Anda di halaman 1dari 5

D.

MARKETING (M4)

1. Perencanaan
Dalam perencanaan marketing manajemen RSUD Sanjiwani Gianyar
sama sekali tidak melakukan pemasaran atau marketing khusus. Berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala ruangan Ruang Sahadewa, untuk pemasaran
secara formalitas, dipegang langsung oleh bagian Humas yang dilakukan
secara sentral oleh RSUD Sanjiwani Gianyar. Oleh karena itu, ruangan hanya
perlu menunggu pasien masuk.
Dalam perencanaan marketing Ruang Sahadewa, BOR, TOI, dan BTO
dibuat oleh petugas Admission namunKepala Ruangan (Karu) juga melakukan
perekapan BOR, TOI, dan BTO untuk meningkatkan pemberian asuhan
keperawatan pada pasien. Berikut rekapan yang dilakukan Ruang Sahadewa
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan.
a. BOR
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase pemakaian tempat
tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai jumlah tempat
tidur yang terpakai untuk perawatan pasien di dalam ruangan terhadap
jumlah tempat tidur yang tersedia. Standar nilai BOR menurut Barber
Johnson adalah 75%-85% (standar internasional), sedangkan menurut
standar nilai Depkes RI adalah 60%-85%.
Berdasarkan hasil penghitungan, didapatkan gambaran BOR (Bed
Occupancy Rate) di Ruang Sahadewa pada bulan Januari sampai Maret
2019, sebagai berikut:
1) Januari 2019

2) Februari 2019

3) Maret 2019

Berdasarkan hasil perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) di


Ruang Sahadewa pada bulan Januari sampai Maret 2019 didapatkan
rata-rata jumlah BOR yaitu 58,58%. Hal tersebut belum melampaui
batas penggunaan BOR idealnya yaitu 60-85% (menurut Depkes RI
2005).
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat di ruangan serta
mengumpulkan data dari buku situasi ruangan didapatkan bahwa bahwa
jumlah hari perawatan pasien pada tanggal 15-21 April adalah 181
pasien dan jumlah pasien keluar adalah 29 pasien.
Berdasarkan hasil penghitungan, didapatkan gambaran BOR (Bed
Occupancy Rate) di Ruangan Sahadewa selama praktik pada tanggal
15-21 April 2019, sebagai berikut:

Jadi, BOR Ruang Sahadewa pada tanggal 15-21 April 2019 yaitu
89,16% melampaui batas standar Depkes RI 60%-85%.

b. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3
hari. Perhitungan TOI tanggal 15-21 April 2019 di Ruang Sahadewa,
yaitu:
Tanggal 15-21 April 2019
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan TOI 1 hari dan
memenuhi standar yang ditetapkan Depkes yaitu 1-3 hari.

c. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu-satuan waktu tertentu.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan BTO=1, artinya


frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (15-21 April 2019),
1 kali pergantian tempat tidur dipakai dalam satu-satuan waktu tertentu.

d. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005). Perhitungan AVLOS dari tanggal 15-21
April 2019 didpatkan hasil yaitu:
Berdasarkan penghitungan ALOS dari tanggal 15-21 April 2019
di Ruang Sahadewa didapatkan nilai 6 hari, hal ini memenuhi standar
ideal Depkes (2005).

2. Pengarahan dan Pengawasan


Dalam proses pengarahan di Ruang Sahadewa, pengarahan dilakukan
oleh kepala ruangan kepada seluruh staff pegawai yang berada di Ruang
Sahadewa. Pengarahan dilakukan pada saat pagi hari setelah operan yakni saat
morning briefing. Dalam proses pengarahan kepala ruangan mengutarakan
solusi dan alternative apabila ditemukan masalah. Adapun solusi dan
alternative yang berikan telah dirancang bersama kemudian didiskusikan
bersama untuk mengambil satu pemecahan yang disepakati bersama dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Pengawasan di Ruang Sahadewa dilakukan oleh kepala ruangan
terhadap seluruh staff pegawai yang berada di Ruang Sahadewa, untuk
meningkatkan pengembangan SDM pegawai, Kepala Ruangan terus berupaya
untuk meningkatkan dan mengawasi perkembangkan keterampilan anggota
perawat ruangan melalui pelatihan rutin yang diadakan oleh rumah sakit
maupun seminar-seminar yang diikuti untuk menunjang proses pembaharuan
ilmu pengetahuan yang dimiliki perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pelatihan yang diadakan oleh rumah sakit seperti pelatihan
BTCLS, BHD, PMKP, pasien safety, dan PPI.

Anda mungkin juga menyukai