Anda di halaman 1dari 7

10.

Diagnosis , pemeriksaan , dan pencegahan Kanker

Kanker adalah sel tubuh yang mengalami mutasi (perubahan) dan tumbuh tidak
terkendali serta membelah lebih cepat dibandingkan dengan sel normal. Sel kanker tidak mati
setelah usianya cukup, melainkan tumbuh terus dan bersifat invasif sehingga sel normal
tubuh dapat terdesak atau malah mati.

Diagnosis

1. Deteksi Dini

Pendiagnosaan kanker dimulai ketika seserorang mulai mengalami gejala-gejala yang tidak
wajar yang merupakan perringatan tahap awal. Gejala kanker secara umum :

• Nyeri.
• Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar.
• Perubahan kebiasaan buang air besar
• Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia)
• Benjolan pada payudara
• Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus.
• Tuli, atau adanya suara – suara dalam telinga yang menetap.
• Luka yang tidak sembuh – sembuh
• Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok
• Setelah terdeteksi adanya kanker dalam tubuh seseorang, maka dokter akan
melakukan biopsy (pengambilan sampel tubuh) untuk mengetahui seberapa ganasnya
tumor tersebut. Ada beberapa metode untuk menentukan tahap-tahap kanker. Sistem
yang banyak digunakan adalah sistem TNM, singkatan dari tumor (T), node (N), dan
metastasis (M).

TNM didasarkan pada tiga faktor :

a. Berapa besar tumor utama dan dimana letaknya? (T). Menggunakan angka (0-2) untuk
ukuran dan huruf (a-b) untuk lokasinya.
T1: Ukuran tumor adalah 5 cm (cm) atau lebih kecil.
T1a: Tumor ini dangkal.
T1b: Tumor ini dalam.
T2: Ukuran tumor lebih besar dari 5 cm.
T2a: Tumor ini dangkal.
T2b: Tumor ini dalam.

b. Apakah sel menyebar ke kelenjar getah bening ? (N). Setiap jenis tumor mengalir ke
kelenjar getah bening di dekatnya disebut kelenjar getah bening regional

• N0: Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening regional.


N1: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening regional.

c. Apakah sel menyebar ke bagian tubuh yang lain/ metastasis? (M)


M0: Kanker tidak metastasis.
M1: Terdapat metastasis ke bagian lain dari tubuh.
Histologis grade (G). Histologis grade menggambarkan betapa berbedanya sel-sel kanker dari
sel-sel jaringan normal ketika diperiksa di bawah mikroskop, apakah termasuk grade (G)
rendah atau G tinggi.

Kanker tahap pengelompokan


Dokter menetapkan tahap kanker dengan menggabungkan klasifikasi T, N, dan M.
Tahap I: meliputi tumor grade rendah, T1a, T1b, T2a, T2b, dan N0, M0.
Tahap II: tumor grade tinggi, T1a atau T2a, N0, M0.
Tahap III: tumor grade tinggi ,T2b, N0, M0.
Tahap IV: tumor grade rendah atau tinggi, N1,M1,T1- T2.

Pemeriksaan:

1. pada kanker payudara

 Memeriksa fisik payudara sendiri untuk mendeteksi apakah ada perubahan pada
payudara seperti adanya benjolan, perubahan pada puting atau pada kulit payudara.
Wanita dewasa dari segala usia disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) minimal sebulan sekali. SADARI dapat membantu Anda
mengetahui bagaimana rupa dan penampilan payudara sendiri, sehingga Anda bisa
segera tahu jika ada perubahan.
 Mamogram, pemeriksaan Rontgen yang digunakan untuk memperlihatkan
penampakan jaringan pada payudara. Jika hasil pemeriksaan mamogram
menunjukkan kelainan, pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan untuk
memastikan kanker payudara seperti MRI, USG, atau biopsi.

2. pada kanker serviks

 Pap Smear, digunakan untuk mencari perubahan sel yang bisa berubah
menjadi kanker serviks jika tidak ditangani dengan tepat.
 Tes HPV, tes untuk mendeteksi human papillomavirus yang dapat menyebabkan
perubahan sel, terkadang bahkan sebelum sel yang abnormal terlihat atau terbentuk.
 Pada daerah dengan fasilitas yang kurang memadai, pemeriksaan IVA (Inspeksi
Visual Asam Asetat) dapat menjadi pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskesmas dan harganya relatif murah.
 Tes skrining kanker serviks memang sangat efektif, namun tidak sepenuhnya akurat.
Terkadang, pasien diberi tahu ada sel abnormal padahal normal, atau sebaliknya.

3. pada kanker usus

 Pemeriksaan tinja. Bisa dengan gFOBT (guaiac-Based Fecal Occult Blood Test,
menggunakan bahan kimia guaiac untuk mendeteksi darah di tinja), FIT (Fecal
Immunochemical Test, menggunakan antibodi untuk mendeteksi darah di tinja), atau
tes FIT-DNA (gabungan FIT dan satu tes yang bisa mendeteksi perubahan DNA
dalam tinja). Namun terkadang, bukan kanker yang terdeteksi, melainkan maag atau
wasir.
 Tes sigmoidoskopi, di mana tabung pendek, tipis, fleksibel, dan ringan dimasukkan ke
dalam rektum hingga sepertiga terakhir dari usus besar. Tapi, prosedur ini
kemungkinan tidak dapat mendeteksi kanker yang posisinya lebih tinggi.
 Kolonoskopi, di mana tabung yang lebih panjang, tipis, fleksibel, dan ringan
dimasukkan melalui anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan
seluruh usus. Pasien harus melakukan diet khusus sehari atau dua hari sebelum tes ini
dilakukan.
4. pada kanker prostat

 Pemeriksaan rektal atau digital rectal exam (DRE), dokter atau perawat
memperkirakan ukuran prostat dan merasakan apakah ada benjolan atau kelainan
lainnya dengan jari. Kenyataannya, pemeriksaan ini sering kali tidak bisa mendeteksi
kanker, setidaknya pada tahap awal.
 Tes terhadap Prostate Specific Antigen (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi
oleh jaringan kanker prostat. Tapi hasil PSA yang tinggi tidak selalu disebabkan oleh
kanker prostat dan tidak setiap kasus kanker prostat menunjukkan hasil PSA yang
tinggi.
 Pada umumnya, keputusan untuk memeriksa keberadaan kanker prostat dan frekuensi
pemeriksaannya berada di tangan pasien sepenuhnya. Belum ada bentuk rekomendasi
yang bersifat universal mengenai pemeriksaan ini. Keputusan untuk memeriksa akan
didasarkan kepada riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.

5. pada kanker paru-paru

 CT scan dosis rendah, menggunakan radiasi dosis rendah untuk membuat serangkaian
area gambar di dalam tubuh yang sangat rinci. CT scan dosis rendah yang dilakukan
pada orang yang sehat juga berisiko menyebabkan kanker.
 Rontgen dada, menggunakan sinar- X untuk melihat organ dan tulang di dada.
 Sitologi sputum, sebuah prosedur di mana sampel dahak diperiksa di bawah
mikroskop untuk memeriksa sel kanker.
 Tes skrining kanker paru-paru dapat menunjukkan bahwa seseorang menderita kanker
paru-paru, padahal sebenarnya Pasien yang mengalami tes skrining kanker paru-paru
bisa membuat mereka dirawat di rumah sakit, padahal mungkin perawatan tidak
dibutuhkan.

6. pada kanker hati

 Pemeriksaan gambar menggunakan USG, CT scan, MRI, angiografi (sinar-X yang


memeriksa pembuluh darah), atau pemindaian tulang jika terdapat keluhan nyeri
tulang atau dokter mencurigai kanker telah menyebar ke tulang.
 Laparaskopi atau biopsi akan dilakukan jika dokter berpikir Anda menderita kanker
hati, tapi hasil pemeriksaan pencitraan tidak meyakinkan.
 Pemeriksaan lab seperti pemeriksaan darah untuk mendeteksi tingkat alfaprotein
(AFP); pemeriksaan fungsi hati; penggumpalan darah hepatitis; fungsi ginjal;
pemeriksaan darah lengkap; dan tes lainnya.

7. pada kanker darah

 Pemeriksaan darah lengkap.


 Aspirasi sumsum tulang dan biopsi, mencari sel kanker dengan mengambil jaringan
dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya.
 Rontgen dada atau CAT scan dada, bisa menunjukkan pembengkakan kelenjar getah
bening atau tanda-tanda leukemia atau infeksi lain di dada.
 Spinal tap, dokter mengambil beberapa cairan serebrospinal (cairan yang mengisi
ruang di dalam dan sekitar otak dan saraf tulang belakang) untuk dianalisa di
laboratorium.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendeteksi kanker tersebut tidak sepenuhnya
akurat. Untuk mendiagnosis pasti apakah terdapat sel kanker atau tidak, perlu dilakukan
biopsi. Dengan mengambil sampel jaringan yang diduga terkena kanker dan diperiksa di
bawah mikroskop, dokter akan melihat apakah sel-sel pada organ tersebut masih normal atau
sudah berubah menjadi sel kanker. Tetapi untuk menentukan apakah perlu dilakukan biopsi
atau tidak dalam program pemeriksaan skrining masih perlu untuk berkonsultasi dengan
dokter.

Pencegahan

Cara-cara mencegah kanker secara alami:

1. Menghindari rokok

Merokok dapat mengakibatkan kanker. penggunaan tembakau yang ada dalam rokok
merupakan penyumbang satu pertiga bagian masyarakat yang meninggal karena kanker.
merokok memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan telah diketahui secara luas bahwa
bukan hanya kanker yang berpotensi hinggap di tubuh para perokok, tetapi masih banyak
penyakit lainnya.
Rokok termasuk penyebab kanker yaitu pada sejumlah kanker seperti kanker paru-
paru, kanker tenggorokan, kanker mulut, pankreas, ginjal, kandung kemih, kanker serviks,
prostat, kanker usus besar, kanker lidah, dan rectum. Jadi, kepada para perokok, sadarilah
akan dampak ini.

2. Mengkonsumsi buah dan sayur

Sayuran dan buah memang terbukti akan memberikan kesehatan kepada tubuh,
sebuah penelitian menyatakan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan dengan kadar serat
tinggi seperti sayuran hijau, buah-buahan, atau dengan daging yang rendah lemak, maka
mereka akan memiliki risiko jauh lebih sedikit terserang berbagai kanker.

3. Menjaga berat badan agar tetap ideal

Biasanya kelebihan berat badan itu akan menimbulkan berbagai resiko seperti
kolesterol tinggi, dengan adanya kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit, termasuk penyakit kanker. Adapun kanker yang biasa terjadi pada
orang yang obesitas seperti kanker ginjal, esofagus, endometrium, kanker usus, rektum,
kanker serviks, kanker payudara dan organ lainnya. semakin gemuk seseorang maka akan
semakin tinggi risiko terserang kanker tetapi tidak semua orang gemuk akan terserang
kanker.

4. Berolahraga secara teratur

berolah raga bisa menurunkan kolesterol tinggi sehingga berolahraga secara teratur
bisa mencegah kanker. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa berolahraga selama 30 menit
perhari adalah hal yang sangat penting, cara itu terbukti dapat menurunkan risiko kanker usus
besar dan bahkan mungkin kanker payudara.

5. Membatasi asupan alkohol

alkohol dapat menyebabkan kanker hati, kanker payudara, kanker otak, kanker usus
besar, rektum, faring, laring, mulut, tenggorokan dan kerongkongan. Jika konsumsi alkhol ini
dicampur dengan tembakau, maka akan semakin masuk ke dalam risiko besar kanker.
6. Menghindari paparan sinar matahari

Terkena sinar matahari secara terus menerus sangat berbahaya bagi tubuh, terutama
pada bagian kulit. Penelitian mengungkapkan bahwa efek paparan sinar matahari yang
berlebihan merupakan penyebab nomor satu kanker kulit.

Batasi waktu dibawah sinar matahari secara terus menerus, bila memang
mengharuskan berada dibawah sinar matahari karena urusan pekerjaan misalnya, maka
sebaiknya menggunakan pelindung kulit. Usahakan terus memakai pelindung bila harus
berhadapan dengan sinar matahari secara langsung.

7. Menghindari karsinogen

Karsinogen adalah zat yang menyebabkan penyakit kanker, hindari zat ini dengan
cara membersihkan lingkungan sekitar dari bahan kimia beracun dan berbagai penyebab
kanker. Pastikan udara dan air yang diminum adalah sesuatu yang higienis, makan makanan
bebas dari nitrat, racun dan pestisida serta bebas dari paparan radiasi.

Anda mungkin juga menyukai