Anda di halaman 1dari 2

Biografi Tjilik Riwut - Pahlawan Nasional dari Kalimantan

Muhamad Nurdin Fathurrohman Wednesday, February 19, 2014 Indonesia, pahlawan nasional

Tjilik Riwut

Agama : Katolik
Tempat Lahir : Kasongan, Katingan,
Kalimantan Tengah
Tanggal Lahir : Sabtu, 2 Februari 1918
Warga Negara : Indonesia

Karir
Koresponden Harian Pemandangan
Koresponden Harian Pembangunan
Anggota KNIP (1946 – 1949)
Gubernur Kalimantan Tengah
(30 Juni 1958-Februari 1967)
Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU

Penghargaan
Gelar Pahlawan Nasional (1998)
Namanya diabadikan sebagai salah satu
bandar udara di Palangka Raya

Books: Makanan Dayak (1948)


Sejarah Kalimantan (1952)
Maneser Panatau Tatu Hiang
(1965,stensilan, dalam bahasa Dayak Ngaju)
Kalimantan Membangun (1979)
Tjilik Riwut (lahir di Kasongan, 2 Februari 1918 – meninggal di Kota Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, 17 Agustus 1987 pada umur 69 tahun) Tjilik Riwut adalah seorang pahlawan nasional
Indonesia asal Kalimantan. Ia mengikuti pendidikan setingkat SD, kemudian memasuki Sekolah
Perawat di Purwakala dan Bandung. Pada 1938, dengan beberapa rekannya, ia mendirikan
organisasi Pakat Dayak yang bertujuan meningkatkan citra masyarakat Dayak.
Tak hanya aktif dalam bidang kemiliteran sebagai seorang tentara, putra Dayak ini juga ikut
berperan dalam pemerintahan dengan diangkatnya ia sebagai Gubernur Kalimantan Tengah di
tahun 1958. Selain itu, ia juga berkontribusi di bidang kepenulisan. Ia pernah bekerja di Harian
Pemandangan, pimpinan M. Tambran serta Harian Pembangunan, pimpinan Sanusi Pane. Ia pun
menulis beberapa buku mengenai Kalimantan seperti Makanan Dayak, Sejarah Kalimantan,
Maneser Panatau Tatu Hiang, dan Kalimantan Membangun.
Sesudah kemerdekaan, ia berjuang bersama pemuda Kalimantan yang ada di Jawa. Rombongan
demi rombongan pemuda dikirim ke Yogyakarta untuk menggerakkan perjuangan di Kalimantan.
Salah satu rombongan itu dipimpin Mayor Tjilik Riwut. Di Kota Waringin, ia mendirikan Pemerintah
Darurat Republik Indonesia (PDRI). Di beberapa tempat didirikannya pasukan bersenjata untuk
melakukan perang gerilya melawan Belanda. Ia beberapa kali terlibat dalam pertempuran. Ia juga
mengadakan pertempuran dengan kepala-kepala suku-suku Dayak.

Pada tanggal 17 Desember 1946, Tjilik Riwut dan beberapa tokoh perwakilan suku-suku Dayak di
pedalaman Kalimantan yang berjumlah 142 suku berkumpul bersama untuk melaksanakan Sumpah
Setia kepada pemerintah Republik Indonesia dengan upacara adat leluhur suku Dayak.

Lalu pada tanggal 17 oktober 1947, ketika ia berada di Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota
negara Indonesia, ia mendapat perintah dari S. Suryadarma, kepala TNI AU waktu itu, untuk
memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung kali pertama oleh pasukan MN 1001 di desa
Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Dalam operasi tersebut, Tjilik Riwut bertanggung jawab
menjadi penunjuk jalan bagi tim yang berjumlah 13 orang (11 orang asal Kalimantan dan 2 orang
Jawa) itu. Untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia ini, tanggal 17 Oktober pun resmi ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU.

Anda mungkin juga menyukai