ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui cara
menerapkan langkah - langkah model pembelajaran NHT untuk meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 1 Enrekang. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak dua siklus. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI MIA 5
SMA Negeri 1 Enrekang yang terdiri dari 6 fase yaitu: (1) fase pendahuluan
dengan memberikan apersepsi mengenai materi, indikator dan tujuan
pembelajaran, (2) fase penomoran (numbering) dengan membagi peserta didik
dalam beberapa kelompok secara heterogen dan member nomor kepada
peserta didik dalam tiap kelompok berdasarkan kemampuan akademiknya, (3)
fase pengajuan pertanyaan (Questioning), pada fase ini guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti, (4) fase berpikir bersama (Heads Together), pada fase ini guru
mendampingi dan membimbing peserta didik dalam kerja kelompok dan
menyelesaikan LKPD lalu peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap
soal LKPD yang telah dikerjakan dan memastikan bahwa setiap anggota
kelompok mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan, (5), fase
menjawab (Answering), pada fase ini guru menunjuk peserta didik dari
masing-masing kelompok berdasarkan nomor kepalanya untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya, dan (6) fase penghargaan dengan
memberikan pujian dan hadiah bagi kelompok terbaik. Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 1 Enrekang.
Kata Kunci : Kooperatif, NHT, Hasil Belajar, Larutan Asam-Basa
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang
ABSTRACT
The Classroom Action Research is aim to the determine how to
implement it the steps of NHT learning models to improve learning outcomes
of students in class XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang. This study was conducted
by two cycles. The research data indicate that the NHT learning model can
improve the students learning outcomes in class XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang
which consists of six phases: (1) The preliminary phase by providing
apersepsi regarding of subject, indicator, and learning objektive, (2) Phase
numbering dividing the students into several groups heterogen and give
number to the member in each group based on academic ability, (3) fase
Questionig, in this phase teacher give chance for students to asking about
subject that has not been understood, (4) Phase Heads Together, in this phase
teacher accompany and guide the students to work in group dan finish the
worksheets then the students unite they opinion about the worksheets that has
been done and to ensure that each member of the group to know the answer to
the questions, (5) phase Answering, in this phase teacher pointed students of
each group based on the number of head to present the result of their work,
and (6) Appreciation phase, by giving praise and prize for the group. The
implementation of the cooperative of the NHT learning model can improve
the learning outcomes of the students in class XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang.
Key Words: Cooperative, NHT, Learning Outcomes, Acid- Base Solution
PENDAHULUAN
Pendidikan, sasaran utamanya diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola
yaitu manusia, mengandung banyak aspek pembelajaran (Sanjaya, 2010).
dan sifatnya sangat kompleks. Pendidikan Proses pembelajaran yang kurang
yang dimiliki oleh seseorang sangat melibatkan keaktifan peserta didik akan
mempengaruhi kehidupannya. Salah satu menyebabkan peserta didik kurang
yang berperan penting dalam pendidikan memahami apa yang disampaikan oleh
yaitu proses pembelajaran yang dibawakan gurunya sehingga, seorang guru harus
oleh guru. Pembelajaran sangat mencari cara yang efektif agar proses
dipengaruhi oleh interaksi antara guru dan pembelajaran yang terjadi dalam kelas
peserta didk dalam proses belajar dapat melibatkan peserta didik secara aktif.
mengajar. Sehingga untuk meningkatkan Salah satu cara agar proses pembelajaran
pembelajaran guru harus mencari cara dapat mengaktifan peserta didik yaitu
yang efektif agar peserta didik dapat dengan menggunakan model pembelajaran
mudah memahami pelajaran yang yang sesuai dan dapat menarik minat
disampaikannya. peserta didik dalam belajar sehingga
Guru dalam proses pembelajaran berdampak pada hasil belajarnya. Salah
memegang peran yang sangat penting. satu model pembelajaran yang dapat
Peran guru, apalagi untuk peserta didik tak digunakan agar guru dapat mengaktifkan
mungkin dapat digantikan oleh perangkat peserta didik dalam kelas yaitu
lain, seperti televise, radio, komputer dan menggunakan model pembelajaran
lain sebagainya. Sebab, peserta didik kooperatif.
adalah organisasi yang sedang berkembang Pembelajaran kooperatif muncul
yang memerlukan bimbingan dan bantuan dari konsep bahwa peserta didik akan lebih
orang dewasa. Dalam proses pembelajaran, mudah menemukan dan memahami konsep
guru tidak hanya berperan sebagai model yang sulit jika mereka saling berdiskusi
atau teladan bagi peserta didik yang dengan temannya. Peserta didik secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang
Kegiatan Pendahuluan
Peserta didik mengucapkan/menjawab salam 98% Sangat aktif
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik 4% Tidak aktif
Fase 2: Penomoran (Numbering) 100 % Sangat aktif
Fase 3: Pengajuan Pertanyaan (Questioning) 51 % Kurang aktif
Fase 4: Berpikir Bersama (Heads Together) 68% Aktif
Fase 5: Menjawab (Answering) 56% Cukup
Kegiatan Penutup 54 % Kurang aktif
Fase 6: Memberi Penghargaan 43 % Kurang aktif
Persentase siklus I 57% Cukup
Kegiatan Penutup
Peserta didik mengucapkan/menjawab salam 100% Sangat aktif
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik 73 % Aktif
Fase 2: Penomoran (Numbering) 100 % Sangat aktif
Fase 3: Pengajuan Pertanyaan (Questioning) 88 % Sangat aktif
Fase 4: Berpikir Bersama (Heads Together) 95% Sangat aktif
Fase 5: Menjawab (Answering) 89% Sangat aktif
Kegiatan Penutup 59 % Cukup
Fase 6: Memberi Penghargaan 50 % Kurang aktif
Presentase Siklus II 84 % Aktif
beberapa peserta didik masih kurang dari soal yang dikerjakan oleh teman
mengerti dengan soal yang ada pada sekelompoknya.
LKPD yang diberikan dan masih ada Fase pemberian penghargaan,
peserta didik yang tidak membantu pada fase ini guru mempersilahkan peserta
anggota kelompoknya dalam mengerjakan didik untuk menyampaikan simpulan dari
soal LKPD. Selain itu pada siklus I juga materi yang telah dipelajari kemudian guru
ada satu atau dua peserta didik yang tidak memberi penguatan dan memberikan
mengerjakan soal LKPD dan lebih penghargaan kepada tiga kelompok
bergantung pada teman kelompoknya. terbaik. Pada siklus I, hanya satu atau dua
Sehingga pada siklus II, guru menegaskan peserta didik yang mau untuk
ulang pada peserta didik untuk menyampaikan kesimpulan dikarenakan
menggunakan berbagai literatur dalam peserta didik bingung apa yang harus dia
menjawab soal yang ada dalam LKPD dan katakana. Sehingga pada siklus II, guru
membantu menjelaskan pada peserta didik menunjuk langsung peserta didik untuk
ketika ada soal LKPD yang tidak menyimpulkan materi dan juga
dimengerti dan untuk lebih memastikan menegaskan pada peserta didik yang lain
peserta didik memahami materi guru untuk menuliskan kesimpulannya di
mengunjungi setiap kelompok untuk catatannya masing-masing. Hasilnya
melihat hasil diskusi peserta didik, dan peserta didik lebih berani untuk
menegaskan kepada peserta didik bahwa menyampaikan simpulannya.
penilaian dalam berkelompok merupakan Persentase rata-rata
bagian dari penilaian proses pembelajaran. keterlaksanaan pembelajaran model
Guru membagi soal yang ada di LKPD kooperatif tipe NHT secara keseluruhan
kepada peserta didik berdasarkan nomor dalam penelitian ini adalah sebesar 89.13%
kepala peserta didik sehingga masing- dengan kategori baik (Tabel 5). Pada
masing peserta didik memiliki tanggung siklus I, terdapat beberapa fase
jawab sendiri dan tidak melimpahkan pembelajaran yang belum maksimal dalam
semua soal LKPD kepada teman pelaksanaanya. Hal ini dikarenakan alokasi
kelompoknya. Hasilnya pada siklus II, waktu pembelajaran yang tidak
peserta didik lebih bertanggung jawab mencukupi. Namun, pada tiap pertemuan
terhadap tugasnya dan lebih bekerja sama menunjukkan peningkatan keterlaksanaan
dengan teman kelompoknya. pembelajaran. Adapun persentase rata-rata
Fase menjawab (Answering), pada dari lembar observasi untuk merefleksikan
fase ini guru menunjuk peserta didik dari langkah-langkah NHT dapat dilihat dalam
masing-masing kelompok berdasarkan penyajian dan analisis hasil observasi
nomor kepalanya untuk mempresentasikan untuk merefleksikan langkah-langkah
hasil pekerjaannya kemudian guru NHT) menunjukkan bahwa terjadi
memberikan penguatan dan menekankan peningkatan dari siklus I yaitu sebesar
penjelasan dan konsep mengenai materi. 57% dengan kategori cukup aktif menjadi
Pada siklus I peserta didik Peserta didik 84% dengan kategori aktif pada siklus II
ditunjuk berdasarkan nomor kepala dan dalam penelitian ini.
nomor soal peserta didik bernomor kepala Peningkatan rata-rata nilai hasil
1 mengerjakan soal nomor 1. Sedangkan belajar peserta didik yang diukur dengan
pada siklus II Peserta didik ditunjuk secara tes akhir hasil belajar dari siklus I yaitu 64
acak berdasarkan nomor soal. Peserta didik menjadi 81 pada siklus II. Persentase
bernomor kepala 1 mengerjakan soal ketuntasan kelas juga meningkat dari
nomor 3. Hal ini dilakukan untuk melihat siklus I yaitu 10% (Tabel 3) menjadi 83%
apakah peserta didik memahami jawaban (Tabel 7) pada siklus II. Pada siklus I
indikator yang tuntas yaitu menjelaskan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang
konsep asam basa menurut Arhenius, peserta didik pada rana afektif dan rana
menjelaskan sifat asam dan basa, psikomotorik juga meningkat. Pada rana
menjelaskan konsep asam basa menurut afektif nilai rata-rata peserta didik yaitu
Bronsted-Lowry, menjelaskan konsep 3.03 (B+) pada siklus I dan 3.30 (B+) pada
asam basa menurut Lewis, menghitung siklus II. Sedangkan pada rana
konsentrasi OH- dan H+ larutan asam atau psikomotorik nilai rata-rata peserta didik
basa yang diketahui konsentrasinya. yaitu 3.51 (A-) pada siklus I dan 3.55 (A-)
Sedangkan pada siklus II, indikator yang pada siklus
tuntas yaitu menjelaskan derajat keasaman
(pH), mengidentifikasi sifat larutan B. Saran
berdasarkan nilai pH dan indikator asam Model pembelajaran kooperatif
basa, menghitung pH larutan asam atau tipe NHT dapat digunakan sebagai salah
basa yang diketahui konsentrasinya , satu alternatif untuk meningkatkan hasil
menjelaskan titrasi asam basa, menentukan belajar peserta didik, tetapi ada hal yang
konsentrasi/kadar asam atau basa perlu dipertimbangkan yaitu guru
berdasarkan data hasil titrasi asam basa. sebaiknya memperhatikan alokasi waktu
Selain itu nilai hasil belajar peserta didik pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat
pada rana afektif dan rana psikomotorik menjalankan proses pembelajaran sesuai
juga meningkat. Pada rana afektif nilai standar kurikulum yang berlaku.
rata-rata peserta didik yaitu 3.03 (B+) pada
siklus I dan 3.30 (B+) pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan pada rana psikomotorik nilai Qonitah, dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan
rata-rata peserta didik yaitu 3.51 (A-) pada Pembelajaran Kooperatif Tgt
siklus I dan 3.55 (A-) pada siklus II. (Teams Games Tournament)
Berdasarkan uraian di atas, Dengan Permainan Word Square
penerapan model pembelajaran kooperatif Dan Crossword Terhadap Prestasi
tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar Belajar Ditinjau Dari
peserta didik kelas XI MIA 5 SMAN 1 Kemampuan Memori Siswa Pada
Enrekang yang menjadi latar belakang Materi Pokok Sistem Periodik
masalah dalam penelitian ini. Unsur Kelas X Sma Batik 2
Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan
KESIMPULAN DAN SARAN Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2.
A. Kesimpulan Universitas Sebelas Maret:
Berdasarkan penelitian yang telah Surakarta.
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran
langkah-langkah model pembelajaran Berorientasi Standar Proses
kooperatif tipe NHT yang dapat Pendidikan. Jakarta: Prenada
meningkatkan hasil belajar peserta didik Media Grup.
kelas XI MIA 5 SMAN 1 Enrekang yaitu Trianto. 2012. Mendesai Model
fase pendahuluan, fase penomoran Pembelajaran Inovatif-Progresif.
(numbering), fase pengajuan pertanyaan Jakarta: Kencana Perdana Media
(Questioning), fase berpikir bersama Group.
(Heads Together), fase menjawab
(Answering), fase pemberian penghargaan.
Persentase ketuntasan kelas meningkat dari
yaitu 10% pada siklus I menjadi 83% pada
siklus II. Selain itu nila hasil belajar