DOSEN PENGAMPU:
Dra. RAWINTAN E BINTI, M.Com. MTQM (Hons), Ak, CA
Disusun oleh:
DINA NORIVANA 1710313120013 NO. ABSEN 07
JULIANTI NUR RAHMAH 1710313320035 NO. ABSEN 40
LINTANGCAHYANING UTOMO 1710313220031 NO. ABSEN 24
PROGRAM S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
INDONESIA-SETELAH SUHARTO DAN KRISIS ASIA
0
Indonesia adalah negara yang luas, memiliki dua puluh dua juta penduduk yang
tersebar di 17.000 pulau. Pada pertengahan tahun 1960-an, kondisi ekonomi Indonesia telah
mencapai keadaan yang sangat buruk di bawah kepemimpinan presiden pertama Indonesia
yaitu Ir. Soekarno dan kemudian kekuasaan tersebut diambil alih oleh Suharto. Pada saat
Suharto naik menjadi presiden, Beliau membuat kebijakan untuk memperbaiki keadaan
ekonomi yang telah merosot. Salah satu prioritas utama Suharto adalah meningkatkan kondisi
perekonomian Indonesia. Dia mengandalkan sebuah tim ahli ekonomi yang dilatih di AS
untuk memulai periode rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. (https://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/kolom-budaya/sejarah-indonesia-politik-dan-ekonomi-di-bawah-
sukarno/item5271?, di akses tanggal 27 April 2019)
Adapun faktor politik yang menyebabkan lemahnya kinerja ekonomi yaitu karena
bangsa Indonesia selama 30 tahun diperintah secara diktator oleh Presiden Suharto. Dia juga
dikenal karena “kapitalisme kroni” karena menggunakan perintahnya dari sistem politik
untuk memberi keuntungan bisnis bagi perusahaan pendukung dan keluarganya. Akan tetapi,
selama pemerintahan Presiden Suharto, tidak boleh adanya perbedaan pendapat dalam negeri
sehingga masyarakat tidak dapat mengkritisi kebijakan pemerintah. Jika terdapat perbedaan
pendapat dalam negeri, maka Presiden Suharto akan menindaklanjuti secara tegas. Hal ini
sesuai dengan apa yang diungkapkan Virgilio da Silva Guterrez yang pernah dipenjara selama
14 tahun pada masa Suharto "Rejim Suharto yang menginvasi dan menindas kami selama 24
tahun. Bagi saya, Suharto pada saat itu adalah musuh besar kami: dialah yang menghambat
kemerdekaan kami," kata Virgilio, 47 tahun. Hal yang sama diungkapkan warga Timor Leste
lainnya, Rosa Marcal. "Dia adalah penjahat, bukan orang baik. Dia mengirim tentara banyak
sekali untuk melawan rakyat Timor Leste," katanya. Rosa adalah seorang guru yang
mengalami kekerasan tentara karena menentang Suharto, ia dituduh memihak Fretilin,
kelompok utama gerakan kemerdekaan Timor Leste waktu itu.
(https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43513185, diakses tanggal 27 April 2019)
1
Pada akhirnya, Suharto ditumbangkan sebagai presiden karena utang besar yang
dimiliki Indonesia yang terakumulasi selama 1990-an, yang menyebabkan terjadinya
kekacauan dalam perekonomian Indonesia pada tahun 1997. Kekacauan perekonomian
Indonesia dapat terjadi karena penyelewengan Dana Moneter Internasional yang merupakan
pinjaman senilai $43 miliar, sebagian besar dari uang tersebut masuk ke pundi-pundi Suharto
dan kroni-kroninya. Hal ini menyebabkan demonstrasi masyarakat sebagai tindak protes dan
memaksa presiden Suharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. (Hill, W. L.
Hills;Chouw-Hou Wee;Krishna Udayasankar.2014.Bisnis Internasional Perspektif
Asia.Jakarta:Salemba Empat.)
Korupsi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan lemahnya kinerja ekonomi
Indonesia. Seperti yang di kutip dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA “Presiden Soeharto
ditempatkan sebagai Presiden terkorup sedunia berdasarkan temuan Transparency
International 2004 dengan total perkiraan korupsi sebesar 15-25 miliar dolar AS”.
(https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/07/04/n85dwn-soeharto-diktator-
terkorup-sedunia-abad-ke20, di akses tanggal 27 April 2019). Transparency International,
lembaga yang mempelajari korupsi di seluruh dunia, menempatkan Indonesia di antara yang
paling korup, yaitu di peringkat ke-137 dari 158 negara yang diteliti pada tahun 2005. Dari
tingginya peringkat korupsi Indonesia ini dapat di lihat bahwa adanya keterkaitan antara
faktor-faktor yang menyebabkan melemahnya kinerja ekonomi. Pemerintahan secara diktator
memudahkan seorang pemimpin untuk melakukan tindakan politik yang kekuasaannya
diarahkan agar memberikan keuntungan bisnis untuk pendukung dan keluarganya.
2
Selain itu, menurunnya investasi pada infrastruktur publik juga mengakibatkan
infrastruktur yang buruk. Menurunnya investasi infrastruktur cukup signifikan yaitu dari $16
miliar pada 1996 turun menjadi $3 miliar pada tahun 2003. Hal ini dapat dilihat dari sistem
jalan raya yang berantakan, setengah dari penduduk tidak memiliki akses listrik, jumlah
pemadaman listrik terus meningkat akibat usia jaringan listrik, dan hampir 99 persen
penduduk tidak memiliki akses fasilitas pembuangan limbah modern. (Hill, W. L.
Hills;Chouw-Hou Wee;Krishna Udayasankar.2014.Bisnis Internasional Perspektif
Asia.Jakarta:Salemba Empat.)
Selain penurunan investasi publik, juga terjadi penurunan pada investasi swasta.
Produksi minyak telah menurun meskipun harga minyak berada pada harga yang tertinggi.
Investasi dalam sektor pertambangan juga menurun yaitu dari $2,6 miliar pada 1997 menjadi
$177 juta pada 2003.
Sehubungan dengan faktor-faktor ekonomi, salah satu variabel yang penting adalah
kemajuan ekonomi suatu negara. Indonesia merupakan negara yang masih berkembang
dengan infrastruktur yang masih lemah sehingga untuk pihak asing melakukan bisnis di
Indonesia, biaya yang digunakan untuk menunjang bisnis tersebut lebih mahal jika
dibandingkan dengan negara yang sistem politik dan ekonominya stabil. Hal tersebut
mengakibatkan keluarnya perusahaan asing di Indonesia karena berbisnis di negara
3
berkembang dengan kondisi politik yang tidak stabil akan mendapatkan keuntungan yang
minimum.
Turunnya pendapatan negara disebabkan oleh kekacauan kondisi politik. Hal ini
berdampak pada pendapatan masyarakat Indonesia yang masih jauh dibandingkan negara lain
seperti Malaysia maupun Singapura. Hal ini menjadi pencetus karyawan maupun pejabat
Indonesia melakukan korupsi untuk menambah penghasilan mereka. Tunjangan kerja yang
diberikan juga tidak mampu menutupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Pengertian tindak pidana korupsi sendiri menurut UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ditegaskan adalah setiap perbuatan seseorang atau
badan hukum yang melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu badan yang secara langsung merugikan keuangan negara dan/atau
perekonomian negara atau diketahui patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut
merugikan keuangan negara. (https://www.kpk.go.id/images/pdf/Undang-
undang/uu311999.pdf)
Maraknya korupsi tidak diikuti dengan tindakan tegas dari pemerintah. Sekedar
undang-undang antikorupsi yang dibuat sendiri oleh elite politik yang terjerat kasus korupsi.
Berbagai sanksi dan hukuman yang selama ini dijatuhkan pada koruptor belum menimbulkan
efek jera.
Korupsi berdampak sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena
telah terjadi kebusukan, ketidakjujuran, dan melukai rasa keadilan masyarakat.
Penyimpangan anggaran yang terjadi akibat korupsi telah menurunkan kualitas pelayanan
4
negara kepada masyarakat. Pada tingkat makro, penyimpangan dana masyarakat ke dalam
kantong pribadi telah menurunkan kemampuan negara untuk memberikan hal-hal yang
bermanfaat untuk masyarakat, seperti: pendidikan, perlindungan lingkungan, penelitian, dan
pembangunan. Pada tingkat mikro, korupsi telah meningkatkan ketidakpastian adanya
pelayanan yang baik dari pemerintah kepada masyarakat. ( (Salama, Nadiatus. "Fenomena
Korupsi Indonesia)
Di tengah kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini, Indonesia kini disebut-
sebut negara yang kurang menarik minat investor untuk berinvestasi. Pasalnya, faktor utama
tinggi rendahnya pertumbuhan investasi sangat ditentukan oleh faktor kepastian hukum di
samping faktor stabilitas keamanan.
Indikator utama kepastian hukum itu sendiri sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
tingkat korupsi. Semakin tinggi tingkat korupsi di suatu negara maka semakin rendah pula
tingkat investasi ke negara yang bersangkutan. Karena korupsi membuat para pengusaha
asing menjadi ketakutan menanamkan investasinya di Indonesia.
Indonesia akan semakin bergerak melambat jika investasi tidak dapat memenuhi
kebutuhan negara ini. Maka dari itu diperlukan tindakan memperbaiki keadaan yang ada dan
mencegah kemungkinan buruk terjadi. Terutama dalam pemberantasan korupsi.
5
angka korupsi di Indonesia menurut Sri Suwitri dalam jurnalnya yang berjudul
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia: Sebuah Upaya Reformasi Birokrasi
6
DAFTAR PUSTAKA
Suwitri. Sri. Pemberantasan Korupsi Di Indonesia : Sebuah Upaya Reformasi Birokrasi. Vol
4, No. 1, https://ejournal.undip.ac.id/index.php/dialogue/article/download/179/273
diakses tanggal 27 April 2019
Salama, Nadiatus. "Fenomena Korupsi Indonesia (Kajian Mengenai Motif dan Proses
Terjadinya Korupsi)." Pusat Penelitian IAIN Walisongo Semarang (2010), diakses
tanggal 27 April 2019
Indonesia Invesment. Sejarah Indonesia: Politik dan Ekonomi di Bawah Sukarno dari
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/kolom-budaya/sejarah-indonesia-
politik-dan-ekonomi-di-bawah-sukarno/item5271?, di akses tanggal 27 April 2019