A. PENGERTIAN
Chronic Kidney Disease (CKD) / CRF merupakan gangguan ginjal yang
progresif dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
C. ETIOLOGI
CKD/CRF dapat disebabkan oleh penyakit sistemik diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Diabetes Melitus
2. Glomerulonefrtitis kronis
3. Pielonefritis
4. Agen toksis
5. Hipertensi yang tidak terkontrol
6. Obstruksi traktus urinalisis
7. Gangguan vaskuler
8. Infeksi
Terdapat 8 kelas sebagai berikut :
Klasifikasi penyakit Penyakit
Infeksi Pielonefritis kronik
Penyakit peradangan Glomerulonefritis
Penyakit vascular Nefrosklerosis benigna
Hipertensif Nefrosklerosis maligna
Stenosis arteri renalis
Gangguan jaringan Lupus eritematosus sistemik Poliarteritis
Penyambung nodus
Skelrosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik
Asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolic Diabetes mellitus, Gout
Hiperparatiroidisme, Amiloidosis
Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesic
Nefropati timbal
Nefropati obstruktif Saluran kemih atas : kalkuli, neoplasma
fibrosis retroperitoneal
Saluran kemih bawah : hipertropi
prostat, striktur uretra, anomaly
congenital pada leher kandung kemih dan
uretra
D. PATOFISIOLOGI
Perjalanan umum GGK melalui 3 stadium:
1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal
Kreatinin serum dan kadar BUN normal
Asimptomatik
Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR
2. Stadium II : Insufisiensi ginjal
Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet)
Kadar kreatinin serum meningkat
Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)
Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:
Ringan 40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal
Sedang 15% - 40% fungsi ginjal normal
Kondisi berat 2% - 20% fungsi ginjal normal
4. Stadium IV
Fatique : rasa lemah /lelah yang biasanya diakibatkan oleh anemia
Kelebihan cairan : bengkak sekitar kaki bagian bawah ,seputar wajah
atau tangan
Perubahan pada urin : urin yang keluar dapat berbusa yang
menandakan adanya kandungan protein di urin
Rasa sakit pada ginjal : rasa sakit sekitar pinggang tempat ginja berada
dapat dialami oleh sebagian penderita yang mempunyai masalah ginjal
seperti polikistik dan infeks.
Sulit tidur.
Nausea : muntah atau rasa ingin muntah
Perubahan cita rasa makanan : dapat terjadi bahwa makananyang
dikonsumsi tidak terasa seperti biasanya.
Bau mulut uremic : reum yang menumpuk dalam darah dapat diditeksi
melalui bau pernafasan yang tidak enak.
Sulit berkonsentrasi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal : ureum kreatinin, asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginjal : analisis urin rutin, mikrobiologi urin,
kimia darah, elektrolit, imunodiagnosis
c. Identifikasi perjalanan penyakit : progresifitas penurunan fungsi ginjal,
ureum kreatinin, klearens kreatinin test : CCT = (140 – umur ) X BB
(kg), 72 X kreatinin serum wanita = 0,85, pria = 0,85 X CCT
d. hemopoesis : Hb, trobosit, fibrinogen, factor pembekuan
e. elektrolit
f. endokrin : PTH dan T3,T4
g. pemeriksaan lain: infark miokard
2. Diagnostik : Etiologi GGK dan terminal :
a. Foto polos abdomen, USG, Nefrotogram
b. Pielografi retrograde, Pielografi antegrade
c. mictuating Cysto Urography (MCU) Diagnosis pemburuk fungsi ginjal :
retogram, USG
G. MANAJEMEN TERAPI
H. KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah
merah.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.
6. Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis, Neuropati perifer,
Hiperuremia
I. PENATALAKSANAAN
Konservatif
Diet TKRP (tinggi kalori rendah protein )
Protein dibatasi karena urea ,asam urat dan asam organik merupakan hasil
pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat
gangguan pada klirens renal. Biasanya cairan diperbolehkan 300-600 ml/24 jam.
Kalori untuk mencegah kelemahan dari karbitamin juga penting karena pasien
dialisis mungkin kehilangan vitamin larut air melalui darah sewaktu dialisa .
Simptomatik
Hipertensi ditangani dengan medikasi antihipertensi kontrol volume
intravaskuler.
Anemia pada CKD ditangani dengan epogen .
Terapi pengganti
Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah terapi yang paling ideal mengatasi gagal
ginjal karena menghasilkan rehabilitasi yang lebih baik dibanding dialisis kronik dan
menimbulkan perasaan sehat seperti orang normal.
Cuci darah (dialisis )
Dialisis peritoneal mandiri berkesinambungan atau CPAD
Hemodialisis klinis di rumah sakit
Cara yang umum dilakukan untuk menangani gagal ginjal di Indonesia
adalah dengan menggunakan mesin cuci darah (dialiser ) yang
berfungsi sebagai ginjal buatan.
HEMODIALISA
1. Definisi Hemodialisis
Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan
biokimiawi darah yang terjadi akibat terganggunya fungsi
ginjal dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis .
Hemodialisis merupakan salah satu bentuk terapi pengganti
ginjal (renal replacement therapy /RRT) dan hanya
menggantikan sebagian dari fungsi ekskresi ginjal.
Hemodialisis dilakukan pada penderita PGK stadum V dan
pada pasien dengan AKI (Acute Kidney Injury) yang
memerlukan terapi pengganti ginjal . Menurut prosedur yang
dilaukan HD dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : HD darurat
/emergency . HD persiapan /preparative ,dan HD kronik
/reguler.
2. Tujuan Hemodialisa
Menurut Havens dan Terra(2005) tujuan dari pengobatan
hemodialisa antara lain :
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekspresi yaitu
membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh ,seperti
ureum kreatinin dan sisa metabolisme yang lan .
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan
tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat
ginjal sehat.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita
penurunan fungsi ginjal
d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program
pengobatan yang lain.
3. Indikasi Hemodialisis
Indikasi HD segera adalah HD yang harus segera dilakukan :
Kegawatan ginjal
a. Klinis :keadaan uremik berat,overhidrasi
b. Oligouria (produksi urin<200 ml/12 jam)
c. Anuria (produksi urin <50 ml/12 jam)
d. Hiperkalemia (terutama jika terjadi perubahan
ECG ,biasanya K>6,5 mmol/l)
e. Asidosis berat (Ph<7,1 v. )
f. Uremia (BUN>150 mg)
g. Ensefalopati uremikum
h. Disnatremia berat (Na>160 atau <115 mmol)
1. PENGKAJIAN
Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia muda,
dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anoreksi),
mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau (ureum), gatal
pada kulit.
Riwayat penyakit
Sekarang : Diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi
anafilaksis, renjatan kardiogenik.
Dahulu : Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi
saluran kemih, payah jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat
nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, prostatektomi.
Keluarga : Adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus
(DM).
Tanda vital : Peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah,
hipertensi, nafas cepat dan dalam (Kussmaul), dyspnea.
Body Systems :
Pernafasan (B 1 : Breathing)
Gejala : nafas pendek, dispnoe nokturnal, paroksismal, batuk
dengan/tanpa sputum, kental dan banyak,
Tanda ; takhipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, Batuk produktif
dengan / tanpa sputum.
Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi nyeri dada atau
angina dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada kaki,
telapak tangan, Disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi
ortostatik, friction rub perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan,
kuning.kecendrungan perdarahan.
Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran : Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai
koma.
Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan
pekat, tidak dapat kencing.
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria
atau anuria.
Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)
Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva
dan Diare
Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, (memburuk
saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimoosis pada
kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium,pada kulit, jaringan
lunak, sendi keterbatasan gerak sendi.
Pola aktivitas sehari-hari
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan persepsi dan tata
laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gagal
ginjal kronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap
dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan
dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang
benar dan mudah dimengerti pasien.
Pola nutrisi dan metabolisme : Anoreksi, mual, muntah dan rasa pahit
pada rongga mulut, intake minum yang kurang. dan mudah lelah.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan
metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan klien.
o Gejala ; Peningkatan berat badan cepat (oedema) penurunan berat
badan (malnutrisi) anoreksia, nyeri ulu hati, mual muntah, bau mulut
(amonia). Penggunaan diuretik.
o Tanda : Gangguan status mental, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang,
rambut tipis, kuku rapuh.
Pola Eliminasi
Eliminasi uri :
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan
pekat, tidak dapat kencing.
o Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
abdomen kembung, diare atau konstipasi.
o Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan)
oliguria atau anuria.
Eliminasi alvi : Diare.
Pola tidur dan Istirahat : Gelisah, cemas, gangguan tidur.
Pola Aktivitas dan latihan : Klien mudah mengalami kelelahan dan lemas
menyebabkan klien tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara maksimal
Gejala : kelelahan ektremitas, kelemahan, malaise,.
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
Pola hubungan dan peran.
Gejala : kesulitan menentukan kondisi. (tidak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran).
Pola sensori dan kognitif.
Klien dengan gagal ginjal kronik cenderung mengalami neuropati / mati rasa
pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma. Klien mampu melihat
dan mendengar dengan baik/tidak, klien mengalami disorientasi/ tidak.
Pola persepsi dan konsep diri.
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya
biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan
dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).
Pola seksual dan reproduksi.
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi
sehingga menyebabkan gangguan potensi seksual, gangguan kualitas maupun
ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
o Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.
h. Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping.
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, faktor stress,
perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, karena
ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan klien tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.
Gejala : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada
kekuatan,
Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian.
i. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta gagal
ginjal kronik dapat menghambat klien dalam melaksanakan ibadah maupun
mempengaruhi pola ibadah klien.
j. Pemeriksan fisik :
Kepala: Edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas ureum.
Dada: Pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada.
Perut: Adanya edema anasarka (ascites).
Ekstrimitas: Edema pada tungkai, spatisitas otot.
Kulit: Sianosis, akaral dingin, turgor kulit menurun.