Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga untuk
dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry, 2005). Sekilas keluarga memiliki
hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang
unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit,
perubahan struktur keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-
batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada
tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang
lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu
cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan
berinteraksi dengan sistem yang lain (Harmoko, 2012).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut :
1. Apa defenisi keluarga ?
2. Apa saja tipe dan fungsi keluarga ?
3. Bagaimana dimensi struktur keluarga : pola dan proses komunikasi,peran, kekuatan
dan nilai/value ?
4. Bagaimana tugas perkembangan keluarga ?
5. Apa peran perawat keluarga ?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang konsep keluarga
b. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
1. Defenisi keluarga
2. Tipe dan fungsi keluarga
3. Dimensi struktur keluarga : pola dan proses komunikasi,peran, kekuatan dan
nilai/value
4. Tugas perkembangan keluarga
5. Peran perawat keluarga

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep keluarga
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui konsep keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep keluarga

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama
lain. (Harmoko, 2012)
Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota. (Harmoko, 2012)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. ( Effendy, 1998)
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi ;
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain ;
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
(Harmoko, 2012)

3
2.2 TIPE DAN FUNGSI KELUARGA
1. TIPE KELUARGA
Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka
perawat perlu memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012)
a. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perawinan,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah dengan anak-anaknya ,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
d. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/ keduanya-
duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/
perkawinan/ meniti karier.
e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja di rumah.
f. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
l. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

4
m. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua
adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di kehendaki,
anaknya di adopsi.
o. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan tipe keluarga
non tradisional.
TIPE KELUARGA TRADISIONAL
a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan anak
(kandung/angkat).
b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah misal kakak, nenek, paman, bibi.
c. Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua denga anak (
kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh kematian/perceraian.
d. Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.

TIPE KELUARGA NON TRADISIONAL


a. The unmarriedteenege mather : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau
membesarkan anaak bersama.
d. The non marital heterosexual cohibitang family : Keluarga yang hidup bersama dan
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian family : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami-istri (marital partners).

5
f. Cohibitng couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
g. Group-marrige family6: Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual
dan membesarkan anaknya.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang 6mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.6
(Harmoko, 2012)

2. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. (Harmoko, 2012)
b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian
anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. (Harmoko, 2012)
c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan
nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012). Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang
mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).

6
d. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dimana yang akan datang (Harmoko, 2012) . Fungsi ekonomi merupakan fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang,
pangan dan papan (Setiawati, 2008).
e. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembanganya (Harmoko, 2012).

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) :

a. Fungsi Afektif: Fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Keluarga yang7berhasil melaksanakan fungsi
afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif

Menurut ( Murwani, 2007 ) komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah :
1. Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain.
Maka, kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada
akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang
lain diluar keluarga/masyarakat.

2. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui


keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang
positif, maka fungsi afektif akan tercapai.

7
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anakanak dapat meniru
tingkah laku yang positif dari kedua orang 8tuanya

Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan


keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena
fungsi afektif didalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

2.3 DIMENSI STRUKTUR KELUARGA


1. Macam-macam Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri atas sanaka saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagian pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami istri (Harmoko, 2012)..

2. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi , yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Adanya perbedaan dan kekhususan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing (Harmoko, 2012).

8
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi,
b. Struktur Peran,
c. Struktur Kekuatan
d. Struktur Nilai dan Norma

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut.

Pola dan Proses Peran


Komunikasi

Nilai dan Norma Kekuatan

a. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya
isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim
bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi
tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif ( bersifat
negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri/suami.

9
c. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru
(referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive
power), dan efektif power.
d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
- Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempesatukan anggota keluarga.
- Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga
- Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah (Harmoko, 2012).

2.4 TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA


siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut,
keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam (Friedman, 1998)
a. Tahap I : keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru
yang intim.

b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak dimulai dengan kelahiran anak pertama
hingga bayi berusia 30 bulan .

c. Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah dimulai ketika anak pertama berusia
dua setengah tahun, dan berakhir ketika anakberusia lima tahun.

10
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama telah berusia
enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja.

e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja dimulai ketika anak pertama melewati umur 13
tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika
anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda, ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anakanak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.11

g. Tahap VII : orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah stu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga alah satu pasangan meninggal dan
berakhir dengan pasangan lainnya meninggal dan tugas tumbuh kembang lansia pada
tahap ini adalah:

1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

3. Mempertahankan hubungan perkawinan

4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi11

11
2.5 PERAN PERAWAT KELUARGA
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga , terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan .
2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung jawab
memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang
berkesinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehatan(Pukesmas dan Rumah Sakit)
3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan
kepada keluarga melalui kontrak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan .
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat mealkukan supervisi ataupun
pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumahsecara teratur, baik terhadap
keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak .
5. Sebagai pembela (advokat ), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk
melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
6. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-
masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga (Sudiharto, 2007) .

Menurut Harmoko (2012) , kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan


akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga
terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga. Misalnya sering ditemukan
keluarga yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi penyakit (anak
jadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan .

12
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan. Karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan
sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi
perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu
mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahanya.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi
dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil
keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan
tempat tinggalnya.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa
mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota
keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah harus
dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga
atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan

13
untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat
bebas dari segala macam penyakit
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling tekait dan perlu dilakukan oleh keluarga,
perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut
dengan baik dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk
memenuhi tugas kesehatan keluarga (Harmoko, 2012).

Menurut Harmoko (2012) perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah


mempunyai tangguang jawab sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan secara langsunng
Pelayanan keperawatan meliputi : pengkajian fisik atau psikososial, menunjukkan
pemberian tindakan secara terampil, dan memberikan intervensi. Adanya kerja sama dari
klien, keluarga dan perawat sebagai pemberi perawatan utama di keluarga pada tahap
perencanaan sangat penting. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesinambungan
perawatan selama perawat tidak berada di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan
dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah merupakan tanggung
jawab dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang
utama dalam perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk
melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang di alaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang menjadi manaje
kasus adalah kemmampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan,
mengidentifikasi cara memenuhi kebutuhan, dan mengimplementasikan rencana yang
telah disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu
tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advokasi

14
peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait
dengan layanan yang diberikan.

15
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Keluarga : terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi ; Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain ; Anggota keluarga berinteraksi satu sama
lain dan masing-masing mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan
adik ; Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Tipe keluarga terbagi atas :
a. Nuclear Family
b. Extended Family
c. Reconstituted Nuclear
d. Middle Age/Aging Couple
e. Dyadic Nuclear
f. Single Parent.
g. Dual Carier
h. Commuter Married
i. Single Adult.
j. Three Generation.
k. Institutional.
l. Comunal.
m. Group Marriage
n. Unmarried Parent and Child
o. Cohibing Cauple

3. Sedangkan di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan
tipe keluarga non tradisional.

16
4. Fungsi keluarga yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi sosialisasi , fungsi
ekonomi , fungsi pendidikan
5. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi,
b. Struktur Peran,
c. Struktur Kekuatan
d. Struktur Nilai dan Norma

6. Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut : sebagai pendidik, sebagai koordinator
pelaksana pelayanan keperawatan, sebagai pelaksana pelayanan perawatan, sebagai
supervisor pelayanan keperawatan, sebagai pembela (advokat ), sebagai fasilitator,
sebagai peneliti

3.2 SARAN

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan keluarga . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap bagi
yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Effendy. N .1998. Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and
practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Setiawati. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans
Info Media.
Sudiharto . 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC
Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta :EGC

18

Anda mungkin juga menyukai