Laporan Praktikum Debit
Laporan Praktikum Debit
G41113303
I. PENDAHULUAN
Salah satu bagian dari siklus hidrologi adalah sungai. Sungai dan anak-anak
sungai tersebut berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air
yang berasal dari curah hujan serta sumber air lainnya. Sungai yang mengalirkan
air tawar dari hulu (sumber) ke hilir (muara) secara terus menerus memberi
manfaat bagi sekitarnya, baik untuk keperluan pertanian, dan bahan baku air
minum.
Wilayah suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang
melaluinya disebut daerah aliran sungai (DAS). Akhir-akhir ini, persoalan seperti
erosi, sedimentasi, longsor dan banjir pada DAS intensitasnya semakin
meningkat. Persoalan-persoalan tersebut merupakan bentuk respon negatif dari
komponen-komponen DAS terhadap kondisi curah hujan.
Debit (kecepatan aliran) dan sedimen merupakan komponen penting yang
berhubungan dengan permasalahan DAS seperti erosi, sedimentasi, banjir dan
longsor. Oleh harena itu, pengukuran debit dan sedimen harus dilakukan dalam
pemantauan DAS.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran debit adalah pembuatan profil
melintang sungai dan pengukuran kecepatan aliran. Profil melintang sungai atau
bentuk geometri saluran sungai berpengaruh terhadap besarnya kecepatan aliran
sungai, sehingga dalam perhitungan debit perlu dilakukan pembuatan profil
Kecepatan aliran sungai diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap
bagian penampang sungai tersebut. Idealnya, kecepatan aliran rata-rata diukur
dengan menggunakan 'current meter'. Alat ini dapat mengetahui kecepatan aliran
pada berbagai kedalaman penampang.
Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen. Kandungan sedimentasi
berpengaruh pada kecepatan aliran dan kedalaman sungai. Untuk menghitung
kandungan sedimentasi pada air sungai dan debit air, maka praktikum “Metode
Pengukuran Debit” dilakukan.
Reni Pratiwi
G41113303
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengukur debit air (jumlah air yang
mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu), serta menghitung
kandungan sedimentasi pada air sungai sehingga dapat menganalisis pengaruh
sedimentasi terhadap debit aliran.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu setiap mahasiswa mengerti dan
mengetahui cara-cara mengukur debit air menggunakan current meter.
Reni Pratiwi
G41113303
DAS adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang
melaluinya. Sungai dan anak-anak sungai tersebut berfungsi untuk menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber air
lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan hukum
alam di sekelilingnya sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut. Proses
tersebut dikenal sebagai siklus hidrologi (Rahayu, et al., 2009).
2.2 Debit
Distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal maupun
arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan
tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan
kecepatan pada dasar alur (Hidayat, 2010).
Tiga titik 3–6m 0,2 ; 0,6 dan 0,8 d v = ¼ (v2 + 2v6 + v8)
(vs+3v2 +2v6+3v8+vb)
2.3 Sedimentasi
Sedimentasi yaitu proses pengendapan dari suatu material yang berasal dari
angin, erosi air, gelombang laut. Material yang dihasilkan dari erosi yang dibawa
oleh aliran dapat diendapkan di tempat lebih rendah. Selanjutnya jika sedimentasi
Reni Pratiwi
G41113303
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran debit aliran
yaitu meteran, patok, tali rafia, current meter, payung, botol 600 mL 4 buah,
mesin pengering/oven, timbangan elektronik ion scales EPS05, gelas ukur, tabung
ukur, kawat jaring, gunting serta laptop.
Bahan yang digunakan yaitu kertas saring, air, sampel sedimen,
alumininium foil, dan kertas label.
Prosedur kerja dari praktikum pengukuran debit aliran adalah sebagai berikut:
3.3.1 Pengukuran Profil Penampang Sungai dan Kecepatan Aliran
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membentangkan tali rafiah dan mengikat ujung tali dengan patok yang
telah di pasang di pinggir sungai.
c. Mengukur lebar sungai kemudian menetukan titik yang akan diukur.
d. Menentukan posisi tempat pengukuran dengan membagi sungai
menjadi lima segmen dengan jarak (lebar) yang sama.
e. Memberi tanda pada posisi pengukuran dengan menggunakan tali rafia.
f. Mengukur kedalaman sungai setiap segmen menggunakan meteran.
g. Menentukan titik pengukuran kecepatan dengan cara mengalikan hasil
ketinggian muka air sungai dengan 0,6.
h. Mengukur kecepatn aliran sungai pada setiap segmen pengukuran
menggunakan current meter dan mencatat nilai yang terbaca pada alat.
Reni Pratiwi
G41113303
Keterangan:
Q = Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
v = Kecepatan Aliran (m/s)
b. Metode Manning
Mencari kecepatan aliran terlebih dalu setelahnya menghitung debit
v = 1/n r2/3 S1/2
Q = A.v
Keterangan:
v = Kecepatan Aliran (m/s)
r = Jari-jari Hidrolik (m)
S = Slope (m)
Q = Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
4.1 Hasil
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
4.2 Pembahasan
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Reni Pratiwi
G41113303
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto, A.F. 2010. Pengaruh Perubahan Penutup Lahan terhadap Debit Aliran
Permukaan di Sub DAS Keduang Kabupaten Wonogiri. UNS: Surakarta.
Kironoto, B. A., 2007. Pengaruh Angkutan Sedimen Dasar (Bed Load) terhadap
Distribusi Kecepatan Gesek Arah Transversal pada Aliran Seragam
Saluran Terbuka. Forum Teknik Sipil, XVII(2), pp. 566-579.
Maulana, R. A., Lubis, K. S. & Marbun, P., 2014. Uji Korelasi antara Debit
Aliran Sungai dan Konsentrasi Sedimen Melayang pada Muara Sub DAS
Padang di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Online Agroekoteknologi, II(4), pp.
1518-1528.
Pangestu, H. & Haki, H., 2013. Ananlisis Angkutan Sedimen Total pada Sungai
Dawas Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan,
I(1), pp. 103-109.
Rahayu, S. Rudy Harto Widodo, Meine van Noordwijk, Indra Suryadi dan Bruno
Verbist., 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. World
Agroforestry Center: Bogor.
Samitra, A., 2013. Pengaruh Aliran Terhadap Formasi Bed Load di Sungai
Cikapudung. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Lampiran 1
0.3
0.4
0.56 0.55
0.5
0.65 0.62
0.6
0.7
Lebar Sungai (cm)
B. Tabel
C. Pengukuran Debit
Segmen A
1 A
AA = ((2) x alas x tinggi) 0.559 m
1
= ( ) x 1.34 m x 0.559 m
2
= 0.374 m2
1.34 m
Segmen B
1
AB = (( ) x tinggi x (garis sejajar)) 0.559 m B 0.652 m
2
1
= (( ) x 1.34 x (0.559 + 0.652))
2
= 0.811 m2
Segmen C 1.34 m
1
AC = (( ) x tinggi x (garis sejajar))
2
0.652 m C 0.622 m
1
= (( ) x 1.34 x (0.652 + 0.622))
2
= 0.806 m2
Segmen D 1.34 m
1
AD = (( ) 𝑥 tinggi x (garis sejajar))
2
1 0.622 m D 0.551 m
= (( ) x 1.34 𝑥 (0.622 + 0.551))
2
= 0.786 m2
Segmen E 1.34 m
1
AE = ( ) x alas 𝑥 tinggi
2
1 E
= ( ) x 1.34 x 0.551 0.551 m
2
= 0.369 m2
PA = √(1.342 + 0.5592 ) A
PA = √(1.7956 + 0.312481) 0.559 m
PA = √2.108081
PA = 1.45 m
Segmen B
PB = √(1.342 + (0.652 − 0.559)2 1.34 m
PB = √(1.7956 + 0.0932 )
0.559 m B 0.652 m
PB = √1.7956 + 0.008649
PB = √1.804249
PB = 1.34 m
Segmen C
PC = √(1.342 + (0.652 − 0.622)2
1.34 m
PC = √(1.7956 + 0.032 )
PC = √1.7956 + 0.0009 0.652 m C 0.622 m
PC = √1.7965
PC = 1.34 m
Segmen D
PD = √(1.342 + (0.622 − 0.551)2
1.34 m
PD = √(1.7956 + 0.0712 )
PD = √1.7956 + 0.005041 0.622 m 0.551 m
D
PD = √1.800641
PD = 1.34 m
Segmen E
1.34 m
PE = √(1.342 + 0.5512 )
PE = √(1.7956 + 0.303601) E
0.551 m
PE = √2.099201
PE = 1.44 m
Reni Pratiwi
G41113303
4. Kemiringan (S)
Dik: Panjang saluran = 15 m
Kedalaman paling dangkal = 0.48 m
Kedalaman terdalam = 0.84 m
Peny:
Kedalaman paling dalam − Kedalaman paling dangkal
𝑆=
Panjang saluran
0.84 − 0.48
𝑆=
15
𝑆 = 0.024 m
Menghitung koefisien n:
1 1
v = ( ) x r x 𝑆2
n
1 2 1
0.33 = ( ) x 0.45 3 x 0.0242
n
1
0.33 = ( ) x 0.59 x 0.15
n
Reni Pratiwi
G41113303
1
n=( ) x 0.59 x 0.15
0.33
n = 0.27
1 2 1
vManning = ( ) x R 3 x S 2
n
1 2 1
vManning = ( ) x 0.28 3 x 0.024 2
0.27
1
vManning = ( ) x 0.59 x 0.15
0.27
v Manning = 0.33 m/s
6. Debit (Q)
a. Data Lapangan (Secara Langsung)
v1 + v2
1) Q A = 2
A1
0 + 0.4
QA = 0.374
2
Q A = 0.075 m3/s
v2 + v3
2) Q B = A2
2
0.4 + 0.5
QB = 0.811
2
Q B = 0.527 m3/s
v3 + v4
3) Q C = 2
A3
0.5 + 0.6
QC = 0.806
2
Q C = 0.645 m3/s
v4 + v5
4) Q D = A4
2
0.6 + 0.5
QD = 0.786
2
Q D = 0.668 m3/s
v5 + v6
5) Q E = 2
A5
0.5 + 0
QE = 0.369
2
Q E = 0.185 m3/s
Q tot = Q A + Q B + Q C + Q D + Q E
Q tot = 0.075 + 0.527 + 0.645 + 0.668 + 0.185
Q tot = 2.1 m3/s
Reni Pratiwi
G41113303
b. Secara Manning
Q𝑀𝑎𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 = v𝑀𝑎𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 x A𝑡𝑜𝑡
Q𝑀𝑎𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 = 0.33 x 3.147
Q𝑀𝑎𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 = 1.04 m3 /s
D. Sedimen
Dik: W0 = 0.7 g
W2 = 1 g
L = 102.5 L (sampel B), 102.5 L (sampel C), 100.8 L (sampel D),
103.3 L (sampel E)
1. Jumlah Sedimen
Sampel Segmen B
CSB = (W2-W0)/L2
CSB = (0.9 g – 0.7 g )/ 0.1025 x 10-3 m3
CSB= (0.2 g)/ 0.1025 x 10-3 m3
CSB = 0.00195 g/m3
Sampel Segmen C
CSc = (W2-W0)/L2
CSc = (1 g – 0.7 g )/ 0.1025 x 10-3 m3
CSc= (0.3 g)/ 0.1025 x 10-3 m3
CSc = 0.00292 g/m3
Sampel Segmen D
CSD = (W2-W0)/L2
CSD = (1 g – 0.7 g )/ 0.1008 x 10-3 m3
CSD= (0.3 g)/ 0.1008 x 10-3 m3
CSD = 0.00297 g/m3
Sampel Segmen E
CSE = (W2-W0)/L2
CSE = (0.8 g – 0.7 g )/ 0.1033 x 10-3 m3
CSE= (0.1 g)/ 0.1033 x 10-3 m3
CSE = 0.00096 g/m3
Reni Pratiwi
G41113303
2. Debit Sedimen
a. Berdasarkan data debit (Qtot) langsung
Segmen B
QSB = CSB x Qtot
QSB = 0.00195 g/m3 x 2.1 m3/s
QSB = 0.004095 g/s
Segmen C
QSC = CSC x Qtot
QSC = 0.00292 g/m3 x 2.1 m3/s
QSC = 0.006132 g/s
Segmen D
QSD = CSD x Qtot
QSD = 0.00297 g/m3x 2.1m3/s
QSD = 0.006237 g/s
Segmen E
QSE = CSC x Qtot
QSE = 0.00096 g/m3x 2.1m3/s
QSE = 0.002016 g/s
Segmen C
QSC = CSC x QManning
QSC = 0.00292 g/m3 x 1.04 m3 /s
QSC = 0.003037 g/s
Segmen D
QSD = CSD x QManning
QSD = 0.00297 g/m3 x 0.61 m3 /s
QS3 = 0.003089 g/s
Reni Pratiwi
G41113303
Segmen E
QSE = CSE x QManning
QSE = 0.002016 g/m3 x 0.61 m3 /s
QSE = 0.000998 g/s
Reni Pratiwi
G41113303
Lampiran 2
Dokumentasi