Anda di halaman 1dari 17

Lampiran 1

PEDOMAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

5.1 Latar Belakang

Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan

keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek

psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi

modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas

Kelompok StimulasiPersepsi. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi

yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu

sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pengertian

TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk

membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi

persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta

mengurangi perilaku maladaftif.

Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005)

TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai

stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk


didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa

kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.

5.2 Tujuan terapi kelompok

Mempunyai tujan therapeutic dan rehabilitasi

1. Tujuan umum

a. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing)

b. Membantu sosialisasi

c. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran

tentang hubungan anatara reaksi emosional diri sendiri dengan

perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi

d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis

seperti kognitif dan afektif.

2. Tujuan khusus

a. Melatih pemahaman identitas diri

b. Penyaluran emosi

c. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan

sehari-hari

d. Bersifat rehabilitatif : klien-klien rehabilitatif adalah mereka yang

telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan

kemampuan untuk persiapan mandiri dan social di tengah

masyarakat. Dari segi rehabilitasi terapi kelompok bertujuan


meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan social,

kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan

pengetahuan tentang masalah-masalah kehidupan dan

pemecahannya.

5.3 Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal :

Jam :

Tempat :

5.4 Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/ simulasi

5.5 Media dan Alat

1. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.

2. Whiteboard

3. Spidol

4. Formulir/jadwal kegiatan
5.6 Setting Tempat

P P F P P

L
O
CL

P P F P P

OP

Keterangan Gambar:

L : Leader

CL : Co-Leader

F : Fasilitator

O : Observer

P : Pasien

OP : Operator
5.7 Pembagian Tugas

1. Pemimpin kelompok (leader)

a. Tugas pemimpin kelompok adalah sebagai berikut.

b. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal).

c. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.

d. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,

mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik.

e. Sebagai “role model”.

f. Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan

memberikan umpan balik.

2. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)

Tugasnya adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir

anggota kelompok.

3. Fasilitator Tugasnya adalah sebagai berikut.

a. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan

memotivasi anggota.

b. Memfokuskan kegiatan.

c. Membantu mengoordinasi anggota kelompok.


4. Observer

Tugas observer antara lain sebagai berikut.

a. Mengobservasi semua respons pasien.

b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku

pasien.

c. Memberikan umpan balik pada kelompok.

5.8 Pasien

1. Karakteristik/kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria

5.9 Susunan Pelaksanaan

1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :

a. Leader :

b. Co. Leader :

c. Fasilitator :

d. Observasi :

e. Operator :
5.10 Proses Keperawatan

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

MENGONTROL HALUSINASI

SESI 1 : Mengenal Halusinasi

6.1 Tujuan

1. Klien dapat mengenal halusinasi

2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi

4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

6.2 Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

6.3 Alat

1. Spidol

2. Papan tulis/whiteboard/flipchart

6.4 Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab


2. Bermain peran/simulasi

6.5 Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang mengalami

perubahan sensori persepsi: halusinasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien. Perkenalkan nama dan

panggilan terapis (pakai papan nama). Menanyakan nama dan

panggilan semua klien (beri papan nama).

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,

yaitu mengenal suara-suara/bayangan yang didengar/dilihat. Jika

klien sudah terbiasa menggunakan istilah halusinasi, gunakan

kata”halusianasi”. Terapis menjelaskan aturan main berikut, jika ada

klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada

terapis. Lama kegiatan 45 menit. Setiap klien mengikuti kegiatan

dari awal sampai selesai.


3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal

suara-suara yang didengar atau bayangan yang dilihat (halusinasi)

tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan

klien pada saat terjadi.

b. Terapis meminta klien menceritakkan isi halusinasi, kapan

terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien yang

ada di sebelah kanan terapis secara berurutan berlawanan jarum jam

sampai semua klien mendapata giliran. Hasilnya tulis di whiteboard.

c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari

suara yang biasa didengar.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

Terapis memberikan pujian atau keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,

dan perasaanya jika terjadi halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang


Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol

halusinasi. Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasikan adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 1,

kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu

terjadinya halusinasi, situasi terjadi halusinasi, dan perasaan saat

terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Tabel 6.1 Sesi 1 Kemampuan Mengenal Halusinasi

Menyebutkan Meyebutkan Meyebutkan


Nama Menyebutkan
No. waktu terjadinya situasi terjadi perasaan saat
klien isi halusinasi
halusinasi halusinasi halusinasi
halusinasi

dst

Petunjuk :

1) Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal

halusinasi: isi, waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda (√)

jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

6. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawanan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti TAK

stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi

halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika

sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram). Anjurkan mengidentifikasi

halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

MENGONTROL HALUSINASI

SESI II : Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

7.1 Tujuan

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi

halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi

3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

7.2 Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang.

7.3 Alat

1. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart

2. Jaadwal kegiatan klien

7.4 Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab

2. Bermain peran/simulasi
7.5 Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

Terapis menanyakan perasaan klien saat ini. Terapis

menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi,

dan perasaan

c. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan satu cara

mengontrol halusinasi: menghardik. Terapis menjelaskan aturan

main berikut, jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,

harus minta izin kepada terapis. Lama kegiatan 45 menit. Setiap

klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat

mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai

semua klien mendapat giliran.

b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.


c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik

halusinasi saat halusinasi muncul.

d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi.

e. Terapis meminta masing-masing klien mempergakan cara

menghardik halusinasi dimulai dari klien di sebelah kanan terapis

berurutan berlawanan arah jarum jam sampai semua peserta

mendapatkan giliran.

f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk

tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik

halusinasi.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. Terapis

memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah

dipelajari jika halusinasi muncul. Memasukkan kegiatan menghardik

dalam jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan dating

Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang

berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan


melakukan kegiatan. Terapis membuat kesepakatan waktu dan

tempat TAK beikutnya.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasikan adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2,

kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan

menghardik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Tabel 2.2 Sesi 2 Menghardik Halusinasi

Nama klien
Aspek yang dinilai
No

Menyebutkan cara yang selama ini


1.
digunakan mengatasi halusinasi

Menyebutkan efektivitas cara yang


2.
digunakan

Menyebutkan cara mengatasi


3.
halusinasi dengan menghardik

Memperagakan menghardik
4.
haliusinasi
Petunjuk:

1) Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal

halusinasi: cara yang biasa digunakan untuk mengatasi

halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi

dan memperagakannya. Beri tanda (√) jika klien mampu

dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

6. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti TAK

stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara

menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi

muncul, khususnya pada malam hari (buat jadwal).

Anda mungkin juga menyukai