PENDAHULUAN
sendiri, siswa kelas VI, IX, dan XII (yang biasa dijuluki siswa kelas
yang lebih tinggi. Nilai dari ujian nasional ini berpengaruh pada masa
Oleh sebab itu, tak sedikit siswa kelas akhir yang mengalami
tertekan dan takut jika hasil ujian mereka tidak memuaskan. Rasa
prestasi belajar siswa. Rasa cemas yang tidak berlebihan tentu saja
dapat menjadi motivasi diri. Namun, jika berlebihan tentu saja akan
mempengaruhi pikiran.
1
Berdasarkan hal tersebut, dalam penyusunan karya tulis ini
Belajar Siswa”.
pertanyaan-pertanyaan berikut.
belajar?
2
itu, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui cara mengatasi rasa
belajar.
mengatasinya.
siswa kelas XII (sebagai sampel) di SMAN 1 Garut. Setelah itu, data
3
Menghadapi Ujian Nasional terhadap Prestasi Belajar Siswa” yang
4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kecemasan
5
Struktur otak tertentu ini pada awalnya dibentuk dari genetik
dan keturunan keluarga.
6
Pasien merasa gelisah dan terlalu sadar diri terhadap
penampilan, perilaku, sikap, ataupun perkataan pribadi jika
dihadapkan dengan seseorang. Umumnya, pasien
menghindari perkumpulan sosial karena takut memalukan
diri sendiri dan dipandang oleh orang lain.
5. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)/Gangguan Perilaku
Obsesif – Gangguan ini adalah perilaku dan pemikiran yang
membuat gelisah dan repetitif. Contohnya, beberapa pasien
begitu terobsesi dengan tangan yang bersih sehingga
mereka selalu mencuci tangan setiap jam atau melihat
tangan orang lain kotor mereka juga merasa gelisah. Pasien
yang menderita gangguan ini menyadari apa yang mereka
lakukan itu tidak seharusnya namun tetap tidak bisa
mengkontrolnya.
6. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)/Gangguan Post-
traumatic – Gangguan ini disebabkan oleh kejadian masa
lalu yang menyebabkan trauma berat seperti kecelakaan,
pemerkosaan, atau menyaksikan tindak kriminal. PTSD
sering menyebabkan perubahan perilaku dan sikap dengan
harapan dapat menghidar dari penyebab trauma.
7. Separation Anxiety Disorder/Ganguan Kecemasan dalam
Perpisahan – Pasien dengan gangguan ini akan mengalami
kecemasan berlebihan dan kepanikan berlebihan ketika
mereka berpisah dengan seseorang atau suatu tempat yang
memberi rasa aman kepada pasien.
2.2 Stres
2.2.1 Pengertian Stres
Menurut Rosenthal (2002), biasanya stres diartikan sebagai
sebuah pengalaman emosional negatif yang dihubungkan
dengan perubahan. Perubahan biologis yang menggerakkan
7
tubuh untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
rangsangan-rangsangan dari luar (external triggers). Misalnya,
untuk merespon stres, kelenjar-kelenjar adrenal akan
memompa keluar hormon-hormon stres sehingga mempercepat
kerja tubuh . Detak jantung akan meningkat dan kadar gula
akan naik sehingga tubuh bisa mengalihkan glukosa ke otot-
otot pada kasus tubuh harus menyelamatkan diri dari situasi-
situasi yang berbahaya. Secara bersamaan, perubahan-
perubahan ini dikenal sebagai respon bertempur (fight respons)
atau respon kabur (flight respond). Hormon-hormon stres, yang
secara teknis disebut catecholamines, dibagi ke dalam
epinephrine (adrenaline) dan norepinephrine.
8
fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat
memengaruhi prestasi belajar mereka (Desmita, 2014).
Kecemasan atau stres sekolah yang dialami oleh anak
mempunyai dampak, tidak saja pada penyesuaian fisiologis,
psikologis, dan psikososial, melainkan juga pada penyesuaian
akademis (Desmita, 2014).
9
2.2.4 Stres sebagai Motivator
Stres dapat merupakan motivator yang sangat penting dan
berpengaruh. Dengan kata lain, stres bisa sangat bermanfaat bagi
kita. Jika kita mencemaskan atau mengkhawatirkan pencapaian
tujuan tertentu, misalnya memenangkan sebuah pertandingan,
lulus ujian atau mendapat promosi jabatan, maka kita tentu akan
berusaha keras untuk itu. Jadi, stres dapat mendorong kita,
membantu kita untuk berprestasi dan mendapatkan hal-hal yang
penting. Apabila kita tidak stres atau tidak peduli apakah tujuan
kita tercapai atau tidak, maka kita mungkin tidak akan bekerja
keras untuk berlatih, atau mempelajari keterampilan-keterampilan
ekstra untuk meraihnya (Brecht, 2000).
10
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir
maupun ketrampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari
kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang
merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat
dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang
ditempuhnya.
Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam
mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan
angka-angka atau huruf, seperti angka 0 – 10 pada pendidikan
dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan
tinggi.
Sebenarnya hampir seluruh perkembangan atau kemajuan
hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar
tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga di tempat kerja
dan di masyarakat. Pada lingkungan kerja, hasil belajar ini
sering diberi sebutan prestasi kerja, yang sesungguhnya
merupakan sesuatu achievement juga (Sukmadinata, 2011).
11
Ujian Nasional, kekuatiran ini juga tidak hanya dirasakan oleh
para siswa, tetapi juga orang tua murid, guru dan sekolah
sendiri. Banyak hal terkait yang menyebabkan ini, misalnya
orang tua takut anaknya tidak lulus, guru tidak berhasil
“membuat” muridnya lulus UN, dan sekolah tidak berhasil
meloloskan para siswa/I nya dari UN sehingga berpengaruh
terhadap akreditasinya. Ada yang bilang bahwa bersekolah
selama 6-9-12 tahun para siswa seperti tidak berguna karena
kelulusannya / keberhasilannya ditentukan semata-mata oleh
UN.
Jika kita simak lebih baik lagi arti dari UN tersebut, Ujian
Nasional ini bertujuan untuk menjadi tolak ukur / parameter
pendidikan Indonesia, menyama-ratakan mutu pendidikan dan
kelulusan para siswa/I Indonesia.
Dengan meningkatnya tingkat pendidikan, otomatis Sumber
Daya Manusia (SDM) Indonesia akan meningkat, begitu juga
nasib si anak itu kelak. Yang berujung kemudian dengan
kemajuan Indonesia sendiri.
Daripada kita mengkuatiran dan menentang penetapan UN
oleh pemerintah, lebih baik kita mencari cara bagaimana
membantu anak didik / anak anda dalam menghadapi UN.
Tujuan dan manfaat UN itu baik adanya, kita sebagai
pembimbing / orang tua perlu sadar dan mendukung Ujian
Nasional guna masa depan anak didik / anak anda.
12
BAB III
PEMBAHASAN
siswa yang tersebar di tiga belas kelas. Oleh sebab itu, penulis
1. Pemeriksaan Data
2. Tabulasi Data
data yang telah diperoleh dari responden. Hal ini bertujuan untuk
13
mengolah gambaran mengenai frekuensi dari respon yang diberikan
oleh responden.
3. Perhitungan Data
diberikan.
Sangat Setuju (SS), poin tiga untuk Setuju (S), poin dua untuk
Kurang Setuju (KS), dan poin satu untuk Tidak Setuju (TS).
untuk Sangat Setuju (SS), poin dua untuk Setuju (S), poin tiga untuk
Kurang Setuju (KS), dan poin empat untuk Tidak Setuju (TS).
𝑓
P= × 100%
𝑛
Dengan keterangan :
P = Persentase
14
4. Penafsiran Data
Tabel 3.1
29-42 Cemas
15
3.5 Pembahasan Rumusan Masalah
Tabel 3.2
Jumlah 65 100%
Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat 12,31% siswa kelas
16
3.5.2 Bagaimana pengaruh kecemasan siswa kelas XII SMAN
prestasi belajar?
17
Tabel 3.3
alami?
Jumlah 65 100%
18
3.5.3 Bagaimana cara siswa kelas XII SMAN 1 Garut dalam
Tabel 3.4
kecemasan dan
menghadapinya
menenangkan diri
Jumlah 65 100%
19
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa cara siswa
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Akan tetapi rasa cemas
mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Rasa cemas dapat
mengatasinya.
4.2 Saran
tetapi rasa cemas yang kita alami tidak boleh sampai menghalangi
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, kita harus mengontrol
21
Daftar Pustaka
PT. Prenhallindo.
http://digitalsense.co.id/news/apa-sih-un-ujian-nasional.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/.
https://www.docdoc.com/id/info/condition/kecemasan/.
sehat/psikologi/perbedaan-stres-dan-depresi-kecemasan/.
22