ISSN 2442-4234
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga dan Empat Tahun 2017 di Area
Disposal PT. Jasapower Indonesia Job Site Adaro Indonesia Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan
Abstrak. PT. Jasapower Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Adaro Energy Tbk,
yang bergerak di bidang penyedia jasa pertambangan khususnya terkait dengan pengelolaan material
tanah penutup yaitu Pit Crushing Conveying System (PCC). Masalah yang terjadi di PT. Jasapower
Indonesia yaitu rancangan penimbunan pada quarter satu dan dua tahun 2017 tidak sesuai dengan
target penimbunan, sehingga untuk merancang penimbunan quarter tiga dan empat harus sesuai
pencapaian pada quarter sebelumnya. Selain itu, semakin bertambahnya kemajuan penimbunan
berdampak pada daerah tangkapan hujan semakin bertambah. Berdasarkan masalah-masalah tersebut,
sehingga diperlukan rancangan disposal dan rancangan drainase. Penelitian yang dilakukan di PT.
Jasapower Indonesia bertujuan untuk menghitung jumlah volume tanah penutup, membuat rancangan
disposal, menghitung debit air limpasan, membuat rancangan saluran terbuka dan gorong-gorong.
Metodologi penelitian yang digunakan yaitu studi literatur, studi lapangan, pengolahan data dan
analisis hasil pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume tanah penutup yang
dipindahkan menuju disposal pada quarter tiga dan empat tahun 2017 berjumlah 5.384.010bcm. Hasil
rancangan disposal untuk mengakomodir volume tanah penutup pada quarter tiga bulan Juli sebesar
488.760 lcmdengan volume pemadatan 451.859 ccm, quarter tiga bulan Agustus 1.288.289
lcmdengan volume pemadatan 1.191.032 ccm, quarter tiga bulan September 1.324.406 lcm dengan
volume pemadatan 1.224.413ccm, quarter empat bulan Oktober1.403.739 lcmdengan volume
pemadatan 1.297.756ccm, quarter empat bulan November 1.072.812 lcmdengan volume pemadatan
991.814 ccm, quarter empat bulan Desember 908.745 lcmdengan volume pemadatan 840.135 ccm.
Rancangan saluran terbuka (drainase), Hasil rancangan didapatkan sebanyak 9 saluran terbuka. Saluran
terbuka (D7) memiliki debit maksimum yang terletak di Tenggara disposal dan jalan jupiter dengan
debit 0,77m3/det memiliki dimensi d = 0,81 m; h = 0,70 m; b = 1,74 m; B = 0,81 m; a = 0,93 m. Hasil
rancangan gorong-gorong didapatkan 4 gorong-gorong berdiameter yaitu : G1 = 0,37 m; G2 = 0,7 m;
G3 = 1,13 m; dan G4 = 0,52 m.
Kata kunci : disposal,drainase, pit crushing conveying, rancangan dan tanah penutup.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Jasapower Indonesia merupakan salah Masalah yang terjadi di PT. Jasapower
satu anak perusahaan dari PT. Adaro Energy Tbk, Indonesia yaitu penimbunan pada quarter satu dan
yang bergerak di bidang penyedia jasa pertambangan dua tahun 2017 tidak sesuai dengan rencana
khususnya terkait dengan pengelolaan material tanah penimbunan tanah penutup.Hasil penimbunan pada
penutup yaitu Pit Crushing Conveying System (PCC). quarter satu dan dua adalah 3.994.864 bcm dari
PT. Jasapower Indonesia menjalankan proyeknya di rencana penimbunan adalah 4.899.837 bcm. Tidak
lokasi tambang PT. Adaro Indonesia. Sistem tercapainya target penimbunan pada quarter satu dan
penambangan yang diterapkan di PT. Adaro dua dapat mempengaruhi rancangan penimbunan
Indonesia adalah sistem tambang terbuka yang terdiri pada quarter berikutnya, sehingga dalam melakukan
dari tiga pit yaitu pit Tutupan, pit Wara, dan pit rancangan disposal pada quarter berikutnya yaitu
Paringin, dengan target produksi batubara quarter tiga dan empat tahun 2017 harus disesuaikan
50.000.000 Ton/Tahun dan volume tanah penutup dengan kemajuan penimbunan yang telah dicapai
249.000.000 bcm pada tahun 2017. pada quarter satu dan dua. Selain itu, Semakin
Tanah penutup dari pit dipindahkan bertambahnya kemajuan penimbunan akan
menggunakan alat angkut Dump truck menuju berpengaruh terhadap sistem penyaliran yang ada di
disposal dan menggunakan metode PCC. area disposal, sehingga diperlukan rancangan saluran
Target penimbunan Tanah Penutup pada terbuka yang bertujuan untuk mengatur dan
tahun 2017 menggunakan metode PCC adalah mengendalikan air limpasan yang berada pada area
10.283.848 bcm. penimbunan.
79
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
80
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
16 m, dengan kondisi jalan beraspal. Hauling road Daerah operasional PT. Adaro Indonesia secara
digunakan untuk pengangkutan batubara dari lokasi geografis (lihat Gambar 2.1) berada pada :
tempat penyimpanan sementara atau Run-off mine ke a. 115º33’30” sampai dengan 115º36’10” Bujur
daerah pengolahan, pemasaran atau pengapalan Timur.
batubara didesa Kelanis dan Rangga Ilung kecamatan b. 2º7’30” sampai dengan 2º25’30” Lintang Selatan.
Jenamas serta Pasar Panas, Kabupaten Barito Timur, c. Lokasi penambangan berjarak 210 km kearah
Provinsi Kalimantan Tengah. Timur Laut Kota Banjarmasin.
Gambar 2.1
Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
81
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
82
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
kering dan kondisi base/lantai disposal basah. bentuk tabel untuk memudahkan pengelompokan
Geometri timbunan menggunakan rekomendasi serta pengolahan data. Nilai curah hujan
kondisi base/lantai disposal basah lihat maksimum diperoleh sebesar 173mm/hari yang
Gambar 3.1. terjadi pada bulan Januari tahun 2002.
3.5.1. Curah Hujan Rencana.
Geometri timbunan : Curah hujan rencana penting dalam
a. Tinggi jenjang (h): 26 m ( RL 83 mdpl – perencanaan, karena berguna dalam menentukan
70mdpl ). debit air yang akan masuk ke dalam area
b. Single slope(α) : 20º. penimbunan. Perhitungan curah hujan rencana
c. Jarak Spreader dari Crest(a) : 10 m. dilakukan dengan menggunakan rumus Distribusi
Gumbel. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan
nilai curah hujan rencana
139,96 mm/hari. Penentuan periode ulang hujan ini
berhubungan dengan faktor risiko dalam perencanaan
tambang. Dalam rancangan sistem penyaliran ini
digunakan periode ulang hujan 6 tahun. Umur
tambang yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 11
tahun dan periode ulang hujan yang digunakan 6
tahun, sehingga risiko hidrologi yang didapat
86,54%.
3.5.2. Intensitas Curah Hujan.
Gambar 3.1 Intensitas curah hujan dihitung dengan
Dimensi Geometri Timbunan. menggunakan rumus Mononobe. Nilai t = 3,12 jam,
curah hujan yang disajikan dalam durasi waktu yang
3.5. Sistem Penyaliran pada Timbunan lama seperti lebih dari satu jam dengan beberapa
Penanganan masalah air di area disposal PT. parameter yaitu curah hujan rencana dan lamanya
Jasapower Indonesia menggunakan sistem mine waktu hujan. Setelah dilakukan perhitungan
drainagedengan cara membuat saluran terbuka untuk didapatkan nilai intensitas curah hujan yaitu
mengatur air limpasan dan menghindari terjadinya 22,7mm/jam.
genangan air yang akan menggangu kegiatan
penimbunan. 3.7. Parameter Rancangan Sistem Penyaliran
Proses penimbunan yang dilakukan oleh PT. pada Timbunan
Jasapower Indonesia menggunakan systemPCC. 3.7.1. Daerah Tangkapan Hujan (DTH).
Kegiatan penimbunan sangat dipengaruhi oleh Pembagian daerah tangkapan hujan perlu
keadaan cuaca dan iklim. Pengaruh cuaca akan sangat dilakukan pengamatan langsung dilapangan dan
berpengaruh terhadap pada saat musim penghujan. pengamatan pada peta topografi. Pengamatan
Hujan yang terjadi diarea disposal akan menimbulkan langsung dilapangan bertujuan untuk mengetahui
air limpasan yang dapat menggangu dari pergerakan arah aliran limpasan air hujan. Pengamatan pada peta
alat yang ada diarea operasi penimbunan, sehingga topografi untuk menentukan area yang memiliki
diperlukan sistem penyaliran yang dapat mengatur elevasi lebih tinggi dan menentukan batas daerah
dan mengendalikan air limpasan. Sistem penyaliran tangkapan hujan. Penentuan luas daerah tangkapan
yang diterapkan di area disposal PT. Jasapower hujan menggunakan metode luas koordinat.
Indonesia menggunakan sistem mine drainage 3.7.2. Koefisien Limpasan.
dengan cara membuat saluran terbuka. Saluran Koefisien limpasan dapat diperoleh dari
terbuka yang dibuat berfungsi untuk mencegah dan perbandingan antara jumlah hujan yang jatuh dengan
mengatur air limpasan yang berada di area yang mengalir sebagai limpasan dari hujan di
penimbunan agar tidak mengganggu kegiatan permukaan tanah. MenurutHassing (1996) koefisien
penimbunan. limpasan (c) tiap-tiap daerah berbeda berdasarka
beberapa faktor sepeti keadaan topografi, jenis tanah,
3.6. Curah Hujan dan kondisi covercrop.
Curah hujan sangat berpengaruh terhadap sistem 3.7.3. Debit Air Limpasan.
penyalian tambang, terutama air yang masuk ke Air limpasan yaitu bagian dari curah hujan
lokasi penimbunan harus dialirkan ke saluran terbuka. yang jatuh serta mengalir ke permukaan tanah,
Dalam menentukan nilai curah hujan pada lokasi sungai, danau, hingga laut. Aliran itu terjadi akibat
penelitian diperlukan data curah hujan harian. curah hujan yang jatuh ke permukaan tidak
Data curah hujan yang digunakan diperoleh terinfiltrasi semua karena disebabkan oleh intensitas
dari Mine Dewathering Engineering Departement curah hujan atau faktor bentuk lereng dan
PT. Pamapersada Nusantara selama 16 tahun kekompakan batuan serta vegetasi yang ada didaerah
pengamatan, dari tahun 2001 sampai tahun 2016. tersebut.
Data curah hujan harian tersebut disajikan dalam
83
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
Sumber air yang masuk ke area penimbunan berasal air limpasan maksimum yaitu intensitas curah hujan,
air limpasan yang mengalir dari area yang memiliki koefisien air limpasan daerah tangkapan hujan, dan
elevasi tinggi ke elevasi yang rendah. Debit air luas daerah tangkapan hujan.Berikut ini adalah Tabel
limpasan dihitung dengan menggunakan rumus 3.5 debit air limpasan daerah tangkapan hujan.
Rasional. Parameter untuk menghitung debit
Tabel 3.5
Debit Air Limpasan Daerah Tangkapan Hujan
Koefisien Intensitas (i) Luas DTH ( a ) Debit ( Q)
DTH
limpasan ( c )
(mm/jam) (km) (m3/detik)
1 0,35 22,70 0,15 0,32
2 0,35 22,70 0,03 0,06
3 0,35 22,70 0,005 0,01
4 0,51 22,70 0,03 0,09
5 0,58 22,70 0,02 0,09
6 0,35 22,70 0,02 0,04
7 0,56 22,70 0,05 0,19
8 0,35 22,70 0,03 0,08
9 0,58 22,70 0,07 0,24
10 0,35 22,70 0,09 0,20
11 0,35 22,70 0,10 0,22
12 0,35 22,70 0,32 0,70
13 0,35 22,70 0,22 0,49
14 0,35 22,70 0,16 0,35
3.8. Rancangan Sistem Penyaliran Tambang Penampang trapesium yang paling efisien adalah
3.8.1. Rancangan Saluran Terbuka jika kemiringan dindingnya, m = (1/√3), atau Ꝋ =
Saluran terbuka bertujuan untuk mengalirkan 60° Pemilihan penggunaan bentuk Trapesium
air hujan di area penimbunan agar tidak terjadi berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
genangan air. Saluran terbuka yang direncanakan Mempunyai kapasitas debit aliran paling besar.
pada daerah penelitian ada sembilan saluran yang 1. Memiliki dinding saluran terbuka relatif stabil.
masing-masing mempunyai letak dan dimensi yang 2. Relatif mudah dalam pembuatannya.
berbeda. c. Dimensi saluran terbuka.
a. Lokasi saluran terbuka. Perhitungan dimensi saluran terbuka berdasarkan
Penentuan lokkasi saluran terbuka didasarkan atas nilai debit air limpasan dan topografi daerah
pada arah aliran yang ada di daerah tangkapan penelitian. Dimensi saluran terbuka dapat
hujan. dihitung menggunakan rumus Manning. Nilai
b. Bentuk saluran terbuka. koefisien kekerasan saluran (n) yaitu 0,03.
Bentuk saluran terbuka yang digunakan Dimensi saluran terbuka hasil rancangan sebagai
adalah bentuk Trapesium dengan sudut berikut dapat dilihat pada Tabel 3.6.
kemiringan dinding saluran terbuka 60º.
Tabel 3.6
Dimensi Saluran Terbuka Hasil Rancangan
Saluran Terbuka
Dimensi Saluran Terbuka
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9
Debit (Q), m³/detik 0,24 0,47 0,56 0,09 0,68 0,22 0,70 0,49 0,35
Kemiringan Dasar Saluran (S), % 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Kemiringan Dinding Saluran (ɑ), ° 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Ketebalan Air (h), m 0,47 0,60 0,64 0,32 0,69 0,45 0,70 0,61 0,54
Kedalaman Saluran (d), m 0,54 0,69 0,74 0,37 0,79 0,52 0,81 0,70 0,62
Lebar Dasar Saluran (B), m 0,54 0,70 0,74 0,37 0,80 0,52 0,81 0,70 0,62
Lebar Permukaan Saluran (b), m 1,17 1,50 1,60 0,80 1,72 1,12 1,74 1,52 1,34
Panjang Dinding Saluran (a), m 0,63 0,80 0,85 0,43 0,92 0,60 0,93 0,81 0,72
84
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
Berdasarkan perhitungan diameter gorong – gorong 4.1.2. Jumlah Volume Tanah Penutup yang akan
sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 3.7. dipindahkan.
Tabel 3.7.
Diameter Gorong –gorong Hasil Rancangan Jumlah volumetanah penutup yang akan
Gorong-gorong Debit ( m³/detik)
Koefisien kekasaran Diameter gorong- dipindahlan dari pit Tutupan ke tempat penimbunan
dinding pipa gorong (m) (disposal) dapat dilihat pada Tabel 5.2 Jumlah Tanah
G1 0,09 0,02 0,37
G2 0,47 0,02 0,70
Penutup yang dipindahkan berdasarkan kesesuai
G3 1,71 0,02 1,13 kapasitas PCC dengan kapasitas suplai Tanah
G4 0,22 0,02 0,52 Penutup oleh PT. Pamapersada Nusantara.
85
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
4.2. Jumlah Volume Tanah Penutup. 3. Rancangan kemajuan penimbunan pada quarter
tiga bulan September tahun 2017.
Tanah Penutup dari pit dikecilkan ukurannya di Penimbunan pada quarter tiga bulan September
Overburden Crushing Station-Charlie untuk dilakukan pada layer satu dengan kapasitas
mendapatkan ukuran yang seragam dengan ukuran rancangan disposal untuk mengakomodir volume
350 mm, kemudian di angkut menggunakan tanah penutup adalah 1.324.406 lcmdengan
Conveyor sampai ke disposal. Pembentukan disposal volume pemadatan 1.224.413ccm. Proses
dilakukan menggunakan Spreader dan penyelesaian pembentukan permukaan disposal menggunakan
akhir menggunakan Bulldozer,Motorgrader dan Spreader, mempertimbangkan pergerakan Mobile
Impactor. Stacking Conveyor secara linear. Penyelesaian
Rancangan tempat penimbunan (disposal) akhir menggunakan alat gusur Bulldozer komatsu
menggunakan geometri timbunan yang D375A dan D155A untuk membentuk elevasi
direkomendasikan oleh PT. Adaro Indonesia. 97,5 mdpl sampai 96 mdpl dan single slope 20º
Rekomendasi geometri timbuna berdasarkan kondisi (kondisi base/lantai disposal basah). Setelah
base/lantai disposal basah sehingga menggunakan mencapai elevasi yang sesuai dilakukan
angle of repose 20º. Penggambaran desain Tempat pemadatan dengan menggunakan alat Impactor
penimbunan (disposal) PCC mempertimbangkan Massay Ferguson 8690 serta di dukung oleh alat
volume tanah penutup dan pergerakan dari Mobile bantu mekanis Motor greader komatsu D852A.
Stacking Conveying (MSC) secara linear ataupun 4. Rancangan kemajuan penimbunan pada quarter
radial. Tempat penimbunan (disposal) menggunakan empat bulan Oktober tahun 2017.
jenis timbunan Terraced Dump, karena disesuaikan Penimbunan pada quarter tiga bulan Oktober
dengan kondisi topografi yang tidak curam pada dilakukan pada layer satu dengan kapasitas
lokasi penimbunan. rancangan disposal untuk mengakomodir volume
1. Rancangan kemajuan penimbunan pada quarter tanah penutup adalah 1.403.739 lcmdengan
tiga bulan Juli tahun 2017. volume pemadatan 1.297.756ccm. Proses
Penimbunan pada quarter tiga bulan Juli pembentukan permukaan disposal menggunakan
dilakukan pada layer satu dengan kapasitas Spreader, mempertimbangkan pergerakan Mobile
rancangan disposal untuk mengakomodir volume Stacking Conveyor secara linear. Penyelesaian
tanah penutupadalah488.760 lcmdengan volume akhir menggunakan alat gusur Bulldozer komatsu
pemadatan 451.859 ccm. Proses pembentukan D375A dan D155A untuk membentuk elevasi 96
permukaan disposal menggunakan Spreader, mdpl sampai 95,5 mdpl dan single slope 20º
mempertimbangkan pergerakan Mobile Stacking (kondisi base/lantai disposal basah). Setelah
Conveyor secara radial. Penyelesaian akhir mencapai elevasi yang sesuai dilakukan
menggunakan alat gusur Bulldozer komatsu pemadatan menggunakan alat Impactor Massay
D375A dan D155A untuk membentuk elevasi Ferguson 8690 serta alat bantu mekanis Motor
96,5 mdpl sampai 95 mdpl dan single slope 20º greader komatsu D852A.
(kondisi base/lantai disposal basah). Setelah 5. Rancangan kemajuan penimbunan pada quarter
mencapai elevasi yang sesuai dilakukan empat bulan November tahun 2017.
pemadatan dengan menggunakan alat Impactor Penimbunan pada quarter tiga bulan November
Massay Ferguson 8690 serta di dukung oleh alat dilakukan pada layer satu dengan kapasitas
bantu mekanis Motor greader komatsu D852A. rancangan disposal untuk mengakomodir volume
2. Rancangan kemajuan penimbunan pada quarter tanah penutup adalah 1.072.812 lcmdengan
tiga bulan Agustus tahun 2017. volume pemadatan 991.814ccm. Proses
Penimbunan pada quarter tiga bulan Agustus pembentukan permukaan disposal menggunakan
dilakukan pada layer satu dengan kapasitas Spreader, mempertimbangkan pergerakan Mobile
rancangan disposal untuk mengakomodir volume Stacking Conveyor secara linear. Penyelesaian
tanah penutup adalah1.288.298 lcmdengan akhir menggunakan alat gusur Bulldozer komatsu
volume pemadatan 1.191.032ccm. Proses D375A dan D155A untuk membentuk elevasi
pembentukan permukaan disposal menggunakan 95,5 sampai 95 mdpl dan single slope 20º (kondisi
Spreader, mempertimbangkan pergerakan Mobile base/lantai disposal basah). Setelah mencapai
Stacking Conveyor secara radial. Penyelesaian elevasi yang sesuai dilakukan pemadatan dengan
akhir menggunakan alat gusur Bulldozer komatsu menggunakan alat Impactor Massay Ferguson
D375A dan D155A untuk membentuk elevasi 8690 serta di dukung oleh alat bantu mekanis
96,5 mdpl sampai 95 mdpl dan single slope 20º Motor greader komatsu D852A.
(kondisi base/lantai disposal basah). Setelah 6. Rancangan kemajuan penimbunan pada quarter
mencapai elevasi yang sesuai dilakukan empat bulan Desember tahun 2017.
pemadatan dengan menggunakan alat Impactor Penimbunan pada quarter tiga bulan Desember
Massay Ferguson 8690 serta di dukung oleh alat dilakukan pada layer satu dengan kapasitas
bantu mekanis Motor greader komatsu D852A. rancangan disposal untuk mengakomodir volume
tanah penutup adalah 908.745 lcmdengan volume
86
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
pemadatan 840.135ccm. Proses pembentukan intensitas curah hujan rencana menggunakan rumus
permukaan disposal menggunakan Spreader, Mononobe (Suripin, 2004)dan luas daerah tangkapan
mempertimbangkan pergerakan Mobile Stacking air hujan yang dihitung menggunakansoftware
Conveyor secara radial. Penyelesaian akhir denganmetode luas koordinat membentuk poligon
menggunakan alat gusur Bulldozer komatsu tertutup.
D375A dan D155A untuk membentuk elevasi Debit air limpasan akan digunakan sebagai
95,5 sampai 95 mdpl dan single slope 20º (kondisi dasar dalam perancangan dimensi saluran terbuka.
base/lantai disposal basah). Setelah mencapai Pengendalian terhadap air limpasan yang berada di
elevasi yang sesuai dilakukan pemadatan dengan area penimbunan bertujuan untuk mengalirkan air
menggunakan alat Impactor Massay Ferguson agar tidak terjadi genangan air pada permukaan kerja
8690 serta di dukung oleh alat bantu mekanis tempat penimbunan (disposal). Debit air limpasan
Motor greader komatsu D852A. pada masing-masing daerah tangkapan hujan adalah
Pembuatan rancangan disposal pada quarter sebagai berikut :
tiga dan empat menggunakan software. Penggunaan a. Daerah tangkapan hujan 1, Debit air limpasan
software berfungsi untuk melakukan penggambaran = 0,32 m3/det.
desain disposal berdasarkan volume yang telah b. Daerah tangkapan hujan 2, Debit air limpasan
direncanakan. Setelah dilakukan penggambaran = 0,06 m3/det.
desain disposal, dilakukan pembuatan triangle c. Daerah tangkapan hujan 3, Debit air limpasan
(design triangle). Triangle hasil desain disposal yang = 0,01 m3/det.
akan dihitung volumenya dan triangle topografi d. Daerah tangkapan hujan 4, Debit air limpasan
daerah disposal sebagai alas (base triangle). = 0,09 m3/det.
Kemudian dilakukan perhitungan volume e. Daerah tangkapan hujan 5, Debit air limpasan
menggunakan software berdasarkan data dari 2 = 0,09 m3/det.
triangle yang telah dibuat. Perhitungan volume pada f. Daerah tangkapan hujan 6, Debit air limpasan
software ini, menggunakan metode cut and fill. = 0,04 m3/det.
Metode ini digunakan untuk menghitung volume g. Daerah tangkapan hujan 7, Debit air limpasan
galian ataupun timbunan. Prinsip perhitungan volume = 0,19 m3/det.
dengan metode ini adalah rumus prisma. h. Daerah tangkapan hujan 8, Debit air limpasan
= 0,08 m3/det.
4.3. Debit Air Limpasan pada Area Timbunan
i. Daerah tangkapan hujan 9, Debit air limpasan
Sumber air yang berada di area penimbunan
= 0,24 m3/det.
berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
j. Daerah tangkapan hujan 10, Debit air
timbunan. Air hujan yang jatuh pada timbunan akan
limpasan = 0,20 m3/det.
mengalir ke daerah yang lebih rendah disebut sebagai
k. Daerah tangkapan hujan 11, Debit air
air limpasan. Berdasarkan rancangan tempat
limpasan = 0,22 m3/det.
penimbunan (disposal), air limpasan akan mengalir
l. Daerah tangkapan hujan 12, Debit air
ke Barat daya sesuai dengan rancangan akhir
limpasan = 0,70 m3/det.
perusahaan.
m. Daerah tangkapan hujan 13, Debit air
Permasalahan yang di hadapi perusahaan yaitu
limpasan = 0,49 m3/det.
air limpasan. Air limpasan yang terjadi pada tempat
n. Daerah tangkapan hujan 14, Debit air
penimbunan (disposal) akan mempengaruhi kegiatan
limpasan = 0,35 m3/det.
operasional dari sistem PCC. Air limpasan yang
menggenangi permukaan timbunan dapat menggangu
4.4. Jumlah Volume Tanah penutup.
kerja dari alat yang berada di disposal. Selain itu, Air
limpasan yang menggenangi timbunandapat 4.4.1. Pelaksanaan Pembuatan Saluran Terbuka.
mempengaruhi daya dukung tanah sehingga Saluran terbuka berfungsi untuk menampung dan
meyebabkan alat Mobile Stacking Conveyor dan mengalirkan air limpasan agar tidak menggenangi
Spreader tidak dapat melakukan penimbunan area penimbunan (disposal). Dimensi saluran terbuka
dikarenakan daya dukung tanah rendah yang tidak yang dirancang berdasarkan pertimbangan debit air
sesuai dengan standar yang ditentukan. limpasan yang berada di area penimbunan agar air
Data curah hujan yang digunakan dalam yang dialirkan melalui saluran terbuka tidak meluap.
perhitungan yaitu menggunakan data curah hujan dari Saluran terbuka dirancang menggunakan
mine dewatering pit service department PT. penampang bentuk Trapesium karena mempunyai
Pamapersada Nusantara selama 16 tahun (tahun 2001 kapasitas debit aliran paling besar, memiliki dinding
sampai 2016). Air limpasan yang berasal dari air Saluran terbuka relatif stabil, dan relatif mudah dalam
hujan dengan intensitas curah hujan rencana pembuatannya dengan tipe kekasaran dinding saluran
maksimal 22,7 mm/jam. perhitungan debit air terbuka berupa tanah yang digali sesuai dengan
limpasan menggunakan rumus Rasional (Suripin, dimensi dari perhitungan dan berbentuk Trapesium.
2004), komponen yang mempengaruhi jumlah debit Pelaksanaan pembuatan saluran terbuka
yaitu koefisien limpasan mempertimbangkan faktor bersamaan dengan proses penimbunan karena
topografi, tanah, dan vegetasi (Hassing,1996), termasuk kegiatan pendukung. Pembuatan saluran
87
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
tebuka diawali dengan merancang letak saluran terbuat dari tanah memiliki dimensi d = 0,79 m; h
terbuka, setelah itu hasil perhitungan dimensi saluran = 0,69 m;
terbuka untuk dilakukan pembuatan saluran terbuka. b = 1,72 m; B = 0,80 m; a = 0,92 m.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan saluran 6. Saluran Terbuka (D6).
terbuka adalah Backhoe. Pada daerah penelitian Saluran terbuka ini terletak di Barat Daya
digunakan Hyundai 220LC-9c untuk melakukan disposal, menampung dan mengalirkan air dari
penggalian pada area penimbunan yang dirancang DTH 11, dengan debit air yang diperhitungkan
sebagai saluran terbuka. masuk ke saluran terbuka (D6) adalah 0,22 m3/det
Pembuatan saluran terbuka dirancang sesuai dan saluran terbuat dari tanah memiliki dimensi d
dengan hasil perhitungan dimensinya agar air = 0,52 m; h = 0,45 m; b = 1,12 m; B = 0,52 m; a =
limpasan dapat ditampung dan dialirkan. Letak 0,60 m.
saluran terbuka sesuai dengan arah aliran air 7. Saluran Terbuka (D7).
limpasan, maka saluran yang akan dibuat sebanyak Saluran terbuka ini terletak di Tenggara disposal
sembilan saluran terbuka berbentuk Trapesium. dan jalan jupiter, menampung dan mengalirkan air
Berikut saluran tebuka yang direncanakan untuk dari DTH 12, dengan debit air yang
mengalirkan air limpasan pada area penimbunan diperhitungkan masuk ke saluran terbuka (D7)
PT. Jasapower Indonesia. adalah 0,77 m3/det dan saluran terbuat dari tanah
1. Saluran Terbuka (D1). memiliki dimensi d = 0,81 m; h = 0,70 m; b =
Saluran terbuka ini terletak di Barat Daya 1,74 m; B = 0,81 m; a = 0,93 m.
disposal dan Timur laut jalan venus, menampung
dan mengalirkan air dari DTH 9 dengan debit air 8. Saluran Terbuka (D8).
yang diperhitungkan masuk ke saluran terbuka Saluran terbuka ini direncanakan pada kemajuan
(D1) adalah 0,24 m3/det dan saluran terbuat dari penimbunan quarter tiga terletak di Tenggara
tanah memiliki dimensi d = 0,54 m; h = 0,47 m; disposal dan jalan jupiter, menampung dan
b = 1,17 m; B = 0,54 m; a = 0,63 m. mengalirkan air dari DTH 13, dengan debit air
2. Saluran Terbuka (D2). yang diperhitungkan masuk ke saluran terbuka
Saluran terbuka ini terletak di Tenggara disposal (D8) adalah 0,49 m3/det dan saluran terbuat dari
dan Barat Laut jalan mars, menampung dan tanah memiliki dimensi d = 0,70 m; h = 0,62 m; b
mengalirkan air dari = 1,52 m; B = 0,70 m; a = 0,81 m.
½DTH1,DTH2,DTH3,DTH5,DTH 6, ½D1, 9. Saluran Terbuka (D9).
dengan debit air yang diperhitungkan masuk ke Saluran terbuka ini direncanakan pada kemajuan
saluran terbuka (D2) adalah 0,47 m3/det dan penimbunan quarter tiga terletak di Tenggara
saluran terbuat dari tanah memiliki dimensi disposal dan jalan jupiter, menampung dan
d = 0,69 m; h = 0,60 m; b = 1,50 m; B = 0,70 m; a mengalirkan air dari DTH 14, dengan debit air
= 0,80 m. yang diperhitungkan masuk ke saluran terbuka
3. Saluran Terbuka (D3). (D9) adalah 0,35 m3/det dan saluran terbuat dari
Saluran terbuka ini terletak di Barat Laut disposal tanah memiliki dimensi d = 0,62 m; h = 0,54 m; b
dan Tenggara jalan merkurius, menampung dan = 1,34 m; B = 0,62 m; a = 0,72 m.
mengalirkan air dari 4.4.2. Rancangan Gorong-gorong.
½DTH1,½DTH3,DTH7,DTH 8, ½D1, dengan Gorong-gorong adalah saluran berbentuk
debit air yang diperhitungkan masuk ke saluran silinder untuk menghubungkan air. Gorong-gorong
terbuka (D3) adalah 0,59 m3/det dan saluran dibuat karena adanya aliran air mengganggu akses
terbuat dari tanah memiliki dimensi jalan sehingga dibuat gorong-gorong agar aliran air
d = 0,74 m; h = 0,64 m; b = 1,60 m; B = 0,74 m; a tetap mengalir. Berdasarkan perhitungan didapat
= 0,85 m. diameter gorong-gorong sebagai berikut :
4. Saluran Terbuka (D4). 1. Gorong-gorong (G1).
Saluran terbuka ini terletak di Timur Laut Gorong gorong terletak di Timur Laut disposal
disposal dan Barat Daya jalan merkurius, untuk mengalirkan air dari saluran terbuka D4
menampung dan mengalirkan air dari DTH4 dengan debit 0,09 m³/det, koefisien kekasaran
dengan debit air yang diperhitungkan masuk ke dinding pipa 0,02 (Baja keling) sehingga
saluran terbuka (D4) adalah 0,09 m3/det dan didapatkan diameter gorong-gorong adalah
saluran terbuat dari tanah memiliki dimensi d = 0,37 m.
0,37 m; h = 0,32 m; 2. Gorong-gorong (G2).
b = 0,80 m; B = 0,37 m; a = 0,43 m. Gorong gorong terletak di Barat Laut jalan mars
5. Saluran Terbuka (D5). untuk mengalirkan air dari saluran terbuka D2
Saluran terbuka ini terletak di Barat Daya dengan debit 0,47 m³/det, koefisien kekasaran
disposal dan Timur Laut jalan venus, menampung dinding pipa 0,02 (Baja keling) sehingga
dan mengalirkan air dari DTH 10, D2, dengan didapatkan diameter gorong-gorong adalah
debit air yang diperhitungkan masuk ke saluran 0,70 m.
terbuka (D5) adalah 0,68 m3/det dan saluran 3. Gorong-gorong (G3).
88
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
Gorong gorong terletak di Barat Laut jalan venus a. Q DTH 1 = 0,32 m3/det.
untuk mengalirkan air dari saluran terbuka D2,D3 b. Q DTH 2 = 0,06 m3/det.
dan D5 dengan debit 1,71 m³/det, koefisien c. Q DTH 3 = 0,01 m3/det.
kekasaran dinding pipa 0,02 (Baja keling) d. Q DTH 4 = 0,09 m3/det.
sehingga didapatkan diameter gorong-gorong e. Q DTH 5 = 0,09 m3/det.
adalah 1,13 m. f. Q DTH 6 = 0,04 m3/det.
4. Gorong-gorong (G4). g. Q DTH 7 = 0,19 m3/det.
Gorong gorong terletak di Barat Laut jalan h. Q DTH 8 = 0,08 m3/det.
merkurius untuk mengalirkan air dari saluran i. Q DTH 9 = 0,24 m3/det.
terbuka D6 dengan debit 0,22 m³/det, koefisien j. Q DTH 10 = 0,20 m3/det.
kekasaran dinding pipa 0,02 (Baja keling) k. Q DTH 11 = 0,22 m3/det.
sehingga didapatkan diameter gorong-gorong l. Q DTH 12 = 0,70 m3/det.
adalah 0,52 m. m. Q DTH 13 = 0,49 m3/det.
n. Q DTH 14 = 0,35 m3/det.
V. PENUTUP 4. Rancangan sistem penyaliran pada timbuan
5.1. Kesimpulan. yang direncanakan yaitu :
1. Jumlah tanah penutup yang akan dipindahkan a. Saluran terbuka.
pada quarter tiga dan empat tahun 2017 adalah Saluran terbuka dirancang berdasarkan debit air
5.384.010 bcm. Pada quarter tiga 2.574.215 limpasan dari masing-masing daerah tangkapan
bcm dan quarter empat 2.809.795 bcm. Tanah hujan dan saluran terbuka berbentuk Trapesium.
Penutup dari pit Tutupan dipindahkan ke Hasil rancangan masing-masing saluran terbuka
disposal PT. Jasapower Indonesia menggunakan sebagai berikut :
sistem Pit Crushing Conveying (PCC). 1)Saluran terbuka (D1), terletak di Barat Daya
2. Rancangan disposal pada quarter tiga dan disposal dan Timur laut jalan venus dengan
empat tahun 2017 bertujuan untuk debit 0,24m3/det memiliki dimensi d =0,54 m;
mengakomodir volume tanah penutup yang h = 0,47 m; b = 1,17 m; B = 0,54 m; a = 0,63
direncanakan adalah5.384.010 bcm atau m.
6.486.760 lcm. Hasil rancangan sequence 2)Saluran terbuka (D2), terletak di Tenggara
kemajuan penimbunan PT. Jasapower Indonesia disposal dan Barat Laut jalan mars dengan
sebagai berikut : debit 0,47m3/det memiliki dimensi d = 0,69 m;
a. Hasil rancangan pada quarter tiga bulan Juli h = 0,60 m; b = 1,50 m; B = 0,70 m; a = 0,80
untuk mengakomodir volume tanah penutup m.
488.760 lcm dengan volume pemadatan 3) Saluran terbuka (D3), terletak di Barat Laut
451.859 ccm. disposal dan Tenggara jalan merkurius dengan
b. Hasil rancangan pada quarter tiga bulan debit 0,59m3/det memiliki dimensi d = 0,74 m;
Agustus untuk mengakomodir volume tanah h = 0,64 m; b = 1,60 m; B = 0,74 m; a = 0,85
penutup 1.288.289 lcm dengan volume m.
pemadatan 1.191.032ccm. 4) Saluran terbuka (D4), terletak di Timur Laut
c. Hasil rancangan pada quarter tiga bulan disposal dan Barat daya jalan merkurius
September untuk mengakomodir volume dengan debit 0,09m3/det memiliki dimensi d =
tanah penutup 1.324.406 lcm dengan volume 0,37 m; h = 0,32 m; b = 0,80 m; B = 0,37 m; a
pemadatan 1.224.413ccm. = 0,43 m.
d. Hasil rancangan pada quarter empat bulan 5) Saluran terbuka (D5), terletak di Barat Dya
Oktober untuk mengakomodir volume tanah disposal dan Timur Laut jalan venus dengan
penutup 1.403.739 lcm dengan volume debit0,68m3/det memiliki dimensi d = 0,79 m;
pemadatan 1.297.756 ccm. h = 0,69 m; b = 1,72 m; B = 0,80 m; a = 0,92
e. Hasil rancangan pada quarter empat bulan m.
November untuk mengakomodir volume 6) Saluran terbuka (D6), terletak di Barat
tanah penutup 1.072.812 lcm dengan volume Dayadisposal dengan debit 0,68m3/det
pemadatan 991.814 ccm. memiliki dimensi d = 0,52 m; h = 0,45 m; b=
f. Hasil rancangan pada quarter empat bulan 1,12 m; B = 0,52 m; a = 0,60 m.
Desember untuk mengakomodir volume 7) Saluran terbuka (D7), terletak di Tenggara
tanah penutup 908.745 lcm dengan volume disposal dan jalan jupiter dengan debit
pemadatan 840.135 ccm. 0,77m3/det memiliki dimensi d = 0,81 m; h =
3. Air yang berada di area penimbunan PT. 0,70 m; b = 1,74 m; B = 0,81 m; a = 0,93 m.
Jasapower Indonesia merupakan air hujan yang 8) Saluran terbuka (D8), direncanakan pada
menjadi air limpasan. Air limpasan berasal dari kemajuan penimbunan quarter tiga terletak di
daerah tangkapan hujan yang berada di area Tenggara disposal dan jalan jupiter dengan
penimbunan. Debit air tambang (Q) yang debit 0,49m3/det memiliki dimensi d = 0,70 m;
berasal dari :
89
Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga… Suyono, dkk.
90