NAMA KELOMPOK :
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
1 Profesionalisme Guru.........................................................................................................3
KESIMPULAN........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
2
1 Profesionalisme Guru
Profesional pada umumnya adalah orang yang mendapat upah atau gaji dari apa yang
dikerjakan, baik dikerjakan secara sempurna maupun tidak. (Martinis Yamin, 2007). Dalam
konteks ini bahwa yang dimaksud dengan profesional adalah guru. Pekerjaan profesional
ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari
lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan
yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008).
Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak
mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru ”a teacher is person sharged with the
responbility of helping orthers to learn and to behave in new different ways” (Cooper, 1990).
Figure 1
http://indonesiaberkibar.org/id/program-peningkatan-profesionalisme-guru
3
meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan
tugas secara bertanggung jawab.
Guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru yang telah ditetapkan
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
yaitu :
4
Ke depan tuntutan meningkatkan kualitas guru yang profesional lagi hangat
dibicarakan dan diupayakan oleh pemerintah sekarang. Guru profesional bukan lagi
merupakan sosok yang berfungsi sebagai robot, tetapi merupakan dinamisator yang
mengantar potensi-potensi peserta didik ke arah kerativitas. ”Tugas seorang guru profesional
meliputi tiga bidang utama
Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki keahlian
dalam mendidikan atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang memadai.
Dalam kontek diatas, untuk menjadi guru seperti yang dimaksud standar minimal yang harus
dimiliki adalah:
5
2. Peronaliti Guru
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing, membina,
mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan yang akan ditiru oleh anak
didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari contonya. Guru (digugu dan
ditiru) otomatis menjadi teladan. Melihat peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa
guru harus memiliki integritas dan personaliti yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar,
karena tugas guru bukan hanya mengajar (transfer knowledge) tetapi juga menanamkan nilai
– nilai dasar dari bangun karakter atau akhlak anak.
Di negeri ini sudah menjadi realitas umum guru bukan menjadi profesi yang berkelas
baik secara sosial maupun ekonomi. Hal yang biasa, apabila menjadi Teller di sebuah Bank,
lebih terlihat high class dibandingkan guru. jika ingin menposisikan profesi guru setara
dengan profesi lainnya, mulai di blow up bahwa profesi guru strata atau derajat yang tinggi
dan dihormati dalam masyarakat. Karena mengingat begitu fundamental peran guru bagi
proses perubahan dan perbaikan di masyarakat.
Mungkin kita perlu berguru dari sebuah negara yang pernah porak poranda akibat
perang. Namun kini telah menjelma menjadi negara maju yang memiliki tingkat kemajuan
ekonomi dan teknologi yang sangat tinggi. Jepang merupakan contoh bijak untuk kita tiru.
Setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua, dengan dibom atom dua kota besarnya,
Hirohima dan Nagasaki, Jepang menghadapi masa krisis dan kritis kehidupan berbangsa dan
bernegara yang sangat parah. Namun ditengah kehancuran akibat perang, ditengah ribuan
orang tewas dan porandanya infrastruktur negaranya, Jepang berpikir cerdas untuk memulai
dan keluar dari kehancuran perang. Jepang hanya butuh satu keyakinan, untuk bangkit.
Hasilnya setelah berpuluh tahun berikut, semua orang terkesima dengan kemajuan yang
dicapai Jepang. Dan tidak bisa dipungkiri, semua perubahan dan kemajuan yang dicapai, ada
dibalik sosok Guru yang begitu dihormati dinegeri tersebut. Kini, lihatlah Indonesia, negara
yang sangat kurang respek dengan posisi guru. Negara yang kurang peduli dengan nasib
guru. Kini lihatlah hasilnya. Apabila mengacu pada Human Index Development (HDI),
6
Indonesia menjadi negara dengan kualias SDM yang memprihatinkan. Berdasarkan HDI
tahun 2007, Indonesia berada diperingkat 107 dunia dari 177 negara. Bila dibandingkan
dengan negara sekitar, tingkat HDI Indonesia jauh tertinggal.Contoh Malaysia berada
diperingkat 63, Thailand 78, dan Singapura 25. Indonesia hanya lebih baik dari Papua
Nugini dan Timor Leste yang berada diposisi 145 dan 150.
HDI merupakan potret tahunan untuk melihat perkembangan manusia di suatu negara.
HDI adalah kumpulan penilaian dari 3 kategori, yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Menjadi jelaslah bahwa, sudah saatnya Indonesia menjadikan sektor pendidikan sebagai
prioritas utama dalam program pembangunan. Apabilah hal ini tidak dibenahi, bukan hal
mustahil daya saing dan kualitas manusia Indonesia akan lebih rendah dari negara yang baru
saja merdeka seperti Vietnam atau Timor Leste.
Pengayaan kreatifitas untuk menjadi guru karya (Guru yang bisa menjadi guru)
7
2 Model Pengembangan Profesionalitas Guru
8
1. Individual guided staff development (pengembangan guru yang dipadu secara
individual). Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar
aktif serta mengarahkan diri sendiri. Peran guru harus dimotivasi saat menyeleksi
tujuan belajar berdasar penilaian personil dari kebutuhan mereka.
Observasi dan penilaian instruksi menyediakan guru dengan data yang dapat
direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar siswa. Refleksi oleh
guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainya.
Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk mengetahui atau
perlu memecahkan masalah. Guru perlu memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan kurikulum.
4. Training (pelatihan) Ada teknik-teknik dan perilaku-perilaku yang pantas ditiru oleh
guru dalam kelas. Guru-guru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru
perilaku dalam kelas mereka.
5. Inquiry (pemeriksaan) Pengembangan professional adalah studi kerja sama oleh guru
sendiri untuk permasalahan dan isyu yang timbul dari usaha untuk membuat praktik
mereka konsisten dengan nilai-nilai pendidikan.
9
3 Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru
Membicarakan tentang profesionalisme guru, tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan
pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan pengembangan
profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu: (1) pengembangan intensif (intensive
development), (2) pengembangan kooperatif (cooperative development), dan (3)
pengembangan mandiri (self directed development) (Glatthorm, 1991).
10
tersebut, maka hampir bisa dipastikan dia akan terpuruk secara profesi. Di antara ketiga jenis
kegiatan pengembangan profesi di atas, kegiatan pengembangan mandiri (self directed
development) tampaknya merupakan sebuah alternatif yang paling memungkinkan. Secara
psikologis, guru akan memiliki kemerdekaan diri yang lebih dalam menjalani tugas-tugas
profesionalnya, tanpa banyak bergantung dan tekanan dari pihak luar.
Dalam keseharian pun, kita bisa melihat bahwa guru-guru yang berprestasi atau
berkinerja di atas rata-rata, pada umumnya adalah mereka yang telah sanggup dan terbiasa
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi secara mandiri.
11
KESIMPULAN
Profesional pada umumnya adalah orang yang mendapat upah atau gaji dari apa yang
dikerjakan, baik dikerjakan secara sempurna maupun tidak. (Martinis Yamin, 2007). Dalam
konteks ini bahwa yang dimaksud dengan profesional adalah guru. Pekerjaan profesional
ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari
lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan
yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008).
Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak
mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru ”a teacher is person sharged with the
responbility of helping orthers to learn and to behave in new different ways” (Cooper, 1990).
“Guru Profesional” menjadi profesional adalah meramu kualitas dengan intergiritas, menjadi
guru pforesional adalah keniscayaan. Namun demikian, profesi guru juga sangat lekat dengan
peran yang psikologis, humanis bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat
sebuah laboratorium, seorang guru seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap
nasib anak manusia dan juga suatu bangsa. Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru
profesional. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, para guru perlu terus
meningkatkan kemampuan profesionalnya. Salah satu tujuannya adalah agar pengetahuan dan
keterampilan mereka terkait tugasnya dapat selalu mengikuti kemajuan dunia pendidikan.
Karenanya, perlu dilakukan upaya pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan.
Sedikit saja lengah dalam belajar maka akan tertinggal dengan perkembangan termasuk siswa
yang diajar. Oleh karenanya, kemampuan mengajar guru harus selalu ditingkatkan melalui
model pengembangan guru.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/10/15/3-jenis-kegiatan-pengembangan-
profesi-guru/
http://gioakram13.blogspot.co.id/2013/06/10-kompetensi-guru.html
http://fitrianahadi.blogspot.co.id/2014/12/kompetensi-guru-dalam-pengelolaan.html
http://www.gurukita.com/2012/09/keterampilan-dasar-mengajar.html
http://fahrunnisa-pgsd.blogspot.co.id/2015/10/perangkat-keprofesian-guru.html.
http://nitarositaa.blogspot.co.id/2015/10/ieee-transactions-on-magnetics-12.html.
http://sugiono-motivasi.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pengembangan-profesi-
keguruan.html
13