Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
U
DENGAN HPP (HAEMORHAGIC POST PARTUM)
DI RUANG MAWAR RSUD DR. H. KOESNADI BONDOWOSO
Oleh :
Hendra Dwi M.
Dina Rofifaeni I.
Afiyah Lailatus Solehah
Amin Basir
A. DEFINISI
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah
persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk perdarahan primer dan
perdarahan post partum sekunder. Istilah perdarahan post partum dalam arti luas
mencakup semua perdarahan yang terjadi setelah kelahiran bayi : sebelum, selama dan
sesudah keluarnya plasenta.
B. ETIOLOGI
Penyebab umum perdarahan post partum adalah:
1. Atonia Uteri
2. Retensi Plasenta
3. Sisa Plasenta dan selaput ketuban
a. Pelekatan yang abnormal
b. Tidak ada kelainan perlekatan
4. Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
c. Rupture uteri
5. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.
Tanda yang sering dijumpai:
a. Perdarahan yang banyak
b. Solusio plasenta.
c. Pre eklampsia dan eklampsia.
C. KLASIFIKASI
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Early post partum hemorhagic
Ealy post partum terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
2. Late post partum hemorhagic
Late post partum terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir. perdarahan
yang terjadi antara hari kedua sampai enam minggu paska persalinan.
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang
banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah,
letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin,
mual.
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
1. Perdarahan post partum akibat Atonia uteri.
Perdarahan post partum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta
dari rahim dan sebagian lagi belum; karena perlukaan pada jalan lahir. Atonia uteri
dapat terjadi karena proses persalinan yang lama; pembesaran rahim yang
berlebihan pada waktu hamil seperti pada hamil kembar atau janin besar;
persalinan yang sering (multiparitas) atau anestesi yang dalam. Atonia uteri juga
dapat terjadi bila ada usaha mengeluarkan plasenta dengan memijat dan
mendorong rahim ke bawah sementara plasenta belum lepas dari rahim.
Perdarahan yang banyak dalam waktu pendek dapat segera diketahui. Tapi bila
perdarahan sedikit dalam waktu lama tanpa disadari penderita telah kehilangan
banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya. Pada perdarahan karena
atonia uteri, rahim membesar dan lembek.
Pada perdarahan yang timbul setelah janin lahir dilakukan upaya
penghentian perdarahan secepat mungkin dan mengatasi akibat perdarahan. Pada
perdarahan yang disebabkan atonia uteri dilakukan tamponade utero vaginal, yaitu
dimasukkan tampon kasa kedalam rahim sampai rongga rahim terisi penuh.
Adapun Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri, yaitu umur, partus lama dan
partus terlantar.
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan keperawatan
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi
dengan kuat, uterus harus diurut. Pijat dengan lembut uterus, sambil menyokong
segmen uterus bagian bawah untuk menstimulasi kontraksi dan kekuatan
penggumpalan. Waspada terhadap kekuatan pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat
meletihkan uterus, mengakibatkan atonia uteri yang dapat menyebabkan nyeri.
Lakukan dengan lembut.
Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai
selama berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah
dan uterus yang relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang
tertahan. Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus,
mengindikasikan perdarahan akibat adanya laserasi.
2. penatalaksanaan medis
Pertahankan pemberian cairan IV. Pemberian 20 unit oksitosin dalam 1000
ml larutan RL atau normal saline, efektif bila diberikan infus intra vena 10 ml/mnt.
Transfusi darah diberikan bila diperlukan.
F. PENATALAKSANAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan
2. Pemeriksaan USG
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intrauterine
3. Urinalisis memastikan kerusakan kandung kemih
4. Profil koagulasi menentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan
fibrinogen, aktivasi masa tromboplastin dan masa tromboplastin parsial
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dan lain – lain
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat
pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat
implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak
(>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah,
letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.
4. Riwayat obstetri:
Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya
, keluhan waktu haid, HPHT
Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulai hamil
Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
- Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta
- Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau
mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir
- Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan
kontraksi
Riwayat Kehamilan sekarang
a. Hamil muda, keluhan selama hamil muda
b. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi
akibat mual, keluhan lain
5. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali,
perawatan serta pengobatannya yang didapat
6. Pola aktifitas sehari-hari
Makan dan minum, meliputi :
Komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama
dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas harus bermutu dan
bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
Eliminasi, meliputi:
Pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya perubahan pola
miksi dan defeksi.
BAB harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah
secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 )
Istirahat atau tidur meliputi :
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan
yang berlebihan.
Personal hygiene meliputi :
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan
selama dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk.
10 Pemeriksaan Dada
Untuk mengidentifikasi adanya
No KOMPONEN 0 1 2 3 4
Ada atau tidak bunyi weezing, rochi, rales pada paru
– paru
Ada atau tidak bunyi Mur – mur dan palpitasi pada
jantung
11 Pemeriksaan Payudara
Untuk menmgidentifikasi akan pemeriksaan tindak
lanjut dari pemeriksan prenatal dan segera setelah
melahirkan apakah ada komplikasi pada post partum
misalnya adanya bendungan payudara, mastitis pada
payudara , dan abses pada payudara
Cara Kerja
a ) Inspeksi Payudara : warna kemerahan atau tidak ,
adaatau idak vaskularisasi,ada
atau tidak oedema,
ada atau tidak putting susu
lecet, apakah
putting susu menonjol atau
tidak,adakah pengeluaran
cairan seperti kolostrum,
ASI,Pus atau darah
b ) Palpasi Payudara: Ibu tidur telentang dengan
lengan
tangan kiri dan lengan tangan
kanan ke atas
secara sistematis lakukan
perabaan payudara sebelah kiri
sampai axila , lalu ulangi
pemeriksaan yang sama pada
payudara kanan perhatikan
apakahada
benjolan, pembesaran kelenjar
getah bening , abses pada
payudara kemudian
kaji nyeri tekan,
12 Pemeriksaan Abdomen
Cara Kerja
a ) Inspeksi : Lihat apakah ada luka operasi , jika ada
maka kaji apakah ada tanda – tanda
perdarahan , atau apakah ada tanda –
tanda infeksi
b ) Palpasi : Pada TFU periksa apakah sesuai
dengan
involusio uteri dan apakah kontraksi
uterus baik atau tidak
13 Pemeriksaan Ekstremitas
Cara Kerja
a ) Inspeksi : Warna kemerahan atau tidak
b ) Palpasi : Pada pemeriksaan kaki apakah
ada varises , oedema,
reflek patella , nyeri tekan dan
panas pada betis ,
jika ada maka menandakan tanda
homan positif
No KOMPONEN 0 1 2 3 4
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri : mandi
2. Risiko infeksi
3. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN
TGL/JAM RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
12-11-2018 Defisit Perawatan Diri : Tujuan : Setelah dilakukan Bantuan perawatan 1. Mengkaji
07.00 WIB Mandi tindakan keperawatan diri : mandi / kemampuan
selama 2x24 jam kebersihan pasien untuk
kemampuan mandi klien 1. Kaji kemampuan melakukan
dapat terpenuhi. pasien untuk perawatan secara
Kriteria hasil : melakukan perawatan mandiri untuk
- Klien tampak diri memudahkan
bersih 2. Ganti pakaian yang intervensi
- Klien dan keluarga kotor dengan yang selanjutnya
mampu merawat bersih 2. Melindungi
secara mandiri 3. Berikan pujian kepada pasien lebih
pasien tentang kooperatif
kebersihannya 3. Membuat pasien
4. Bimbing keluarga lebih kooperatif
pasien 4. Membimbing
memandikan/menyeka keluarga agar
pasien keterampilan
dapat diterapkan
12-11-2018 Risiko Infeksi Tujuan : Setelah dilakukan Perlindungan Infeksi : 1. Menambah
07.00 WIB tindakan keperawatan 1. Ajarkan pasien dan pengetahuan
selama 2x24 jam masalah keluarga bagaimana keluarga agar
keperawatan risiko infeksi cara menghindari dapat diterapkan
dapat teratasi infeksi 2. Antibiotic
2. Instruksikan pasien membantu
untuk minum membunuh
antibiotic yang mikroorganisme
diresepkan 3. Nutrisi yang
3. Tingkatkan asupan cukup membantu
nutrisi yang cukup menurunkan
4. Monitor kerentanan risiko infeksi
terhadap infeksi 4. Kaji adanya
5. Batasi jumlah tanda-tanda
pengunjung infeksi
5. Dapat
mengurangi
terjadinya
infeksi berlanjut
12-11-2018 Kesiapan meningkatkan Tujuan : Setelah dilakukan Konseling laktasi 1. Menambah
07.00 WIB pemberian ASI tindakan keperawatan 1. Berikan informasi pengetahuan ibu
selama 2x24 jam mengenai manfaat tentang manfaat
diharapkan pengetahuan menyusui baik menyusui
pasien tentang ASI fisiologis maupun 2. Mengetahui ilmu
meningkat psikologis ibu tentang
Kriteria hasil : 2. Kaji motivasi serta menyusui
- Manfaat menyusui persepsi ibu tentang 3. Membantu
(5) Pengetahuan menyusui menerapkan
sangat banyak 3. Ajari ibu tentang teknik menyusui
- Teknik menyusui teknik menyusui yang yang benar
ibu (5) benar 4. Pakaian yang
Sepenuhnya 4. Dukung ibu untuk nyaman dan
adekuat memakai pakaian tidak ketat
- Dukungan yang nyaman membantu
keluarga (5) produksi ASI
Sepenuhnya yang adekuat
adekuat