AKUNTANSI SEWA
Disusun Oleh :
Kelas : AK 4C
NIM : 171520034
2019
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Tanpa bantuan dari Allah SWT, Saya bukanlah siapa-siapa.
Selain itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga,
serta teman – teman yang sudah mendukung sehingga Saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Akuntansi Perpajakan
dengan judul “ Akuntansi Sewa ”
Dan Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, Saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini Saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis
HALAMAN JUDUL
PENDAHULUAN
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti bisa mempertahakan dirinya
masing masing. Banyak cara yang ditempuh manusia untuk mempertahankan
hidupnya. Salah satu cara yang bisa di tempuh untuk mempertahankan hidupnya
dengan menjalankan bisnis. Seiring dengan perkembangan zaman dan juga
berkembangnya dunia bisnis,kebutuhan dana menjadi hal yang tidak dapat
dihindari baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang
tergabung dalam suatu badan hukum dalam meningkatkan mutu produknya,
sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun tingkat
kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin banyak
orang yang mendirikan suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang
penyediaan dana atau barang yang akan dipergunakan oleh pihak lain di dalam
mengembangkan usahanya.
Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah
sewa. Saat ini, sewa menurut PSAK No 30 menyebutkan bahwa sewa ( lease )
adalah suatu perjanjian di mana lessor memberikan hak kepada lessee untuk
menggunakan suatu aset selama periode waktu yang di sepakati. Sebagai
imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada
lessor. Dari sisi tujuan, pernyataan sewa di dalam PSAK ini adalah untuk
mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee
maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa ( lease). Oleh karena itu
pemahaman atas perlakuan sewa harus sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku atau yang telah di tetapkan, khususnya dalam PSAK No. 30 mengenai
Akuntansi Sewa.
1. Lessor akan memudahkan hak pemilikan aset pada lessee yaitu pada
akhir periode sewa berakhir.
2. Dalam kontrak sewa mempunyai alternatif membeli atau tidak
membeli.
3. Jangka waktu sewa 75% atau lebih dan pada taksiran umur ekonomi
dari aset yang disewakan dan permulaan masa sewa tidak jatuh pada
sisa 25% dari umur ekonomis aset yang disewakan.
4. Nilai sekarang ( present value ) dari pembayaran sewa pada permulaan
sewa minimum harus sama atau lebih besar dari 90% atau lebih dari
nilai pasar wajar bagi lessor setelah dikurangi kredit investasi (
executory cost, yaitu biaya pemeliharaan, asuransi, dan pajak ) yang
ditahan lessor.
Bagi lessee salah satu dari persyaratan di atas harus terpenuhi untuk
dapat dianggap sebagai sewa pembiayaan. Apabila ternyata terpenuhi
maka dianggap sebagai sewa operasi.
Selanjutnya kriteria bagi lessor apabila salah satu dari keempat kriteria tersebut
terpenuhi dan juga memenuhi kriteria sebagai berikut.
Apabila sewa diatas terpenuhi maka sewa harus digolongkan sebagai sales –
typelease, direct financing lease, atau leverage lease. Demikian sebaliknya
apabila tidak terpenuhi akan dikelompokkan ke dalam sewa operasi.
Pada saat perjanjian sewa diadakan, yaitu antara pihak – pihak lesse dan
lessor, maka saat itu juga ditentukan cara pembayarannya yaitu :
2. Bagi lessee
a. Lessee tidak boleh melakukan penyusutan sampai saat lessee
menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut
penyusutan dilakukan mulai tahun pajak digunakannya hak opsi.
b. Dasar penyusutan yang dipakai setelah lessee menggunakan hak
opsi untuk membeli barang modal tersebut adalah nilai sisa (
Residual Value ) barang modal yang bersangkutan.
c. Pembayaran sewa yang dibayarkan terutang, kecuali pembebanan
atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto sepanjang transaksi sewa tersebut dapat
digolongkan sebagai sewa dengan hak opsi.
3. Atas pembayaran sewa yang dibayar atau terutang oleh lessee tidak
dilakukan pemotongan PPh Pasal 23.
1. Bagi Lessor.
a. Seluruh pembayaran sewa yang diterima atau diperoleh
merupakan objek PPh.
b. Pembebanan biaya penyusutan atas barang modal yang disewakan
dimulai pada tahun pajak barang modal yang bersangkutan.
c. Lessor tidak diperkenankan membentuk cadangan penghapusan
piutang ragu – ragu.
b. Pihak lease
Tgl Akun Debit ( Rp ) Kredit ( Rp )
Beban Sewa 70.000.000,00
PPN Masukan 7.000.000,00
PPh Pasal 23 Terutang 1.400.000,00
Kas dan Bank 75.600.000,00
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/15228989/KEMBANG_MAKALAH_SEWA
http://rezwan-rizki.blogspot.com/2013/05/akuntansi-sewa.html?m=1