KELOMPOK 4 :
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
kimia. Berprinsip pada penggunaan cahaya atau tenaga magnet atau listrik untuk
tersebut dapat diukur untuk menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi
struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Prinsip kerja dalam
monokromator.
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun
pembanding.
PEMBAHASAN
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang serta untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak.
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi.
lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvometer didapat dengan
kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel
dan kisi difraksi yang diposisikan secara tetap untuk menghasilkan cahaya
(nilai regresi) yang baik yakni membentuk model linear. Setidaknya nilainya
METODE PENELITIAN
disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan
ditambah aquades bebas CO2 hingga mencapai tanda batas. Pengukuran kadar
a. HASIL PENELITIAN
absorbansi larutan asam askorbat 1 ppm rentang panjang gelombang 200 - 300
nm. Hasil pengukuran absorbansi asam askorbat 1 ppm ditunjukkan pada Tabel 1.
dengan nilai absorbansi sebesar 0,075. Hasil pengukuran kadar vitamin C pada
cabai merah (Capsicum annum L.) menggunakan spektrofotometri UV-Vis dapat
Tabel 2. Absorbansi larutan sampel cabai merah (Capsicum annum L.) pada
Rata-rata 0,225
aquades, karena asam askorbat bersifat polar, larut dalam air, sehingga filtrat
PEMBAHASAN
yang paling banyak terserap berada pada panjang gelombang 260 nm.
(ppm) yang diperoleh berturut-turut sebesar 4,478; 4,478; 4,434 ppm dan
didapatkah hasil rata-rata sebesar 4,463 ppm, yaitu 0,4463 % b/b. Asam askorbat
pada cabai merah besar dapat digunakan dalam industri farmasi. Cabai merah
Oleh karena itu konsumsi cabai disarankan dalam keadaan segar. Hal ini
hasil pengukuran kadar vitamin C yang hampir sama dengan nilai nutrisi yang
2. Penetpan kadar ß- karoten pada beberapa jenis cabe (Genus Capsicum) dengan
ABSTRAK
Dalam tubuh ß-karoten akan diubah menjadi vitamin A. Cabe yang dianggap
sebagai bahan pangan yang sangat penting merupakan sumber ß-karoten yang
dalam cabe dengan metode spektrofotometri tampak. Cabe segar yang telah
Hasil ekstraksi berupa fase non polar dipisahkan, kemudian diuapkan sampai
kering. Residu yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk analisis kualitatif dan
Alat
Bahan
(Capsicum annuum L Var. Longum sendt) dan cabe rawit (Capsicum frutescens
L.) segar yang dipanen langsung dari kebunnya di Sleman. Bahan kimia yang
etanol p.a.
Jalannya Penelitian
2. Pengambilan sampel
3. Penyiapan sampel
6. Analisis data
merupakan sumber ß-karoten yang sangat baik. Penetapan kadar ß-karoten dalam
452,4 nm. Pada uji kualitatif diperjelas dengan hasil spektra pada sampel yang
sekitar 350-550 nm, sedangkan pada uji kuantitatif diperoleh waktu operasi
(operating time) sangat stabil karena tidak terjadi reaksi atau reaksi pembentukan
C (μg/mL) Serapan
(A)
3 0,331
6 0,446
9 0,576
12 0,713
15 0,855
Tabel 1. Serapan larutan ß-karoten standar pada beberapa konsentrasi
korelasi (r) tabel= 0,959 dengan taraf kepercayaan 99% ternyata r hitung > r tabel,
penetapan kadar ß-karoten dalam sampel. Hal ini dapat terlihat dari grafik kurva
serapan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ß-karoten dalam cabe merah besar >
Hal ini ada hubungan langsung antara derajat kemerahan cabe dengan
kadar ß-karoten, semakin merah cabe semakin tinggi kadar ß-karoten dan ini
dipengaruhi antara lain oleh tingkat kematangan cabe. Cabe merah besar
(Capsicum annuum L Var. Longum sendt) dan cabe rawit (Capsicum frutescens
L.) mengandung ß-karoten. Kadar rata-rata ß-karoten pada cabe merah besar
dan cabe rawit sebesar (0,36±0,01) mg/100g. Kadar ß-karoten pada cabe merah
besar, cabe merah keriting dan cabe rawit adalah berbeda bermakna (Octaviani,
2014).
sendt) dan cabe rawit (Capsicum frutescens L.). Dari hasil penelitian diketahui
bahwa ß-karoten dalam cabe merah besar > cabe merah keriting dan > cabe rawit.
normal dengan nilai asymtot 0,485>0,01. Dilanjutkan dengan uji Levene untuk
mengetahui homogenitas varian dan diperoleh nilai Asymtot 0,737>0,01
sehingga diketahui varian data kadar ß-karoten dalam cabe adalah homogen.