Anda di halaman 1dari 16

RESUSITASI JANTUNG PARU

RS TK.IV No Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV PP/005/XII /2014 00 1 dari 4
dr. Bratanata
Ditetapkan oleh :
SPO Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata Jambi
(STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL) 10 Desember 2014
dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS
Mayor Ckm NRP 11000010390473
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan
PENGERTIAN
fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien
TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru
1. Semua orang yang datang ke Triage Instalasi Gawat Darurat dengan
Katagori 1
2. Triase katagori 1 dengan kasus bedah akan ditangani di Ruang
Resusitasi Triase Bedah.
3. Triase katagori 1 dengan kasus medik akan ditangani di Ruang
Resusitasi Triage Medik.
4. Triae katagori 1 dengan kasus kebidanan selain kegawatan janin
akan ditangani di Ruang Resusitasi Triage Kebidanan.
5. Pasien di Resusitasi oleh tim Resusitasi dengan formasi sebagai

KEBIJAKAN berikut :
a. Tim Leader diperankan oleh dokter DPJP sesuai kasus pasien
b. Airway dokter diperankan oleh dokter anestesi ( minimal
chief )
c. Circulation dokter diperankan oleh dokter anestesi ( minimal
residen label kuning )
d. Airway nurse diperankan oleh perawat Triage
e. Circulation nurse diperankan oleh perawat Triage
f. Scribe nurse diperankan oleh perawat Triage.
6. setiap tindakan yang dilakukan di dokumentasikan dalam RM

Persiapan
PROSEDUR  Alat
 lat pelindung diri (masker, handscoen)
 Trolly emergency yang berisi :
RESUSITASI JANTUNG PARU

Rumah Sakit TK. IV No Dokumen No. Revisi Halaman


dr. Bratanata PP/005/ XII /2014 00 2 dari 4
1. Magil force
2. Pipa trakhea berbagai ukuran
3. Trakhea tube berbagai ukuran
4. Gudel berbagai ukuran
5. CVP set
6. Infus set/blood set
7. Papan resusitasi
8. Gunting verband
9. Bag resuscitator lengkap
10. Semprit 10 cc – jarum no. 1
11. Laryngoscope
 Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
 Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
 EKG record
 EKG monitor bila memungkinkan
 DC shock lengkap
 Pasien
o Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
o Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas
keras
o Baju bagian atas pasien dibuka
Pelaksanaan
 Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
 Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
o Memanggil nama
o Menanyakan keadaannya
o Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
 Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, aktifkan SPGDT
 Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan
nafas dari sumbatan
RESUSITASI JANTUNG PARU

Rumah Sakit TK. IV No Dokumen No. Revisi Halaman


dr. Bratanata PP/005/ XII /2014 00 3 dari 4
 Menilai pernafasan dengan cara :

o Melihat pergerakan dada/perut


o Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
o Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau
punggung tangan
 Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buata dengan
resuscitator sebanyak 2 kali secara perlahan
 Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis,
jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik
sekali
 Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan
dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 : 2 untuk
dewasa baik 1 atau 2 penolong dan 3 : 1 untuk neonates
 Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek
pernafasan
 Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai
dengan kompresi jantung luar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP BC
kombinasi
 Lakukan RJP BC sampai :
o Timbul nafas spontan Diambil alih alat/petugas lain
o Dinyatakan meninggal
o Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada
respon
 Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
 Dewasa
o Penekanan menggunakan dua pangkal telapak tangan
dengan kejutan bahu
o Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari di atas proses
xyphoideus
o Kedalaman tekanan 3-5 cm
RESUSITASI JANTUNG PARU

No Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV PP/005 /XII /2014 00 4 dari 4
dr. Bratanata
o Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit
 Anak
o Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
o Kedalaman tekanan 2 – 3 cm
o Frekuensi penekanan 80 – 100 kali per menit
 Neonatus
o Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan atas
bayi sambil meraba arteri brakhialis sebelah kiri
o Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada
bayi pada posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah
o Kedalaman tekanan 1-2 cm
o Perbandingan kompresi jantung dengan begging adalah 3
:1

Komite Medik ( Bagian Kedokteran, Bagian Keperawatan ) SMF/Sub


SMF, Instalasi gawat Darurat , Instalasi kamar Operasi, Instalasi
UNIT TERKAIT
Anestesi dan Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi, Instalasi
Rawat Inap, Rawat Jalan, ICU.
INFORMED CONSENT

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


Rumah Sakit TK. IV PP/020/XII/2014 00 1 dari 2
dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata Jambi
SPO Tanggal Terbit
(STANDAR
PROSEDUR 10 Desember 2014
OPERASIONAL)
dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS
Mayor Ckm NRP 11000010390473
Suatu persetujuan dari pasien/keluarga mengenai tindakan medis/
PENGERTIAN
perawatan selama dirawat di RS
TUJUAN Sebagai pedoman persetujuan dari pasien atau keluarga terhadap
tindakan yang dilakukan
KEBIJAKAN Dilakukan kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan
pemasangan alat bantu hidup
A. Setelah pasien diindikasikan tindakan pemasangan alat bantu hidup
oleh dokter, pasien atau keluarga dijelaskan mengenai:
1. Pengertian tindakan pemasanagan alat bantu hidup
2. Tujuan pemasanagan alat bantu hidup
3. Indikasi pemasanagan alat bantu hidup
4. Komplikasi pemasangan alat bantu hidup
5. Prosedur tindakan pemasangan alat bantu hidup
B. Penjelasan diberikan oleh dokter yang merawat pasien tersebut atau
perawat yang sudah mendapatkan limpahan dari dokter yang merawat
PROSEDUR C. Yang berhak menandatangani persetujuan tindakan adalah:
1. Pasien itu sendiri dengan usia > 18 tahun dan dalam kondisi sadar
penuh
2. Pasangan hidup pasien (istri atau suami)
3. Orang tua / wali
4. Bagi pasien usia < 18 tahun, wali atau orang tua atau keluarga
terdekat (penanggung jawab)
D. Setelah pasien dan keluarga paham tentang tindakan pemasangan
alat bantu hidup yang akan dilakukan, kemudian menandatangani
surat persetujuan yang telah tersedia dengan disertai saksi sesuai
dengan format surat pernyataan
INFORMED CONSENT

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


Rumah Sakit TK. IV PP/020/XII/2014 00 2 dari 2
Dr. Bratanata

- IGD
UNIT TERKAIT
- Rawat Inap
- Rawat Jalan
PENGGUNAAN VENTILATOR

No Dokumen
No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PP/013/ XII/2014
00 1 dari 2
dr.Bratanata

Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata Jambi
( STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
10 Desember 2014
dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS
Mayor Ckm NRP 11000010390473
PENGERTIAN Pemberian ventilasi buatan dengan menggunakan alat bantu nafas
1. Memaksimalkan kemampuan ventilasi pasien
TUJUAN
2. Membantu dalan terapi oksigen
1. Pemasangan ventilator harus berdasarkan indikasi klinis, laboratorium,
prognosis serta sekala prioritas berdasarkan ketersediaan mesin
ventilator.
2. Pemasangan dilakukan di ruang terapi intensif.
KEBIJAKAN
3. Penggantian ETT dilakukan setiap satu minggu sekali
untukmenghindari VAP
4. Meningkatkan kualitas salah satu pelayanan di ruang terapi intensif
berdasarkan keselamatan pasien.
Persiapan alat:
a. Set ventilator
b. Aqua steril
c. Oksigen
d. Pasien
e. Inform consent
f. Pemberian penjelasan
PROSEDUR
g. Pengatran posisi sesuai kebutuhan
Pelaksanan:
a. set ventilator sesuai kebutuhan, sambungkan sirkuit dengan test
lung.
b. sambungkan kabel power ke sumber listrik.
c. tekan tombol power.
d. Catat setiap tindakan dalam rekam medis
PENGGUNAAN VENTILATOR

No Dokumen
No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PP/013/ XII/2014
00 2dari 2
dr.Bratanata

1. Staf medis fungsional


UNIT TERKAIT 2. Unit / instalasi rumah sakit
3. Bagian pengadaan.
PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE DAN RESUSITASI
SAAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV PP/006/XII/2014 00 1 dari 4
dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. BratanatJambi
SPO
( STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL) 05.Januari.2015
dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS
Mayor Ckm NRP 11000010390473
1. Tim “Code Blue” sama dengan tim resusitasi, yang terdiri dari :
a. Ketua tim : dokter penanggung jawab ruangan atau dokter
umum atau dokter yang menggantikan pada saat dokter
penanggung jawab tidak berdinas
PENGERTIAN
b. Perawat jaga 24 jam (Koordinator dan Unit)
c. Perawat 4 orang
2. DPJP Utama adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap
pasien di ruangan tersebut
1. Menyediakan petugas yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan resusitasi pada saat darurat pada pasien dengan
kegawatan sistem organ atau henti jantung-paru pada semua
pasien, staff dan orang lain yang berada di dalam area tugasnya,
TUJUAN
dan berkoordinasi dengan tim pelayanan rumah sakit sesuai
kebutuhan di lapangan.
2. Menyediakan sistem yang selalu siap tanpa batasan waktu yang
langsung merespon jika ada kondisi ”code blue”
1. Resusitasi hanya dilakukan pada semua pasien yang mengalami
kegawatan atau sampai henti jantung atau napas, kecuali pasien
dengan DNR (Do Not Resusciatet) dimana surat persetujuan
ditandatangani oleh pasien / keluarga dan dokter DPJP dan
format ini harus ada di rekam medis pasien
KEBIJAKAN 2. Respon tim “Code Blue” tersedia tanpa batasan waktu dengan
respon dilakukan sesegera mungkin
3. Ketua tim “Code Blue” saat itu haruslah dokter yang bertugas dan
selalu dapat dihubungi, mempunyai keterampilan dan
tersertifikasi GEMT (General Emergency Medic Training)
PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE DAN RESUSITASI
SAAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PP/006/XII/2014 00 2 dari 4
Rumah Sakit TK. IV
dr. Bratanata
4. PJ dinas hari itu berkoordinasi dengan kepala jaga yang bertugas,
KEBIJAKAN untuk mengetahui kondisi pasien yang berisiko, mengenali kesiapan
dan kemampuan petugas ”Code Blue” hari itu, dan mengetahui
kelengkapan alat-peralatan serta obatyang diperlukan untuk
resusitasi.
5. Diperiksa kelengkapannya tiap hari dibawah koordinasi kepala jaga .
PENANGGUNG
PENGAKTIFAN ”CODE BLUE”
JAWAB
Pasien ditemukan pingsan, periksa nadi, Perawat, atau
pernapasan dan detak jantung. Periksa apa ada staff rumah sakit
persetujuan DNR pada rekam medis. Bila tidak yang lain
ada persetujuan DNR maka. Aktifkan ”Code Blue”
dengan .......menyebutkan lokasi terjadinya :code
blue”
Mulakukan bantuan Hidup dasar (BHD) sampai Perawat
tim ”Code Blue” datang
PROSEDUR
Dorong emergency trolley ke ruangan lokasi ”code Perawat
blue” agar mudah digunakan jika diperlukan
RESPON TIM ”CODE BLUE”
Pengkajian segera dilakukan untuk segera Dokter ketua
melakukan tindakan selanjutnya Tim ”Code Blue”
PENATALAKSANAAN
Memerintahkan salah satu anggota tim untuk Ketua, Kepala
memeriksa adanya persetujuan DNR Perawat Jaga
hari itu dan Tim
”Code Blue”
Kaji respon dan kondisi pasien : Anggota Tim
a. Jika pasien tidak berespon, kaji nadi dan ”Code Blue”
kemampuan bernapas
PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE” DAN RESUSITASI
SAAT DARURAT

Rumah Sakit TK. IV No. Dokumen No. Revisi Halaman


dr. Bratanata PP/006/XII/2014 00 3 dari 4
a. Jika tidak ada nadi dan napas spontan dan Anggota Tim
henti jantung dan paru terdeteksi lakukan ”Code Blue”
RJP
b. Defibrilasi harus segera dilakukan jika
monitor pasien menunjukkan ventricular
defibrilasi (VT)
Berikan pernapasan bantuan dengan menggunakan Dokter Ketua Tim
oksigen resusictator (ambu bag) dan lakukan
tindakan pemasangan Endotracheal Tube (ETT)
intubasi untuk memberikan pernapasan yang
adekuat.
Kepala perawat jaga berkoordinasi untuk konsultasi Anggota Tim
ke tim pelayanan lain sesuai instruksi ketua tim ”Code Blue”
”Code Blue”. Misal konsul intubasi ke anastesi jika
Tim gagal melakukan intubasi 3 kali ( kesulitan
intubasi, leher pendek, dll) konsul perawatan ICU
untuk antisipasi pasca resusitasi, dan lain-lain
Lakukan kompresi dada jika diperlukan Anggota tim
”Code Blue ”
Pasang monitoring pasien Anggota tim
”Code Blue ”
PENGAKTIFAN ”CODE BLUE” PENANGGUNG
JAWAB
Lakukan pemasangan infuse untuk memasukkan Anggota tim
obat ”Code Blue ”
Tindakan penyelamatan pasien dilakukan dan salah Ketua tim
satu anggota lain menerangkan pada anggota
keluarga pasien tentang tindakan yang sedang
dilakukan dan tujuan tindakan dilakukan
PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE” DAN RESUSITASI SAAT
DARURAT

Rumah Sakit TK. IV No. Dokumen No. Revisi Halaman


dr. Bratanata PP/006/XII/2014 00 4 dari 4
Semua tindakan dan terapi dicatat dan dilaporkan pada Dokter ruangan,
ketua tim sampai pasien stabil anggota tim
“Code Blue”
Periksa analisa gas darah dan pemeriksaan darah Anggota tim
yang lain jjika diperlukan untuk melakukan pengkajian ”Code Blue ”
lebih lanjut atau kepala
perawat jaga
Hubungi ICU untuk melakukan pemindahan pasien jika Anggota tim
diperlukan ”Code Blue ”
Siapkan kotak emergency yang dapat dibawa berisi Perawat
obat emergency, monitor pasien yang dapat dibawa, ruangan
oksigen dorong untuk memindahkan pasien jika pasien
dianggap sudah cukup stabil untuk dipindahkan ke ICU
Lakukan pemindahan pasien jika gambaran ekg sudah Tim “Code Blue”
berirama teratur dan sirkulasi pasien dan napas
spontan
RESUSITASI YANG TIDAK BERHASIL
Hentikan RJP setelah diputuskan oleh hasil diskusi Ketua tim “Code
antara dokter ruangan dan ketua tim “Code Blue” Blue”
bahwa pasien tidak berespon terhadap semua tindakan
dan pengobatan
DOKUMENTASI
Catat semua tindakan pada catatan terintegrasi secara Ketua tim “Code
jelas dan bertahap secara lengkap dan teliti. Laporan Blue”
akan ditanda tangani oleh ketua tim “Code Blue”

Komite Medik ( Bagian Kedokteran, Bagian Keperawatan ) SMF/Sub


SMF, Instalasi gawat Darurat , Instalasi kamar Operasi, Instalasi
UNIT TERKAIT Anestesi dan Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi,
Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, ICU.
PELAYANAN GAWAT DARURAT

No Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV PP/004/XII/2014 00 1 dari 2
dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata
SPO
Jambi
(STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 10.Desember.2014
OPERASIONAL)

dr.Nirwan Arief, Sp.M, MARS


Mayor Ckm NRP 11000010390473

PENGERTIAN Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari


pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu
segera (imediatlely) untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).

TUJUAN Mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kematian dan kecacatan

1. pelayanan di prioritaskan pada pasien gawat darurat


2. pasien yang dilayani adalah pasien yang termasuk kriteria tru
emergensi
KEBIJAKAN 3. dalam penatalaksanaan yang lebih di utamakan adalah
mengatasi kegawat daruratan dan melakukan observasi sesuai
dengan kondisi pasien
4. Triase tidak disertai tindakan
5. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap
pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin.
T
PELAYANAN GAWAT DARURAT

No Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV PP/004/XII/2014 00 2 dari 2
dr. Bratanata
1. Dokter triase akan melakukan anamesa
2. Dokter akan melakukan pemeriksaan singkat dan cepat untuk
menentukan drajat kegawatan.
3. Pengelompokan pasien berdasarkan tingkat kegawatan.
PROSEDUR 4. Rujukan keruang tindakan,untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
5. selama 2 jam yang selanjutnya pasien harus sudah di tentukan
perkembangannya
6. Pencatatan dan dokumentasi pasien sepenuhnya di bantú oleh
perawat triase
7. Pendaftaran administrasi akan dilakukan oleh tim admisi

UNIT TERKAIT Komite Medik ( Bagian Kedokteran, Bagian Keperawatan )


SMF/Sub SMF, Instalasi gawat Darurat.
ASUHAN PASIEN KOMA
RS TK.IV No Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PP/005/XII /2014 00 1 dari 2
dr. Bratanata
Ditetapkan
SPO Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata Jambi
(STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL) 10 Desember 2014

dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS


Mayor Ckm NRP 11000010390473
Koma adalah keadaan turunnya kesadaran yang paling berat, dimana
PENGERTIAN
klien tidak bereaksi lagi terhadap rangsang nyeri.
Menstabilkan keadaan pasien, menegakkan diagnosis,dan
TUJUAN
menatalaksana pasien bedasarkan penyebab dari penyakit
1. Pasien coma dan pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan
(life suport) di rawat di ruang intensif (NICU,HDU dan ICU)
2. Asasemen ulang harus dilakukan secara individual untuk memenuhi
kebutuhan pasien dalam keadaan koma dan hal-hal yang perlu
difikirkan adalah sebagai berikut:
 Bagaimana tanda-tanda vital dari pasien tersebut.
 Apakah jalan nafas baik
 Apakah ada riwayat trauma, pemakaian obat-obatan, atau
KEBIJAKAN
terpapar oleh toksin
 Adakah orang yang dapat ditanyakan tentang keadaan pasien
sebelumnya
3. Pelayan pasien koma haruslah berfokus untuk menstabilkan kondisi
pasien.
4. Penegakkan diagnosis dan penatalaksaaan pasien koma
berdasarkan penyebab dari penyakit tersebut

Penatalaksanaan Perawatan
a. Perawatan Dasar
1) Memenuhi kebutuhan zat asam, zat makanan, dan cairan
PROSEDUR 2) Memelihara kebersihan tubuh
3) Mempertahankan miksi dan defekasi dapat berlangsung secara
teratur
ASUHAN PASIEN KOMA
RS TK.IV No Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PP/005/XII /2014 00 2 dari 2
dr. Bratanata
4) Mencegah terjadinya infeksi skunder
5) Mencegah terjadinya decubitus
b. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien dengan
koma:
1) Zat asam : jaga pernafasan tetap leluasa
2) Jika ada sekret di faring, lakukan suction
3) Jika pernafasan masih belum bebas, pasan endotracheal tube
4) Cairan, glukosa, dan elektrolit
5) Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan elektrolit diberikan sonde/NGT.
6) Kandung kencing
7) Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi. Perhatikan sterilitas
dalam pemasangan kateter, jangan sampai terjadi cistitis.
8) Rectum : BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu dilakukan gliserin
secara rectal
9) Perawatan mata : beri/ tetesi boorwater 3% setiap pagi
10) Perawatan kulit : beri bedak setelah mandi agar tidak timbul
maserasi.

1. Staf medis funsional


2. Unit instalasi rumah sakit
UNIT TERKAIT
3. Bagian pengadaan

Anda mungkin juga menyukai