Anda di halaman 1dari 35

TINGKAT POLA HIDUP SEHAT

MASYARAKAT GARUT

Karya Tulis
Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SMA Negeri 1 Garut

Oleh :
Farida Zharfani Muslim
Nisa Shadrina
Raihan Rafi Rizqullah
Tandi Zalaludin
Tiara Annisa

XI MIPA 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GARUT


Jalan Merdeka Nomor 91
Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat
2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Tingkat Pola Hidup Sehat Masyarakat
Garut”.

Karya tulis ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami
menerima segala kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki karya tulis ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Garut, 30 April 2018

Penulis

i
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pola hisup masyarakat di


Kabupaten Garut. Dalam penelitian ini kami menggunakan metode kuantitatif yang
dilakukan dengan cara memberikan angket. Sampel penelitian yang kami ambil
sejumlah 55 orang masyarakat Garut yang berasal dari berbagai kecamatan.
Pengumpulan data dilakukan dengan angket yang disebarkan langsung kepada 55
orang responden. Metode pengolahan dan penafsiran data menggunakan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Garut masih belum
mengerti mengenai pola hidup sehat. Hal ini menyebabkan tingkat kesadaran
masyarakat Garut mengenai pola hidup sehat masih dalam keadaan yang
mengkhawatirkan.

Kata kunci : kesehatan, kebersihan, pola hidup sehat

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

ABSTRAK.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar belakang masalah...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Peneliian.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
1.5 Metode Penelitian...........................................................................................3
1.6 Metode Sistematika Penelitian........................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................4

2.1 Deskripsi Teoritis.............................................................................................4


2.1.1 Kesehatan....................................................................................................4
2.1.2 Masyarakat..................................................................................................7
2.1.3 Garut............................................................................................................8
2.1.4 Konsep Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM).....................................9
2.1.5 Lingkungan Hidup....................................................................................10
2.1.6 Kebersihan Lingkungan............................................................................13
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................17

3.1 Sumber Data.................................................................................................17


3.2 Teknik Pengumpulan Data............................................................................17
3.3 Cara Pengolahan Dan Penafsiran Data.........................................................17

iii
3.4 Hasil Pengolahan Data..................................................................................18
BAB IV PENUTUP....................................................................................................30

4.1 Kesimpulan...................................................................................................30
4.2 Saran.............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................31

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut World Health Organization ( WHO ) pola hidup sehat adalah suatu
keadaan di mana mental, fisik dan kesejahteraan sosial terjaga dengan stabil, bukan
hanya ketiadaan penyakit pada diri manusia saja. Pola hidup sehat sangat penting
sekali anda perhatikan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa manusia hidup
tidaklah selalu sehat karena perannya yang selalu aktif menyokong kehidupan
manusia. Ada masanya di mana daya tahan tubuh akan melemah sehingga
menyebabkan tubuh rentan akan serangan penyakit.
Bukan hanya kesehatan tubuh yang memerlukan perhatian. Namun, mencakup
segala hal yang berkaitan dengan kesehatan yaitu kesehatan tubuh dan kesehatan
mental. Kesehatan tubuh lebih mangacu pada fisik sedangkan kesehatan mental lebih
mengacu pada manajemen emosi dan perasaan. Kesehatan tubuh dan kesehatan
mental merupakan dua kombinasi penopang kehidupan manusia yang sangat mutlak
sekali, jika diantara salah satunya mengalami masalah tentu saja membuat kehidupan
manusia menjadi tidak stabil.
Oleh sebab itu, mulailah dari mengurangi kebiasaan buruk dan hilangkan jika
ingin menjalankan pola hidup sehat. Menerapkan pola hidup yang baik sangatlah
penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan
terdekat. Cara ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah
serangan berbagai jenis penyakit. Dengan menerapkan pola ini, maka tubuh akan
membentuk sistem kekebalan yang sehat dan kuat sehingga tubuh akan tetap bugar.
Ini berdampak baik pada aktivitas kerja sehingga akan menjadi orang yang lebih
produktif.

1
Masyarakat Indonesia masih jauh dari pola hidup sehat. Bahkan, berdasarkan
survei yang diinisiasi perusahaan asuransi AIA Grup pada 15 negara di Asia Pasifik,
Indonesia menempati peringat terendah dalam penerapan pola hidup sehat.
Kegiatan yang paling sering dilakukan adalah menonton film (57%), jumlah
yang jauh lebih tinggi dari kegiatan aktif seperti berolahraga (hanya 26%). Angka itu
jauh di bawah jumlah rata-rata negara-negara lain yang sebesar 39%. Kegiatan lain
adalah berkumpul bersama teman-teman (49%), menghabiskan waktu bersama
keluarga dan anak (45%) untuk melepas stress.1
Berdasarkan hal tersebut, dalam penyusunan karya tulis ini penulis
mengambil judul "Tingkat Pola Hidup Sehat Masyarakat Garut".

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah untuk karya tulis “Tingkat Pola Hidup Sehat Masyarakat
Garut” dapat ditentukan sebagai nama penelitian yang diharapkan jelas dan terarah
dengan dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Bagaimanakah tingkat kesadaran masyarakat Garut terhadap pola hidup
sehat?
2. Bagaimana perilaku masyarakat garut dalam mencerminkan pola hidup sehat?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulis membuat karya tulis ini adalah untuk mengetahui tingkat
kesadaran masyarakat Garut terhadap pola hidup sehat. Selain itu, tujuan lainnya
adalah untuk mengetahui perilaku masyarakat garut dalam mencerminkan pola hidup
sehat.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian yang kami lakukan adalah.

1
http://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/1465-survei-kesehatan-aia-pola-hidup-masyarakat-
indonesia-terburuk-di-asia-pasifik (Diakses pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 13.35)

2
 Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai kesadaran pola
hidup yang lebih sehat.
 Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan sistem penilaian
tingkat pola hidup.

1.5 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan angket kepada masyarakat di
beberapa daerah yang telah ditentukan. Selain itu, penulis juga mengumpulkan data
dari berbagai sumber yang memiliki kaitan dengan masalah yang akan diteliti.

1.6 Metode Sistematika Penulisan


Berikut ini penulis menyajikan sistematika penulisan karya tulis “Tingkat Pola
Hidup Sehat Masyarakat Garut” yang dibagi menjadi enam bagian, yaitu:
1. Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. Bab II berisi tentang kajian teori, pada bab ini dibahas mengenai teori yang
berhubungan dengan judul karya tulis ini.
3. Bab III berisi tentang pembahasan, terdiri dari hasil penelitian berupa data-
data yang didapat dalam karya tulis ini.
4. Bab IV yaitu penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran terhadap karya tulis
ini.

3
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1 Kesehatan
2.1.1.1 Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi optimal dari pikiran dan fisik seseorang yang
memungkinkan orang tersebut dapat menjalani hidup yang berkualitas dan produktif
baik secara sosial maupun ekonomi. Kesehatan berorientasi pada upaya
memaksimalkan potensi individu baik secara fisik, intelektual, emosional, sosial,
spiritual dan lingkungan. Kondisi alami dari kesehatan adalah terbebas dari penyakit,
cedera ataupun segala sesuatu yang menganggu sistem metabolik makhluk hidup
terutama manusia. WHO mengkorelasikan kesehatan dan kepuasan pribadi sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.2
Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental,
dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.3

2.1.1.2 Tujuan Kesehatan4


Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan,
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk,

2
http://www.kamusq.com/2016/11/kesehatan-adalah-pengertian-dan-definisi.html (Diakses pada tanggal 23
Januari 2018 pukul 13.41)
3
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/ (Diakses pada tanggal 23 Januari 2018 pukul 13.46)
4
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/ (Diakses pada tanggal 23 Januari 2018 pukul 13.49)

4
jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di
tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua,
secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan
secara umum, adalah sebagai berikut :
1) melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia,
2) melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia,
3) melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat
dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi
bencana alam atau wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara khusus meliputi
usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia. Usaha
perbaikan tersebut adalah sebagai berikut :
1) menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan,
2) makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi
secara luas oleh masyarakat,
3) pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan,
dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan
menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem,
4) limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan,
industri, rumah sakit, dan lain-lain,
5) perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan,
6) kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja,
7) survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan.

5
2.1.1.3 Indikator Kesehatan
Pengertian indikator kesehatan adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukkan status kesehatan sekelompok orang dalam populasi tertentu, misalnya
angka kematian bayi.
Adapun indikator sehat menurut WHO dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut
:

1) Berhubungan dengan status kesehatan masyarakat


Indikator kesehatan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Indikator komprehensif
Indikator komprehensif terdiri atas tiga hal, yaitu :
1) Angka kematian kasar menurun
2) Rasio angka moralitas proporsional rendah
3) Umur harapan hidup meningkat
2. Indikator spesifik
Indikator spesifik terdiri atas tiga hal, yaitu :
1) Angka kematian ibu dan anak menurun
2) Angka kematian karena penyakit menular menurun
3) Angka kelahiran menurun

2) Berhubungan dengan pelayanan kesehatan


Indikator kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan dibagi
menjadi empat, yaitu :
1) Rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2) Distribusi tenaga kesehatan merata
3) Informasi lengkap tentang fasilitas kesehatan

6
4) Informasi tentang sarana Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,
Puskesmas, dan lain-lain.5

2.1.2 Masyarakat
2.1.2.1 Pengertian Masyarakat Secara Umum
Secara umum, masyarakat merupakan sekumpulan individu-individu yang hidup
bersama. Masyarakat adalah sekelompok orang yang mebentuk sebuah sistem semi
tertutup, yaitu sebagian besar interaksi individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Istilah masyarakat umumnya mengacu pada sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas teratur. Dalam Bahasa Arab, istilah
masyarakat dikenal dengan kata “Syaraka” yang berarti ikut serta atau berpartisipasi.
Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan Society yang memiliki arti interaksi
sosial, perubahan sosial dan rasa kebersamaan.

2.1.2.2 Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli6


Pengertian dari masyarakat dikemukakan oleh beberapa ahli. Berikut ini adalah
daftar pengertian masyarakat menurut para ahli.

1. Menurut Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat sebagai orang-


orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx, mengatakan bahwa masyarakat sebagai suatu struktur
yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara
ekonomis.
3. Menurut Emile Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu
kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
5
https://idtesis.com/pengertian-indikator-kesehatan-penjelasn-24-jenis-indikator-kesehatan/ (Diakses pada tanggal
23 Januari 2018 pukul 13.31)
6
http://www.pelajaran.co.id/2017/03/pengertian-masyarakat-menurut-definisi-para-ahli-terlengkap.html (Diakses
pada tanggal 23 Januari 2018 pukul 13.37)

7
4. Menurut Max Weber, mengatakan masyarakat adalah sebagai suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang
dominan pada warganya.
5. Menurut Mack Ever, mengatakan masyarakat sebagai suatu sistem dari cara
kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi
kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan
tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu
berubah dari relasi sosial.
6. Menurut J.L Gillin, mengatakan masyarakat sebagai sebuah kelompok
manusia yang tersebar yang memiliki kebiasaan (habit), tradisi (tradition),
sikap (attitude) dan perasaan persatuan yang sama.

2.1.3 Garut

Garut merupakan salah satu kota priangan timur di daerah Jawa Barat dan
merupakan salah satu kabupaten yang terletak sekitar 64 km sebelah tenggara
Bandung ibu kota Jawa Barat dan sekitar 250 km dari Jakarta. Garut berada pada
ketinggian 0 m sampai dengan 2800 meter, berbatasan langsung dengan Samudra
Indonesia di sebelah selatan yang memanjang sekitar 90 km garis pantainya.
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat
6º56’49” – 7 º45’00” Lintang Selatan dan 107º25’8” – 108º7’30” Bujur Timur.
Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19
km²) dengan batas-batas sebagai berikut.
Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Timur : Kabupaten Tasikmalaya
Selatan: Samudera Indonesia
Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung
sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland
8
bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut
mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan
Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan keseimbangan
lingkungan.
Secara garis besar, Garut memiliki iklim tropis basah (human tropical
climate ) dengan klasifikasi iklim Koppen. Faktor iklim dan cuaca Garut ini
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1). Pola sirkulasi angin musiman (monsoonal
circulation pattern), (2). Topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah
Jawa Barat; dan (3) Elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di
sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering
3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500-4000 mm.
Variasi temperatur bulanan berkisar antara 18° C – 26° C.7

2.1.4 Konsep Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)


2.1.4.1 Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Berikut ini merupakan definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat menurut para ahli.
a) Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan
kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk:
1) meningkatkan sanitasi lingkungan
2) mengendalikan infeksi menular
3) pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
4) mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya
diagnosis dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit.
5) pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang layak dalam bidang
kesehatan.

7
http://jelajahgarut.com/tentanggarut/ (Diakses pada tanggal 23 Januari 2018 pukul 13.27)

9
Dengan cara mengorganisasikan hal tersebut di atas, maka akan memungkinkan
setiap warga untuk menyadari dalam hidupnya di bidang kesehatan dan kehidupan.

b) Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat


dikatakan bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari
sehat dan sakit saja, dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan
Masyarakat adalah ilmu yang lebih menitikberatkan penanganan kasus-kasus
pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam IKM
dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention). Tahap
pencegahan tersebut adalah sebagai berikut :
1) upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan),
2) upaya Preventive (meningkatkan upaya pencegahan penyakit),
3) upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit),
4) upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit),
5) upaya Rehabilitative (upaya pemulihan).
Dengan demikian bila menyimak 5 tahap tersebut di atas, maka terlihat bahwa
sebenarnya yang diutamakan adalah upaya-upaya non kuratif atau upaya non medik,
sebagai contoh adalah upaya promotif yang secara nyata lebih mudah, lebih murah
dan dapat dilakukan oleh siapa saja, artinya tidak memerlukan dokter.8

2.1.5 Lingkungan Hidup


2.1.5.1 Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan akumulasi dari interaksi berbagai faktor yang
terkandung dalam lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik merupakan
kesatuan makhluk hidup, seperti mikroorganisme, manusia, tumbuhan, dan hewan.
Adapun lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di lingkungan sekitar
berupa benda mati, seperti mineral, batuan, tanah, air, dan udara.

8
http://dosen.stikesdhb.ac.id/wuri/2016/05/13/konsep-dasar-ilmu-kesehatan-masyarakat-ikm/ (Diakses pada
tanggal 23 Januari 2018 pukul 13.44)

10
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.9

2.1.5.2 Pemanfaatan Lingkungan Hidup


Unsur-unsur lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dapat kita sebut
sebagai sumber daya alam, atau dengan kata lain bahwa sumber daya alam adalah
semua tata lingkungan biofisik yang potensial untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup. Dengan demikian apa yang ada di
lingkungan sekitar kita merupakan sumber daya alam. Manusia memanfaatkan
lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan dari alam yang terbentuk secara
alamiah.

Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain
sebagai berikut.

1. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktifitas sehari-hari.


2. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan
pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
3. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
4. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi
manusia.
5. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

9
http://www.zonasiswa.com/2014/10/lingkungan-hidup.html?m=1 (Diakses pada tanggal 13 Februari 2018 pukul
14.31)

11
6. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian
sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan
bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
7. Air merupakan kebutuhan vital dan esensial bagi makhluk hidup. Tanpa
adanya air, mustahil akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di bumi ini.

2.1.5.3 Kerusakan Lingkungan Hidup


Kerusakan lingkungan hidup merupakan fenomena dan gejala sosial yang saat
ini sering kali dijumpai pada berbagai wilayah, baik di wilayah daratan, perairan,
maupun kerusakan atmosfer. Kerusakan lingkungan yang terjadi pada suatu kawasan
dampaknya dapat dirasakan oleh penduduk yang tinggal di luar kawasan tersebut.
Adapun masalah lingkungan yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara-
negara maju maupun berkembang adalah pencemaran.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu.
Hal ini menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan
semestinya.

2.1.5.4 Pelestarian Lingkungan Hidup


Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah tangan-tangan manusia yang
tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam.
Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus
berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia
berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup sehingga
dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya dapat berkelanjutan.

12
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah
mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan
lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak
Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau
Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.

Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat


mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana
tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun
kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang
setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung
program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.

2.1.6 Kebersihan Lingkungan


2.1.6.1 Pentingnya Kebersihan Lingkungan
Menjaga Kesehatan Lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi setiap
individu, selain merupakan anugerah yang diberikan sang pencipta kepada hamba-
Nya, Kesehatan Lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga kita terhindar penyakit.
Karena kesehatan tidak ternilai harganya. Terkadang pada saat kita sehat, kita lupa
akan nikmat tersebut dan ketika sakit kita baru sadar dan merasakan betapa kesehatan
itu sungguh sangat berharga.

Tubuh yang sehat bisa didapatkan dari berolahraga secara teratur, mengonsumsi
makanan bergizi, lingkungan yang sehat dan bersih. Lingkungan yang sehat
terkadang tidak kita perhatikan karena kesibukan dalam bekerja sehingga lingkungan
sekitar tidak dijaga kebersihannya. Akibat dari lingkungan yang tidak sehat dapat

13
menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit yang mengkhawatirkan
adalah deman berdarah (DBD) karena dapat menyebabkan kematian.

Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, seperti debu,


sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi
perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah
kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.

Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan, karena menjaga
kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan
kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.
Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain:

1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.


2. Lingkungan menjadi lebih sejuk.

3. Bebas dari polusi udara.

4. Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.

5. Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.

Masih banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan, maka dari itu kita
harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah kita
sendiri misalnya rajin menyapu halaman rumah, rajin membersihkan selokan rumah
kita, membuang sampah pada tempatnya, pokoknya masih banyak lagi.
Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggungjawab akan
kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, di sekolah pun
kita diajarkan untuk selalu hidup bersih.10
10
http://setrasarigogreen.com/pentingnya-kebersihan-lingkungan/ (Diakses pada tanggal 13 Februari 2018 pukul
14.31)

14
2.1.6.2 Peranan Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dan tak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Menjaga kebersihan lingkungan sama artinya
menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari kotoran, seperti debu, sampahdan
bau yang tidak sedap. Dengan lingkungan yang sehat, kita tidak akan mudah
terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, malaria, muntaber dan lainnya.
Tidak hanya di bidang kesehatan, kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh
terhadap kenyamanan, keindahan dan keasrian lingkungan yang nantinya bermuara
pada kedamaian. Semua ini dapat kita raih dengan melakukan perbuatan kecil dan
sederhana, mulai dari menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita.

Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan rumah dan tempat kita bekerja.
Untuk kebersihan lingkungan di sekitar rumah, kita lakukan dengan membersihkan
halaman dan telajakan rumah. Mari biasakan diridengan pola hidup bersih.Sampah
yang dihasilkan rumah tangga selanjutnya kita pilah menjadi tiga, sampah organik,
sampah non organik dan sampah botol atau pecah belah. Dengan pemilahan jenis
sampah ini akan sangat bermanfaat, sampah organik bisa kita jadikan kompos
sehingga bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan tanaman.Sampah non organik
kita kumpulkan dan kita jual ke pengepul untuk didaur ulang sehingga memberikan
nilai lebih. Sementara itu untuk tempat kerja, ciptakan suasana ruang kerja yang
bersih, rapi dan indah sehingga kita nyaman dalam melakukan aktivitas pekerjaan
sehari-hari. Perlu juga diatur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan
lingkungan kantor.

Hal yang tidak kalah penting adalah menanam tanaman. Tanaman mempunyai
banyak fungsi yaitu sebagai penyaring debu, penyimpan air tanah, penyejuk dan
pendingin alami. Selain itu tanaman juga dapat dijadikan sebagai taman yang akan
memberikan suasana asri dan indah lingkungan sekitar kita.Dengan adanya pohon

15
yang rindang, taman yang asri, otomatis kita akan menjadi nyaman dan betah di
rumah maupun di kantor dalam melaksanakan tugas sehari-hari.11

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Sumber Data


Ditujukan kepada 50 orang masyarakat di Garut sebagai sampel secara acak.
11
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/jaga-kebersihan-mulai-dari-lingkungan-sekitar-kita (Diakses pada
tanggal 13 Februari 2018 pukul 14.32)

16
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran
lembaran angket secara acak di beberapa wilayah Garut. Mengumpulkan data dari
responden untuk mengetahui informasi mengenai tingkat pola hidup sehat masyarakat
Garut.
3.3 Cara Pengolahan dan Penafsiran Data
Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan dan penafsiran data
adalah sebagai berikut.
1. Pemeriksaan Data
Pemeriksaan data dilakukan dengan cara memeriksa seluruh data responden
pada angket untuk menghindari kekeliruan pada data yang telah didapat.
2. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan pembuatan tabel-tabel berdasarkan data yang telah
diperoleh dari responden. Hal ini bertujuan unutk mengolah gambaran mengenai
frekuensi setiap alternatif jawaban yang telah disediakan di setiap pertanyaan.
3. Perhitungan Persentase Data
Perhitungan presentase data digunakan untuk mengetahui besar kecilnya
presentase alternatif jawaban dari responden.
Dari hasil angket yang telah disebar, data kemudian diolah dengan rumus
presentase, yaitu jumlah setiap alternatif jawaban dibagi dengan jumlah
keseluruhan responden, kemudian dikalikan dengan 100% atau penulisan rumus
sebagai berikut.

P=
Dengan keterangan :
P = Persentase
f = jumlah frekuensi alternatif jawaban
n = jumlah keseluruhan responden
4. Penafsiran Data
Penafsiran data merupakan proses pengubahan data kuantitatif menjadi data
yang berbentuk kualitatif. Penafsiran data akan menjelaskan setiap data yang
diperoleh berdasarkan persentase dari alternatif jawaban di setiap pertanyaan
dengan kriteria sebagai berikut.

17
100% = seluruhnya
51% - 99% = sebagian besar
50% = setengahnya
1% - 49% = sebagian kecil
0% = nihil
Dalam mengolah data, penulis menggunakan tabel untuk setiap pertanyaan,
sehingga terlihat jelas hasil dari data yang telah diolah dan akan menghasilkan
hipotesa mengenai tingkat pola hidup sehat masyarakat Garut.
3.4 Hasil Pengolahan dan Penafsiran Data
Berikut hasil dari pengolahan dan penafsiran data dari responden :
TABEL 3.1
Apa jenis kelamin Anda?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 22 40%
2 Perempuan 33 60%
Total 55 100%

Dari 55 responden, sebagian besar perempuan yang menjadi responden


daripada laki-laki.

TABEL 3.2
Berapakah usia Anda?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Dibawah 17 tahun 20 36%
2 17 tahun 7 13%
3 Diatas 17 tahun 28 51%
Total 55 100%

Dari 55 reponden, sebagian besar responden berusia lebih dari 17


tahun dibandingkan dengan responden yang berusia dibawah 17 tahun.

TABEL 3.3
Apakah profesi Anda?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Pekerja 16 30%
2 Pelajar 27 51%
3 Lain-lain 10 19%

18
Total 53 100%

Dari 53 responden, sebagian besar responden berprofesi sebagai


pelajar, jika dibandingkan dengan profesi sebagai pekerja dan lainnya.

TABEL 3.4
Jika Anda seorang pekerja, berapakah panghasilan yang didapatkan dalam
sebulan?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Diatas 5 juta 3 19%
2 5 juta 0 0%
3 Dibawah 5 juta 13 81%
Total 16 100%

Dari 16 responden yang berprofesi sebagai pekerja, sebagian besar


berpenghasilan lebih dari lima juta. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar masyarakat Garut dapat memenuhi kebutuhan pola hidup sehat. Tetapi,
masih ada sebagian kecil masyarakat Garut yang masih kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan pola hidup sehatnya.

TABEL 3.5
Jika Anda seorang pelajar, berapakah uang bekal dalam sehari?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Diatas Rp 20.000 9 31%
2 Rp 20.000 7 24%
3 Dibawah Rp 20.000 13 45%
Total 29 100%

Dari 29 responden yang berprofesi sebagai pelajar, sebagian kecil


mendapatkan uang bekal dibawah Rp 20.000,00. Sebagian besar mendapatkan uang
bekal lebih dari sama dengan Rp 20.000,00. Hal ini membuktikan bahwa
masyarakat Garut berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan pola hidup sehatnya.
19
TABEL 3.6
Apakah anda tahu mengenai kesehatan?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1. Sangat Tahu 11 20%
2. Cukup Tahu 38 69%
3. Tidak Tahu 6 11%
Total 55 100%

Berdasarkan data di atas, dari 55 orang responden sebanyak sebelas


orang (20%) menyatakan bahwa mereka sangat tahu mengenai kesehatan.
Sebanyak 38 orang (69%) menyatakan bahwa mereka cukup tahu mengenai
kesehatan. Sebanyak enam orang (11%) menyatakan bahwa mereka tidak tahu
mengenai kesehatan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar dari masyarakat Garut cukup tahu mengenai kesehatan.

TABEL 3.7
Seberapa penting kesehatan bagi anda?
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1. Sangat Penting 50 91%
2. Cukup Penting 5 9%
3. Tidak Penting 0 0%
Total 55 100%

Berdasarkan data di atas, dari 55 orang responden sebanyak lima puluh


orang (91%) menyatakan bahwa kesehatan sangat penting. Sebanyak lima
orang (9%) menyatakan kesehatan sangat penting. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari masyarakat Garut beranggapan
bahwa kesehatan sangat penting.

20
TABEL 3.8
Apakah anda tahu mengenai pola hidup sehat?
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1. Sangat Tahu 11 20%
2. Cukup Tahu 41 75%
3. Tidak Tahu 3 5%
Total 55 100%

Berdasarkan data di atas, dari 55 orang responden sebanyak sebelas


orang (20%) menyatakan bahwa mereka sangat tahu mengenai pola hidup
sehat. Sebanyak 41 orang (75%) menyatakan bahwa mereka cukup tahu
mengenai pola hidup sehat. Sebanyak tiga orang (5%) menyatakan bahwa
mereka tidak tahu mengenai pola hidup. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari masyarakat Garut cukup tahu
mengenai pola hidup sehat.

TABEL 3.9
Darimanakah anda mengetahui hal mengenai pola hidup sehat?
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1. Internet 27 49%
2. Penyuluhan 22 40%
3. Lain-lain 6 11%
Total 55 100%

Berdasarkan data di atas, dari 55 orang responden sebanyak 27 orang


(49%) menyatakan bahwa mereka tahu mengenai pola hidup sehat dari
internet. Sebanyak 22 orang (40%) menyatakan bahwa mereka tahu mengenai
pola hidup sehat dari Penyuluhan. Sebanyak enam orang (11%) menyatakan
bahwa mereka tahu mengenai pola hidup sehat dari lain-lain. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil dari masyarakat Garut
tahu mengenai pola hidup sehat dari Internet.

21
TABEL 3.10
Apakah anda sering melakukan pola hidup sehat?
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1. Sering 17 31%
2. Kadang-Kadang 36 65%
3. Tidak Pernah 2 4%
Total 55 100%

Berdasarkan data di atas, dari 55 orang responden sebanyak tujuh


belas orang (31%) menyatakan bahwa mereka sering melakukan pola hidup
sehat. Sebanyak 36 orang (65%) menyatakan bahwa mereka kadang-kadang
melakukan pola hidup sehat. Sebanyak dua orang (4%) menyatakan bahwa
mereka tidak pernah melakukan pola hidup sehat. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari masyarakat Garut kadang-
kadang melakukan pola hidup sehat.

TABEL 3.11
Apakah anda sering melakukan cuci tangan sebelum makan?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sering 17 31%
2 Kadang-kadang 36 65%
3 Tidak pernah 2 4%
Total 55 100%

22
Dari 55 responden, sebanyak 17 orang menyatakan bahwa mereka
sering melakukan cuci tangan sebelum makan, sebanyak 36 orang
menyatakan bahwa kadang-kadang melalukan cuci tangan sebelum makan
dan sebanyak 2 orang menyatakan tidak pernah cuci tangan sebelum makan.
Berdasarkan hasil persentase di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil
masyarakat Garut melakukan cuci tangan sebelum makan dan menunjukkan
pola hidup sehatnya.

TABEL 3.12
Apakah anda suka memperhatikan kehigienisan dan kandungan gizi dalam
makanan?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Sering 33 60%
2 Kadang-kadang 22 40%
3 Tidak pernah 0 0%
Total 55 100%
Dari 55 responden, sebanyak 33 orang menyatakan bahwa mereka
sering memperhatikan kehigienisan dan kandungan gizi makanan karena
menurut mereka itu adalah hal yang perlu dilakukan dan sebanyak 22 orang
menyatakan bahwa kadang kadang memperhatikannya. Berdasarkan hasil
persentasi di atas dapat disimpulkan bawah masyarakat kota Garut sebagian
besar memperhatikan kehigienisan dan kandungan gizi dalam makanan dan
menerapkan pola hidup sehat.

TABEL 3.13
Berapa banyak anda minum air dalam satu hari ?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 < 2 liter 28 51%
2 2 liter 25 45%

23
3 > 2 liter 2 4%
Total 55 100%

Dari 55 responden, sebanyak 28 orang menyatakan bahwa mereka


minum air < 2 liter dalam satu hari, sebanyak 25 orang menyatakan bahwa
mereka minum air 2 liter dalam satu hari dan sebanyak 2 orang menyatakan
mereka minum air > 2 liter dalam satu hari. Dari persentase di atas dapat
disimpulkan bahwa sebagian kecil masyarakat kota Garut yang sudah
menerapkan perilaku hidup sehat.

TABEL 3.14
Berapa sering anda melakukan olahraga dalam seminggu?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Tidak sama sekali 19 34%
2 Kadang-kadang 24 44%
3 Sering 12 22%
Total 55 100%

Dari 55 responden, sebanyak 19 orang menyatakan bahwa mereka


tidak sama sekali melakukan olahraga dalam seminggu, sebanyak 24 orang
menyatakan bahwa mereka kadang kadang melaukan olahraga dalam
seminggu dan 12 orang menyatakan bahwa sering melakukan olahraga dalam
seminggu. Dari hasil persentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
kecil masyarakat kota Garut yang menerapkan perilaku hidup sehat.

TABEL 3.15
Berapa lama waktu tidur anda dalam sehari?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

24
1 < 6 jam 5 9%
2 6 jam 39 74%
3 > 6 jam 9 17%
Total 53 100%

Dari 53 responden, sebanyak 5 orang menyatakan bahwa mereka tidur


< 6 jam dalam sehari, sebanyak 39 orang menyatakan bahwa mereka tidur 6
jam dalam sehari dan sebanyak 9 orang menyatakan tidur > 6 jam dalam
sehari. Dari hasil persentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
masyarakat kota Garut telah menerapkan perilaku hidup sehat.

TABEL 3.16
Berapa kali anda menggosok gigi dalam sehari?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 <2 kali 0 0%
2 2 kali 43 80%
3 >2kali 11 20%
Jumlah 54 100%
Dari 54 responden, sebanyak 43 orang yang menyatakan suka melakukan
gosok gigi 2 kali dalam sehari, dan sebanyak 11 orang menyatakan suka melakukan
gosok gigi >2kali dalam sehari, sedangkan yang suka melakukan gosok gigi <2kali
dalam sehari dinyatakan tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar
masyarakat Garut suka melakukan gosok gigi 2 kali dalam sehari.

TABEL 3.17
Apakah tingkat kesehatan masyarakat Garut sudah mencapai target?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sudah 1 2%
2 Belum 43 78%
3 Tidak Tahu 11 20%
Jumlah 55 100%

25
Dari 55 responden, sebanyak 1 orang menyatakan bahwa tingkat
kesehatan masyarakat Garut sudah mencapai target, dan 43 orang menyatakan
bahwa tingkat kesehatan masyarakat Garut belum mencapai target, dan
sebanyak 11 orang menyatakan tidak tahu terhadap tingkat kesehatan
masyarakat Garut. Hal ini membuktikan sebagian besar masyarakat Garut
manyatakan bahwa tingkat kesehatan masyarakat di Garut belum mencapai
target.

TABEL 3.18
Apakah keadaan lingkungan hidup di Garut sudah mencapai target?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Sudah 1 2%
2 Belum 45 85%
3 Tidak Tahu 7 13%
Jumlah 53 100%

Dari 53 responden, sebanyak 1 orang yang menyatakan bahwa keadaan


lingkungan hidup di Garut sudah mencapai target, dan sebanyak 45 orang
menyatakan bahwa keadaan lingkungan di Garut belum mencapai target, dan
sebanyak 7 orang menyatakan tidak tahu terhadap keadaan lingkungan hidup di
Garut. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat Garut
menyatakan bahwa keadaan lingkungan di Garut belum mencapai target.

TABEL 3.19
Apakah pola hidup masyarakat Garut sudah mencapai target?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Sudah 1 2%
2 Belum 43 81%
3 Tidak Tahu 9 17%
Jumlah 53 100%

26
Dari 53 responden, sebanyak 1 orang menyatakan bahwa pola hidup
masyarakat Garut sudah mencapai target, dan sebanyak 43 orang menyatakan
bahwa pola hidup masyarakat Garut belum mencapai target, dan sebanyak 9
orang menyatakan tidak tahu terhadap pola hidup masyarakat Garut. Hal ini
membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat Garut menyatakan bahwa pola
hidup masyarakat di Garut belum mencapai target.

TABEL 3.20
Apakah anda suka menjaga kebersihan lingkungan di Garut?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Tidak Sama Sekali 0 0%
2 Kadang-kadang 36 67%
3 Sering 18 33%
Jumlah 54 100%

Dari 54 responden, sebanyak 36 orang menyatakan kadang-kadang


suka menjaga kebersihan lingkungan di Garut, dan sebanyak 18 orang
menyatakan sering menjaga kebersihan lingkungan di Garut, sedangkan yang
tidak sama sekali menjaga kebersihan lingkungan dinyatakan tidak ada. Hal ini
membuktikan bahwa sebagian masyarakat Garut kadang-kadang menjaga
kebersihan lingkungan.

27
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada era modern ini, pola hidup sehat mudah terlupakan oleh berbagai
kalangan. Mulai dari pola makan, pola tidur, serta pola hidup sehat lainnya telah
berubah seiring berjalannya globalisasi. Menurut hasil penelitian kami, tingkat
kesadaran masyarakat Garut mengenai pola hidup sehat masih dalam keadaan yang
mengkhawatirkan. Kami dapat menganalisisnya dari beberapa pernyataan sebagian
responden yang belum tahu tentang pola hidup sehat. Ada pula penyebab tidak
tercapainya tingkat pola hidup sehat sebagian masyarakat Garut sesuai target, yaitu
kurangnya kemampuan material dalam memenuhi kebutuhan hidup sehat.

4.2 Saran
28
Kesehatan merupakan hal yang sangat diperlukan bagi semua orang. Pola
hidup sehat juga harus diterapkan sejak dini agar kita dapat terhindar dari berbagai
macam penyakit. Menurut hasil penelitian kami, tingkat kesadaran masyarakat Garut
belum mencapai tingkat standar sehingga masyarakat Garut harus meningkatkan
kesadarannya mengenai pola hidup sehat. Kesadaran masyarakat bisa ditumbuhkan
secara eksternal dan internal. Secara internal, dengan menyadari diri akan pentingnya
pola hidup sehat dan dampaknya. Secara eksternal, bisa dilakukan dengan partisipasi
pemerintah, komunitas atau pihak lainya yang telah memiliki kesadaran untuk
menyadari pola hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

YS. “Survei Kesehatan AIA: Pola Hidup Masyarakat Indonesia Terburuk di Asia Pasifik”. 16
Januari 2018. http://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/1465-survei-
kesehatan-aia-pola-hidup-masyarakat-indonesia-terburuk-di-asia-pasifik.

Lestari, Meysha. “Kesehatan adalah | Pengertian dan Definisi”. 23 Januari 2018.


http://www.kamusq.com/2016/11/kesehatan-adalah-pengertian-dan-definisi.html
Hariyanto. “Pengertian Kesehatan “. 23 Januari 2018.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/

Admin. “Pengertian Indikator Kesehatan”. 23 Januari 2018. https://idtesis.com/pengertian-


indikator-kesehatan-penjelasn-24-jenis-indikator-kesehatan/

29
Admin. “18 Pengertian Masyarakat Menurut Definisi Para Ahli Terlengkap”. 23 Januari
2018. http://www.pelajaran.co.id/2017/03/pengertian-masyarakat-menurut-definisi-para-
ahli-terlengkap.html

Yusuf, Fajrin. “Tentang Garut”. 23 Januari 2018. http://jelajahgarut.com/tentanggarut/

Hidayani, Wuri Ratna. “Konsep Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)”. 23 Januari
2018. http://dosen.stikesdhb.ac.id/wuri/2016/05/13/konsep-dasar-ilmu-kesehatan-
masyarakat-ikm/

Fathonio, Arthur. “Penjelasan tentang Lingkungan Hidup”. 13 Februari 2018.


http://www.zonasiswa.com/2014/10/lingkungan-hidup.html?m=1

Sari, Setra. “Pentingnya Kebersihan Lingkungan”. 13 Februari 2018.


http://setrasarigogreen.com/pentingnya-kebersihan-lingkungan/

30

Anda mungkin juga menyukai