DASAR HUKUM
DISKUSI REGIONAL 12
Menyetujui pelaksanaan uji kompetensi bagi lulusan tetapi penempatan nya tidak pada
fase akademik tetapi setelah dinyatakan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi,
hal ini di dasari oleh beberapa pertimbangan hukum diantaranya:
Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang emiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,
pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.
(3) Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister, program magister
terapan, program doctor dan program doctor terapan dinyatkan lulus apabila telah
menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajarn lulusan
yang ditargetkan oleh program studi dengan IPK lebih besar atau sama dengan 3,00
(5) mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh: sertifkat profesi, bagi lulusan
program profesi
(7) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c diterbitkan oleh
perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga
sertifikat yang terakreditasi
Pasal 5
(1) Uji Kompetensi diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan
Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membentuk
Panitia Uji Kompetensi Nasional.
(3) Panitia Uji Kompetensi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas unsur:
a. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
b. Kementerian Kesehatan;
c. Perguruan Tinggi; dan
d. Organisasi Profesi/lembaga pelatihan/lembaga sertifikasi.
(4) Panitia Uji Kompetensi Nasional dapat dibantu oleh Panitia Regional.
(5) Panitia Uji Kompetensi Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
ditetapkan oleh Menteri.
(6) Panitia Regional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling sedikit
terdiri atas unsur:
a. Perguruan Tinggi; dan
b. Organisasi Profesi.
(7) Panitia Regional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh
Ketua Panitia Uji Kompetensi Nasional
(2) Ijazah dibrikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar
dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga
pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi
3. Analisis Dampak
Analisis Sosiologis
1. Keperawatan belum memiliki konsil keperawatan
Analisis Ekonomi
1. Masa studi yang memanjang berdampak terhadap PDPT forlap dikti yang
menyebabkan mahasiswa harus melakukan registrasi setiapkali akan melakukan uji
kompetensi sehingga akan menambah beban biaya registrasi dan biaya ukom.
2. Perpanjangan masa studi bisa berdampak terhadap drop out mahasiswa karena
melewati masa studi sehingga akan meningkatkan jumlah putus studi dan
pengangguran.
Analisis Filosofi
1. Pelaksanaan Exit Exam yang dilaksanakan sebelum wisuda dapat menyebabkan
mahasiswa akan memanjang masa studinya sehingga berdampak pada standar 3
akreditasi rata-rata lama studi
2. Mahasiswa yang telah melaksanakan proses pendidikan dan menyelesaikan sejumlah
SKS dan dinyatakan lulus melalui judicium maka berhak untuk mendapatkan ijazah
atau sertifikat profesi.
b. Kementerian Kesehatan;
(5) Panitia Uji Kompetensi Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan
oleh Menteri.
(6) Panitia Regional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling sedikit terdiri atas unsur:
a. Perguruan Tinggi; dan
b. Organisasi Profesi.
(7) Panitia Regional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Ketua Panitia
Uji Kompetensi Nasional.
4.