Anda di halaman 1dari 6

BENEFISIASI BIJIH FOSFAT

A. GENESA FOSFAT
Genesa batuan fosfat terjadi dalam gua-gua gunung kapur sebagai hasil
proses reaksi kimia antara kotoran, urine, bangkai burung-burung dan
kelelawar yang tinggal menempati gua-gua tersebut dengan batuan kapur
dengan batuan waktu dan suhu yang berlangsung cukup lama sehingga terjadi
penkarbonatan pada endapan fosfat tersebut.
Umumnya batuan fosfat mengandung mineral cryptokristalin yang terdiri
dari tri calcium fosfat dengan bermacam-macam prosentase kandungan air dan
mengandung sedikit Kalsium Carbonat (CaCO3), umumnya kurang dari 10 %
kandungan flourite dengan prosentase 3 sampai 4 % dan zat organik lainnya.
Berdasarkan mineral pembentuk yang dikandungnya maka bantuan fosfat
dapat dibagi menjadi :
a. Calsium Fosfat
b. Alumina Fosfat
c. Ferro Fosfat
d. Kalium-Alumina Fosfat.
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen
dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya
terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses
pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan
batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-
fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain
dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat
yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-
3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut
dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan
menambahkan asam .
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).Fosfat sebagai
pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air
sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman
pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.

B. KEGUNAAN DAN EVALUASI KWALITAS

Kegunaan fosfat dalam berbagai keperluan industri dan non industri harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Untuk Pembuatan Pupuk Alam
a. Fosfat mengandung P2O5 adalah > = 29 %.
b. Ukuran butir adalah - 80 # (mesh) atau 0,175mm.
2. Untuk Pembuatan Pupuk Buatan
a. Fosfat mengandung P2O5 adalah > = 29%.
b. Oksida besi dan Alumina adalah < = 5%.
c. Carbonat dan Calium adalah <=4,5 %.
d. Kelembapan adalah <= 2%.
e. Ukuran butir adalah - 100# (mesh) atau 0,218 mm.
3. Untuk Pembuatan Fosfor
a. Seluruh jenis fosfat dapat dipergunakan.
b. Fosfat mengandung P2O5 adalah >= 19%.
C. PENYEBARAN DI INDONESIA

Endapan fosfat di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah


2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di
Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara,
Kalimantan, dan Irian Jaya.
Pada bahasan ini sebagai contohnya penyebaran endapan fosfat berada
pada Dusun Batukatak Desa Batujonjong Kecamatan Bahorok. Kabupaten
Langkat. Kondisi geologi secara keseluruhan berupa tebing-tebing yang cukup
terjal.

D. TEKNIK PENAMBANGAN

Cara penambangan batuan fosfat umumnya tergantung dari genesa


endapan, luas operasi penambangan dan tempat keberadaan endapan fosfat.
Metode penambangan batuan fosfat dapat dilaksanakan dengan metode
Tambang Terbuka dan metode Tambang Bawah Tanah dengan Tunneling.
Peralatan untuk penambangan terbuka antara lain dragline dan bulldozer.
Untuk membongkar batuan fosfat dapat digunakan bahan peledak.
Peralatan mekanis untuk penambangan bawah tanah antara lain bulldozer
dan lori. Untuk mmebongkar batuan fosfat dapat digunakan bahan peledak
jenis low explosive. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan diketahui
bahwa umumnya endapan fosfat berada dalam gua-gua batugamping yang
mendominasi daerah penelitian di sekitar dusun Batukatak desa Batu Jonjong
Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara. Dengan
memperhatikan kondisi keberadaan dan genesa endapan fosfat tersebut maka
metode penambangan yang cocok untuk diterapkan adalah Tambang Terbuka.
Peralatan yang dapat digunakan dan praktis adalah peralatan tradisional
antara lain linggis, cangkul dan keranjang. Hal ini sesuai dengan produksi yang
rendah dan dilaksanakan dengan sistem padat karya. Penambangan diarahkan
sesuai dengan keberadaan gua-gua yang telah ada danhasil penambangan
diangkut keluar dengan keranjang oleh tenaga manusia. Produksi yang akan
dihasilkan dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen dan harga jual yang
memiliki nilai ekonomis yang berlaku dipasaran.

E. TEKNIK PENGOLAHAN

Teknik pengolahan batuan fosfat dimaksudkan untuk meninggikan kadar


fosfat yang dikandungnya dan menentukan langkah proses pengolahan
selanjutnya sesuai produk yang diinginkan sesuai dengan produk yang
diinginkan sesuai dengan permintaan pemasaran maupun konsumen.
Dalam proses pengolahan batuan fosfat, jika batuan fosfat masih
mengandung unsur F maka pada batuan fosfat tersebut perlu dilakukan
pencucian (washing) dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi unsur F
tersebut. Batuan fosfat cukup dicuci lalu digiling dan selanjutnya dikeringkan.
Pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan lumpur dan tanah dengan
maksud agar lumpur dan tanah tersebut dimana banyak mengandung oksida
besi dan alumina dapat hilang atau berkurang prosentasenya. Pencucian
dilakukan dengan "log washer", dengan semprotan air dan bisa dilakukan
dengan "screening material" dengan ukuran 14 sampai 20 # (mesh).
Pencucian dengan cara "flotasi" dapat juga dilakukan tetapi membutuhkan
biaya yang tinggi. Pencucian dengan cara flotasi, ada upaya meningkatkan
"recovery" dari 52 % menjadi 90 %. Cara lain teknis pengolahan batuan fosfat
antara elektrostatis dan cyclone/classifier.
F. BENEFISIASI FOSFAT
Proses pemisahan batuan fosfat dengan pengotornya dan material non-
fosfat yang akan digunakan pada pembuatan fertilizer salah satunya benefisiasi.
Benefisiasi merupakan secara teknik dideskripsikan sebagai proses industri yang
memisahkan mineral secara mekanik satu dengan yang lainnya. Tidak ada
perubahan kimia pada mineral pada tahapan ini.
Langkah yang paling pertama pada proses benefisiasi adalah memisahkan
berbagai macam partikel, proses ini sebenarnya sudah mulai ketika matriks
mengalir melalui pipa yang dari tempat tambang menuju tempat proses
benefisiasi. Ketika telah sampai di plant, tujuan pertamanya adalah
menyelesaikan pemisahan lia, dan diikuti oleh membuat ukuran pemisaham
pada 1 mm. Proses benefisiasi ini dilakukan di dalam the “washer”. Di semua
plant tempat proses benefisiasi batuan fosfat, the washer merupakan struktur
yang besar yang menerima matriks, menyaringnya, kemudian dikeluarkan
produk “kerikil” fosfat seukuran +1 mm dan -1 mm campuran dari liat, pasir,
dan partikel fosfat. Produk pertama fosfat (the pebble) dapat mencapai sekecil-
kecilnya 5% dan sebesar-besarnya 70% dari total produksi tambang tergantung
dari sifat alamiah matriks yang ditambang.
Proses selanjutnya adalah memisahkan liat. Harus diingat bahwa liat itu
lebih kecil dari 0,1 mm. Untuk menghilangkan liat, semua yang dibutuhkan
adalah membuat ukuran batuan fosfat 0,1 mm. Alat yang digunakan pada
proses ini disebut ”hydro-cyclones”. Slurry dari the washer dimasukkan ke
dalam cyclone. Slurry berputar-putar di dalam cyclone sampai hasil yang
diinginkan naik ke atas. Pasir yang kasar dan partikel-partike fosfat akan berada
di bagian bawah cyclone dan keluar. Kemudian pasir dan fosfat menuju proses
operasi selanjutnya. Untuk menambah efisiensi pada proses selanjutnya
dilakukan sizing pada slurry yang keluar dari cyclone, tetapi beberapa pabrik
melewati proses sizing dan langsung melanjutkan pada tahap selanjutnya. Alat
yang digunakan pada proses sizing adalah “hydrosizers”.
Langkah selanjutnya “Flotation”, adalah proses pemisahan yang
digunakan pada pabrik benefisiasi mineral seluruh dunia. Flotation ditemukan
pada awal abad 20, dan sekarang merupakan teknologi pemisahan yang paling
banyak digunakan pada industri pertambangan. Flotation memisahkan mineral-
mineral yang berharga (tembaga, seng, besi, dan fosfat juga) dari mineral-
mineral yang mengontaminasi di dalam bijih. Pada proses flotation langsung
mineral yang berharga dilapisi dengan hidrokarbon spesial (asam lemak) yang
membuat partikel yang dilapisi menjadi seperti waxed car. Sekali permukaan
fosfat dilapisi, fosfat akan menolak air. Campuran dari fosfat yang sudah dilapisi
dan tidak dimasukkan ke dalam tangki berpengaduk. Gelembung-gelembung
udara kecil dimasukkan ke dalam tangki (disebut Flotation cells) yang menepel
pada fosfat yang sudah dilapisi. Gelembung-gelembung udara naik bersama
fosfat menuju permukaan air dimana nanti di permukaan fosfat-fosfat tersebut
akan diambil.
Untuk meningkatkan konsentrat fosfat sebelumnya menjadi produk yang
bisa dijual, cleaning flotation proses yang kedua digunakan untuk memindahkan
pasir sisa yang terakhir. Hidrokarbon dihilangkan dari permukaan fosfat, dan
kemudian hidrokarbon yang berbeda ditambahkan pada permukaan konsentrat
yang lebih kasar. Hidrokarbon yang kedua merupakan suatu reagent basa
amine yang melapisi pasir, tapi bukan fosfat. Pasir dari proses Flotation
dikumpulkan dan dipompa kembali ke daerah tambang untuk digunkan di
reklamasi lahan.

Anda mungkin juga menyukai