Anda di halaman 1dari 8

Analisis Penyuluhan Penanganan Efektif

Eczema Sebagai Upaya Penanganan


Eczema di Kalangan Dewasa
Clarivia Breinda S.P
Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
Viaaclair15@gmail.com

Abstract. Eczema is condition where patches of skin become inflamed, itchy, red, cracked,and rough. Blister
may sometimes occur. Most people develop atopic eczema before the age of 5 years. Half of those who develop
the condition in childhood continue to have symptoms as an adult. Adults diagnosed with eczema participated in
this study. To collect data, observation, interview, and counseling were needed. The conclusion of this study will
prove the effectivity of counselling about effective treatment of eczema.

Keyword = penanganan, kalamngan dewasa, eczema

I. PENDAHULUAN
Eksim merupakan kondisi kulit dimana disebabkan oleh peradangan
kulit. Eksim yang merupakan sejenis alergi ini meningkat selama lebih dari 2
dekade pada negara berindustri, seperti Indonesia (T. Arvola, E. Isolairi, Y. sutas ,
dkk. 2008) .menurut C Hoare, A Liwan Po dan H Williams (2000) ,Eksim disini
merupakan inflamasi kronis yang ditandai dengan ruam merah gatal yang
menyokong lipatan kulit seperti lipatan siku atau di belakang lutut.. Eksim ini,
khususnya jenis eksim atopic merupakan penyakit gambaran kronis yang sering
terjadi pada keluarga dengan penyakit atopic lainya seperti asma bronkial juga
alergi rhinokonjuncungsi. Eksim atopik adalah salah satu penyakit kulit paling
umum yang menyerang hingga 20% anak-anak dan 1-3% orang dewasa di
sebagian besar negara di dunia. Pada anak anak, eksim atopic juga masih dinilai
hubunganya dengan keragaman mikroba dan karakterisasi bakteri dominan
dalam tinja pada setahun pertama kehidupan dari anak itu sendiri, bias juga
mempengaruhi timbulnya eczema pada anak itu sendiri, (Thomas R.
Abrahamsson , Hedvig E. Jakobsson, dan Anders, 2012) . Sedangkan Menurut
Tove Agner, Werner Aberer, dll (2007), eczema juga sering terjadi pada bagian
tangan , pada tangan eczema ini ditandai dengan gejala gatal dan nyeri, fisura,
hyperkeratosis dan juga scaling Gambaran dari eksim ini sendiri seperti cairan di
kulit (vesikel) juga penebalan pada kulit yang kasar, bisa juga terlihat seperti
kerak, keretakan dan pembengkaan. Selain itu, ciri ciri umum eczema adalah
eritema, vesikel, papula, scaling, fisura, hiperkeratosis, dan gejala gatal dan
nyeri. Orang dengan kondisi kulit seperti ini memiliki kecenderungan kulit yang
kering dan rentan sensitive terhadap sabun. Eksim ini mulanya di derita oleh
anak – anak dan bisa berlanjut hingga ketika sudah dewasa.
Pada kondisi ini, eksim adalah penyakit yang sulit untuk didefinisikan
karena gambaran klinisnya sangat bervariasi, juga eksim tersebut sifatnya sama
seperti alergi, yang merupakan penyakit bawaan dari lahir, dan tidak bisa
disembuhkan. Ini disebabkan karena studi menunjukan bahwa penanda untuk
respons hiperakltif IgE (atau immunoglobulin E yang merupakan factor yang
berperan dalam mekanisme alergi) terletak pada kromosom 11q tetapi ini belum
sepenuhnya konsisten. Selain disebabkan oleh factor bawaan atau genetic juga
bisa disebabkan oleh factor lingkungan.Pada kasus tertentu, penderita eksim
justru banyak terjadi di kalangan wanita, bukan di pria, hal ini terjadi karena
disebabkan oleh factor lingkungan. Factor limgkungan ini sendiri, seperti
paparan tungau debu rumah, paparan terhadap iritasi,bakteri, dan air karena
wanita lebih sering terpapar oleh pekerjaan rumah tangga. Selain itu, menurut
Ross St C BArnetson (2002), paparan polusi udara, keluarga dengan paparan
infeksi yang lebiuh sedikit, banyaknya hewan peliharaan juga termasuk salah
satu penyebab timbulnya eczema. Juga yang terakhir menurut Stephan
Weidinger Maureen O’Sullivan dll (2008) eczema bias juga disebabkan dengan
gen Fillaggrin ( FLG) tetapi, peran FLG dalam menyebabkan eczema
belumdiketahii secara pasti. Lalu terbukti bahwa eczema khususnya pada anak
anak memiliki pengaruh yang besar terhadap individu, emosi, dan perspektif
financial dari keluarga, karena bagaimana pun juga, pada anak anak tidak dapat
menyembunyikan penyakit itu kepada teman teman sebayanya, dan juga impact
pada finansial adalah keluarga harus mengeluarkan uang extra untuk
pengobatan eczema anaknya (John C Su, Andrew S Kemp. 1997 ).
Manajemen.terapi eksim adalah harus mempertimbangkan variabilitas gejala
individu dari penyakit. Terapi dasar difokuskan pada hidrasi pengobatan topikal,
dan menghindari faktor-faktor provokasi spesifik dan tidak spesifik. Pengobatan
antiinflamasi berdasarkan glukokortikosteroid topikal dan inhibitor kalsineurin
topikal (TCI) digunakan untuk manajemen eksaserbasi dan baru-baru ini untuk
terapi proaktif pada kasus tertentu. Kolonisasi mikroba dan superinfeksi dapat
menyebabkan eksaserbasi penyakit dan dapat membenarkan pengobatan
antimikroba tambahan. Juga, penanganan dengan berbasis fototerapi dapat
menurunkan bahkan membersihkan aczema atopik, dapat mengurangi kolonisasi
bakteri dan mengurangi kekuatan atau jumlah obat antiinflamasi topical yang
diperlukan, tetapi efek menguntungkan bervariasi dari orang ke orang. Selain
itu, terapi pengobatan juga dilakukan dalam hal diet atau pengaturan pola
makan , rekomendasi diet ini harus spesifik dan hanya diberikan pada alergi
makanan individu yang didiagnosis. Imunoterapi spesifik-alergen untuk
aeroallergens mungkin berguna dalam kasus-kasus tertentu. Hal ini tentunya
harusnya ditangani secepat mungkin, terbukti menurut studi dari Hywel
Williams, Alistair Stewart, Erika Von Mutius dll (2008), pada negara dengan
pervalensi yang tinggi epidemic eksim tampak menurun, sedangkan negara
berkembang yang pervalensi nya rendah, eksim ini justru meningkat terutama
pada kelompok dengan usia muda.

I. METODE
Metode yang digunakan adalah dengan mewawancari penderita
penyakit eczema, wawancara ini meliputi bagaimana awal mereka mengetahui
jika mereka terdiagnosis eczema, bagaimana mereka melakukan penanganan
pertama, dan juga setelah dilakukan penyuluhan oleh peneliti, apakah manfaat
yang mereka dapat setelah dilakukanya penyuluhan tersebut. Peneliti juga
mengobservasi para penderita, hal yang diobservasi adalah bagaimana penyakit
eczema mempengaruhi kualitas hidup penderita ( apakah semenjak eczema
kualitas dari gaya hidup penderita menjadi lebih baik (contohnya dalam bidang
kebersihan ) dengan mewawancarai lebih lanjut kepada penderita. juga peneliti
memberikan edukasi mengenai cara penanganan yang efektif yang dapat
dilaksanakan oleh para penderita eczema.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Bagaimana ibu mengetahui Menurut pasien 1 beliau sudah
bahwa ibu terkena mengerti tentang penyakitnya
penyakit eczema semenjak umur 5 tahun, jketika
itu kulkit beliau muncul merah
merah seperti ruam dan gatal
gatal. Sedangkan pasien 2
jketika anaknya pulang sekolah
beliau mendapati kalua anaknya
badanya merah merah seperti
iritasi, seiring hari mendingan
tetapi lama kelamaan
kemerahan itu muncul 2 kali
dalam sebluan sehingga
langsung dibawa kerumah sakit.
2. Bagaimana penanganan Pasien 1 sebelum kedokter diberi
pertama ketika ibu terkena lidah buaya oleh pihak keluarga,
penyakit ruam/ eksim lalu dikompres selama 20 menit
pertama kali? lalu setelah 3 minggu kambuh
lagi sehingga langsung dibawa
kedokter. Sedangkan pasien 2
waktu pertama kali terkena
penyakit, langsung diberi minyak
lavender sebelum dikonsulkan
ke dokter.

3. Ibu, setelah saya tadi Pasien 1 sangat terbantu selain


sebelumnya sudah obat dari dokter juga bias
menjelaskan mengenai dibantu dari bahan alami
penyakit eksim dan pengobatanya, sedangkan
penanganan efektifnya, pasien 2 sangat terbantu juga,
apakah ibu terbantu? beliau jadi mengerti tentang
penanganan efektif dan
sederhana ketika kemerahan itu
muncul kembali.
4. Ibu apakah setelah selama Pasien 1 setelah menderita
ini menderita eksim ada penyakit, gaya hidup yang
perubahan gaya hidup dirubah adalah lebih menjaga
yang dilakukan? kebersihan dan pola makan,
sedangkan pasien 2 setelah
anaknya menderita eczema
langsung menjaga kebersihan
anaknya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kedua pasien, gejala


pertama yang pasien rasakan ketika terserang eksim adalah gatal gatal, infeksi,
kemerahan dan ruam. Setelah itu penanganan pertama yang mereka lakukan
adalah dengan menggunakan bahan bahan tradisional seperti minyak minyakan
dan tumbuhan lidah buaya atau aloevera. Juga setelah terdiagnosis eczema,
serentak kedua pasien mengubah gaya hidup mereka menjadi lebih baik dengan
menjaga kebersihan dan mengatur pola makan untuk mengurangi frekuensi
timbulnya penyakit eksim tersebut. Juga pasien merasa penyuluhan yang
dilakukan menambah pengetahuan mereka tentang eczema ini. Eczema ini
sering dianggap hanya sebagai gatal gatal biasa yang bila lama kelamaan di
garuk akan memperparah luka itu sendiri, padahal jika ditangani dengan baik
dan cepat, akan mengurangi rasa gatal/kurang nyaman itu sendiri dengan
pemberian krim berbahan kortikosteroid. Memang, eczema tidak dapat
disembuhkan karena memang ini penyakit bawaan, tetapi eczema ini bisa
dicegah kambuhnya kembali dengan dirawat agar kulit tidak sampai kondisi
kering.

III. KESIMPULAN
Pada penelitian ini, dapat dibuktikan bahwa penyuluhan tentang
penanganan efektif terhadap penyakit eczema berjalan efektif karena
para pasien yang diberikan edukasi sudah memahami tentang penyakit
eczema, gejala, ciri ciri, dan penanganan efektifnya. Penanganan ini
selain tentunya dengan salep/krim yang diberikan dari dokter, juga
dapat dibantu dengan bahan bahan alami seperti lidah buaya, oatmeal,
minyak zaitun, dll. Penyakit eczema ini tidak bisa dhindari dan juga
bukan penyakit menular karena ini sifatnya seperti alergi dan
merupakaan penyakkit bawaan, jadi hanya bisa diberi penanganan
preventif agar tidak kambuh lagi, dan para pasien sudah mengerti
tentang pentingnya tindakan preventif menghindari eczema itu
kambuh kembali dan juga tentunya dengan mengganti pola gaya hidup
yang lebih bersih dan sehat kedepanya.

IV. SARAN
Berdasarkan penelitian , peneliti menemukan bahwa seringkali
keluarga pasien atau pasien itu sendiri menganggap keluhan yang
dirasakan seperti kemerahan atau ruam merupakan suatu hal yang
wajar, tapi ketika keluhan tersebut kambuh lagi , barulah mereka
membawa ke rumah sakit untuk di konsultasikan. Masyarakat disini
harus selalu aktif mengikuti perkembangan terbaru mengenai
kesehatan, seperti rajin membaca artikel artikel tentang
kesehatan,sehingga jika terjadi keluhan seperti diatas diharapkan bisa
segera mengkonsultasikan keluhan tersebut kepada dokter sebelum
keluhan tersebut makin parah.

V. DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
- Ring, Ruzicka, Przybilla. (2000). Handbook of Atopic Eczema.
Berlin : Springer-Verlag Berlin Heidelberg GmbH
-
b. Artikel/Jurnal
- Hoare, Li Wan Po, Williams. (2009). Systematic Review of
Treatments for Atopic Eczema.
- Arvola, Isolauri, Moilanen, Salminen, Sutas. (2009). Probiotics in
the management of atopic eczema.
- Barnetson Ross, Rorgers Maureen. (2009). Childhood Atopic
Eczema.
- Cookson Williams, Stewart Alistair, Williams Hywel , and friends.
(2008). Is Eczema Really on The Increase Worldwide?.
- Aberer Werner, Agner Tove, Diepgen L. Thomas, and friends.
(2007). Management of Chronic Hand Eczema.
- Abrahamsson R. Thomas, Andersson F. Anders. Engstrand Lars,
and friends., (2012). Low Diversity of The Gut Microbiota in
Infants with Actopic Eczema.
- Kemp S. Andrew, Su C. John, Nolan M. Terence, and friend.
(2009). Atopic Eczema : Its Impact on The Family and Financial
Cost.
- Baurecht Hansjorg, Depner Martin, Mutius Von Erika, and friends.
(2008). Filaggrin Mutation , Atopic Eczema, Hay Fever, and
Asthma in Children.

VI. LAMPIRAN
Transkrip wawancara dengan pasien sebagai berikut

PASIEN 1
Peneliti = “ selamat pagi ibu, saya Clarivia mahasiswi fakultas
Kedokteran UNS ingin bertanya kepada ibu terkait penyakit eczema
yang diderita ibu, apa ibu berkenan ?”
Pasien 1 = “ pagi mbak, boleh .. “
Peneliti = “ baik bu, langsung saja bagaimana ibu mengetahui bahwa
ibu terkena penyakit eczema?’’
Pasien 1 = “saya sudah melek (tau) dengan penyakit saya semenjak
saya umur 5 t ahun mbak, ketika itu tiba tiba kulit saya muncul merah
merah kayak p enyakit ruam gitu, gatal gatal.”
Peneliti = “ oh begitu bu, baik, selanjutnya bagaimana penanganan
pertama ketika ibu terkena penyakit ruam/ eksim pertama kali?”
Pasien 1 = “dulu sebelum ke dokter saya langsung dikasih lidah buaya
mbak sama bulek saya , lalu di kompres selama 20 menit. Terus sudah
mendingan. Lalu 3 minggu kemudian kambuh lagi mbak baru dibawa ke
dokter dikasih salep/obat khusus.”
Peneliti = “ baik bu. Ibu, setelah saya tadi sebelumnya sudah
menjelaskan mengenai penyakit eksim dan penanganan efektifnya,
apakah ibu terbantu?”
Pasien 1 = “sangat terbantu sekali mbak, selain obat dari dokter, juyga
bisa dibantu dari bahan bahan alami ternyata mbak, alhamdulillah”
Peneliti = “ untuk yang terakhir, Ibu apakah setelah selama ini menderita
eksim ada perubahan gaya hidup yang dilakukan?”
Pasien 1 = “tentu mbak, setelah saya menderita penyakit ini, lama
kelamaan saya jadi melek terhadap kebersihan , juga menjaga pola
makan saya, saya sudah jarang makan telur karena saya baca kalau telur
itu tidak bagus untuk penderita eksim seperti saya”
Peneliti = “ baik bu, terimakasih banyak sudah berkenan membantu
penelitian saya, semoga ibu sehat selalu “
Pasien 1 = “ baik, sama sama mbak.. aamiin, semoga sehat selalu “
Peneliti = “ terimakasih bu”

PASIEN 2
Peneliti = “ selamat pagi ibu, saya Clarivia mahasiswi fakultas
Kedokteran UNS ingin bertanya kepada ibu terkait penyakit eczema
yang diderita anak ibu, apa ibu berkenan ?”
Pasien 2 = “ pagi mbak, boleh .. “
Peneliti = “ baik bu, langsung saja bagaimana ibu mengetahui bahwa
anak ibu terkena penyakit eczema?’’
Pasien 2 = “ ketika itu, sepulang sekolah saya mendapati kalau anak
saya badanya merah merah kayak iritasi gitu, saya kira karena aktifitas di
sekolahnya, seiring hari lebih mendingan, tapi pernah dalam sebulan
iritasi seperti kemerahan gitu muncul 2 kali mbak, langsung saya bawa ke
dokter “
Peneliti = “ oh begitu bu, baik, selanjutnya bagaimana penanganan
pertama ibu ketika anak ibu terkena penyakit ruam/ eksim pertama kali?”
Pasien 2 = “ karena saya sering pake minyak, saya waktu itu ketika dia
pertama kali kena, langsung saya olesin minyak lavender, dan lebih
mendingan sedikit sih mbak, itu sebelum saya konsul ke dokter “
Peneliti = “ baik bu. Ibu, setelah saya tadi sebelumnya sudah
menjelaskan mengenai penyakit eksim dan penanganan efektifnya,
apakah ibu terbantu?”
Pasien 2 = “ sangat terbantu mbak, alhamdulillah, meskipun emang ini
merupakan sejenis alergi gitu, yang emang lifelong gitu, tapi saya jadi
tau penanganan efektif dan sederhana ketika anak saya udah mulai
kemerahan gitu “
Peneliti = “ untuk yang terakhir, Ibu apakah setelah selama ini menderita
eksim ada perubahan gaya hidup yang dilakukan?”
Pasien 2 = “ tentu sekarang saya lebih menjaga kebersihan mbak,
terutama buat anak saya, sprei kasur saya ganti seminggu sekali, juga
lebih ke kebersihan dirinya juga sih mbak “
Peneliti = “ baik bu, terimakasih banyak sudah berkenan membantu
penelitian saya, semoga ibu sehat selalu “
Pasien 1 = “ baik, sama sama mbak.. aamiin, semoga sehat selalu “
Peneliti = “ terimakasih bu”

Anda mungkin juga menyukai