku membuang sampah, perilaku

pemilahan sampah, perilaku dalam mempelopori pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan, perilaku dalam menjaga

keseimbangan ekosistem dilingkungan sekitar, dan ruang lingkup


kesehatan menurut World Health Organization (WHO. Untuk

menjawab nomor 3, penulis menggunakan teknik analisis data

dari hasil wawancara dan angket.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam karya tulis ini terdiri dari

IV bab, diantaranya sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, di dalam bab ini dijelaskan latar belakang

masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika

penulisan. Secara sederhana, BAB I menjelaskan latar

belakang dari penelitian yang penulis lakukan dan

memecahkan permasalahan yang telah dirinci dalam rumusan

masalah dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan

tentang Pengaruh Program Sekolah Sehat terhadap

Kesadaran Siswa Kelas XII dalam Mewujudkan

Lingkungan Sehat di SMAN 1 Garut sebagaimana judul

yang penulis buat untuk karya tulis ini.

2. Bab II Kajian Teori, yang terdiri dari program sekolah sehat,

perilaku terkait kesadaran lingkungan, dan definisi lingkungan

sehat.

3. Bab III Hasil dan Pembahasan, yang berisi hasil dan

pembahasan tentang hasil penelitian melalui wawancara dan


penyebaran angket untuk mengetahui pengaruh program

Sekolah Sehat terhadap Kesadaran Siswa Kelas XII dalam

mewujudkan lingkungan sehat di SMAN 1 Garut.

4. Bab IV Kesimpulan dan Saran, yang meliputi kesimpulan yang

ditarik dari pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan

oleh penulis, serta saran yang diberikan penulis kepada

pembaca.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Program Sekolah Sehat

Rendahnya upaya untuk menumbuhkan kesadaran hidup

bersih dan sehat kepada peserta didik, berdampak pada siswa

sekolah dasar yang belum sepenuhnya mengetahui bagaimana

cara yang benar untuk memelihara kesehatan pribadi ataupun

lingkungannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Teguh

(2012) bahwa masih ada siswa yang menderita penyakit kulit,

membiarkan rambut dan kuku memanjang tidak terawat,

menderita gigi berlubang, kurang bersih dan rapi dalam

berpakaian, kurang serius dalam melaksanakan senam setiap

jumat pagi, sering membuang sampah sembarangan, jajan

sembarangan dan tidak memperhatikan kebersihan jajanan.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian Diana

(2013:48) yang menunjukkan bahwa pelaksanaan program

perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah dapat

berakibat pada kualitas lingkungan sekolah yang rendah dan

masih tingginya angka penyakit yang menyerang anak usia

sekolah.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan sebagai upaya untuk

meningkatkan kesehatan siswa dengan program “Sekolah

Sehat”. Sekolah Sehat adalah sekolah yang berhasil membantu

peserta didik unggul secara optimal dengan mengedepankan

aspek kesehatan. Sekolah Sehat selalu berusaha membangun

kesehatan jasmani dan kesehatan rohani melalui pemahaman,

kemampuan, dan perilaku yang bertanggung jawab,

pengambilan keputusan terbaik untuk terciptanya kesehatan

secara mandiri dapat diwujudkan (Arthur dan Barnard, 2011:4).

Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hermiyanti (2016:14) bahwa Sekolah Dasar Bersih Sehat

(SDBS) adalah Sekolah Dasar yang warganya secara terus-

menerus membudayakan PHBS, dan memiliki lingkungan

sekolah yang bersih, indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman.

Menurut Panduan Pengembangan Model Sekolah Sehat di

Indonesia (2009:4), manfaat yang didapat dari program Sekolah

Sehat antara lain: 1) bagi masyarakat yaitu sebagai tempat

menghasilkan siswa yang mempunyai budaya hidup sehat dan

aktif, 2) bagi pemerintah yaitu sebagai tempat pembelajaran

yang dapat dijadikan percontohan bagi sekolah-sekolah lain

karena diharapkan sekolah tersebut dapat menghasilkan sumber

daya yang berkualitas, dan 3) bagi swasta atau dunia kerja yaitu
dapat memberi peluang pada swasta untuk berperan dalam

pengembangan Sekolah Sehat.

Kemendiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (2009:

9) menjelaskan bahwa standar Sekolah Sehat meliputi: 1)

Standar fisik sekolah yang meliputi: Bangunan sekolah yang

memenuhi pembakuan standar minimal Depdiknas, sekolah

memiliki akreditasi dari pemerintah, minimal B, sekolah yang

memenuhi persyaratan kesehatan (fisik, mental, lingkungan),

sekolah yang memiliki pagar, sekolah yang memiliki ruang

terbuka yang memadai untuk pembelajaran pedidikan jasmani,

dan sekolah memiliki sertifikat hak milik (SHM). 2) Standar

sarana prasarana meliputi: memiliki sarana prasarana

untukpendidikan kesehatan yang memadai, memiliki sarana

prasarana untuk pendidikan jasmani, memiliki sarana prasarana

penunjang kegiatan UKS, 3) Standar ketenagaan yang meliputi:

memiliki guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,

memiliki guru pembina UKS, memiliki kader kesehatan sekolah

(dokter kecil, kader kesehatan remaja), 4) Standar peserta didik

yang meliputi: memiliki derajat kesehatan yang optimal, tumbuh

kembang secara optimal, dan memiliki tingkat kebugaran

jasmani yang optimal.


Program Sekolah Sehat perlu disosialisasikan dan dilakukan

dengan baik melalui pelayanan kesehatan yang didukungsecara

mantap dan memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti

partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Hal

tersebut sesuai dengan pemikiran Hamiyah dan Jauhar

(2015:267) yang menyatakan bahwa sekolah sebagai tempat

berlangsungnya proses pembelajaran harus menjadi ”Sekolah

Sehat”, yaitu sekolah yang dapat meningkatkan derajat

kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini dilakukan karena

sekolah memiliki lingkungan kehidupan yang mencerminkan

hidup sehat. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal,

sehingga terjamin berlangsungnya proses pembelajaran dengan

baik dan terciptanya kondisi yang mendukung tercapainya

kemampuan peserta didik untuk berperilaku hidup sehat.

2.1.1 Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai

unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Ada dua pengertian untuk

istilah “program”, yaitu pengertian secara khusus dan umum.

Menurut pengertian secara umum, “program” dapat diartikan

sebagai rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan

setelah lulus.
Huey Tsyh Chen mengemukakan pengertian teori program

sebagai berikut: “Program theory is defined in this book as a

specification of what must be done to achieve the desired goals,

what other important impacts may also be anticipated, and how

these goals and impact would would generated.” Teori program

merupakan spesifikasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang diharapkan, pengaruh penting yang

diantisipasi, dan bagaimana tujuan dan pengaruh tersebut akan

ditimbulkan).

2.1.2 Sekolah

Kata Sekolah berasal dari bahasa latin, yaitu skhhole, scola,

scolae atau skhola yang berarti waktu luang atau waktu senggang.

Sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah

kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan

waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam

waktu luang ialah mempelajari cara berhitung, membaca huruf-

huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika

(seni). Untuk mendamping dalam kegiatan sekolah anak-anak

didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak,

sehingga memberikan kesempatan-kesempatan yang sebesar-

besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya

melalui berbagai pelajarannya.


Menurut Sunarto pada saat ini kata sekolah telah berubah

artinya menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan

mengajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran. Setiap

sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan kepala sekolah

dibantu oleh wakilnya. Bangunan sekolah disusun secar meninggi

untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan

fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana pada suatu sekolah

memiliki peranan penting dalam terlaksananya proses pendidikan.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk

pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan pendidik atau

guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal

yang umumnya wajib dalam upaya menciptakan anak didik yang

mengalami kemajuan setelah mengalami proses melalui

pembelajaran. Menurut negara nama-nama untuk sekolah-

sekolah itu bervariasi, akan tetapi umumnya termasuk sekolah

dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk

remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Selain itu sekolah inti, anak didik di negara tertentu juga

memiliki akses dan mengikuti sekolah, baik sebelum maupun

sesudah pendidikan dasar danmenengah. TK (Taman Kanak-

kanak) atau prasekolah menyediakan sekolah untuk beberapa

anak yang masih muda (biasanya pada umum 3 sampai 5 tahun).


Universitas, sekolah kejuruan, universitas (perguruan tinggi)

tersedia pula setelah sekolah menengah. Suatu sekolah mungkin

saja didedikasikan untuk satu bidang tertentu, misalnya seperti

sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif dapat menyediakan

kurikulum dan metode nontradisional.

Ada juga sekolah non-pemerintah yang disebut sekolah

swasta (private schools). Sekolah swasta mungkin untuk anak-

anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa

memberi sekolah khusus bagi mereka, keagamaan, seperti

sekolah islam (madrasah, pesantren), sekolah kristen, sekolah

katolik dan lain sebagainya yang memiliki standar lebih tinggi

untuk mempersiapkan prestasi pribadi anak didik. Sekolah untuk

orang dewasa meliputi lembaga pelatihan perusahaan dan

pelatihan militer.

Sekolah sebagai organisasi adalah perkumpulan sosial yang

dibentuk oleh masyarakat, baik itu yang berbadan hukum maupun

yang tidak berbadan hukum, dimana fungsinya sebagai sarana

partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.

Pada dasarnya sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-

sama, manusia membentuk suatu organisasi sosial untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai

sendiri. Terbentuknya lembaga sosial itu berawal dari norma-


norma yang dianggap penting dalam kehidupan bermasyarakat

dan individu yang saling membutuhkan kemudian timbul aturan-

aturan yang dinamakan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial

sering disebut dengan pranata sosial. (Abdullah Idi, 2011)3

2.1.3 Sehat

Arti sehat menurut berbagai sumber, diantaranya:

a. Sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah

suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik,

mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari penyakit,

cacat atau kelemahan. (Dra.Mundiatun, M.Si dan Drs.

Daryanto, 2015:43)

b. Kesehatan menurut UU RI No. 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis.4

c. Sehat menurut KBBI yaitu baik seluruh badab serta bagian-

bagiannya (bebas dari sakit).

d. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 memberikan

batasan: kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik,

mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap


3
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/sekolah-apa-itu-sekolah_7.html diakses
pada tanggal 23 September 2018 pukul 18:37
4
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_92.htm diakses pada tanggal 15 September
2018, pukul 15:50
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Batasan yang dıangkat darı batasan kesehatan menurut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini

memang lebıh luas dan dinamis dibandingkan dengan

batasan sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan

adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun social,

dan tidak hanya bebas darı penyakit dan cacat. Pada

batasan yang terdahulu, kesehatan itu hanya mencakup tiga

aspek, yaknı fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut Undang

Undang No 23/1992, disempurnakan dengan UU No 36

Tahun 2009, kemudian kesehatan itu mencakup lima aspek

yakni fisık (badan), mental (giwa), sosial, spiritual, dan

ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya d

aspek fisık, mental, spiritual, dan sosial saja, tetapi juga

diukur darı produktivitasnya dalam artı mempunyai pekerjaan

atau menghasilkan secara ekonomi. (Prof.Dr.Soekidjo

Notoatmodjo. S.K.M., M.Com.H., 2012:1)

2.1.4 Sekolah Sehat

Sekolah Sehat adalah sekolah yang berhasil membantu

peserta didik unggul secara optimal dengan mengedepankan

aspek kesehatan. Sekolah Sehat selalu berusaha membangun

kesehatan jasmani dan kesehatan rohani melalui pemahaman,


kemampuan, dan perilaku yang bertanggung jawab,

pengambilan keputusan terbaik untuk terciptanya kesehatan

secara mandiri dapat diwujudkan. (Arthur dan Barnard, 2011:4)

2.1.5 Indikator Sekolah Sehat

Ada 10 indikator sekolah sehat, yaitu:

1. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/anak, selain untuk

kenyamanan dan memberi ruang gerak yang cukup bagi

anak, kondisi kelas yang tidak padat juga memudahkan

prosedur evakuasi saat keadaan darurat.

2. Tingkat kebisingan di lingkungan sekolah maksimal 45

desibel (setara dengan suara orang mengobrol dengan

suara normal) karena kebisingan di atas 45 desibel akan

mengganggu konsentrasi belajar.

3. Memiliki lapangan atau aula untuk olahraga.

4. Memiliki lingkungan sekolah yang bersih, rindang dan

nyaman.

5. Memiliki sumber air bersih yang memadai dan septic tank

dengan jarak minimal 10 meter dari sumber air bersih.

6. Ventilasi kelas yang memadai.

7. Pencahayaan kelas yang memadai (harus cukup terang).

8. Memiliki kantin sekolah yang memenuhi syarat kesehatan.


9. Memiliki toilet dan kamar mandi bersih dengan rasio 1:40

untuk siswa laki-laki dan 1:25 untuk siswa perempuan.

10. Menerapkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.

Kesepuluh indikator itu masih harus dilengkapi dengan

adanya ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan program UKS

yang melaksanakan Trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan,

pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.5

2.2 Perilaku terkait Kesadaran Lingkungan

Masalah lingkungan hidup merupakan suatu fenomena besar

yang memerlukan perhatian khusus dari kita semua. Setiap

orang diharapkan berpartisipasi dan bertanggung jawab untuk

mengatasinya. Secara sederhana, dengan memandang sekitar

kita, maka terlihat banyaknya sampah yang dibiarkan berserakan

di sepanjang jalan, di halaman rumah, di parit, di pasar- pasar

atau tempat-tempat kosong sekitar permukiman.

Beberapa daerah di perdesaan, terlihat semakin kritis dan

gersangnya tanah serta perbukitan akibat penggundulan hutan

dan semakin keruhnya air sungai karena erosi tanah. Rendahnya

kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup menyebabkan

banyaknya kejadian yang merugikan kita sendiri baik secara

5
http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/ini+indikator+sekolah+sehat diakses pada
tanggal 22 Agustus 2018 pukul 14:19
langsung maupun tidak langsung. Penggundulan bukit dan

pembabatan hutan telah mengakibatkan banjir pada musim

hujan, tanah longsor, rusaknya panen, kebakaran hutan pada

musim kemarau serta kekeringan yang berkepanjangan.

Ironisnya perilaku demikian belum menumbuhkan kesadaran

bagi manusia untuk memahami pentingnya menjaga kelestarian

lingkungan secara utuh. Resiko yang mengancam lingkungan

merupakan pelajaran yang lengkap dan berharga bagi kehidupan

manusia, sebagai upaya untuk mencegah permasalahan yang

terjadi di lingkungan hidup pada skala lokal maupun nasional.

Pendidikan lingkungan yang masih kurang menyebabkan

masyarakat kurang peduli dengan lingkungan, jika kita melihat

contoh sehari-hari yang terjadi dan tampak jelas di sekitar kita,

seperti masih banyak orang yang membuang sampah

seenaknya (bahkan dibuang dari mereka yang menggunakan

mobil mewah di jalan raya), sungai-sungai yang tidak hanya

penuh oleh limbah industri, namun juga dipenuhi dengan

berbagai macam buangan sampah dan limbah rumah tangga,

limbah pertanian dan peternakan, bahkan yang menggelisahkan,

hampir semua sungai yang melintas di Jakarta, ibu kota negara,

berwarna hitam mengilap menjijikan. (Dr.Ketut Prasetyo dan

Drs.Hariyanto, M.S, 2018:2)


Permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan

komplek, yang dalam penanggulangannya diperlukan keseriusan

dan partisipasi dari seluruh unsur-unsur yang terkait di

dalamnya. Mencermati kondisi demikian diperlukan adanya

suatu pola pengaturan peranan yang tepat dan proporsional

antara unsur-unsur pelaku kebijakan lingkungan hidup, yakni

antara unsur pemerintah, pengusaha, tokoh agama, dan

masyarakat. Selain daripada itu peran serta para ilmuwan dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan dalam masalah lingkungan.

Hal ini menyebabkan adanya fenomena alam yang sangat

memilukan seperti tanah longsor, banjir, gempa, dan

sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai anggota

masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya,

misalnya dengan membuang sampah seenaknya di jalanan, atau

meletakkan sampah di pinggir jalan seolah bukan miliknya lagi.

Banyak yang tidak menyadari bahwa pola kehidupan modern

saat ini sangat mempengaruhi lingkungan dan kondisi bumi

secara keseluruhan. Kemakmuran yang semakin tinggi telah

memberikan fasilitas hidup semakin mudah melalui

perkembangan teknologi. Akibatnya penggunaan listrik terutama

untuk keperluan rumah tangga menjadi sangat besar dan terus


menerus seperti lemari es, mesin cuci, komputer, AC, audio dan

sebagainya. Sedangkan kebiasaan shopping atau memborong

belanjaan menyebabkan bertumpuknya sampah kantong plastik,

piring, cangkir atau botol plastik, dan sebagainya.

b. Tidak tegasnya pemerintah melaksanakan peraturan dan

atau belum lengkapnya perangkat perundangan.

Sering peraturan perundangan dibuat terlambat dan baru

muncul setelah terjadi sesuatu yang merugikan masyarakat. Di

samping itu peraturan yang sudah ada pelaksanaannya tidak

tegas yang menyebabkan peraturanya menjadi mandul. Sebagai

contoh banyak peraturan & perundangan yang menyangkut

Kehutanan baik menyangkut pelestarian, pemanfaatan dan

sebagainya, namun dalam pelaksanaannya masih tetap saja

ribet dan pabaliut. Akhirnya tetap saja penggundulan hutan

berjalan terus, banjirpun dimana-mana.

c. Perhatian dan usaha penanggulangan lingkungan.

Untuk menanggulangi masalah lingkungan diperlukan

perhatian seluruh masyarakat, pemerintah, maupun swasta. Hal

ini terkait dengan lingkungan itu sendiri yang melibatkan seluruh

aspek kehidupan manusia tanpa mengenal batas, sehingga perlu

dipelihara dan ditata. Betapapun melimpahnya sumber alam,

tidaklah hanya milik kita endiri, tetapi juga milik generasi

mendatang. Sebagai bangsa yang memiliki rasa keagamaan


yang kuat, kita harus dapat mensyukuri dan melindungi ciptaan

Tuhan yang diberikan kepada kita, baik sebagai tanda ucapan

terima kasih kepadaNya maupun untuk kita wariskan pada anak-

cucu kita. Kita harus mengacu pada Pembukaan UUD’45, yang

mengamanatkan antara lain agar kita ikut melaksanakan

ketertiban dunia, yang maknanya manusia tidak hanya bebas

dari peperangan dan penindasan, tetapi terciptanya dunia yang

damai dan serasi yang menjamin umat manusia hidup sejahtera

lahir dan batin termasuk bebas dari pencemaran dan kerusakan

lingkungan.Kita juga perlu menjaga kelestarian sumber alam

lainnya seperti pelestarian hutan mangrove di sepanjang pantai

yang berfungsi ganda yaitu untuk mencegah erosi dan banjir

serta menjaga habitat aneka hewan langka seperti monyet, reptil,

dan persemaian berbagai jenis ikan dan udang. Secara bersama

masyarakat dunia juga perlu waspada dengan menipisnya

lapisan ozon yang berfungsi melindungi bumi dan seisinya dari

pengaruh ultra violet sinar matahari yang bisa menimbulkan

berbagai macam penyakit dan mengancam terjadinya

pemanasan global.

Terbentuknya common interest seluruh lapisan masyarakat

dan mengakui suatu ide dasar bahwa sistem alam atau sistem

ekologis dan sistem ekonomi buatan manusia tak dapat

dipandang secara terpisah-pisah, tetapi harus ditangani secara


terpadu. Konsep penanganan lingkungan harus termasuk dalam

konteks pembangunan atau yang disebut pembangunan

berwawasan lingkungan.

d. Peningkatan Kesadaran Lingkungan.

Walaupun diharapkan agar setiap orang peduli akan

lingkungan, namun kenyataannya masih banyak angota

masyarakat yang belum sadar akan makna lingkungan itu

sendiri. Oleh karena itu kesadaran masyarakat mengenai

pentingnya peranan lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan

melalui penyuluhan, penerangan, pendidikan, penegakan hukum

disertai pemberian rangsangan atau motivasi atas peran aktif

masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup.

Peningkatan kesadaran lingkungan dapat dilakukan melalui

berbagai cara antara lain:Pendidikan dalam arti memberi arahan

pada sistem nilai dan sikap hidup untuk mampu memelihara

keseimbangan antara pemenuhan kepentingan pribadi,

kepentingan lingkungan sosial, dan kepentingan alam. Kedua,

memiliki solidaritas sosial dan solidaritas alam yang besar

mengingat tindakan pribadi berpengaruh kepada lingkungan

sosial dan lingkungan alam.

Kegiatan karya wisata di alam bebas merupakan salah satu

program yang mendekatkan generasi muda dengan lingkungan,

sekaligus cinta akan lingkungan yang serasi dan asri. Pendidikan


lingkungan secara informal dalam keluarga dapat dikaitkan

dengan pembinaan disiplin anak-anak atas tanggung jawab dan

kewajibannya dalam menata rumah dan pekarangan.

e. Partisipasi Kelompok-kelompok Masyarakat.

Untuk lebih meningkatkan kesadaran lingkungan, mengajak

partisipasi kelompok-kelompok masyarakat sangatlah penting

termasuk tokoh-tokoh agama, pemuda, wanita, dan organisasi

lain. Peranan wartawan untuk turut memberi penerangan dan

penyuluhan bagi kelompok masyarakat serta media massa

sangat besar untuk penyebaran informasi, terutama untuk

memasyarakatkan UndangUndang Lingkungan Hidup dengan

segala aspek yang berkaitan.

Partisipasi wanita sangat penting karena kelompok majoritas

sehari-hari dalam pemeliharaan lingkungan terutama dalam

lingkungan keluarga adalah wanita atau ibu rumah tangga

karena sebagian waktunya tinggal di rumah. Oleh karena itu

peranan organisasi-organisasi wanita sangatlah besar untuk

mendorong kesadaran masyarakat dan keluarga melalui

anggotanya. Peranan pemuda juga sangat penting sebagai

generasi penerus yang akan mewarisi lingkungan hidup yang

baik. Diharapkan masyarakat akan mendorong adanya kader-

kader perintis dalam lingkungan hidup yang lahir dari kalangan


generasi muda sehingga pembangunan yang berkelanjutan ini

sejalan pula dengan terpeliharanya kelestarian lingkungan.

f. Penegakan Hukum dan Peranan Pemerintah

Dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH) telah

ditentukan bahwa setiap orang mempunyai, hak atas lingkungan

yang baik dan sehat. Juga setiap orang mempunyai hak dan

kewajiban untuk berperan serta dalam pengelolaan lingkungan

hidup, wajib memelihara dan mencegah serta menanggulangi

kerusakan dan pencemaran yang dapat merusak lingkungan.

Undang-undang sebenarnya juga sudah mengatur adanya

sangsi bagi pencemaran lingkungan hidup namun dalam

pelaksanaannya sering kurang tegas (konsisten).

Karenanya, peranan pemerintah sangat penting untuk

bertindak tegas dalan pengawasan pembangunan dan

pembangunan harus dilakukan menurut Rencana Umum Tata

Ruang (RUTR). Pemerintah harus menciptakan tempat-tempat

yang menunjang lingkungan hidup, misalnya dengan

menyediakan taman-taman, hutan buatan dan pepohonan untuk

penghijauan sekaligus untuk meyerap air. Sedangkan pihak

swasta diminta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan


pemeliharaan lingkungan, menciptakan kawasan hijau yang baik

sekitar pabrik dan perumahan karyawan.6

2.3 Lingkungan Sehat

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan

lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada

antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan

sehat dari manusia. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai

suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan

bahagia.

Terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut

World Health Organization (WHO), yaitu:

1. Penyediaan air minum

2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan sampah padat

4. Pengembalian vector

6
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&jd=Peningkatan+Kesadaran+Ling
kungan+Hidup&dn=20090409154317diakses pada tanggal 23 September 2018 pukul
18:05
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh

perbuatan manusia

6. Higiene makanan, termasuk hygiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan

keadaan epidemic/wabah, bencana alam dan perpindahan

penduduk.

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

lingkungan.

Di Indonesia, berdasarkan undang-undang No.23 tahun

1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan pasal 22 ayat 3

menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi

kegiatan/program penyehatan air dan udara, pengamatan limbah

padat, limbah cair, limbah gas, radiasi, kebisingan, pengendalian


vector penyakit dan penyakit berbasis lingkungan, dan

penyehatan atau pengamatan lainnya.

Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu derajat

kesehatan, disamping beberapa variable lainnya seperti perilaku,

keberadaan pelayanan kesehatan. Penyakit dengan jumlah

terbesar setiap tahun, dalam konteks kesehatan, kesakitan, dan

kecacatan yang diakibatkan oleh factor lingkungan antara lain:

1. Diare sebagian besar disebabkan air yang tidak bersih,

sanitasi dan hygiene yang buruk.

2. Infeksi Saluran pernapasan bawah, sebagian besar

disebabkan oleh polusi udara, di dalam dan luar ruangan.

3. Luka yang tidak intens selain luka akibat kecelakaan,

sebagian besar disebabkan oleh tata kota yang buruk atau

tata rancang lingkungan yang buruk dari system transportasi.

4. Malaria, sebagian besar akibat sumber air yang buruk,

pengelolaan penggunaan lahan dan rumah yang

memungkinkan keberadaan vector berkembang biak.

5. Kerusakan paru obstruksi kronis atau Chronic Obstructive

Pulmonary Disease, sebagian besar disebabkan paparan

debu dan partikulat di tempat kerja serta bentuk lain dari

polusi udara dalam dan luar ruangan.

6. Kondisi perinatal
Laporan WHO menunjukkan bahwa faktor lingkungan

berpengaruh secara signifikan terhadap lebih dari 80% penyakit-

penyakit tersebut. Lebih jauh lagi, secara kuantitatif hanya risiko

factor lingkungan tersebut yang dapat berubah. Upaya yang

dapat dilakukan untuk mengurangi penyakit akibat lingkungan ini

antara lain:

1. Peningkatan persediaan air bersih pada rumah tangga

2. Hiegiene lingkungan lebih baik

3. Penggunaan bahan bakar dan pembersih yang lebih aman

4. Peningkatan keamanan lingkungan sehat

5. Penggunaan dan pengelolaan materi beracun di rumah dan

tempat kerja

6. Pengelolaan sumber air bersih yang lebih baik

Dengan mengoptimalkan langkah terhadap faktor

lingkungan, jutaan kematian dapat dicegah tiap tahun, yang juga

patut diperhatikan adalah perlunya kerjasama dengan sector

yang memiliki keterkaitan erat dengan factor lingkungan, seperti

energy, transportasi, pertanian, dan industri.

Tujuan kesehatan lingkungan yaitu agar terciptanya keadaan

yang serasi sempurna dari semua faktor yang ada dilingkungan

fisik manusia, sehingga perkembangan fisik manusia dapat

diuntungkan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dapat


dipelihara dan ditingkatkan. Kesehatan lingkungan merupakan

faktor penting dalam kehidupan Kesehatan lingkungan

merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu

atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana

lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk

kenyamanan hidup dan meningkatkan efısiensi kerja dan belajar.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada

pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan

pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan,

sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini

masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan

kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu

bersikap yang semestinya) masa datang kita dihadapkan dengan

penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang

memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang

pendidikan yang memadai.

Disamping itu dalam proses pembangunan masa datang,

diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik

beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak

kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya


pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur

juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas

lingkungan.

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting

bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah

tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat

dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan

yang sehat.

Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan

masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan

manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi

kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan

mayarakat.

Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan:

a. Mengurangi Pemanasan Global dengan menanam tumbuhan

sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut

serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2

(oksigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak

langsung zat Co2 (karbon) yang menyebabkan atmosfer

bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara


langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati

oleh manusia tersebut untuk bernafas.

b. Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan lingkungan yang

sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena

lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari

segala penyakit dan sampah Sampah adalah musuh

kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan

dengan cara -cara sebagai berikut:

1. Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik

adalah sampa yang dapat dimakan oleh zat-zat organik

di dalam tanah, maka sampah organık dapat dibersihkan

dengan mengubur dalam- dalam sampah organik

tersebut, contoh sampah organik:

a) Daun-daun tumbuhan

b) Ranting-ranting tumbuharn

c) Akar-akar tumbuharn

2. Membersihkan sampah non organık, sampah non

organik adalah sampah yang tidak dapat hancur

(dimakan oleh zat organik dengan sendirinya, maka

sampah non organik dapat dibersihkan dengan

membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan

merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku

masyarakat pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.

Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya

masalah kesehatan masyarakat.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan

masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan

manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.

Cara-cara Pemeliharaan kesehatan lingkungan:

a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

3.1 Program Sekolah Sehat SMAN 1 Garut

3.1.1 Profil SMAN 1 Garut

SMA Negeri 1 Garut adalah salah satu sekolah menengah

atas negeri yang ada di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat,

Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia

masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 1 Garut ditempuh

dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai

Kelas XII. SMA Negeri 1 Garut merupakan SMA Terbaik se-

kabupaten Garut terbukti dengan prestasi yang diraih dan

akreditasi yang sangat baik.

Tabel 3.1.1

Informasi SMAN 1 Garut

Didirikan 1958

Jenis Negeri

Akreditasi A

Kepala Sekolah Drs. H. Achdiat Kusdani, M.Pd.


(2006-sekarang)

Jumlah Kelas 37 kelas semua tingkat

Program/jurusan/peminatan MIPA, IPS, dan Bahasa

X MIPA, X IPS, XI MIPA, XI IPS,


Rentang Kelas
XII MIPA, danXII IPS

Kurikulum Kurikulum 2013

Jalan Merdeka No. 91,

Lokasi Kabupaten Garut, Jawa Barat,

Indonesia

Tel./Faks. +62 262 233782

Situs Web www.kampus.sman1garut.sch.id

“Melayani dengan hati yang


Moto
tulus dan ikhlas”

SMA Negeri 1 Garut merupakan Sekolah Menengah Atas

pertama yang didirikan di Kabupaten Garut yakni pada tahun

1958 dengan nama SMA Negeri Garut. Pada awalnya, tempat

yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya

adalah SGBN II Garut, Sukaregang. Sampai pada tahun 1968,

SMA Negeri Garut pindah ke Jalan Haurpanggung (sekarang

Jalan Merdeka No. 91) setelah CV Haruman selesai membangun

RKB di sana.
Pada tahun 1982, SMA Negeri 2 Garut berdiri sehingga SMA

Negeri Garut berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Garut.

Pada tahun 1997, sekolah-sekolah di Kabupaten Garut

mengalami perubahan nomeklatur sesuai dengan nama

kecamatan, SMA Negeri 1 Garut yang berada di wilayah

Kecamatan Tarogong pun berubah nama menjadi SMU Negeri 1

Tarogong.

Pada tahun 2003, Kecamatan Tarogong dimekarkan menjadi

dua kecamatan yaitu, Tarogong Kidul dan Tarogong Kaler.

Perubahan ini menyebabkan SMA Negeri 1 Tarogong yang

berada di kawasan Kecamatan Tarogong Kidul kembali

mengalami perubahan nama menjadi SMA Negeri 1 Tarogong

Kidul.

Pada tahun 2009, nomeklatur SMA/SMK di Kabupaten Garut

diubah sesuai dengan Peraturan Bupati Garut Nomor 446 Tahun

2008 tentang Penetapan Nama-nama Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas Negeri, dan Sekolah

Menengah Kejurusan Negeri di Lingkungan Kabupaten Garut.

Berdasarkan peraturan tersebut, nama SMA Negeri 1 Tarogong

Kidul berubah menjadi SMA Negeri 1 Garut sampai dengan

sekarang.

SMA Negeri 1 Garut berhasil meraih prestasi, diantaranya :


a. Sekolah terbaik versi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 2014 dengan peringkat 17 se-Indonesia

dan peringkat 4 se-Provinsi Jawa Barat.

b. SMA Negeri 1 Garut juga berhasil meraih prestasi tingkat

Nasional sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan, Sekolah

Adiwiyata Nasional , dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dan Kementerian Lingkungan Hidup.

c. Pada tahun 2016, SMA Negeri 1 Garut meraih prestasi

tingkat Nasional sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

d. SMA Negeri 1 Garut juga meraih prestasi Best Achievment

(Peringkat 1) dalam Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat

Nasional pada tahun 2018.

SMAN 1 Garut memiliki luas sebesar 13725 𝒎𝟐 . Hal ini

sangat menunjang kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas

yang dimiliki SMA Negeri 1 Garut. Berbagai untuk. Fasilitas

tersebut antara lain:

1) 37 Kelas (13 Kelas XII, 12 Kelas XI, 12 Kelas X), 72 m2 /kelas


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.1 Kelas

2) Ruang Lab. Multi, luas 180 m2 dengan 40 buah komputer

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.2 Ruang Lab. Multimedia

3) Ruang Lab.Komputer, 2 ruang, luas 90 m2 , 40 Buah

komputer
Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.3 Ruang Lab.Komputer

4) Ruang Perpus, Luas 188 m2 , dengan 1500 buah buku

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.4 Ruang Perpus

5) Ruang Lab.Fisika, Luas 90 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.5 Ruang La. Fisika

6) Ruang Lab.Kimia, Luas 122 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.6 Ruang Lab. Kimia

7) Ruang Lab.Biologi, Luas 90 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.7 Ruang Lab. Biologi

8) Ruang Lab.Bahasa, 2 ruangan, Luas 60 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.8 Ruang Lab. Bahasa

9) Ruang Kepala Sekolah, Luas 72 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.9 Ruang Kepala Sekolah

10) Ruang Guru, Luas 107 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.10 Ruang Guru

11) Ruang Wakasek, Luas total 60 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.11 Ruang Wakasek

12) Ruang Tenaga Administrasi Sekolah, Luas 56 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.12 Ruang Tenaga Administrasi Sekolah

13) Ruang Tunggu, Luas 72 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.13 Ruang Tunggu

14) Ruang Piket, Luas 35 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.14 Ruang Piket

15) Ruang Satpam, Luas 12 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.15 Ruang Satpam

16) Ruang Rapat, Luas 83 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.16 Ruang Rapat

17) Kantin Sekolah, 2 ruangan, Luas 180 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.17 Kantin Sekolah

18) Ruang UKS, Luas 104 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.18 Ruang UKS

19) Ruang OSIS, Luas 83 m2 dibagi lima badan pangkalan


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.19 Ruang OSIS

20) Ruang BP/BK, Luas 40 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.20 Ruang BP/BK

21) Lapangan Upacara, Luas 1500 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.21 Lapangan Upacara

22) Mobil Sekolah, 2 Unit

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.22 Mobil Sekolah

23) Gedung Olah Raga, Luas 780 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.23 Gedung Olah Raga

24) Halaman Parkir Kendaraan, 2 lahan, Total Luas 800 m2

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.24 Halaman Parkir Sekolah

25) Masjid Baabul Arfan, Luas 144 m2


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.25 Masjid Baabul Arfan

26) Tempat Cuci Tangan Siswa, sebanyak 31 unit [Barat 2,

Tengah 9, Lab.IPA 6, Atas 7, Timur 5, UKS 1]

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.26 Tempat Cuci Tangan Siswa

27) WC Siswa, sebanyak 34 unit, luas 3 m2 [Barat 4, timur 6,

Labkom 8, Mesjid 10, Baru 5, UKS 1


Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.27 WC Siswa

28) WC Guru, sebanyak 7 unit

Sumber : Dokumentasi Sekolah

Gambar 3.1.28 WC Guru

SMA Negeri 1 Garut memiliki banyak kegiatan

ekstrakurikuler dan keorganisasian, di antaranya:

1. Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK), membawahi :

a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), membawahi :


1) Ambalan Ki Hadjar Dewantara - Raden Ajeng Kartini

(ADK) Gugus Depan 03019 – 03020

2) Paskibra Satuan SMA Negeri 1 Garut (PASSUS)

3) Palang Merah Remaja (PMR)

4) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Membawahi :

a) Computer Club

b) Japan Club

c) English Club

5) School of Music Harmony Simfony (SMASH),

Membawahi :

a) Seni Rupa

b) Seni Tradisional (Sentra)

c) Fotography 91 (FG)

d) Marching Band (MB)

e) Sastra Indonesia

f) Paduan Suara Gita Bahana (Padus)

6) Olahraga Prestasi, Membawahi :

a) Persatuan Bulutangkis (PB)


b) Satu Tarogong Football Club (STAR FC)

c) Basket Ball Satu Tarogong (B-Ball Star)

d) Bandung Karate Club (BKC)

7) Dewan Kemakmuran Mesjid Baabul Arfan (DKM)

Adapun alumni SMAN 1 Garut yang telah berhasil yaitu

seperti:

1. Teten Masduki : Ketua Indonesia Corruption Watch (awal

dibentuk), Anggota Ombudsman Nasional, Sekretaris

Jenderal Transparency International Chapter Indonesia, dan

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 dari

PDI-P. Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 2

September 2015 hingga 17 Januari 2018

2. Rieke Diah Pitaloka : penulis buku, pembawa acara, pemain

sinetron Indonesia, anggota DPR-RI periode 2009-2014 dari

PDI-P, dan Calon Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018

dari PDI-P.

3. Gitalis Dwi Natarina : penyanyi dangdut, pemain sinetron

Indonesia, dan anggota DPR-RI periode 2009-2014 dari

PKB.
4. Wafid Muharam : mantan sekretaris Kementerian Pemuda

dan Olahraga RI.

5. Sugarfree Boyband : boyband asal Indonesia, semua

personilnya merupakan Alumni SMA Negeri 1 Garut.

6. Galih Ginanjar : model dan aktor Indonesia.

3.1.2 Profil SMAN 1 Garut sebagai Sekolah Sehat

Sekolah sehat adalah sekolah yang dapat meningkatkan

mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat meningkatkan

derajat kesehatan peserta didik, menciptakan lingkungan yang

sehat. Sesuai visi sman 1 garut yaitu terwujudnya layanan prima

pendidikan dan pembelajaran menuju sukses insan yang

berkarakter yang mampu bersaing secara global kami berusaha

untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang refresentatif

peserta didik agar dapat mencapai prestasi setinggi-tingginya

“Harapan saya dan juga sekolah bahwa siswa-siswi sman 1

garut, pertama mereka akan menjadi terbiasa kepada pola hidup

sehat dan juga menjadi contoh dimasyarakat bahwa mereka itu

bisa menularkan pola-pola hidup sehat sehingga nanti

diharapkan generasi masyarakat indonesia itu harapan hidupnya

dari tahun ke tahun semakin meningkat semakin lama dan


terlahir juga contoh-contoh itu dari sman 1 garut” – Kepala

Sekolah SMAN 1 Garut (Drs. H. Achdiat Kusdani, M.Pd).

Pembinaan sekolah sehat yaitu usaha sekolah dalam

mempersiapkan prasarana-prasarana yang mendukung seperti

ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, masjid Baabul

Arfan, ruang UKS, kamar mandi, kantin sehat, perpustakaan,

tempat penampungan sampah sementara (bank sampah),

tempat cuci tangan, sumber air bersih, ruang terbuka hijau,

lapngan basket, lapangan badminton, lapangan futsal, lab

biologi, lab fisika, lab kimia, lab komputer, lab bahasa, ruang

multimedia, dan ruang bimbingan konseling.

Selain daripada adanya sarana dan prasarana yang

mumpuni, sman 1 garut juga memiliki kebudayaan dan juga

kebiasaan berkaitan dengan kebersihan dan lingkungan.

Diantaranya satu orang satu sampah, kegiatan ini dilangsungkan

ketika pulang sekolah setiap siswa diwajibkan untuk membawa

minimal satu sampah sebagai karcis untuk pulangnya masing-

masing . Hal ini ditujukan untuk meningkatkan rasa kepekaan

terhadap lingkungan dan kebersihan dari siswa itu sendiri.

Meskipun termasuk kepada langkah-langkah kecil yang

dilakukan oleh sekolah, namun diharapkan langkah-langkah kecil

ini dapat berdampak kepada hal yang lebih besar lagi.


Kepedulian terhadap lingkungan tidak hanya dilakukan

dilingkungan SMAN 1 Garut saja, namun juga dilingkungan

masyarakat secara lebih luas hal ini dapat dilihat dengan

keikutsertaan SMAN 1 Garut dalam menjaga kebersihan dari

kegiatan Car Free Day yang dilaksanakan di jalan Ahmad Yani .

SMAN 1 Garut juga memiliki program yaitu setiap hari rabu

tanpa nasi dan minyak. Program ini ditujukan untuk mencegah

lebih banyaknya angka obesitas yang dialami oleh SMAN 1

Garut. Program ini juga merupakan salah satu langkah untuk

melakukan kegiatan diversifikasi pangan.

SMAN 1 Garut juga mengadakan beberapa perlombaan

terkait dengan kebersihan dan lingkungan. Yang pertama adalah

lomba senam kebugaran jasmani yang diikuti oleh siswa kelas

10. Yang kedua, adanya lomba poster gerakan masyarakat

hidup sehat dan juga lomba film pendek. Selanjutnya, ada

perlombaan antar kelas.

Untuk membentuk sekolah yang sehat dan bersih, SMAN 1

Garut membagi tiga program pokok trias UKS ke dalam 14 divisi

Kader Kesehatan Remaja, diantaranya :

1. Divisi Penangan Sampah Organik

2. Divisi Penangan Sampah Non organik


3. Divisi Bahaya Rokok dan Narkotika

4. Divisi Tanaman Obat Keluarga

5. Divisi Konseling Remaja

6. Divisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

7. Divisi Pertolongan Pertama

8. Divisi Pengawasan Makanan dan Kantin

9. Divisi Sanitasi Lingkungan

10. Divisi 7K (Keamanan, Kebersihan, Keimanan, Kekeluargaan,

Kerindangan, Kerapihan, dan Keindahan)

11. Divisi Penyakit Menular

12. Divisi Penyakit Tidak Menular

13. Divisi Kesehatan Reproduksi Remaja

14. Divisi Olahraga dan Rekreasi

Sekolah sehat adalah suatu kondisi ideal yang akan menjadi

dambaan setiap lembaga pendidikan karena sekolah sehat

mengandung indikator untuk mendukung tujuan pendidikan yang

berkualitas.

Perencanaan SMAN 1 Garut untuk mewujudkan sekolah

sehat dilakukan secara bertahap dengan waktu yang cukup

lama. Sejak tahun 2008, Kepala Sekolah SMAN 1 Garut

memprogramkan kantin sehat. Hal ini berimbas terhadap

lingkungan sekolah yang semakin hari semakin baik. Hasilnya


mulai bisa dipetik mulai 2009, hampir setiap tahun, SMAN 1

Garut selalu menjadi juara kebersihan sekolah berwawasan

lingkungan tingkat kabupaten. Pada tahun 2013, SMAN 1 Garut

mendapat Piagam Penghargaan Raksa Prasada Provinsi dari

Pemda Jawa Barat sebagai sekolah berwawasan lingkungan

tingkat provinsi.

Pada akhir tahun 2013, SMAN 1 Garut mendapatkan

Penghargaan Adiwiyata Nasional. Salah satu kewajiban dari

sekolah yang mendapat Penghargaan Adiwiyata Nasional adalah

keharusan mengimbaskan kegiatan-kegiatan baik berwawasan

lingkungan minimal ke lima sekolah. Hal ini sudah dilakukan

terhadap sepuluh sekolah. Dari 10 sekolah tersebut, sudah ada 2

sekolah yang berhasil mendapat penghargaan Adiwiyata

Nasional yaitu SMPN 2 Garut dan SMAN 6 Garut. Keberhasilan

tersebut membuat SMAN 1 Garut mendapat tambahan point

sebagai sekolah berwawasan lingkungan.

SMAN 1 Garut terus membenahi diri dan berupaya untuk

selalu meningkatkan kebiasaan-kebiasaan baik sebagai sekolah

berwawasan lingkungan, baik di lingkungan siswa maupun di

lingkungan guru dan staf tata usaha. Semua usaha tersebut

membuahkan prestasi yang lebih tinggi. Pada bulan Juni 2016,

SMAN 1 Garut mendapat anugerah tertinggi dari sekolah

berwawasan lingkungan yakni Penghargaan Adiwiyata Nasional


yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup serta Bapak

Wakil Presiden, Yusuf Kala, di Siak, Provinsi Riau. SMAN 1

Garut menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan

Penghargaan Adiwiyata Mandiri dari delapan sekolah lainnya di

Jawa Barat. Dan pada bulan Oktober 2018, SMAN 1 Garut

meakili Jawa Barat berhasil meraih juara 1 Best Achievement di

ajang Lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional.

3.2 Kesadaran Hidup Sehat Siswa kelas XII SMAN 1 Garut

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan angket

atau quisioner yang disebar kepada 61 responden diperoleh

hasil sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kesadaran Hidup Sehat Siswa kelas XII SMAN 1 Garut.

Persentase
Kategori Frekuensi
(%)

Sangat Sadar 29 47%

Sadar 31 51%

Kurang Sadar 1 2%

Tidak Sadar 0 0%
Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa kesadaran hidup

sehat siswa kelas XII SMAN 1 Garut cenderungan sadar, hal

tersebut ditunjukkan dengan hasil empiris sebesar 51% atau

sebanyak 31 orang. Hanya 2% siswa yang dikategorikan tidak

sadar, dan sebagiannya dikategorikan sangat sadar 47%.

Kesadaran hidup sehat siswa kelas XII sangat tergantung

pada pendidikan karakter dan kebiasaan yang dilakukan siswa

setiap harinya. Apabila pendidikan karakter dan kebiasaan setiap

hari yang siswa lakukan kurang baik maka akan mempengaruhi

karakter siswa tersebut untuk terus-menerus melakukan hal yang

kurang baik. Pendidikan karakter dan kebiasaan yang sangat

baik dapat menjadi karakter yang baik bagi siswa itu sendiri.

Untuk bisa dikatakan siswa tersebut sadar atau tidak, bisa

dilihat dari beberapa aspek yaitu perilaku siswa dalam

membuang sampah, perilaku siswa dalam memilah sampah,

perlakuan siswa terhadap sampah, perilaku siswa dalam

mempelopori pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,

berusaha menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan

sekitarnya, dan memperhatikan apakah lingkungan yang ia

tempati sudah termasuk lingkungan yang sehat atau tidak.

Di SMAN 1 Garut kesadaran siswa terutama kelas XII sudah

sangat baik. Ini berarti pendidikan karakter yang diberikan oleh


pihak sekolah telah berhasil. Untuk mencapai keberhasilan ini,

pihak sekolah mengadakan sosialisasi kebersihan lingkungan,

diberlakukannya aturan-aturan , program, dan perlombaan.

Aturan, program, dan perlombaan itu seperti aturan pemilahan

sampah, aturan pengelolaan sampah, program satu siswa satu

sampah (dibawa saat pulang sekolah sebagai karcis untuk

pulang), lomba kebersihan antar kelas, kerja bakti, pembinaan

kebersihan lingkungan, dan pemberantasan sumber penularan

penyakit, yang kemudian menjadi kebiasaan bagi warga sekolah

terutama siswa dalam menjaga lingkungan sekolah agar tetap

bersih dan sehat demi kenyaman pribadi dan terhidar dari

penyakit yang dapat mengganggu kegiatan belajar.

3.3 Pengaruh Program Sekolah Sehat terhadap Kesadaran

Siswa Kelas XII dalam Mewujudkan Lingkungan Sehat di

SMAN 1 Garut

Berdasarkan hasil dari data penelitian, program sekolah

sehat sangat berpengaruh terhadap kesadaran siswa kelas XII

dalam mewujudkan lingkungan sehat di SMAN 1 Garut. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya program sekolah, sekolah sangat

mempersiapkan untuk benar-benar sehat baik itu warga sekolah

maupun lingkungan sekolah. Untuk bisa dikatakan sehat, warga

sekolah termasuk siswa dididik karakternya dengan


diberlakukannya aturan-aturan, program, dan perlombaan

dengan harapan dari hal tersebut menjadi kebiasaan kemudian

menjadi karakter bagi warga sekolah termasuk siswa untuk

selalu peduli terhadap kebersihan lingkungan dan merawat

lingkungan sekolah. Sedangkan untuk lingkungan, pihak sekolah

melengkapi semua fasilitas yang dapat menunjang kesehatan

bagi warganya, dan pihak sekolah bersama warga sekolah selalu

mengadakan kerja bakti untuk membersihan lingkungan sekolah

dan sekitar sekolah.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sekolah sehat adalah suatu kondisi ideal yang akan menjadi

dambaan setiap lembaga pendidikan karena sekolah sehat

mengandung indikator untuk mendukung tujuan pendidikan yang

berkualitas. Untuk mewujudkan sekolah sehat, pihak sekolah

harus menerapkan aturan, program dan sarana lain agar warga

sekolah maupun lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat.

Keberhasilan program sekolah sehat di SMAN 1 Garut dalam

mewujudkan lingkungan sekolah dan warga sekolah terutama

siswa yang sehat tidak terlepas dari semua kerja keras warga

sekolah dalam menata diri, menata lingkungan disekolah, juga

memikirkan ide-ide positif yang baik untuk memajukan kesehatan

di SMAN 1 Garut, baik itu lingkungannya maupun warganya

dengan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam menata

diri dan juga menata lingkungan tidak mudah untuk bisa

diwujudkan, seperti kebiasaan merokok baik itu kebiasaan guru

atau penjaga sekolah, kebiasaan memilah sampah, kebiasaan


peduli dalam merawat tanaman yang ada disekolah, dll. Semua

itu berawal dari sebuah paksaan dengan diberlakukannya aturan

oleh pihak sekolah, juga dibuatnya sederet program dan

perlombaan yang bisa membangun rasa kepedulian siswa

SMAN 1 Garut terhadap lingkungan baik itu lingkungan sekolah

maupun lingkungan masyarakat.

Dari paksaan tersebut kemudian menjadi kebiasaan bagi

warga sekolah untuk terus bisa menjaga lingkungan tetap sehat

dan bersih. Kebiasaan yang terus menerus dilakukan akan

menjadi sebuah karakter bagi warga sekolah SMAN 1 Garut

seperti saat ini. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan

program sekolah sehat, terlihat dan tercermin pada perilaku

hidup bersih dan sehat serta meningkatnya derajat kesehatan

peserta didik khususnya dan masyarakat sekolah untuk terus

lebih baik lagi. Program sekolah sehat yang mendidik dalam

pembentukan karakter dan kebiasaan siswa menjadi pengaruh

terhadap kesadaran siswa kelas XII SMAN 1 Garut dalam

mewujudkan lingkungan sehat.

4.2 Saran

Program sekolah sehat merupakan hal yang positif dengan

tujuan untuk meningkatkan kesehatan warga sekolah termasuk

siswa dan guru agar maksimal dalam kegiatan belajar dan


mengajar. Meskipun siswa kelas XII SMAN 1 Garut telah sadar

akan hidup sehat dan lingkungan yang sehat, tetap harus

ditingkatkan lagi dengan pendidikan karakter yang lebih

maksimal karena masih ada beberapa siswa yang belum

menyadari pentingnya menjaga lingkungan agar tetap sehat.

Pihak sekolah juga harus lebih memaksimalkan lagi pemantauan

terhadap keadaan lingkungan sekolah yang hampir setiap

harinya kita tinggali dan pemantauan terhadap fasilitas yang

sudah pihak sekolah sediakan agar tetap terjaga dengan baik.


Daftar Pustaka

 Dra.Mundiatun & M.Si dan Drs. Daryanto.2015:43. Pengelolaan

Kesehatan Lingkungan.

 Dra.Mundiatun, M.Si dan Drs. Daryanto, 2015:16-18.

Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.

 Dra.Mundiatun, M.Si dan Drs. Daryanto, 2015:34-38.

Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.

 Dra.Mundiatun, M.Si dan Drs. Daryanto, 2015:43. Pengelolaan

Kesehatan Lingkungan.

 UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

 V.Wiratna Sujarweni, 2014:65. Metodologi Penelitian.

 V.Wiratna Sujarweni, 2014:66. Metodologi Penelitian.

 Dr.Ketut Prasetyo dan Drs.Hariyanto, M.S, 2018:2. Pendidikan

Lingkungan Indonesia.

 Siti Zubaidah, Bambang Ismanto, dan Bambang Suteng

Sulasmono.2017. Evaluasi Program Sekolah Sehat Di Sekolah

Dasar Negeri

 http://rahmansalehhupi.wordpress.com/2014/02/05/evaluasi-

program/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 19:22

 http://www.pengertianpakar.com/2015/03/sekolah-apa-itu-

sekolah_7.html diakses pada tanggal 23 September 2018 pukul

18:37

 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_92.htm diakses pada

tanggal 15 September 2018, pukul 15:50

 KBBI
 Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo. S.K.M., M.Com.H., 2012:1.

Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

 Arthur dan Barnard, 2011:4

 http://www.parenting.co.id/usia-

sekolah/ini+indikator+sekolah+sehat diakses pada tanggal 22

Agustus 2018 pukul 14:19

 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&jd=Peningkat

an+Kesadaran+Lingkungan+Hidup&dn=20090409154317

diakses pada tanggal 23 September 2018 pukul 18:05

Anda mungkin juga menyukai