Anda di halaman 1dari 7

1.0 .

PENDAHULUAN

Dalam industri pertambangan ada beberapa langkah yang harus


dilakukan, yang meliputi pencarian endapan (prospeksi), eksplorasi, evaluasi
(studi kelayakan), desain rencana penambangan, pengembangan (persiapan),
eksploitasi (penambangan). Eksplorasi adalah tahap dasar yang menentukan
keberhasilan suatu kegiatan penambangan. Eksplorasi diperlukan untuk
menghitung lokasi dan jumlah cadangan mineral.
Nikel adalah tambang penting yang banyak digunakan saat ini. Nikel
digunakan dalam berbagai aplikasi dan industri, seperti pelapis baja, pelapis
tembaga, baterai industri, elektronik, aplikasi luar angkasa, industri tekstil,
pembangkit listrik turbin, pembuat magnet yang kuat, pembuat peralatan
laboratorium (nichrome) . Upaya mendapatkan sumber daya nikel
berkelanjutan harus dilakukan di industri pertambangan dengan hasil yang
optimal.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, kegiatan eksplorasi
membutuhkan pemodelan dan menghitung sumber daya. Model sumber daya
mineral yang dihasilkan dari pemodelan akan menentukan metode
penambangan yang akan dilakukan. Sementara perhitungan sumber daya
sangat penting dalam kegiatan penilaian penambangan baik di studio studi
untuk pelaksanaan kegiatan penambangan. Pemodelan dan perhitungan
sumber daya dapat dilakukan dengan berbagai metode yang didasarkan pada
pertimbangan empiris dan teoretis.
Bab selanjutnya dari makalah ini disusun sebagai berikut: dalam bab
membahas pustaka, baru-baru ini akan disajikan penelitian yang berkaitan
dengan proses eksplorasi nikel. Dalam Bab proses pemodelan, akan dibahas
secara rinci proses perhitungan semivariogram eksperimental hingga prediksi
dan visualisasi konten nikel. Bab hasil eksperimen yang berisi hasil analisis
yang diperoleh. Akhirnya, di babakhir, disampaikan kuantitatif penting dari
hasil analisis itusudah selesai.
2.0 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kegiatan eksplorasi nikel, ada beberapa studi telah dilakukan
dalam 10 tahun terakhir. Perusahaan lighfoot dalam penelitian mereka
telah mengidentifikasi delapan fitur utama yang diperlukan dalam
pengembangan besar sistem nikel sulfida [1].Fitur-fitur utama akan
memiliki Manfaat penting dalam kegiatan penambangan nikel, Namun
Lighfoot tidak dapat memberikan detail deskripsi setiap sistem Ni besar.
Terkait lainnya studi dengan deskripsi setiap sistem Ni besar, dilakukan oleh
Sahiti et al. [2]. Berdasarkan hasil Pemodelan struktural 3D, beberapa poin
penting Penelitian antara faktor-faktor lain yang dimiliki Memberikan
kontribusi pada pengelompokan ulang kimia yang tak terduga dan
pembentukan mineral baru, Klasifikasi deposit nikel dalam tiga kelompok,
dan badan bijih ' morfologi terdiri dari komposisi terdiri karakter dengan
zonalitas horisontal.
Sutisna et al. membuat perencanaan eksplorasi di Halmahera timur
sebagai model laterit Nikel eksplorasi di Indonesia [3]. Perencanaan
dilakukan dalam tiga kategori area, yaitu sektor area A (sangat tinggi
prospektif daerah), sektor B (relatif prospektif area), dan sektor C (area
prospektif minor). Di studi serupa lainnya, Hill dan McCarthy memanfaatkan
hasil pemodelan nikel di wilayah barat Tasmania untuk membuat granit
Setoran Nikel Di Seluruh Australia Timur [4]. Di Penelitian ini, Hill dan
McCarthy menggunakan bobot bukti (WOE) teknik pemodelan data spasial
untuk Membutuhkan kekayaan data geologi yang tersedia di atas area studio.
Dalam penelitian lain, the metode pembayaran (WOE) untuk pemodelan data
spasial kemudian ditingkatkan oleh Ia dkk. menggunakan penalaran berbasis
kasus (CBR) [5]. Itu Kriging adalah teknik interpolasi yang memberikan
prediksi linear tidak memihak yang terbaik dari partisipasi nilai [6]. Namun,
faktor masih muncul dalam proses prediksi. Nikel 3D dipertimbangkan
pemodelan geologi dapat dianalisis dari beberapa faktor. Choi et al. diminta
yang baru metode untuk menganalisis faktor implementasi prediksi
menggunakan varian Kriging [6].
3.0 PROSSES MODELING
Studi ini mengusulkan suatu sistem yang dapat memberikan estimasi mineral
pada titik baru untuk Menentukan posisi baru yang digunakan untuk memulai
eksplorasi. Sistemnya adalah sistem yang terintegrasi dirancang mulai dari
input data spasial, pemodelan, validasi model hingga output yang dikeluarkan
dalam bentuk jumlah prediksi dan visualisasi. Perancangan sistem
pemodelan Nikel yang dikembangkan dapat dilihat di Gambar 1.

3.1 Komputasi Semivariogram Eksperimental


Pengembangan model untuk komputasi semivariogram 3D eksperimental
berdasarkan 2D model semivariogram eksperimental. Proses ini meliputi
perhitungan eksperimental horisontal semivariogram dan perhitungan
semivariogram eksperimental vertikal.

3.1.1 Semivariogram Eksperimental Horisontal


Semivariogram eksperimental horisontal mengukur Perbedaan spasial dalam
bentuk varian error di lokasi dengan jarak h. Secara umum, model yang
dikembangkan akan digunakan untuk data yang tidak teratur (irregular) atau
reguler. Ada 4 Arah yang ditentukan dalam bidang horizontal untuk
perhitungan semivariogram Eksperimental Horizontal yaitu Utara-Selatan
(NS), Timur-Barat (EW), Barat Laut-Tenggara (NW-SE), dan Barat Daya-
Utara-Selatan (NS) SW- NE). Ilustrasi empat Arah horisontal dapat dilihat
pada Gambar 2.

3.1.2 Formula untuk Arah dan Toleransi


Penentuan dua titik A dan B menjadi satu arah didasarkan pada sudut
antara dua titik.Dalam data nyata, sudut yang terjadi antara dua titik
tidak selalu tepat pada empat arah mata angin telah ditentukan.
Toleransi sudut diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Jika θ
adalah sudut sebenarnya antara titik A dan B, lalu rumus untuk
menentukan Arah (A, B) dengan toleransi t dapat dituliskan sebagai
berikut:

3.1.3 Formula Semivariogram Horisontal


Untuk setiap arah horizontal, semivariogram eksperimental dihitung
menggunakan rumus:

3.1.4 Perhitungan Semivariogram Vertikal


Perhitungan semivariogram vertikal menggunakan rumus identik dengan rumus
semivariogram horizontal, tetapi rumus semivariogram vertikal lebih sederhana.
Tidak ada toleransi sudut dan hanya ada satu arah.

3.2 .Plot Semivariogram Eksperimental


ini adalah proses untuk menampilkan hasil percobaan perhitungan
semivariogram dalam dua dimensi pesawat untuk melihat distribusi
semivariogram Eksperimental pola dalam empat arah yang berbeda, yaitu:
Utara- Selatan (N-S), Timur-Barat (E-W), NorthWest-SouthEast (NW-SE),
dan SouthWest-NorthEast (SW-NE). Untuk memfasilitasi proses validasi,
Grid dibuat. Merencanakan data akan divisualisasikan secara horizontal
pesawat dengan ukuran grid tertentu.

3.3. Menentukan Jenis Semivariogram Eksperimental


Jenis semivariogram eksperimental horisontal adalah unisotropi atau isotropi.
Jenis un-isotropi terjadi ketika pola semivariogram eksperimental muncul di
arah tertentu. Pola terkuat ke arah tertentu akan dipilih, bersama dengan
rentang nilai terkecil dan rentang nilai major yang terkait. Ketika semua
polanya acak maka jenis semivariogram adalah isotropy. Pada jenis isotropy,
semivariogram empat arah dikombinasikan dengan menghitung rata-rata.

3.4 Fitting Theoretical Semivariogram Model


Ini adalah proses pencocokan antara teori semivariogram dengan percobaan
semivariogram. Pross ini dilakukan secara visual dimana pengguna memilih
parameter (rentang, ambang) dan memilih model semivariogram teoritis
terbaik berdasarkan pengamatan visual.

3.5 Validation of Semivariogram Model


Proses ini digunakan untuk memvalidasi setiap models teoritis
semivariogram. Model dengan nilai kesalahan root mean square terkecil
(RMSE) atau nilai rata-rata dari jumlah kuadrat kesalahan, juga dapat
menyatakan ukura besarnya kesalahanyang dihasilkan oleh suatu model
prakiraan. dipilih sebagai model terbaik.
3.6 Estimation of nickel’s content, Interpolation dan Visualization
Ini adalah proses estimas konten nikel pada sejumlah titik baru. Hasil estimasi
kemudian digunakan dalam proses interpolasi, yaitu proses prediksi pada
angka yang sangat besar. Ini akan mmbuat kualitas visualisasi gambar akan
tinggi. Rumus estimasi kriging pada titik v diberikan oleh:

Dimana W(vi) adalah konten nikl dititik-i yang berdekatan dan dengan bobot
titik ke-i. Titik berdekatan adalah titik yang terletakdidalam ellipsoid dengan
jari-jari: rentang minor, rentang mayor, dan rentang vertical. Ellipsoid
berdasarkan model2 berikut:

Sedangkan λi adalah solusi sistem persamaan linear:

Dimana didefenisikan sebagai jarak antara titik i dan v.


Proses interpolasi bidang 2D menggunakan interpolasi kriging dengan
metode kuadrat terkecil sedangkan interpolasi permukaan 3D menggunakan
metode B-spline.
4.0 HASIL DAN DISKUSI
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data geologi nyata nikel dan
Fe di tambang, information yang digunakan adalah koordinat lokasi (x,y), z
ketinggian dari permukaan laut
Tahap pertama yang harus dilakukan untuk tingkat estimasi nikel, adalah
untuk menghitung semivariogram eksperimental berdasarkan jarak dan arah
data pengamatan

Anda mungkin juga menyukai