PENDAHULUAN
1
dapat mengetahui tentang proses kegiatan sieving, tahapan proses kerja dan hal lain
yang berkaitan dengan proses sieving.
Rumusan masalah yang muncul dari adanya latar belakang di atas ialah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mekanisme kerja dari alat sieving?
2. Bagaimana hubunganb antara lama pengayakan terhadap produk yang
dihasilkan?
3. Bagaimana cara mengolah data pengayakan?
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum mata kuliah Pengolahan Bahan
Galian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui mekanisme kerja dari alat sieving Mengetahui prinsip kerja dari ball
mill.
2. Mengetahui hubungan antara lama pengayakan terhadap produk yang
dihasilkan.
3. Mengetahui cara pengolahan data pengayakan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sieving
3
Gambar 2.1 Grizzly Screen (Sudarsono, 1989).
3. Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama.
4
Gambar 2.3 Oscillating Screen (Sudarsono, 1989).
5
Gambar 2.5 Shifting Screen (Sudarsono, 1989).
Makin besar angka ukuran mesh screen, makin halus material yang bisa
terloloskan. Dari tabel di atas, screen dengan ukuran mesh 12000 mampu menyaring
partikel dengan ukuran 1 μm; bakteri dan kuman yang berukuran di atas 1 mikron
mampi disaring menggunakan filter yang memiliki ukuran mesh 12.000. Pemisahan
suspensi dari larutan juga bisa ditempuh menggunakan proses penyaringan, tentu
6
menggunakan filter yang memiliki diameter jaring 1 mikrometer. Proses pasteurisasi
susu dilakukan pada suhu 700C, dan sterilisasi pada suhu 1000C. Dengan ditemukannya
media penyaring yang mampu menyaring partikel hingga 1 nanometer, maka proses
pasteurisasi dan sterilisasi terhadap susu bisa dilakukan melalui penyaringan, tanpa
mendapat perlakuan panas sama sekali.
Spesifikasi alat penggerus (grinding) yang digunakan dalam hal ini ball mill ,
dimana diketahui bahwa tebal dinding mill sebesar 1 cm, panjang ball mill sebesar 85,5
cm, jarak bagian atas dalam terhadap beban (H) sebesar 45,98 cm dan keliling ball mill
7
sebesar 166,5 cm, karena ball mill berbentuk tabung maka didapatkan diameter ball
mill berdasarkan pada rumus keliling lingkaran = 𝜋 d,
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝜋𝑑 ....................................... (1)
22
166,5 = 𝑑
7
166,5 𝑥 7
𝑑=
22
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐵𝑎𝑙𝑙 𝑚𝑖𝑙𝑙 = 52,98 𝑐𝑚
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝑎𝑙𝑙 𝑚𝑖𝑙𝑙 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐵𝑎𝑙𝑙 𝑚𝑖𝑙𝑙 − (2 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑖𝑙𝑙)...(2)
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝑎𝑙𝑙 𝑚𝑖𝑙𝑙 = 52,98 − 2 = 50,98 𝑐𝑚
2.3.1 Nilai Muatan Ball Mill
Nilai muatan ball mill dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
𝐻
% 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 113 − 126 𝐷
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan
Galian Acara II (grinding) adalah sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengolahan Bahan Galian grinding yaitu:
1. Ball mill
Ball Mill, berfungsi sebagai wadah yang digunakan dalam proses penggerusan
material.
2. Bola-bola baja
Bola–bola baja, berfungsi sebagai media yang membantu dalam proses
penggerusan material didalam ball mill.
9
3. Kunci Pas
Kunci Inggris, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memasang dan
melepas baut yang terdapat pada ball mill agar material yang sementara digerus
tidak keluar.
4. Ayakan (Sieve) ukuran 212 mic, 150 mic, 106 mic, dan 75 mic,
Ayakan (Sieve) berfungsi sebagai media penyaring material yang kasar dan
halus.
5. Neraca Ohaus
Neraca, fungsinya untuk menimbang berat material (berat material yang telah
digerus menggunakan ball mill, dan diayak menggunakan sieve).
10
6. Kuas
Kuas, berfungsi sebagai alat pembersih material yang masih tersisa pada ball mill
maupun ayakan.
7. Penampan
Penampan, berfungsi sebagai wadah material yang telah di timbang dan setelah
pengayakan.
8. Compressor
Compressor, digunakan sebagai alat untuk membersihkan ball mill dari debu-
debu.
11
9. Alat tulis
Alat Tulis, digunakan untuk mencatat hasil timbangan dan waktu dari setiap
proses grinding.
10. Masker
Masker fungsinya untuk melindungi hidung dari debu yang muncul akibat
proses grinding.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum pengolahan bahan galian yaitu:
1. Pasir Besi
Pasir Besi, yang digunakan sebagai umpan dalam proses grinding.
12
2. Kantong Sampel
Kantong Sampel, digunakan untuk menyimpan material hasil penggerusan agar
tidak tercampur dengan material yang belum tergerus.
13
BAB IV
14
4.1.2 Grafik (perbandingan ukuran ayakan dengan % kumulatif)
1. Untuk waktu 5 menit
SIEVING 5 MENIT
60
50
BERAT KOMULATIF
40
30
20
10
0
1 10 100 1000 10000 100000
UKURAN AYAKAN
Gambar 4.1 Grafik distribusi ukuran hasil sieving untuk waktu 5 menit
SIEVING 10 MENIT
60
50
BERAT KOMULATIF
40
30
20
10
0
1 10 100 1000 10000 100000
UKURAN AYAKAN
Gambar 4.2 Grafik distribusi ukuran hasil sieving untuk waktu 10 menit.
a. 5 menit
- % Berat
Berat material
% Berat = Total material × 100%
15
Berat material 484,4
% Berat ayakan 1 = x 100% = 𝑥 100% = 49,15 %
Total material 986,7
Berat material 170,2
% Berat ayakan 2 = x 100% = 𝑥 100% = 17,25 %
Total material 986,7
Berat material 153,2
% Berat ayakan 3 = x 100% = 𝑥 100% = 15,53 %
Total material 986,7
Berat material 101,5
% Berat ayakan 4 = x 100% = 𝑥 100% = 10,29 %
Total material 986,7
Berat material 29,4
% Berat ayakan 5 = x 100% = 𝑥 100% = 2,98%
Total material 986,7
Berat material 20,5
% Berat ayakan 6 = x 100% = 𝑥 100% = 2,08 %
Total material 986,7
Berat material 18,5
% Berat ayakan 7 = x 100% = 𝑥 100% = 1,87 %
Total material 986,7
Berat material 8,3
% Berat ayakan 8 = x 100% = 𝑥 100% = 0,84 %
Total material 986,7
- % Berat Kumulatif
i
% kumulatif i = ∑ % berat
n=1
16
= 97,27 % + 1,87% = 99,18 %
% kumulatif 8 = % berat ayakan 1 + % berat ayakan 2 + % berat ayakan 3 +
% berat ayakan 4 +% berat ayakan 5 +% berat ayakan 6 +%
berat ayakan 7 +% berat ayakan 8
= 99,18 % + 0,84% = 100%
- % berat kumulatiif lolos i = 100 % - % berat kumulatif i
% berat kumulatif lolos 1 = 100 % - 49,15 % = 50,85 %
% berat kumulatif lolos 2 = 100 % - 66,40 % = 33,59 %
% berat kumulatif lolos 3 = 100 % - 81,93 % = 18,06 %
% berat kumulatif lolos 4 = 100 % - 92,22 % = 7,77 %
% berat kumulatif lolos 5 = 100 % - 95,21 % = 4,79 %
% berat kumulatif lolos 5 = 100 % - 97,28 % = 2,72 %
% berat kumulatif lolos 5 = 100 % - 99,15 % = 0,84 %
% berat kumulatif lolos 5 = 100 % - 99,15 % = 0 %
b. 10 menit
- % Berat
Berat material
% Berat = Total material × 100%
Berat material 421
% Berat ayakan 1 = x 100% = 𝑥 100% = 43,31 %
Total material 972,1
Berat material 187,2
% Berat ayakan 2 = x 100% = 𝑥 100% = 19,26 %
Total material 972,1
Berat material 181,4
% Berat ayakan 3 = x 100% = 𝑥 100% = 18,66 %
Total material 972,1
Berat material 109,9
% Berat ayakan 4 = x 100% = 𝑥 100% = 11,31 %
Total material 972,1
Berat material 34,4
% Berat ayakan 5 = x 100% = 𝑥 100% = 3,54 %
Total material 972,1
Berat material 22,2
% Berat ayakan 6 = x 100% = 𝑥 100% = 2,28 %
Total material 972,1
Berat material 8,7
% Berat ayakan 7 = x 100% = 𝑥 100% = 0,89 %
Total material 972,1
Berat material 7,3
% Berat ayakan 8 = x 100% = 𝑥 100% = 0,75 %
Total material 972,1
- % Berat Kumulatif
i
% kumulatif i = ∑ % berat
n=1
18
4.3 Pembahasan
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada kegiatan praktikum ini, praktikan ingin memberikan beberapa saran agar
kegiatan praktikum berikutnya menjadi semakin baik dan teratur.
1. Saran untuk Dosen
Saran untuk dosen mata kuliah Pengolahan Bahan Galian yaitu agar kiranya
tetap menjaga kinerja.
2. Saran untuk Asisten
Saran untuk asisten kegiatan praktikum Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian
ialah asisten terus mendampingi praktikan selama proses praktikum
berlangsung agar praktikan tidak kebingungan menggunakan alat serta tetap
menjaga komunikasi yang baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Gilchrist, J.D. 1989. Extraction Metallurgy. Robert Maxwell House, inc: Newyork.
21