Anda di halaman 1dari 21

BAB 5

PEMODELAN

5.1 Pemodelan dan Analisis Struktur Pada SAP2000


1. Membuka program SAP2000
 Untuk memulai pemodelan maka klik File  New Model (atau tekan
Ctrl + N)
 Ubah satuan dalam kN, m, C
 Kemudian pilih Grid Only, kemudian pilih OK

Gambar 5.1 New Model

2. klik kanan pada mouse lalu pilih Edit Grid Data  Modify/Show System.
Kemudian pada X Grid Data isikan sesuai bentang truss persegmen
panjangnya pada kolom Ordinate. Untuk Z Grid Data diisi sesuai data
ketinggian truss tersebut pada kolom Ordinate. Sedangkan untuk Ordinate
pada Y Grid Data diisi sesuai dengan data lebar jembatan (sesuai gambar).
Kemudian pilih OK dan OK lagi.
Gambar 5.2 Grid Data
3. Menginput data material baja yang digunakan dengan mutu baja BJ 55 (fu =
550 Mpa dan fy = 410 Mpa) dan mutu beton (f’c) = 25 Mpa
 Pilih Define  Materials
 Pilih Add New Material kemudian diisikan sesuai pada gambar  OK

Gambar 5.3 Data Material


4. Menginput penampang baja sesuai data profil paja yang digunakan yaitu:
 Pilih Define  Frame Sections
 Pilih Add New Property kemudian pilih penampang I (IWF)
Gelagar Melintang (GM) : profil IWF 500.300.11.24
Batang Diagonal (web) (BD) : profil IWF 350.350.12.19
Gelagar memanjang (GP) : profil IWF 400.400.13.21
Gelagar memanjang tegah (GPT) : profil IWF 350.350.10.15
Bracing Atas (BA) : profil IWF 300.300.10.15
Ikatan angin (A) : profil L 200.200.20
Gambar 5.4 Data Profil

5. Menginput data slab jembatan yang digunakan yaitu:


 Pilih Define  Area Sections
 Pilih Add New Section kemudian diisi ketebalan Slab (plat lantai
jembatan) = 0,2 m
Gambar 5.6 Data Slab Jembatan

6. Mulai menggambar model struktur jembatan truss pada grid yang telah dibuat
dengan cara pilih Draw Frame/Cable Element. Penggambaran dilakukan
sesuai denah rangka yang telah dibuat sebelumnya. Metode penggambaran
yaitu terputus tiap segmennya pada tiap – tiap joint sambungan sesuai dengan
penempatan masing – masing nama batangnya.
Gambar 5.7 Permodelan Struktur Jembatan Truss

7. Menggambar slab (plat lntai) jembatan truss dengan cara pilih Draw
Rectangular Area Element. Penggambaran dilakukan sesuai denah slab
yang telah dibuat sebelumnya. Metode penggambaran yaitu pada setiap
segmen rangka gelagar jembatannya.

Gambar 5.8 Penggambaran Slab Jembatan Truss

8. Setelah itu dipasangi tumpuan pada masing – masing ujung dari struktur
truasnya, yaitu berupa tumpuan sendi dan rol
 Klik terlebih dahulu titik yang akan dipasangi tumpuan sendi (ujung kiri
truss)
 Kemudian pilih Assign  Joint  Restraints kemudian pilih pada bagian
tumpuan sendi  OK
 Klik lagi titik yang akan dipasangi tumpuan rol (ujung kanan truss)

Gambar 5.9 Pemasangan Tumpuan


9. Untuk menampilan prespektif 3D dari struktur jembatan truss yang telah
digambar, maka:
Klik Set Display Option  pada kolom General centang Extrude View 
OK

Gambar 5.10 Tampak 3D

10. Untuk mendapatkan nilai Periode Alami (T) dan Berat Jembatan (Wt) maka
harus dilakukan proses Running Analysis. Namun sebelum itu jembatan perlu
disatukan dulu dalam satu grup.
 Blok seluruh bagian jembatan
 Pilih Assign  Assign to Group  Add New Group kemudian OK
 Kemudian lakukan Proses Running dengan cara klik Run Analysis (F5)
11. Untuk melihat nilai periode alami pilih Display  Show Deformed Shape
(F6)  dalam koloh Case pilih Modal kemudian OK
Gambar 5.11 Nilai Periode

Maka nilai periode alami (T) jembatan = 0,2997 s


12. Untuk memperoleh nilai berat sendiri jembatan, maka pilih Display  Show
Tables
Kemudian pada Other Defenitions pilih Table ; Group 3 – masses and
weight  OK

Gambar 5.12 Berat Sendiri Jembatan

Maka berat jembatan (Wt) = 2537,448 kN


Setelah itu klik lock/unlock model untuk membatalkan proses Running guna
penginputan beban.
13. Mendefenisikan beban
Semua beban didefenisikan pada SAP2000 dengan cara: pilih Define 
Load Cases

Gambar 5.13 Mendefinisakan Beban Pada SAP

14. Menginput beban mati tambahan pada slab (DL)


 Slab (plat lantai) jembatan terlebih dahulu di blok, dengan cara pilih Select
 Select  Properties  Area Sections  kemudian pilih Slab  OK
 Kemudian Assign  Area Loads  Uniform to Frame
 Masukan nilai beban mati tambahan (Dead) = 1,7 kN/m2  OK

Gambar 5.14 Input Beban Mati

15. Menginput Beban hidup pejalan kaki di daerah trotoar


 Bagian Slab (plat lantai) yang menumpu trotoar jembatan terlebih dahulu
di blok.
 Kemudian Assign  Area Loads  Uniform to Frame
 Masukan nilai beban hidup (Live) = 4,0 kN/m2  OK (cek lagi)
Gambar 5.15 Input Beban Hidup

16. Memasukan beban lajur akibat beban kendaraan lalu lintas rencana pada
gelagar memanjang.
a. Beban lajur merata (Q) pada gelagar memanjang
 Gelagar memanjang jembatan terlebih dahulu di blok.
 Kemudian Assign  Frame Load  Distributed
 Masukan nilai beban hidup (Live) merata = 1,7 kN/m2  OK (cek
lagi)

Gambar 5.16 Input Beban Kendaraan

b. Beban terpusat (P) pada ½ bentang, ¼ bentang kiri, dan ¼ bentang kanan
 Klik joint bagian tengah jembatan, joint ¼ dari kiri jembatan, dan ¼
dari kanan jembatan
 Kemudian Assign  Joint Loads  Forces
 Pada kolom Force Global Z masukan nilai beban hidup (Live)
terpusat = -145,775 kN  OK
Gambar 5.17 Input Beban Terpusat

c. Beban terpusat horisontal akibat gaya rem pada joint gelagar memanjang
 Klik joint pada gelagar yang akan diberikan beban horisontal akibat
gaya rem
 Kemudian Assign  Joint Loads  Forces
 Pada kolom Force Global X masukan nilai beban hidup (Live)
terpusat = 3,96825 kN  OK
Gambar 5.18 Input Beban Terpusat Akibat Gaya Rem

17. Beban terpusat horisontal akibat beban angin pada joint truss jembatan
(bidang samping)
 Klik joint pada truss yang akan diberikan beban horisontal akibat gaya
tekan dan hisap
 Kemudian Assign  Joint Loads  Forces
 Pada kolom Force Global Y masukan nilai beban angin (Wind) tekan = 20
kN dan angin hisap = 10 kN  OK
Gambar 5.19 Input Beban Terpusat Akibat Beban Angin

18. Memasukan beban gempa statik ekivalen pada pusat massa (diafraghma) slab
lantai jembatan
 Terlebih dahulu membuat diafraghma pada lantai jembatan dengan cara
blok seluruh gelagar dan lantai jembatan kemudian Assign  Joint 
Constraints
 Kemudian dibuat diafraghma lantainya

 Pilih Define  Load Cases  kemudian klik pada bagian EQx 


kemudian pilih Modify Lateral Load
 Pada kolom FX di isikan nilai beban gempa lateral arah X sebesar 2681,77
kN lalu OK

Gambar 5.20 Input Beban Gempa

 Ulangi cara yang sama untuk EQy, Pada kolom FY di isikan nilai beban
gempa lateral arah Y sebesar 2681,77 kN lalu OK.
19. Memasukan beban ultimit kombinasi dari semua beban yang bekerja secara
besaramaan dengan kombunasi sebagai berikut:
Comb 1 : 1,4DL
Comb 2 : 1,2DL + 1,6LL
Comb 3 : 1,2DL + 1LL + 1EQX + 0,3EQY
Comb 4 : 1,2DL + 1LL – 1EQX – 0,3EQY
Comb 5 : 1,2DL + 1LL + 0,3EQX + 1EQY
Comb 6 : 1,2DL + 1LL – 0,3EQX – 1EQY
Comb 7 : 1,2DL + 1LL + 1,6WL
Comb 8 : 1,2DL + 1LL – 1,6WL
Comb 9 : 1,2DL + 1LL – 0,3EQX + 1EQY
Comb 10 : 1,2DL + 1LL – 0,3EQX – 1EQY
Comb 11 : 1,2DL + 1LL + 1,6WL
Comb 12 : 1,2DL + 1LL – 1,6WL
 Pilih Define  Combinations  Add New Combo
 Masukan kombinasi beban tersebut satu persatu sesuai kode kombinasinya
lalu OK

Gambar 5.21 Input Beban Ultimit Kombinasi

20. Setelah dipastikan semua benar, maka dilakukan proses Running Analisys
dengan cara:
 Klik Run Analysis (atau tekan F5)
 Kemudian klik Run Now dan tunggu sampai proses selesai Analysis
Complete kemudian OK
21. Cek kapasitas penampang dengan cara
 Klik Start Steel Design/Check of Structure
 Tunggu sampai prosesnya selesai kemudian perhatikan gradasi warnanya
(jangan sampai ada batang yang berwarna merah)
Gambar 5.22 Cek Kapasitas Penampang

22. Mencari nilai gaya dalam perbatang sesuai kode masing – masing batang
 Blok batang yang akan dicari nilai gaya dalamnya, misal batang Gelagar
Memanjang (GP) IWF 400.400. 13.21
 Pilih Select  Select  Properties  Frame Sections  kemudian pilih
GP  OK. Maka semua batang Gelagar Memanjang (GP) IWF 400.400.
13.21 akan terblok secara otomatis.
 Pilih Display  Show Tables  kemudian pilih Frame Output  OK
 Kemudian pilih File  Export Current Table  To Excel

Gambar 5.23 Nilai Gaya Dalam

 Kemudian di Ms. Excel data tersebut diolah untuk memproleh nilai


Momen M3 (Mu+ dan Mu-), Gaya Geser V2 (Vu+ dan Vu-), serta Gaya
Aksial P (Pu+ dan Pu-).
23. Mencari nilai lendutan (displacement) di tengah bentang (1/2 L) maupun di
seperempat bentang kiri dan kanan jembatan.
 Klok joint pada gelagar ditengah bentang untuk mendapatkan nilai
lendutan ½ L
 Pilih Display  Show Tables  kemudian pilih Frame Output 
Displacement  OK

Gambar 2.24 Nilai Lendutan

 Kemudian pilih File  Export Current Table  To Excel


 Kemudian di Ms. Excel data tersebut diolah untuk memproleh nilai U3
(arah Z)
Contoh Kasus : Jebatan Busur Beton
A. DATA UMUM JEMBATAN
1. Jenis jembatan : Steel Arch Bridge
2. Lebar jembatan :8m
3. Lebar lantai jembatan : 6,5 m
4. Lebar segmen :5m
5. Tinggi :5m
6. Tebal plat lantai : 0,2 m
B. DATA MATERIAL
1. Mutu Baja : fy ulir = 400 MPa dan fy polos = 240 MPa
2. Mutu Beton (f’c) : 30 MPa
C. DATA PENAMPANG BETON BERTULANG
1. Busur : 600 x 800 mm
2. Gelagar memanjang : 600 x 800 mm
3. Gelagar memanjang tengah : 400 x 600 mm
4. Gelagar melintang : 400 x 600 mm
5. Braccing atas : 400 x 600 mm
6. Hangger : 600 x 600 mm

Anda mungkin juga menyukai