Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK

NOISE MAPPING dan TINGKAT


TEKANAN BUNYI FUNGSI JARAK

Disusun oleh :
NIKEN ARINA PRATIWI NRP. 2414100069

ASISTEN :

HAFIZH RIFKY AMRULLAH NRP. 2413100023

JURUSAN TEKNIK FISIKA


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015
i
HALAMAN JUDUL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK

NOISE MAPPING dan TINGKAT


TEKANAN BUNYI FUNGSI JARAK

Disusun oleh :
NIKEN ARINA PRATIWI NRP. 2414100069

ASISTEN :

HAFIZH RIFKY AMRULLAH NRP. 2413100023

JURUSAN TEKNIK FISIKA


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015

i
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

ii
ABSTRAK

Perkembangan pesat membuat kebisingan semakin


meningkat hingga mengganggu kenyamanan manusia. Praktikum
ini membahas mengenai noise mapping yaitu metode pemetaan
kebisingan yang menunjukkan distribusi tingkat kebisingan di
suatu daerah. Noise mapping dilakukan dengan mengukur
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) pada setiap pertambahan jarak 1
meter dari sumber bunyi pada luas area 6x6 meter persegi untuk
memudahkan pemetaanbising. Hasil pengukuran ini kemudian
diolah menggunakan software Surfer untuk memperoleh tampilan
grafis dari noise mapping.

Kata Kunci : bising, Noise mapping, Tingkat Tekanan


Bunyi

iii
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

iv
ABSTRACT

Rapidly growing of industrial sector in the world makes


noises to increase and interfere with human comfort. This
experiment discussed about noise mapping which is a method to
map noises that shows the distribution of noise level in an area.
Noise mapping is performed by measuring the Sound Pressure
Level every 1 square meter from the sound source in an area of
6x6 meter to ease the noise mapping. The result of this
measurement is then processed using Surfer program to obtain a
graphical display of noise mapping.

Keywords : noise, Noise mapping, Sound Pressure Level

v
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas


rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
laporan resmi praktikum Akustik berjudul “Noise Mapping dan
Tingkat Tekanan Bunyi Fungsi Jarak”. Pada laporan resmi ini
diberikan penjelasan mengenai noise mapping itu sendiri.
Kemudian hasil dari praktikum atau data dimasukkan diolah di
dalam sebuah software.
Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu terselesaikannya laporan resmi ini, karena tanpa
bantuannya kami tidak dapat menyelesaikan laporanresmi ini.
Laporan resmi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saran dan kritik sangat kami harapkan demi penyempurnaan
penulisan di masa mendatang.

Surabaya, Oktober 2015

Penulis

vii
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i


ABSTRAK ...................................................................................iii
ABSTRACT .................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................xii
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................... 3
1.3. Tujuan............................................................................ 3
BAB II ........................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 4
2.1 Tingkat Tekanan Bunyi ................................................. 4
2.2 Noise Mapping .............................................................. 5
2.3. Jenis Kebisingan ............................................................ 6
2.4. Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) Fungsi Jarak................. 7
2.5. Medan Bunyi ................................................................. 9
BAB III ........................................................................................ 10
METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 10
3.1. Alat dan Bahan ............................................................ 10
3.2. Prosedur Percobaan ..................................................... 10
BAB IV ....................................................................................... 14
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 14
4.1. ANALISA DATA ....................................................... 14
4.2. PEMBAHASAN ......................................................... 17
BAB V ......................................................................................... 20
PENUTUP ................................................................................... 20
5.1. KESIMPULAN ........................................................... 20
5.2. SARAN ....................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 22
LAMPIRAN ................................................................................ 24
ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Susunan alat yang digunakan ............................... 100


Gambar 3.2 Area pengukuran dan posisi sumber bunyi ............ 11
Gambar 4.1. Hasil noise mapping menggunakan software Surfer
..................................................................................................... 15

x
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi di petak 6x6


meter ............................................................................................ 14
Tabel 4.2 Tingkat Tekanan Bunyi fungsi jarak pada frekuensi
250 Hz ......................................................................................... 16
Tabel 4.3 Tingkat Tekanan Bunyi fungsi jarak pada frekuensi
1000 Hz ....................................................................................... 16
Tabel 4.4 Tingkat Tekanan Bunyi fungsi jarak pada frekuensi
1000 Hz ....................................................................................... 16
Tabel 4.5 Selisih Tingkat Tekanan Bunyi pada penambagan dua
kali jarak ...................................................................................... 17

xii
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan bidang industri di dunia menghasilkan
banyak keuntungan bagi umat manusia. Berbagai mesin
diciptakan dan dirancang sedemikian rupa untuk
mempermudah kegiatan manusia. Bila kita melihat ke
belakang, kemajuan industri transportasi sangatlah pesat dari
tahun ke tahun. Inovasi-inovasi selalu diciptakan tiap
tahunnya di bidang industri ini. Begitu juga dengan mesin-
mesin industri begitu canggih hingga tak memerlukan
campur tangan manusia dalam pembuatan produk industri.
Namun di samping berbagai keuntungan yang diberikan oleh
kemajuan“halaman
industri mesin, terdapat
ini sengaja juga beberapa kekurangan
dikosongkan”
yang justru mengganggu manusia, salah satunya yaitu berupa
bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin dan barang-
barang lain ciptaan manusia di era globalisasi ini.
Noise mapping perlu dilakukan guna mengetahui pola
penyebaran Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) pada suatu
daerah. Dengan mengetahui pola penyebaran TTB, kemudian
dapat disesuaikan dengan tata guna lahan pada lokasi yang
bersangkutan. Contohnya, tidak mungkin rumah sakit
diletakkan bersebelahan dengan pabrik atau bandara. Tata
letak bangunan harus disesuakan dengan Tingkat Tekanan
Bunyi di daerah tersebut agar tidak menimbulkan gangguan
bagi manusia. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan agar
praktikan mengetahui cara melakukan noise mapping atau
pembuatan peta penyebaran Tingkat Tekanan Bunyi (TTB).

1
2
1.2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana cara mengukur Tingkat Tekanan Bunyi
(TTB) pada suatu titik menggunakan instrumen
pengukur TTB?
b) Bagaimana cara membuat peta persebaran Tingkat
Tekanan Bunyi (TTB) atau noise mapping di suatu
area?
c) Apakah benar bahwa Tingkat Tekanan Bunyi akan
berkurang sebesar 6 dB apabila jarak ditambah menjadi
dua kali lipat jarak awal?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain:
a) Memahami cara mengukur Tingkat Tekanan Bunyi
(TTB) pada suatu titik menggunakan instrumen
pengukur TTB.
b) Memahami cara melakukan noise mapping atau
pembuatan peta persebaran Tingkat Tekanan Bunyi
(TTB) di suatu area.
c) Membuktikan bahwa Tingkat Tekanan Bunyi akan
berkurang sebanyak 6 dB apabila jarak ditambah
menjadi dua kali lipat jarak awal.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tingkat Tekanan Bunyi


Tingkat tekanan bunyi dapat dinyatakan sebagai nilai-nilai
puncak dari perubahan-perubahan tekanan,atau perubahan rata-
rata di sekitar tingkat tekanan barometer.Satuan tekanan bunyi
sebagai satuan tingkat kebisingan,karena daerah pendengaran
manusia memiliki jangkauan yang sangat lebar (2x10−5 Pa
sampai 200 Pa) dan respon telinga manusia tidak linear terhadap
tekanan bunyi, tetap bersifat logaritmis.Berdasarkan alasan ini
maka ukuran tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam
skalaTingakat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level) dengan
satuan decibel (dB).Berikut adalah Persamaan tingkat Tekanan
Bunyi tersebut :
𝑃
SPL = 10 log ( 𝑃0 )2 ................................... [1.1]
SPL = Tingkat Tekanan Bunyi (dB)
p = Tekanan Suara (Pa)
p0 = Tekananbunyireferensi = 2.10-5 Pa

Daya bunyi merupakan karakteristik dari suatu sumber bunyi


sehingga tidak dipengaruhi faktor luar,seperti kondisi medium
atau jarak dari sumber bunyi.Daya bunyi tidak tergantung pada
dekat atau jauhnya letak titik dari sumber.Daya bunyi atau daya
akustik mempunyai definisi seperti definisi daya pada
umumnya,yaitu energi bunyi yang dikeluarkan atau dipancarkan
oleh suatu sumber bunyi setiap satuan waktu, dan mempunyai
satuan Joule per detik atau Watt.

Intensitas Bunyi adalah daya bunyi persatuan luas yang


ditembus oleh gelombang bunyi (satuan watt/𝑚2 ).Berbeda
dengan daya bunyi,intensitas bunyi sangat tergantung pada jarak
dari sumber bunyi dan luasan dimana bunyi tersebut
4
dihitung.Semakin jauh dari sumber atau semakin besar luasan
yang ditembus, maka intensitas bunyi semakin kecil.Semakin
jauh dari sumber, besarnya daya bunyi selalu tetap, walaupun
intensitas bunyi berubah menjadi semakin kecil.Untuk sumber
bunyi titik dapat dirumuskan :
............................ [1.2]

W = dayabunyi (Watt)
d = jarak (meter)
4 𝞹d = luas bola denganjari-jari d (m2)
2

Untukjarak r dan R darisumberbunyititik, makatitik-


titiktersebutterletakpadapermukaan bola denganjari-jari r dan R.

2.2 Noise Mapping


Noise Mapping adalah tampilan grafis dari rata-rata Tingkat
Tekanan Bunyi pada beberapa lokasi yang diberikan. Kebisingan
dihubungkan dengan beberapa faktor,antara lain:
a. Intensitas
Intensitas bunyi yang ditangkap oleh telinga berbanding
lurus dengan logaritma kuadrat tekanan akustik yang
dihasilkan getaran dalam rentang yang dapat didengar.
Tingkat tekanan bunyi diukur dengan skala logaritma dalam
decibel (dB).
b. Frekuensi
Frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
terletak antara 20 hingga 20000 Hz. Frekuensi bicara terletak
pada rentang 500 – 2000 Hz. Bunyi dengan frekuensi paling
tinggi merupakan bunyi yang paling berbahaya.
c. Durasi
Efek bising yang merugikan sebanding dengan lamanya
bunyi bising tersebut berlangsung, dan berhubungan dengan

5
jumlah total energy yang mencapai telinga dalam. Sehingga
perlu dilakukan pengukuran semua elemen akustik yang
dapat mengakibatkan kebisingan.
d. Sifat
Sifat ini mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap
waktu (stabil, berfluktuasi, intermiten). Berdasarkan sifat ini,
bising yang paling berbahaya adalah bising impulsive, yang
terdiri dari satu atau lebih lonjakan energi dengan durasi
kurang dari satu detik.
e. Transmission Loss
Kebisingan juga dipengaruhi dengan berkurangnya jumlah
decibel energi bunyi datang pada partisi bila melewati suatu
struktur.

2.3. Jenis Kebisingan


Kebisingan sangat beragam jenisnya dan dapat
dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria.Berikut ini adalah
jenis kebisingan berdasarkan sifatnya menurut Roestam (2004):
a. Bising Kontinyu dengan spektrum frekuensi luas
Bising jenis ini merupakan bising yang relative tetap dalam
amplitudo kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik
berturut-turut.Contoh untuk kebisingan jenis ini adalah bunyi
kipas angin dan suara di dalam kokpit helicopter.
b. Bising kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit
Bising ini juga relatif tetap,namun hanya memiliki frekuensi
saja (pada frekuensi 500,1000 dan 4000 Hz).Contoh bising
jenis ini adalah gergaji sirkuler dan suara katup gas.
c. Bising Terputus-putus
Bising ini tidak terjadi secara terus menerus,melainkan pada
periode relatif tenang.Misalnya adalah suara lalu lintas.
d. Bising impulsive

6
Bising ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB
dalam waktu yang sangat cepat dan mengejutkan
pendengarannya.Contohnya daalah ledakan bom dan suara
tembakan.
e. Bising impulsive berulang
Bising ini sama dengan bising impulsif, namun terjadi
berulang-ulang.Misalnya adalah mesin tempa.

2.4. Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) Fungsi Jarak


Sumber bunyi titik mempunyai pola penyebaran gelombang

berbentuk bola, sehingga intensitas gelombang bunyi dapat


dituliskan :
dengan:
W = daya bunyi Watt
d = jarak
4π2 = adalah luas bola dengan jari-jari d
Untuk jarak r dan R dari sumber bunyi titik, maka titik-titik
tersebut terletak pada permukaan bola dengan jari-jari r dan R,
seperti terlihat pada gambar di bawah. Namun, jarak r tidak
ditentukan secara acak. Nilai atau jarak r diperoleh dari
pengukuran jarak dengan acuan perbedaan TTB dari sumber dan
kedua penerima yang berjarak 310 yaitu kurang dari atau sama
dengan 3 dB. Diperoleh jarak r sebesar 75 cm.

7
Gambar 2.1 Sumber Bunyi dengan jarak R dan r

Pada jarak d = r, Tingkat Tekanan Bunyinya = Lpr


Pada jarak d = R, Tingkat Tekanan Bunyinya = LpR

Karena,

dan maka

Ir dan IR = Intensitas pada jarak r dan R dari sumber.


Dari definisi Tingkat tekanan bunyi dan intensitas bunyi pada Bab
I,maka dapat ditulis :

Kalau R = 2r, maka

Sehingga
LpR = Lpr – 6 dB

8
2.5. Medan Bunyi
Berikut ini adalah pembagian medan bunyi menurut ISO
12001 :
a. Near Field
Adalah daerah yang dekat dengan sumber dimana
tekanan suara dan kecepatan partikel akustik tidak dalam
satu fasa. Pada daerah ini bidang suara tidak berkurang
sebesar 6 dB setiap kali jarak dari sumber meningkat
(seperti halnya pada far field).
b. Far Field
Adalah Far field dimulai dimana daerah terakhir pada
near field dan meluas sampai tak terbatas. Transisi dari
near field ke far field adalah bertahap di daerah transisi.
c. Free Field
Adalah daerah dimana suara dapat merambat bebas dari
segala bentuk halangan. Daerah ini dapat dicirikan
dengan mudah dimana nilai SPL akan berkurang 6 dB
setiap kelipatan jarak SLM dari sumber bunyi.
Pengukuran bising sangat direkomendasikan pada daerah
ini.
d. Direct Field
Direct field dari sumber suara didefinisikan sebagai
bagian dari bidang suara yang tidak mengalami refleksi
apapun dari setiap permukaan ruang ataupun hambatan.
e. Reverberant field
Bagian dari bidang suara yang dipancarkan oleh sumber
yang telah mengalami setidaknya satu refleksi dari batas
ruang ataupun dari sumber sendiri.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


a. Sound Level Meter (alat ukur Tingkat Tekanan Bunyi)
b. Roll meter
c. Speaker pasif
d. PC yang sudah
e. Signal Generator
f. Kapur
g. Kabel roll
h. Real Time Analyzer

3.2. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur prosedur percobaan dibagi menjadi dua, yaitu
noise mapping dan tingkat tekanan bunyi fungsi jarak sebagai
berikut:
1. Noise mapping
Pada percobaan noise mappingini dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Tempat percobaan diukur 6x6 meter dengan pemetaan setiap
1x1 meter dan diberi garis menggunakan kapur dan roll
meter.
b. Peralatan dirangkai seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Susunan alat yang digunakan

10
c. Sumber bunyi berupa sinyal generator disiapkan pada
laptop/PC.
d. Sumber bunyi dimainkan dengan mode looping dan
diletakkan pada bagian tengah atau pusat area pengukuran
seperti pada gambar berikut.

1 meter

Gambar 3.2 Area pengukuran dan posisi sumber bunyi

e. TTB diukur pada setiap titik pemetaan sebanyak tiga kali


pengukuran dengan Sound Level Meter.
f. Data yang diperoleh dicatat, kemudian dibuat noise mapping
pada software Surfer.

2. Tingkat Tekanan Bunyi Fungsi Jarak


Pada percobaan ini dilakukan prosedur sebagai berikut :
a. Peralatan dirangkai seperti pada prosedur pengukuran noise
mapping
b. Sumber bunyi berupa sinyal generator dimainkan
menggunakan software Real Time Analyzer.

11
c. Tingkat Tekanan Bunyi diukur pada jarak 75 cm, 150 cm,
300 cm, dan 600 cm sebanyak 3 kali tiap titik dengan Sound
Level Meter.
d. Datayang diperoleh dicatat untuk dilakukan perhitungan
tingkat tekanan bunyi.

12
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

13
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. ANALISA DATA


4.1.1. Noise mapping

Tabel 4.1 Hasil pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi di petak 6x6


meter
y
x 0 1 2 3 4 5 6

0 89.3 dB 86.4 dB 81 dB 83.4 dB 68.4 dB 70.2 dB 68.2 dB

1 89 dB 78.8 dB 81.1 dB 77.4 dB 72.9 dB 78.8 dB 71.3 dB

2 92.4 dB 98 dB 91 dB 82 dB 84.2 dB 83.8 dB 82.6 dB

3 92.3 dB 99.4 dB 109 dB 115.6 dB 88.1 dB 87.7 dB 83.3 dB

4 93.2 dB 99.5 dB 98.2 dB 85.4 dB 83 dB 85 dB 83.7 dB

5 94.4 dB 90.5 dB 83.3 dB 80.3 dB 74.4 dB 76.8 dB 78.7 dB

6 89.5 dB 87.6 dB 85.4 dB 81.7 dB 68.9 dB 75 dB 66.7 dB

Data-data hasil pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi di


atas kemudian dimasukkan ke dalam software Surfer atau
Microsoft Excel untuk selanjutnya dibuat peta kontur
menggunakan software Surfer untuk menunjukkan perbedaan
Tingkat Tekanan Bunyi di tiap titik pada lokasi pengukuran.

14
Gambar 4.1. Hasil noise mapping menggunakan software
Surfer

4.1.1.Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) Fungsi Jarak


Tabel berikut menunjukkan data-data hasil
pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi pada jarak yang
berbeda dengan frekuensi bunyi yang ditingkatkan
secara bertahap.

15
Tabel 4.2 Tingkat Tekanan Bunyi fungsi jarak pada frekuensi
250 Hz
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB)
Jarak
1 2 3 Rata-rata
75 cm 90.7 dB 91.3 dB 90.6 dB 90.9 dB
150 cm 88.3 dB 89.2 dB 89.4 dB 89.0 dB
300 cm 83.1 dB 83.1 dB 82.8 dB 83.0 dB
600 cm 76.5 dB 76.9 dB 76.7 dB 76.7 dB

Tabel 4.3Tingkat Tekanan Bunyi fungsi jarak pada frekuensi


1000 Hz
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB)
Jarak
1 2 3 Rata-rata
75 cm 101.5 dB 101.4 dB 101.5 dB 101.5 dB
150 cm 95.8 dB 96.0 dB 95.3 dB 95.7 dB
300 cm 90.3 dB 90.5 dB 90.1 dB 90.3 dB
600 cm 86.6 dB 86.0 dB 85.8 dB 86.1 dB

Tabel 4.4Tingkat Tekanan Bunyi fungsi jarak pada


frekuensi1000 Hz
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB)
Jarak
1 2 3 Rata-rata
75 cm 101.8 dB 102.0 dB 101.7 dB 101.8 dB
150 cm 98.0 dB 94.4 dB 87.0 dB 93.1 dB
300 cm 98.0 dB 95.1 dB 86.4 dB 93.2 dB
600 cm 97.0 dB 95.1 dB 86.6 dB 92.9 dB

Dari data-data yang telah diperoleh di atas, diperoleh selisih


untuk penambahan jarak sebesar dua kali lipat jarak semula:

16
Tabel 4.5Selisih Tingkat Tekanan Bunyi pada penambagan dua
kali jarak
250 Hz 1000 Hz 4000 Hz
Selisih 1 1.9 dB 5.8 dB 8.7 dB
Selisih 2 6.0 dB 5.4 dB 0.1 dB
Selisih 3 6.3 dB 4.2 dB 0.3 dB

4.2. PEMBAHASAN
1. Noise mapping
Praktikum Akustik P-1 bagian pertama adalah tentang noise
mapping atau pemetaan kebisingan. Praktikum ini bertujuan
untuk memahami cara menggunakan instrumen pengukur Tingkat
Tekanan Bunyi (TTB) dan memahami cara membuat peta
persebaran kebisingan (noise mapping) di suatu area.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Tingkat Tekanan
Bunyi pada praktikum ini adalah Sound Level Meter (SLM).
Data-data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam
software Surfer yang nantinya akan digunakan untuk membuat
noise mapping.
Pada data yang diperoleh dari hasil percobaan ini, terlihat
persebaran Tingkat Tekanan Bunyi yang tidak merata antara
bagian barat dan timur. Pada gambar terlihat bahwa Tingkat
Tekanan Bunyi (TTB) cenderung lebih tinggi pada daerah bagian
timur. Hal ini dikarenakan sumber bunyi menghadap ke arah
timur sehingga persebaran TTB-nya pun lebih tinggi dibanding
daerah yang dibelakangi oleh sumber bunyi.

2. Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) Fungsi Jarak


Praktikum Akustik P-1 bagian kedua adalah mengenai Tingkat
Tekanan Bunyi (TTB) Fungsi Jarak. Praktikum ini bertujuan
untuk membuktikan teori bahwa setiap penambahan jarak 2x lipat

17
menjauhi sumber bunyi, Tingkat Tekanan Bunyi akan berkurang
sebesar 6 dB.
Berdasarkan angka-angka pada Tabel 4.3, terdapat beberapa
anomali yang terlihat pada data hasil pengukuran. Dari hasil
pengukuran yang diperoleh, hanya satu data yang menunjukkan
selisih 6 dB yaitu selisih antara jarak 150 cm dan 300 cm dengan
frekuensi bunyi 250 Hz. Sementara, data-data lain yang diperoleh
beberapa hanya mendekati 6 dB sementara lainnya jauh dari
angka 6 dB. Data-data yang diambil pada frekuensi bunyi 4000
Hz tidak menunjukkan perbedaan TTB 6 dB saat jarak
pengukuran ditambah sebesar dua kali lipat. Hal ini dikarenakan
frekuensi 4000 Hz sudah tidak termasuk dalam rentang frekuensi
yang dapat memenuhi teori tersebut. Sementara data-data lain
tidak diperoleh tepat 6 dB dikarenakan beberapa faktor, yaitu
faktor bising dari luar yaitu kendaraan yang lalu lalang dan bunyi
lain pada saat praktikum berlangsung dan ketidaktelitian
praktikan dalam membaca SLM.

18
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

19
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini
antara lain:
a. Pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) dilakukan
menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) dengan
cara menempatkan SLM pada titik dengan jarak
tertentu di mana Tingkat Tekanan Bunyi ingin
diketahui.
b. Pembuatan noise mappingdilakukan dengan
memasukkan data pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi
berupa tabel dan mengolahnya menjadi peta
persebaran Tingkat Tekanan Bunyi menggunakan
software Surfer 9.
c. Tebukti bahwa setiap penambahan jarak dua kali lipat
menjauhi sumber bunyi, Tingkat Tekanan Bunyi
(TTB) berkurang sebesar 6 dB.

5.2. SARAN
Saran-saran yang dapat digunakan untuk melakukan
percobaan ini ke depannya adalah:
a. Pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi sebaiknya
dilakukan pada ketinggian yang tetap di setiap titik
pengukuran agar diperoleh hasil yang akurat.
b. Praktikum sebaiknya dilakukan di tempat yang
memiliki background noise seminimal mungkin agar
hasil yang diperoleh lebih akurat.

20
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

21
DAFTAR PUSTAKA

Asisten Laboratorium Vibrasi dan Akustik, Modul Praktikum


Akustik, NOISE MAPPING DAN TINGKAT TEKANAN
BUNYI. 2015

Ramli, Muhammad Isran, dkk, Jurnal Analisis Tingkat


Kebisingan Pada Kawasan Perbelanjaan (Mall ) Di Kota
Makassar Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. 2010.

22
“ halaman ini sengaja dikosongkan “

23
LAMPIRAN

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN


PERBELANJAAN (MALL) DI KOTA MAKASSAR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
Muhammad Isran Ramli, Muralia Hustim, Ulfah Ariani

1. PENDAHULUAN
Di Indonesia, pusat perbelanjaan seperti Mall menjadi
salah satu sumber kebisingan. Di kota Makassar,
perkembangan Mall yang pesat menyebabkan meningkatnya
jumlah pengunjung dan secara otomatis meningkatkan
jumlah kendaraan yang datang ke Mall itu sendiri. Penelitian
ini dilakukan untuk menganalisis kondisi tingkat kebisingan
terhadap nilai baku kebisingan, memetakan persebaran
kebisingan, dan mengetahui persepsi pengunjung terhadap
kebisingan di area Mall Panakkukang Makassar.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan. Instrumen yang paling umum digunakan untuk
mengukur kebisingan yaitu SLM (Sound Level Meter).
Pengukuran dengan system angka penunjuk yang paling
banyak digunakan adalah angka penunjuk ekuivalen
(equivalent index (Leq)). Angka penunjuk ekuivalen adalah
tingkat kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif) yang
diukur selama waktu tertentu, yang besarnya setara dengan
tingkat kebisingan tetap yang diukur pada selang waktu yang
sama.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) di 45 titik yang tersebar di
24
seluruh area Mall Panakkukang dan menyebarkan kuisioner
kepada para pengunjung Mall. Sound Level Meter dipasang
menggunakan tripod setinggi 120 cm dan diletakkan selama
10 menit di titik-titik yang ditentukan untuk merekam TTB
di titik tersebut. Data kemudian dimasukkan ke dalam
komputer untuk diolah lebih lanjut.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tingkat Kebisingan di Area Mall Panakkukang
Data yang diperoleh pada tiap titik pengukuran dibuat
grafik untuk mengetahui fluktuasi Tingkat Tekanan Bunyi
selama 10 menit di tempat tersebut. Dari nilai-nilai tersebut
kemudian diperoleh nilai L10(nilai yang mewakili kebisingan
minoritas di lapangan), L90(mewakili kebisingan mayoritas di
suatu area), dan L50(mewakili nilai tengah kebisingan di
suatu area) di tiap-tiap titik. Nilai rata-rata L10 di semua titik
adalah 76,3 dB, L90 sebesar 67,2 dB dan L50 sebesar 71,1 dB.
Berdasarkan nilai L10, L50, dan L90 maka dapat ditentukan
nilai Leq pada semua titik pengamatan.
4.2. Pemetaan Sebaran Tingkat Kebisingan di Area Mall
Panakkukang
Hasil pemetaan sebaran tingkat kebisingan di area Mall
Panakkukang dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

25
Gambar di atas menggambarkan tentang kondisi tingkat
kebisingan di area Mall Panakkukang yang memiliki
perbedaan kerapatan kontur. Semakin rapat garis kontur
maka daerah tersebut memiliki tingkat kebisingan yang
semakin tinggi dan sebaliknya.
5. KESIMPULAN
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan:
a. Nilai kebisingan (Leq) yang didapatkan beberapa titik
yang melebihi baku mutu kebisingan (63 – 81 dB).
b. Berdasarkan grafik noise mapping yang telah dibuat,
area yang memiliki tingkat kebisingan relatif tinggi
yaitu titik-titik pengukuran yang berada di pinggir jalan.

26

Anda mungkin juga menyukai