Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL FINAL PROJECT

ALAT PENGUKUR TINGKAT KEKERUHAN PADA AIR


MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA
DENGAN METODE NEPHELOMETRIC TURBIDITY UNIT (NTU)
BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO

Diusulkan Oleh

PROGRAM STUDI S-1 LINTAS JALUR TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan bahan kebutuhan primer dalam kehidupan, hewan, maupun tumbuhan.
Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media (pelarut
air). Dalam kehidupan sehari-hari air banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Air yang
terdapat di alam tidak ada yang betul-betul murni selalu ada zat-zat yang terlarut maupun tidak
terlarut di dalamnya. Selain mengandung zat-zat tertentu, di dalam air pun sering terlarut gas-
gas yang ada di udara (seperti oksigen, karbon dioksida, dan lain-lain). Air juga mampu
melarutkan garam-garam alkali, garam transisi, dan beberapa senyawa karbon yang ada di
tanah sehingga air merupakan pelarut yang baik.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun 1990 menyebutkan, bahwa yang dimaksud
air adalah air minum, air bersih, air kolam renang dan air pemandian umum. Air minum adalah
air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air kolam renang adalah air di dalam
kolam renang yang digunakan untuk olahraga renang dan kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan. Air pemandian umum adalah air yang digunakan di tempat pemandian umum tidak
termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan (Depkes RI, 1990).
Air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan air bersih
menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 adalah 25 skala NTU (Nephelometric
Turbidity Unit), dan memiliki ±3oC dari suhu udara. Kekeruhan menggunakan satuan NTU,
dan Suhu menggunakan satuan oC merupakan dua kriteria dari enam kriteria parameter fisika
yang digunakan. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi di dalam air
yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur. Bahan-bahan yang
menyebabkan air keruh antara lain tanah liat, pasir dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak
dapat diminum atau berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu dirancanglah alat pengukuran
kekeruhan air menggunakan sensor photodioda berbasis mikrokontroller arduino.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian
ini meliputi:
1. Bagaimana cara merancang alat pendeteksi tingkat kekeruhan air menggunakan sensor
photodiode berbasis arduino?
2. Bagaimana unjuk kerja dari kekeruhan air menggunakan sensor photodiode?

1.3 Batasan Masalah


Adapun beberapa batasan pada penelitian ini diantaranya,
1. Merancang sistem pengukuran kekeruhan air dengan metode NTU berbasis
mikrokontroller Arduino.
2. Merancang system pengukuran kekeruhan air menggunakan sensor photodioda.
3. Merancang sistem pengukuran kekeruhan air menggunakan sebuah display LCD
ukuran 16x2 karakter.
4. Pengujian sistem dari rancang bangun yang telah dibuat dengan menguji performasi
alat, baik keakuratan dan keoptimalan alat.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah,
1. Merancang suatu sistem pengukuran kekeruhan air dengan metode NTU berbasis
mikrokontroller Arduino.
2. Mengetahui penerapan sistem pengukuran kekeruhan air menggunakan sensor
photodioda.

1.5 Manfaat Program


Manfaat dari program kreativitas mahasiswa ini Final project sistem pengukuran
kekeruhan air dengan metode NTU berbasis mikrokontroller Arduino ini dapat meningkatkan
kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna.
BAB II
TINJAUKAN PUSTAKA

2.1 Hamburan Cahaya


Hamburan cahaya merupakan fenomena penyebaran dan pemancaran cahaya oleh
partikel-partikel tidak terlarut (tersuspensi) yang ada di dalam zat cair dimana cahaya yang
berupa gelombang elektromagnetik akan menabrak partikel tersebut yang memiliki ukuran
lebih besar. Ketika cahaya ditransmisikan ke air, partikel-partikel tersuspensi akan memblokir
transmisi cahaya saat melalui air. Arah jalan cahaya yang ditransmisikan akan mengalami
perubahan ketika cahaya menyentuh partikel dalam kolom air.
Jika tingkat kekeruhan rendah maka hanya sedikit cahaya yang akan disebar dari arah
semula. Pada air dengan tingkat kekeruhan tinggi cahaya yang ditransmisikan akan mengalami
gangguan dan akan banyak cahaya yang terhambur. Besarnya turbiditas sebanding dengan
besarnya intensitas cahaya yang dihamburkan
𝐼𝑠
Turbiditas ∝ 𝐼𝑜 (2.1)
Dimana Is adalah intensitas cahaya terhambur yang ditangkap oleh sensor, Io adalah
intensitas cahaya dari sumber.

Gambar 2. 1 Skema Hamburan Cahaya Yang Menumbuk Partikel Dengan Ukuran Tertentu
Selain hamburan, transimisi dan absorpsi cahaya juga merupakan aspek yang perlu
ditinjau. Transmisi merupakan besarnya perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan ke
sensor dengan intensitas cahaya sumber. Sedangkan absorpsi cahaya merupakan penyerapan
intensitas cahaya oleh suatu bahan yang terlarut pada air.
𝐼𝑠
T = 𝐼𝑜 (2.2)
𝐼𝑡
A = -log(T)=-log 𝐼𝑜 (2.3)
Dengan T adalah transmitansi, A adalah absorbansi, dan It adalah intensitas cahaya
yang ditransmisikan.
Tingkat Kekeruhan Air Tingkatan air disebut Turbiditas. Turbiditas pada air
disebabkan karena adanya suspensi, seperti tanah dan pasir, endapan lumpur, Turbiditas
biasanya diukur dengan turbidimeter dan yang diukur adalah absorpsi akibat partikel yang
tercampur. Turbiditas juga bisa diukur dengan turbidimeter atau nephelometer yang
berperinsip pada hamburan sinar dengan pelekatan detektor pada sudut 900 dari sumber sinar
yang diukur adalah hamburan cahaya oleh campurannya. Tingkatan kekeruhan air atau
turbiditas ditunjukan dengan satuan pengukuran Nephelometric Turbidity Unit (NTU)
berdasarkan ketentuan dari badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO), batas
maksimum kekeruhan air minum yang memenuhi syarat adalah 5 NTU (Yuniarti, 2007).
2.2 Nephelometric Turbidity Unit (NTU)
Nephelometer adalah suatu alat untuk mengukur kekeruhan yang memberikan hasil
dalam satuan Nephelometric Turbidity Unit (NTUs). NTUs adalah satuan standar untuk
mengukur kekeruhan. Pada nephelometri dan turbidimetri, sumber cahaya diproyeksikan
melalui sampel cairan yang disimpan dalam wadah sampel transparan. Umumnya,
nephelometri menggunakan sumber cahaya yang memiliki panjang gelombang relatif singkat
(misalnya, 500 nm-800 nm) dan efektif digunakan untuk mendeteksi partikel dengan ukuran
sangat kecil. Sedangkan, turbidimetri umumnya menggunakan sumber cahaya yang memiliki
panjang gelombang lebih panjang (misalnya, 800 nm-1100 nm) dan efektif digunakan untuk
mendeteksi partikel dengan ukuran yang lebih besar. Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui
sampel keruh, intensitasnya dikurangi dengan hamburan, dan jumlah cahaya yang tersebar
tergantung pada konsentrasi dan distribusi ukuran partikel. Dalam nephelometri intensitas
cahaya yang tersebar diukur, sedangkan dalam turbidimetri, intensitas cahaya yang
ditransmisikan melalui sampel diukur. Standar kekeruhan air ditetapkan antara 5-25 NTU
(Nephelometric Turbidity Unit)

2.3 LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED
memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut
warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan
10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan.
Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar.
LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah, kuning,
biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut
tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang
dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk
menghasilkan variasi warna pada LED :

Tabel 2. 1 Senyawa Semikonduktor LED

Bahan Semikonduktor Panjang Gelombang Warna


Gallium Arsenide (GaAs) 850-940nm Infra Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 630-660nm Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 605-620nm Jingga
Gallium Arsenide Phosphide Nitride
(GaAsP:N) 585-595nm Kuning
Aluminium Gallium Phosphide
(AlGaP) 550-570nm Hijau
Silicon Carbide (SiC) 430-505nm Biru
Gallium Indium Nitride (GaInN) 450nm Putih

Masing-masing Warna LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju


(Forward Bias) untuk dapat menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong
rendah sehingga memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar
tidak merusak LED yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda
VF.
Tabel 2. 2 Tegangan Maju LED

Warna Tegangan Maju


Infra Merah 1,2V
Merah 1,8V
Jingga 2,0V
Kuning 2,2V
Hijau 3,5V
Biru 3,6V
Putih 4,0V

Pada sistem pengukuran tingkat kekruhan pada air ini menggunakan LED biru dengan
bahan Silicon Carbide (SiC) yang memiliki panjang gelombang 430-505nm dan besar tegangan
sebesar 3,6 V agar sesuai dengan output yang dikeluarkan oleh mikrontroller dan agar dapat
memberikan intensitas yang sesuai dengan tingkat kekeruhan air dari beberapa sample.

2.4 Arduino Uno


Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328.
Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai
output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah
power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang
dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer
dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau
menggunakan baterai untuk memulainya. Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat
digunakan sebagai input dan output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan
digitalRead(). Fungsi-fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-
up (terputus secara default) 20-50 kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai fungsi-fungsi
spesial:

 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan memancarkan (TX)
serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua pin ini dihubungkan ke pin-pin
yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2 USB-ke-TTL.
 External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk dipicu sebuah
interrupt (gangguan) pada sebuah nilai rendah, suatu kenaikan atau penurunan yang
besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat fungsi attach Interrupt() untuk lebih jelasnya.
 PWM: 3, 5, 6, 9, 10 dan 11. Memberikan 8 bit PWM output dengan fungsi analog
Write().
 SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini menghubungkan
komunikasi SPI menggunakan SPI library.
 LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13. Ketika pin
bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED mati.
Arduino UNO mempunyai 6 input analog, diberi label A0 sampai A5, setiapnya
memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024 nilai yang berbeda). Secara default, 6 input analog
tersebut mengukur dari ground sampai tegangan 5 Volt, dengan itu mungkin untuk mengganti
batas atas dari rangenya dengan menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Di sisi
lain, beberapa pin mempunyai fungsi spesial:

 TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi TWI dengan
menggunakanWire library
Ada sepasang pin lainnya pada board:
 AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan analogReference().
 Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler. Secara khusus,
digunakan untuk menambahkan sebuah tombol reset untuk melindungi yang memblock
sesuatu pada board.

Tabel 2. 3 Spesifikasi Arduino


Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM
output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40 Ma
DC Current for 3.3V Pin 50 Ma
Flash Memory 32 KB (ATmega328) of which 0.5
KB used by bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
Length 68.6 mm
Width 53.4 mm
Weight 25 g

2.5 Photodioda
Photodioda merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran
cahaya menjadi besaran listrik. Photodioda merupakan sebuah dioda dengan sambungan p-n
yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodioda ini
mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.

Gambar 2. 2 Photodiode
Photodioda terbuat dari semikonduktor p-n junction maka cahaya yang diserap oleh
photodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan menghasilkan
pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika elektron-elektron yang dihasilkan
itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir ke arah positif sumber
tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke arah negatif sumber tegangan sehingga
arus akan mengalir di dalam rangkaian. Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang
dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang diserap oleh photodioda.
Prinsip Kerja Photodioda
1) Cahaya yang diserap oleh photodiode.
2) Terjadinya pergeseran foton.
3) Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi.
4) Electron menuju + sumber dan hole menuju – sumber.
5) Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.
Saat photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai
resistansinya akan menjadi kecil. Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai
resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga. 2.5 Software Arduino 1.6 Macam-
macam bahasa pemrograman yang digunakan
Photodiodes dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si)
atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap
cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 Å - 11000 Å untuk silicon,
8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari
sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang
pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian
dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah
semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa. cara tersebut didalam sebuah
photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon - menyebabkan pembawa muatan (seperti
arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan oleh
Infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodioda tergantung besar
kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infrared.

Gambar 2.2 Panjang Gelombang Photodioda

Photo dioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun
dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi intensitas
cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photo dioda mempunyai
resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat memanfaatkan photo dioda ini
pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan
intensitas cahaya yang masuk. Jika photo dioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang
mengalir ke rangkaian pembanding, jika photo dioda terkena cahaya maka photodiode akan
bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus
yang mengalir ke rangkaian pembanding.
Gambar2.4 struktur dioda

` Sifat dari Photodioda adalah :


1. Jika terkena cahaya maka resistansi nya berkurang
2. Jika tidak terkena cahaya maka resistansi nya meningkat.

2.6 Liquid Crystal Display


LCD (Liquid Crystal Display) LCD merupakan salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf, atau grafik. LCD membutuhkan
tegangan dan daya yang kecil sehingga sering digunakan untuk aplikasi pada kalkulator, arloji
digital, dan instrumen elektronik seperti multimeter digital. LCD memanfaatkan silicon dan
galium dalam bentuk kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik
adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian,
setiap pertemuan baris dan kolom terdiri dari LED pada bidang latar (back plane), yang
merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan
elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah.
Kemudian daerah-daerah tertentu pada cairan tersebut warnanya akan berubah menjadi hitam
ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam
kaca bagian depan. Keunggulan menggunakan LCD adalah konsumsi daya yang relatif kecil
dan menarik arus yang kecil (beberapa mikro ampere), sehingga alat atau sistem menjadi
portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah ukuran
LCD yang pas yakni tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, kemudian tampilan yang
diperlihatkan dari LCD dapat dibaca dengan mudah dan jelas (Setiawan, 2011, 24-27). Seperti
yang terlihat pada gambar 2.12 merupakan gambar bentuk fisik dari LCD 16x2.

Gambar 2. 3 LCD 16x2

Spesifikasi pada LCD 16x2 adalah sebagai berikut :


1. Terdiri dari 16 kolom dan 2 baris
2. Mempunyai 192 karakter yang tersimpan
3. Tegangan kerja 5V
4. Memiliki ukuran yang praktis

Prinsip kerja LCD 16x2 adalah dengan menggunakan lapisan film yang berisi kristal cair
dan diletakkan di antara dua lempeng kaca yang telah dipasang elektroda logam transparan.
Saat tegangan dicatukan pada beberapa pasang elektroda, molekul-molekul kristal cair akan
menyusun agar cahaya yang mengenainya akan diserap. Dari hasil penyerapan cahaya tersebut
akan terbentuk huruf, angka, atau gambar sesuai bagian yang diaktifkan. Untuk membentuk
karakter atau gambar pada kolom dan baris secara bersamaan digunakan metode screening.
Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolom dan baris secara
bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.

2.7 Sensor Turbidity


Turbidity atau kekeruhan, digunakan untuk menyatakan derajat kejernihan di dalam air
yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang, kekeruhan ini biasanya terdiri dari partikel
organic maupun anorganic. Pengukuran kekeruhan ini adalah merupakan test kunci dari suatu
kualitas air. Nephelometric Turbidity Unit (NTU) adalah satuan ukuran untuk kekeruhan air.
Pada dasarnya, ukuran kekeruhan air yang diukur oleh suatu nephelometer.
Nephelometric method, nephelometric turbidity unit prinsip kekeruhan air dengan cara
ini adalah didasarkan pada perbandingan intensitas cahaya yang disebabkan oleh suatu larutan
standard dalam kondisi sama, semakin tinggi intensitas yang terserap makin tinggi kekeruhan.

Gambar 2. 4 Rangkaian Sensor Turbidity

Tabel 2. 4 Spesifikasi Sensor Turbidity

Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengujikekeruhan, yang biasanya


dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Salah satu parameter mutu yang
sangatvitaladalahkekeruhan. Kekeruhan diukur dengan cara menggunakan alat yang disebut
nephelometer dengan setup detektor ke sisi sinar. Satuan kekeruhan dari nephelometer
dikalibrasi disebut Nephelometric Kekeruhan Unit (NTU). Kekeruhan didanau, waduk,
saluran, dan laut dapat diukur dengan menggunakan Secchidisk. Kekeruhan di udara, yang
menyebabkan redaman matahari, digunakan sebagai ukuran polusi.
Turbidimeter juga merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya
yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan ,yaitu
pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang
datang pengukuran efek ekstingsi,yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam
lapisan medium yang keruh, instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai
Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Turbidimeter
meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap
konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna

Parameter Tingkat Kekeruhan pada Air


Kekeruhan ialah standar yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur
kondisi air baku dalam satuan skala NTU( Nephelo Metrix Turbidity Unit), kekeruhan ini
disebabkan oleh adanya benda tercampur didalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari
segi kualitas air. Kekeruhan disebabkan adanya kandungan total Suspended Solid baik yang
bersifat organic maupun anorganik, Peraturan Kementrian kesehatan nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 19 April 2010 menetapkan bahwa persyratan kualitas air
minum dimana kekeruhan dalam air minum tidak boleh lebih dari 5 NTU.

Gambar 3. 1 Standar Kekeruhan Air Berdsarkan NTU


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam kegiatan final project ini adalah
sebagai berikut,

Gambar 3. 2 Diagram Alir Penelitian

2.1 Studi Literatur


Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber-
sumber yang relavan dan terpercaya dalam pengumpulan materi dan menjadi acuan
dalam usulan karca cipta ini. Literatur dipilih diambil dari buku-buku, data dari intenet
serta jurnal mengenai tingkat kekeruhan air, mikrokontroller dan penggunaan
photodiode.

2.2 Identifikasi Masalah


Kegiatan ini berguna untuk mengedintifikasi mengenai cara yang tepat untuk
mengidentifikasi jenis air yang layak untuk dikonsumsi berdasarkan tingkat kekeruhan
dengan menggunakan metode optis.

2.3 Perancangan Sistem


Perancangan kebutuhan alat dan bahan sesuai dengan tingkat kebutuhan,
pemilihan komponen ditinjau dari segi kualitas barang yang digunakan sehingga hasil
yang dicapai sesuai dengan target awal dan menyesuaikan alokasi dana yang tersedia.

2.4 Pembuatan Prototype


Setelah melakukan pendesaian dan perancangan alat, mulailah membuat alat
tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, oleh karena itu pembuatan
alat harus dilakukan secara teliti dan menggunakan standart yang telah ditentukan untuk
menghasilakan prototype yang baik. Adapun gambaran prototype rancangan alat yang
akan dibuat adalah sebagai berikut,

Gambar 3. 3 Box dan LCD sebagai Penampil Tingkat Kekeruhan Air

Gambar 3. 4 Tampak Atas

Gambar 3. 5 Tampak Samping


Digunakan gelas bening sebagai wadah sampel pengujian kekeruhan air. LED
dan photodiode diletakkan pada sebuah batang pada bagian yang berlawanan pada
bagian kanan dan kiri gelas. Pada sistem ini, cahaya pada LED akan menembus
permukaan gelas dan air, lalu diterima oleh photo diode dalam bentuk perubahan
resistansi. Berdasarkan perubahan resistansi yang dikonversikan dalam bentuk
tegangan, hasil pembacaan sensor diolah sebagai indikator pembeda kekeruhan pada
air yang diolah pada Arduino UNO. Hasil pembacaan kemudian dibandingkan dengan
turbidity meter dan ditampilkan pada LCD 16x2.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Program Kreativitas mahasiswa ini dilaksanakan sesuai dengan anggran biaya sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Anggaran Biaya
No. Nama Komponen Harga Satuan Harga
1. LED 4 x @Rp 500 Rp 2000
2. Photodiode 4 x @Rp 1000 Rp 4000
3. Arduino Uno 1 x @Rp 50.000 Rp. 650.000
4. LCD 16x2 1 x @Rp 35.900 Rp 35.900
Jumlah Rp 12.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Program kreativitas mahasiswa ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan
sebagai berikut :
Table 4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 5 6 1 2 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Studi Literatur
Pengerjaan
Proposal
Presentasi
Proposal
Pengerjaan
Final Project
Pengumpulan
Extended
Abstrak
Presentasi Akhir
Pengumpulan
Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan R.I. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan R.I nomor


492/MENKES/PER/IV/2010. Departemen Kesehatan Jakarta.

Souza Dias, Francisco (2012): Turbidity sensors. Available from


http://www.coastalwiki.org/wiki/Turbidity_sensors.

Wahyuni, Wenny. Dkk. Rancang Bangun Alat Ukur Transmisi dan Absorpsi Cahaya Berbasis
Arduino dan LabVIEW. Bandung, SNIPS, 2015

Anda mungkin juga menyukai