Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Maksud Penyusunan Laporan Keuangan pada SKPD ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk menyediakan Informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai
kondisi keuangan, menilai efektifitas dan efisiensi Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Konawe Utara serta membantu menentukan ketaatannya terhadap Peraturan Perundang-undangan.
2) Untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan
sebagaimana disebutkan dibawah ini :
a. Akuntabilitas.
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan ( stakeholder) untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara dalam periode
pelaporan, sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
seluruh asset, kewajiban dan ekuitas dana pada Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Konawe Utara.
c. Transparansi.
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
atas pertanggung jawaban Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara,
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antar Generasi (Intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan Dinas Transmigrasi
Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara pada periode laporan untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan.

Adapun tujuan pelaporan keuangan SKPD adalah sebagai berikut :


1. Untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,social,maupun politik dengan cara :
a) Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai
keseluruhan pengeluaran.
b) Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditatapkan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku

Calk Distransnaker 2018


1
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan
Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Konawe Utara mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Dinas Transmigrasi Dan Tenaga
Kerja Kabupaten Konawe Utara berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Dinas Transmigrasi Kerja
Kabupaten Konawe Utara, apakah mengalami kanaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan
yang dilakukan selama periode pelaporan.
2. Untuk menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan
ekuitas dana Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 31 ayat (1) dan (2);
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 184 ayat
(1), (2) dan (3);
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan
Pemerintah Pasal 81 ayat (1), (2) dan(3);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan, Pasal 100 ayat (1) dan
(2);
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2017.

1.3 SistematikaPenulisan
BABI PENDAHULUAN
1.1 Maksud danTujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
BABII EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA
APBD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
BABIII IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2 Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
BABIV KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan keuangan
4.2 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.3 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada Dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan
BABV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

Calk Distransnaker 2018


2
5.1 Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Realisasi APBD
5.2 Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca
5.3 Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Operasional
5.4 Penjelasan Atas Laporan Perubahan Ekuitas
BABVI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
6.1 Struktur Organisasi
6.2 Tugas Pokok dan Fungsi
BABVII PENUTUP

Calk Distransnaker 2018


3
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN
PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Ekonomi Makro


Otonomi sebagaimana yang tersurat maupun tersirat dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 pada hakekatnya adalah pembagian kewenangan dan pengelolaan keuangan dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah serta pemberian kebebasan untuk mengatur dan mengurusnya masing-
masing berdasarkan asas desentralisasi.
Kabupaten Konawe Utara dimekarkan berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2007.
Dengan pemekaran ini, Kabupaten Konawe Utara telah memiliki wilayah otonomi sendiri dengan ibu
kota di Wanggudu. Sebagai salah satu syarat tercapainya tujuan pembangunan dan berjalannya roda
pemerintahan dengan baik maka pembangunan kota Wanggudu sebagai pusat pemerintahan mutlak
dilakukan. Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kabupaten Konawe Utara saat ini dan untuk
memenuhi aspirasi yang berkembang di masyarakat mengenai tantangan lima tahun ke depan serta
memperhatikan amanat konstitusional.
Kondisi makro perekonomian Kabupaten Konawe Utara cenderung semakin membaik bila
dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah pusat di bidang ekonomi,
khususnya di bidang fiskal diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap perbaikan ekonomi .
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator ekonomi Kabupaten Konawe
Utara menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Rencana Target Ekonomi Makro Kab. Konawe Utara Tahun 2018 adalah pencapaian indikator-
indikator ekonomi makro kabupaten Konawe Utara tahun 2018 mengacu pada misi kepala yaitu misi
kedua “Meningkatkan pembangunan Berbasis Sumber Daya Alam”.
Sumber daya alam yang berlimpah yang berasal dari sektor unggulan yang berasal dari sektor
pertambangan dan perkebunan dengan hasil tambang dan komoditi seperti nikel, dan kelapa sawit
serta tersedianya lahan yang luas dapat dieksploitasi dengan baik dan berkelanjutan, sehingga dapat
menjadi motor penggerak perekonomian di Kabupaten Konawe Utara dan menjadi pendorong
masuknya investor ke Konawe Utara, walaupun kita ketahui bahwa kondisi pertambangan khususnya di
Kabupaten Konawe Utara dalam keadaan lesu karena adanya pemberlakuan Undang-undang minerba,
namum diharapkan kondisi ini tidak berkepanjangan dan sifatnya sementara waktu.
Sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan kehutanan semakin membaik dan telah
mampu mendorong pertumbuhan sektor rill, khususnys pertanian dan industri pengolahan. Dalam hal
pembangunan pertanian termasuk perikanan dan perkebunan melalui upaya revitalisasi pertanian,
meliputi peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya, pengamanan
ketahanan pangan, peningkatan produktivitas, daya saing dan nilai tambah produk pertanian,
pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan tahun 2018 dapat meningkat dari tahun ke tahun
sebelumnya, yang didorong oleh subsektor tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan kelautan.
Pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan potensi sumber daya
alam dalam rangka optimalisasi pemanfaatan secara berkelanjutan, yaitu pemanfaatan sumber daya
alam yang menjamin tetap terpeliharanya fungsi-fungsi ekosistem dari suatu wilayah, terutama untuk
menjamin akan keberlangsungan proses produksi dan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu
diupayakan adanya penekanan pada sistem pengelolaan sumber daya alam yang berbasis lingkungan.

Calk Distransnaker 2018


4
Wilayah Kabupaten Konawe Utara Sebagian besar adalah pedesaan, oleh karena itu tumpuan
pembangunan, salah satunya diarahkan pada wilayah pedeesaan. Upaya dalam mewujudkan pedesaan
yang mantap, menuju kabupaten Konawe Utarayang sejahtera, maju dan tentram dengan melalui
peningkatan keswadayaan dan kegotong royongan masyarakat desa, peningkatan pemberdayaan
masyarakat, penguatan lembaga-lembaga keuangan mikro didesa, peningkatan pendapatan asli desa,
peningkatan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan
akses pangan, serta pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras.
Peningkatan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing merupakan salah satu bentuk upaya
untuk meiningkatkan perekonomian Kabupaten Konawe Utara yang berbasis pada potensi lokal dalam
upaya meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Semakin besar daya beli masyarakat, maka
semakin kecil tingkat kemiskinan pada suatu . Salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi
kerakyatan adalah peningkatan kemampuan kelembagaan UMKM, peningkatankemampuan pengelolaan
dan permodalan bagi koperasi usaha mikro, kecil dan menengah, pengembangan potensi lokal dan lain
sebagainya.
Berdasarkan angka proyeksi indikator makro, sosial ekonomi Kabupaten Konawe utara tahun
2017 dan tahun 2018,pemerintah perlu membuat beberapa kebijakan dalam rangka upaya
menstabilkan dan mengakselerasikan pencapaian, bahkan meningkatkan kondisi perekonomian.Adapun
kebijakan yang dimaksud yaitu :
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari beberapa sektor yang menjadi andalan
Kabupaten Konawe Utara, yaitu sektor pertanian dalam arti luas, sektor perdagangan, sektor
konstruksi san sektor pertambangan dan penggalian;
2. Meningkatkan pertumbuhan investasi;
3. Menurunkan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin melalui beberapa program
prioritas dan upaya sinergitas dengan dukungan kebijakan nasional maupun provinsi Sulawesi
Tenggara;
4. Mendorong potensi ekonomi yang relatif besar disektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan
pariwisata dengan berbasis UMKM dan mengedepankan ekonomi kerakyatan, diharapkan bisa
berperan dalam pendapatan lapangan kerja dan pengangguran kemiskinan.
Dalam penyusunan APBD/APBD Perubahan Kabupaten Konawe Utara tahun 2018 telah
ditetapkan berbagai asumsi-asumsi dasar yang digunakan sebagai tolok ukur dalam menetapkan
besaran biaya dan belanja yang dibutuhkan dalam melaksanakan program prioritas pembangunan
pemerintah dan pembinaan terhadap masyarakat miskin. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan APBD/APBD Perubahan Kabupaten Konawe Utara Tahun 2018 , tidak
terlepas dari asumsi terhadap kondisi lokal/ dan nasional.

2.2 Kebijakan Keuangan


Kebijakan keuangan bidang pendapatan diarahkan pada peningkatan penerimaan melalui
optimalisasi sumber-sumber pendapatan sesuai potensi dan kewenangan yang didukung sumber daya
aparat pengelola pendapatan serta kemampuan dengan pendekatan kemitraan, koordinasi, pengawasan
dan penegakan hukum. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan kesinambungan
program/kegiatan dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana guna mendukung peningkatan
pelayanan pada masyarakat dengan memperhatikan aspek kepentingan umum. Namun dalam
perjalanannya setelah penetapan APBD, terjadi krisis ekonomi global yang berdampak langsung kepada

Calk Distransnaker 2018


5
perekonomian Indonesia.
Salah satu sektor peningkatan pendapatan pada Kabupaten Konawe Utara adalah sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor jasa perusahaan merupakan sektor yang dominan
penyumbang PAD. Sehubungan dengan hal tersebut, pencapaian target pendapatan secara komulatif
yang direncanakan pada APBD perubahan TA 2018 yang ditetapkan naik sebesar 10% dari target
pendapatan sebelum perubahan.
Penerimaan Pajak dan Retribusi serta Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan memegang
peranan penting dalam penerimaan PAD. Untuk memaksimalkan penerimaan pada sektor ini dibutuhkan
penggalian potensi sumber pendapatan secara optimal dengan tetap mengutamakan peningkatan
pelayanan dan kemampuan masyarakat serta keseimbangan lingkungan.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dalam mencapai target
penerimaan yang telah ditetapkan antara lain peningkatan sarana dan prasarana pembangunan,
rehabilitasi pasar-pasar dan rehabilitasi pos-pos PAD yang berpotensi dalam peningkatan penerimaan
PAD, dan meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait dalam hal penerimaan
pendapatan Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pendapatan mengacu
pada hasil analisa kegiatan optimalisasi PAD.
Komponen Belanja APBD Perubahan Kabupaten Konawe Utara TA 2018 terbagi atas belanja
tidak langsung untuk menunjang pelaksanaan tugas operasional Satuan Kerja Perangkat secara rutin
dan belanja langsung untuk membiayai kebutuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai pedoman
pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang diperbaharui dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan ditindak lanjuti dengan Menteri Dalam Negeri Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2018.Alokasi
tersebut diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap kelancaran pelaksanaan
pembangunan pada Kabupaten Konawe Utara dan pelayanan administrasi pada setiap lembaga (Satuan
Kerja Perangkat) baik pelayanan yang langsung terhadap aparatur, maupun pelayanan kepada publik
yang menjadi tanggungjawab pemerintah.

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD


Rencana untuk mencapai target kinerja Tahun 2018, memuat uraian tentang program-program
dan kegiatan yang direncanakan dalam Tahun Anggaran 2018 dan diuraikan pada setiap bidang
Pemerintahan dengan menggunakan indikator keberhasilan dan target kinerja (tingkat pencapaian)
berdasarkan standard pelayanan yang tercantum dalam rencana strategis Kabupaten Konawe Uttara
Tahun 2017 - 2023 kemudian dijabarkan lebih lanjut pada Arah Kebijakam Umum, Strategis dan
prioritas anggaran dengan menyusun rencana program, kegiatan dan target kinerja yang akan dicapai.
Pelaksanaan Program kegiatan dan pencapaian kinerja memuat uraian mengenai pelaksanaan
program-program dan kegiatan yang telah direncanakan berikut tingkat pencapaian kinerjanya.
Pengukuran pencapaian kinerja ini merupakan hal yang sangat penting dan dilakukan secara
berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai umpan balik (feed beck) untuk perbaikan dalam rangka
mencapai keberhasilan diwaktu yang akan datang.

Calk Distransnaker 2018


6
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


3.1.1 Pendapatan
Target Pendapatan Dan realisasi Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe
Utara tidak ada atau tidak melakukan pemungutan pendapatan

3.1.2 Belanja
Sesuai perhitungan APBD Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2018, jumlah anggaran dan realisasi belanja untuk belanja operasi dan belanja modal, dalam
tahun Tahun Anggaran 2018 sampai dengan tahun anggaran berakhir seluruhnya berjumlah Rp
5.229.595.511,00 atau 99.02% dari total anggaran belanja yang dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja sebesar Rp 5.281.154.768,00.

Tabel 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Belanja TA 2018


Anggaran Setelah Realisasi % Pencapaian
Uraian
Perubahan (Rp) Tahun 2018 (Rp) Anggaran
Belanja Operasi 4.529.754.768,00 4.478.535.511,00 98,87%
Belanja Modal 751.400.000,00 751.060.000,00 99,95%
Jumlah Belanja 5.281.154.768,00 5.229.595.511,00 99,02%

Penjelasan mengenai gambaran Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai
berikut:

3.1.2.1 Belanja Operasi


Realisasi Belanja Operasi TA 2018 sebesar Rp. 4.529.754.768,00 atau 98,87% dari
Anggaran Perubahan TA 2018 sebesar Rp 4.478.535.511,00 dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 3.2 Ikhtisar Realisasi Belanja Operasi TA 2018

Anggaran 2018 Realisasi 2018 Pencapaian


Uraian
(Rp) (Rp) Anggaran
Belanja Pegawai 2.087.154.768,00 2.040.546.511,00 97,77
Belanja Barang dan Jasa 2.442.600.000,00 2.437.989.000,00 99,81%
Jumlah 4.529.754.768,00 4.478.535.511,00 98,87%

3.1.2.2 Belanja Modal


Realisasi Belanja Modal sampai dengan akhir tahun anggaran 2018 seluruhnya
berjumlah Rp751.060.000,00 atau 99,95% dari total anggaran sebesar Rp751.400.000,00
Total realisasi belanja modal tersebut merupakan total dari belanja modal aset tetap

Calk Distransnaker 2018


7
peralatan dan mesin danBelanja bangunan dan gedung. Serta Belanja Jalan, Irigasi Dan
Jaringandengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Ikhtisar Realisasi Belanja Modal TA 2018

Anggaran 2018 Realisasi 2018 Pencapaian


No. Uraian
(Rp) (Rp) Anggaran
1. Belanja Tanah 0,00 0,00 0,00
2. Belanja Peralatan dan Mesin 151.900.000,00 151.800.000,00 99,93
3. Belanja Bangunan dan Gedung 0,00 0,00 0,00
4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 599.500.000,00 599.260.000,00 99,96
5. Belanja Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00
Jumlah 751.400.000,00 751.060.000,00 99,95%

3.2 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan.
a. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2008 yang diikuti dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 jonto Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan mengingat masih terbatasnya
SDM yang berlatar belakang pendidikan ekonomi akuntansi yang menangani pengelolaan
keuangan di SKPD Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara, maka
perlunya dibekali pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan baik melalui pendidikan formal
maupun melalui pendidikan non formal (Bimtek) yang berkesinambungan disamping itu perlu
juga ditunjang dengan instrument pendukung yang baik untuk melaksanakan penatausahaan
keuangan dengan menggunakan teknologi komputer.
b. Hambatan dan kendala selain selain tersebut diatas adalah pencapain target kinerja yang telah
ditetapkan antara lain adalah faktor kondisi waktu yang sangat singkat unutk menyelesaikan
kegiatan, sehingga tidak semua program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan tepat waktu.
Selain itu juga dapat dipicu oleh karena lambatnya dapat penetapan anggaran dan penetapan
perubahan anggaran, hal ini disebabkan karena proses pembahasan anggaran antara legislatif
dan eksekutif memerlukan waktu yang cukup lama.

Calk Distransnaker 2018


8
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan


Dalam penyusunan laporan keuangan ini unit Organisasi yang menyusun dan menyajikan dalam
bentuk laporan ini adalah Tim Penyusun yang dibentuk oleh Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Konawe Utara berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai.
Penyusunan laporan keuangan ini akan disampaikan kepada Bupati Konawe Utara sebagai
penanggung jawab program untuk selanjutnya dikompilasi sebagai bahan penyusunan laporan
pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Konawe Utara tahun 2018 Laporan keuangan ini juga
disampaikan kepada instansi terkait sebagai bahan penilaian kinerja, pengawasan dan pengendalian sereta
proses Audit External oleh tim audit pemerintah.

4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD


Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2018 disusun dan disajikan
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Konawe Utara TA 2018 adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam
Laporan Realiasasi Anggaran dan basis akrual untuk Laporan Operasional serta pengakuan aset, kewajiban
dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan
diakui pada saat kas diterima di rekening Kas Umum dan belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada
saat dikeluarkan dari rekening Kas Umum.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi atau pada saat kejadiaan atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah tanpa memperhatikan saat kas dan setara kas diterima atau dibayar.

4.3 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan Yang ada dalam SAP pada
SKPD.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 mengenai pelaksanaan penyusunan laporan keuangan pemerintah
yang berbasis akrual maka penerapan Kebijakan Akuntansi terhadap SKPD sebagai entitas akuntansi dan
SKPKD selaku entitas pelaporan mengacu pada Peraturan Bupati Konawe Utara Nomor 8 Tahun 2017
Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Konawe Utara. Dalam Kebijakan Akuntansi tersebut
telah diatur beberapa metode yang dipilih terkait dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan setiap
jenis akun laporan keuangan. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut.

4.3.1 Aset Lancar


a. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya.
Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah

Calk Distransnaker 2018


9
bank sentral pada tanggal Neraca. Klasifikasi Kas dan Setara Kas yang dikuasai dan dibawah
tanggung jawab bendahara umum terdiri dari:
1) saldo rekening kas, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang ditentukan oleh kepala
untuk menampung penerimaan dan pengeluaran, yaitu kas dikas, potongan pajak dan
lainnya, kas transitoris, dan kas lainnya;
2) saldo bendahara penerimaan, yaitu pendapatan yang belum disetor dan uang titipan;
3) saldo bendahara pengeluaran, yaitu sisa pengisian kas UP/GU/TU, pajak yang belum disetor
dan, uang titipan.
b. Piutang dinyatakan dalam neraca merupakan hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/wajib bayar atas kegiatan yang dilaksanakan pemerintah
berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya. Piutang diakui ketika
timbul klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas lain yaitu
pada saat:
1) diterbitkan surat ketetapan/dokumen yang sah; atau
2) telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau
3) belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan ( net realizable value).
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah selisih antara nilai nominal piutang dengan
penyisihan piutang. Penggolongan kualitas piutang merupakan salah satu dasar untuk
menentukan besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo/umur piutang dan perkembangan upaya penagihan yang
dilakukan oleh pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi piutang pada tanggal
pelaporan. Dasar yang digunakan untuk menghitung penyisihan piutang adalah kualitas piutang.
Kualitas piutang dikelompokkan menjadi 4 (empat) dengan klasifikasi sebagai berikut:
1) Kualitas Piutang Lancar;
2) Kualitas Piutang Kurang Lancar;
3) Kualitas Piutang Diragukan;
4) Kualitas Piutang Macet.
Besarnya penyisihan piutang tidak tertagih untuk seluruh jenis piutang pada setiap akhir
tahun ditentukan sebagai berikut:
1) Kualitas Lancar sebesar 0,5%;
2) Kualitas Kurang Lancar sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari piutang kualitas kurang
lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada);
3) Kualitas Diragukan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari piutang dengan kualitas
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada); dan
4) Kualitas Macet 100% (seratus perseratus) dari piutang dengan kualitas macet setelah
dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada).
Pencatatan transaksi penyisihan piutang dilakukan pada akhir periode pelaporan, apabila
masih terdapat saldo piutang, maka dihitung nilai penyisihan piutang tidak tertagih sesuai dengan
kualitas piutangnya.
c. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan diakui pada saat :

Calk Distransnaker 2018


10
1) potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal,
2) pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Pengakuan beban persediaan menggunakan pendekatan aset. Pendekatan aset, pengakuan
beban persediaan diakui ketika persediaan telah dipakai atau dikonsumsi. Pengukuran Persediaan
disajikan sebesar:
1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi
harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara
langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya
yang serupa mengurangi biaya perolehan.
2) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Harga pokok produksi
persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan
biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis.
3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga/nilai wajar
persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang
memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar ( arm length transaction).
Dalam pencatatan persediaan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara menggunakan metode
periodik dengan pendekatan beban persediaan. Metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung
mencatat nilai persediaan ketika terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir diketahui dengan
melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada akhir periode sehingga nilai persediaan akhir
dihitung mulai harga perolehan terakhir/harga pokok produksi terakhir/nilai wajar. Pada akhir
periode inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat nilai persediaan. Metode ini dapat
digunakan untuk persediaan yang sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD. Dalam metode ini,
pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo
awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir
persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.

4.3.2 AsetTetap
Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk
kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan di
Neraca per 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017 berdasarkan pada harga perolehan untuk
aset yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2018. Sedangkan nilai saldo awal 2018
merupakan koreksi dari hasil sensus tahun 2017 yang telah direstatement.
Sesuai Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, nilai aset tetap disajikan
berdasarkan biaya perolehan aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan (depresiasi). Nilai satuan
minimum kapitalisasi aset tetap (Capitalization Treshold) atas perolehan awal/pengadaan baru aset
tetap per unit barang.
Metode penyusutan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Konawe Utara
menggunakan metode garis lurus (straight line method). Nilai penyusutan untuk masing-masing
periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan
dalam laporan operasional. Nilai yang dapat disusutkan pertama kali merupakan nilai buku per 31
Desember 2017 untuk Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2017. Penyusutan
tidak dilakukan terhadap Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya berupa :

Calk Distransnaker 2018


11
a. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan telah diusulkan
untuk dilakukan penghapusannya; dan
b. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan untuk dilakukan
penghapusan.
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode
tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai
konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.
Pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:
a. Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
b. Bertambah umur ekonomis, dan/atau
c. Bertambah volume, dan/atau
d. Bertambah kapasitas produksi.
(2) Nilai Pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut sama dengan atau melebihi
nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap.

4.3.3 Aset Lainnya


Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan aset
tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun,
Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset
Lain-lain.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara
angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara
penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh
pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
TP/TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/pegawai negeri dan
atau bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang
diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang
melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam
pelaksanaan tugasnya.
TPA dan TP/TGR yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai aset lancar.
Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa
atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud
meliputi software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak
lainnya; hak jasa dan operasi Aset Tak Berwujud dalam pengembangan.
ATB diukur dengan harga perolehannya. Terhadap ATB dilakukan amortisasi, kecuali atas
ATB yang memiliki masa manfaat tak terbatas. Amortisasi adalah penyusutan terhadap ATB yang
dialokasikan secara sistematis dan rasional selama masa manfaatnya. Amortisasi dilakukan setiap
akhir periode dengan metode garis lurus. Untuk ATB berupa piranti lunak (software) jika tidak

Calk Distransnaker 2018


12
diketahui adanya masa manfaat terkait masa operasionalnya, maka masa manfaatnya ditetapkan
selama 5 tahun.
Aset lain-lain, adalah aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah direklasifikasi kedalam aset lain-lain menurut nilai tercatat/nilai bukunya.

4.3.4 Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan,
kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat,
lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah
juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan
perundang-undangan. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk
dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka
pendek meliputi utang kepada pihak ketiga, Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK), bagian lancar
utang jangka panjang, utang bunga ( accruedinterest) dan utang jangka pendek lainnya.

4.3.5 Ekuitas Dana


Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara asetdan utang
pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan ekuitas dana lancar dan ekuitas dana investasi. Ekuitas
Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas dana lancar
antara lain sisa lebih pembiayaan anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan, dan dana
yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.
Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi
jangka panjang, seperti penyertaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Ekuitas dana cadangan
mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

4.3.6 Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUD yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUD. Khusus pengeluaran melalui
bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggung jawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran atau unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan dengan terbitnya SP2D GU atau SP2D Nihil.
Belanja diukur dan dicatat sesuai jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas
Umum dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto.
Belanja disajikan dimuka (on face) laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis
belanja, yaitu; Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan dijelaskan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan. Penyajian belanja dilakukan konversi akibat adanya perbedaan klasifikasi
belanja yang didasarkan pada Permendagri No. 13 tahun 2006 dan Permendagri No. 21 tahun 2010

Calk Distransnaker 2018


13
tentang perubahan kedua atas Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
dengan yang didasarkan pada PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4.3.7 Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Pengakuan beban Pemerinah Kabupaten Konawe Utara menggunakan metode pendekatan
beban. Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian
barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau konsumsi segera mungkin. Beban diakui pada
saat timbulnya kewajiban, saat terjadinya konsumsi aset, dan saat terjadinya penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa.
Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan
disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi ( line item).
Beban disajikan dalam Laporan Operasional (LO). Rincian dari Beban dijelaskan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan klasifikasi ekonomi, yaitu:
a) Beban Operasi, yang terdiri dari: Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa, Beban Bunga, Beban
Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban Penyusutan dan Amortisasi, Beban
Penyisihan Piutang, dan Beban lain-lain
b) Beban Transfer
c) Beban Non Operasional
d) Beban Luar Biasa

Calk Distransnaker 2018


14
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran


5.1.1. Pendapatan.
Dari Target Pendapatan Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara
adalah Tidak ada

5.1.2. Belanja 2018 2017


Rp. 5.229.595.511,00 Rp. 6.445.319.969,00

Berdasarkan Laporan Perhitungan Realisasi Anggaran Belanja TA. 2018 terealisasi sebesar
Rp. 5.229.595.511,00 atau 99.02% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 5.281.154.768,00 Terjadi
penurunan sebesar 18,86% jika dibandingkan realisasi TA 2017 sebesar Rp 6.445.319.969,00
Rincian realisasi belanja dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel. 5.1 Rincian Realisasi Belanja

Uraian Anggaran Realisasi 2018 (%) Realisasi 2017

Belanja Operasi 4.529.754.768,00 4.478.535.511,00 98,87% 5.232.969.969,00

Belanja Modal 751.400.000,00 751.060.000,00 99,95% 1.212.350.000,00

Jumlah 5.281.154.768,00 5.229.595.511,00 99,02% 6.445.319.969,00

5.1.3. Belanja Barang dan Jasa 2018 2017


Rp. 2.437.989.000,00 Rp. 3.085.900.500,00

Realisasi belanja barang dan jasa TA. 2018 adalah sebesar Rp 2.437.989.000,00 atau
99,81% dari anggaran yang ditetapkan dalam APBD-P 2018 sebesar Rp. 2.442.600.000,00.
Rincian realiasi belanja barang dan jasa adalah sebagai berikut:

Calk Distransnaker 2018


15
Tabel. 5.3 Rincian Realisasi Belanja Barang dan Jasa

Uraian Anggaran Realisasi (%)

Belanja Bahan Pakai Habis 104.900.000,00 102.650.000,00 97,9%


Belanja Jasa Kantor 120.550.000,00 120.550.000,00 100,0%
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 315.000.000,00 315.000.000,00 100,0%
Belanja Cetak dan Penggandaan 88.400.000,00 88.150.000,00 99,7%
Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 7.000.000,00 7.000.000,00 100,0%
Belanja Makanan dan Minuman 128.600.000,00 128.600.000,00 100,0%
Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu 50.000.000,00 49.990.000,00 100,0%
Belanja Perjalanan Dinas 1.144.150.000,00 1.144.150.000,00 100,0%
Belanja Barang Untuk Diserahkan kepada
28.000.000,00 27.999.000,00 100,0%
Masyarakat/Pihak Ketiga
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan
24.500.000,00 24.500.000,00 100,0%
Bimbingan Teknis PNS
Belanja Honorarium PNS 196.700.000,00 194.600.000,00 98,9%
Belanja Honorarium Non PNS 234.800.000,00 121.400.000,00 51,7%

Jumlah 2.442.600.000,00 2.437.989.000,00 99,8%

5.1.5. Belanja Modal 2018 2017


Rp 751.060.000,00 Rp 1.212.350.000,00

Realisasi belanja modal TA 2018 adalah sebesar Rp 751.060.000,00 atau 99,95 % dari taget
yang direncanakan sebesar Rp 751.400.000,00. Terjadi penurunan sebesar 38,05% dari realisasi TA
2017 sebesar Rp 1.212.350.000,00 Rincian realisasi belanja modal adalah sebagai berikut :

Uraian Anggaran Realisasi (%)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin : 151.900.000,00 151.800.000,00 99,93%


- Pengadaan Alat Rumah Tangga 85.900.000,00 85.900.000,00 100,0%
- Pengadaan Komputer 66.000.000,00 65.900.000,00 99,85%
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan: 599.500.000,00 599.260.000,00 100,00%
- Pengadaan Jalan 199.500.000,00 199.500.000,00 100,00%
- Pengadaan Jaringan Air Minum 400.000.000,00 399.760.000,00 99,96%

Jumlah 751.400.000,00 751.060.000,00 99,95%

Calk Distransnaker 2018


16
5.2 Penjelasan Pos-Pos Neraca
Penjelasan masing-masing pos Neraca dalam Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2018 dan
2017 adalah sebagai berikut.

5.2.2. Persediaan 2018 2017


Rp 417.000,00 Rp 951.000,00

Jumlah Persediaan per 31 Desember 2018 adalah sebesar 417.000,00 yang merupakan
persedian alat tulis kantor

5.2. Aset Tetap 2018 2017


Rp 16.346.457.171,00 Rp 34.193.979.022,32

Jumlah Aset Tetap per 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017 sebesar
Rp16.346.457.171,00 dan Rp.34.193.979.022,32 terjadi peningkaatan akibat adanya penambahan
nilai aset tetap tahun 2018. Penjelasan nilai aset tetap menurut jenis dan adalah sebagai berikut:

5.2.3. Tanah 2018 2017


. Rp 501.490.000,00 Rp. 501.490.000,00

Saldo Aset Tetap Tanah per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 sebesar Rp.
501.490.000,00 dan Rp, 501.490.000,00 Tidak terdapat penambahan Aset Tetap Tanah

5.2.3. Peralatan dan Mesin 2018 2017


. Rp 1.375.091.640,00 Rp 7.437.858.937,00

Saldo Aset Tetap Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 sebesar
Rp1.375.091.640,00dan Rp, 7.437.858.937,00 terdapat pengurangan sebesar Rp 6.062.767.297,00

5.2.3. Gedung dan Bangunan 2018 2017

Rp 8.215.491.537,00 Rp 12.710.047.866,32

Saldo Aset Tetap Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017
sebesar Rp 8.215.491.538 ,dan Rp 12.710.047.866,32 Dalam tahun 2018 ada mutasi penggurangan
nilai aset sebesar Rp. 4.494.556.329,32 aset tetap bangunan.

5.2.3.3 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 2018 2017


Rp.10.712.032.001,00 Rp.16.188.265.491,00

Calk Distransnaker 2018


17
Saldo Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember
2017 sebesar Rp 10.712.032.001,00 dan Rp 16.188.265.491,00. Terdapat penggurangan nilai aset
sebesar Rp 5.476.233.490,00 dengan rincian mutasi sebagai berikut:

5.2.3.4 Aset Tetap Lainnya 2018 2017


Rp605.025.000,00 Rp1.159.500.000,00

Saldo Aset Tetap Lainya per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 sebesar Rp
605.025.000,00 dan Rp 1.159.500.000,00 Dalam tahun 2018 terjadi penggurangan aset tetap
lainnya. Sebesar Rp.554.475.000,00

5.2.5. Ekuitas 2018 2017


Rp 16.346.874.171,00 Rp 34.194.929.519,32

Jumlah saldo Ekuitas 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017 sebesar Rp


16.346.874.171,00 dan Rp.34.194.929.519,32. Ekuitas adalah kekayaan bersih yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Utara
pada tanggal pelaporan.

5.3 Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional


5.3.1. Pendapatan.
Target Pendapatan dan Realisasi DinasTransmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Konawe Utara untuk tahun anggaran 2018 tidak ada

5.3.2. Beban Operasi


Jumlah Beban pada Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp 5.737.875.246,00 yang terdiri dari
beban pegawai, beban Persediaan, Beban jasa Beban Pemeliharaan dan Beban perjalanan Dinas,
dengan rincian sebagai berikut:

Beban Pegawai - LO 2.109.246.511,00


Beban Persediaan 397.239.000,00
Beban Jasa 512.750.000,00
Beban Pemeliharaan 315.000.000,00
Beban Perjalanan Dinas 1.144.150.000,00
Beban Penyusutan dan 1.259.489.735,00
Amortisasi
Jumlah 5.737.875.246,00

5.3.2.1. Beban Pegawai


Beban Pegawai merupakan saldo Beban Pegawai periode 1 Januari 2018 sampai dengan
31 Desember 2018 yang terealisasi sebesar Rp. 2.109.246.511,00 dengan rincian jenis beban
sebagai berikut:

Calk Distransnaker 2018


18
Belanja Gaji dan Tunjangan Rp 2.040.546.511,00
Honorarium Pengelola Keuangan Rp 68.700.000,00
Jumlah Rp 2.109.246.511,00

5.3.2.2. Beban Persediaan


Realisasi beban Persediaan TA. 2018 adalah sebesar Rp 397.239.000,00. Rincian
realisasi beban Persediaan adalah sebagai berikut:
Belanja Bahan Pakai Habis Rp 102.650.000,00
Belanja Cetak dan Penggandaan Rp 88.150.000,00
Belanja Makanan dan Minuman Rp 128.600.000,00
Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Rp 49.990.000,00
Tertentu
Belanja Barang Untuk Diserahkan kepada Rp 27.999.000,00
Masyarakat/Pihak Ketiga
Jumlah Rp 397.239.000,00

5.3.2.2. Beban Jasa

Realisasi beban jasa TA. 2018 adalah sebesar Rp 512.750.000Rincian realisasi beban
Jasa adalah sebagai berikut:

Honorarium PNS Rp 12.5900.000


Honorarium Non PNS Rp 234.800.000
Belanja Jasa Kantor Rp 120.550.000
Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir Rp 7.000.000
Uang Saku/Transportasi Rp 2.4500.000
Jumlah Rp 512.750.000

5.3.2.3. Beban Pemeliharaan

Realisasi beban Pemeliharaan TA. 2018 adalah sebesar Rp 315.000.000,00 yang


merupakan Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor

5.3.2.4. Beban Perjalanan Dinas

Realisasi Beban Perjalanan Dinas TA. 2018 adalah sebesar Rp 1.144.150.000,00 yang
merupakan realisasi Beban Perjalanan Dinas luar dan dalam

5.1.11. Surplus Defisit-LO

Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional pada TA 2018 sebesar


Rp5.737.875.246,00 yang merupakan Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya atau
selisih antara pendapatan-LO dengan Beban.

Calk Distransnaker 2018


19
BAB VI
PENUTUP

Demikian Catatan atas laporan keuangan kami buat yang merupakan suatu laporan yang tidak dapat
terpisahkan dengan unsur laporan keuangan lainnya yang telah dibuat oleh SKPD DinasTransmigrasi Dan
Tenaga KerjaKabupaten Konawe Utara. Catatan atas laporan keuangan berisi beberapa hal yang terkait
dengan kondisi makro ekonomi Kabupaten Konawe Utara selama tahun 2018 penjelasan beberapa pos atau
perkiraan dalam laporan keuangan serta beberapa indikator pencapaian kinerja disertai dengan beberapa
hambatan daalam pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2018 dan juga beberapa kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh SKPD ini dalam menyusun laporan keuangan yang meliputi Neraca dan
Laporan Realisasi Anggaran.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi harapan stockholder sebagai pengguna atas laporan keuangan
yang dibuat dalam rangka pengambilan keputusan atas program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
SKPD ini, utamanya dalam menilai kinerja SKPD ini selama tahun 2018.

Wangggudu, 31 Desember 2018


Kepala Dinas
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Kab. Konawe Utara

Drs. JUSWAN, M.Si


Pembina Utama Muda, Gol IV/c
Nip. 19620116 198903 1 013

Calk Distransnaker 2018


20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
(CALK)

DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA


KABUPATEN KONAWE UTARA
TAHUN ANGGARAN
2018

Calk Distransnaker 2018


21
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i


BABI PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Maksud danTujuan Penyusunan Laporan Keuangan..................................................... 1
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan ....................................................... 2
1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan ................................................ 2

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN


TARGET KINERJA APBD ......................................................................................... 4
2.1 Ekonomi Makro ........................................................................................................ 4
2.2 Kebijakan Keuangan ................................................................................................ 5
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD ................................................................ 6
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN ..................................................... 7
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan .............................................. 7
3.1.1 Pendapatan .................................................................................................... 7
3.1.2 Belanja .......................................................................................................... 7
3.2 Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan .... 8
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI ....................................................................................... 9
4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan keuangan ..................................................... 9
4.2 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD .................... 9
4.3 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan
yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan ........................................................ 9
4.3.1 Aset Lancar .................................................................................................... 9
4.3.2 Aset Tetap ..................................................................................................... 11
4.3.3 Aset Lainnya .................................................................................................. 12
4.3.4 Kewajiban Jangka Pendek ............................................................................... 13
4.3.5 Ekuitas Dana .................................................................................................. 13
4.3.6. Belanja ......................................................................................................... 13
4.3.7 Beban ............................................................................................................ 14
BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN ........................................................ 15
5.1 Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran .................................................. 15
5.1.1 Pendapatan ..................................................................................................... 15
5.1.2 Belanja ........................................................................................................... 15
5.1.3. Belanja Barang dan Jasa .................................................................................. 15
5.2 Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca ................................................................................ 17
5.3 Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Operasional ............................................................ 18
BAB VI PENUTUP

Calk Distransnaker 2018


i 22

Anda mungkin juga menyukai