Anda di halaman 1dari 148

Perpustakaan Unika

Skripsi

AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN


(Studi Kasus pada PT. Indonesia Miki Industries)

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar


Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang

VERANIKA
01.60.0052

FAKULTAS EKONOMI - AKUNTANSI


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
S E M AR A N G
2 0 05
Perpustakaan Unika

Abstrak

Perusahaan dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan dana yang berasal dari
berbagai sumber seperti para investor, kreditur, dan dari laba yang diperoleh
perusahaa. Dalam suatu kegiatan usaha yang berjalan aktif, dana ini mengalir
secara berkesinambungan dan mengalami perubahan dalam suatu periode
akuntansi. Perubahan aliran dana ini dikenal sebagai keuangan perusahaan. Istilah
manajemen keuangan mengandung arti bahwa pengelolaan keuangan perusahaan
diarahkan sesuai dengan suatu rencana yang dapat mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Dalam PT. IMI pengelolaan keuangan ditangani oleh bagian
keuangan yang bertugas untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memantau
beraneka ragam data yang diperoleh dari satuan kerja dan bidang fungsional lain
dalam perusahaan untuk membuat suatu pelaporan keuangan yang mudah
dipahami dan digunakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pentingnya tugas
dari satuan kerja bidang keuangan membuat pengendalian dan pengawasan kerja
dari satuan ini juga penting, oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk menilai
kinerja satuan kerja yang mengurus bidang keuangan dalam perusahaan. Salah
satu alat menilai kinerja ini adalah audit manajemen.

Menurut Alejandro R. Gorospe (Tunggal, 1992, h.2) audit manajemen adalah


suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektifitas
unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan dan industri,
dengan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam lingkup obyek yang
dianalisis, untuk meyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan, dan
keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan. Dari pengertian ini diketahui
bahwa audit manajemen dapat digunakan sebagai alat pendeteksi adanya suatu
keadaan yang tidak wajar dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan
yang diperlukan sedini mungkin.

Audit manajemen pada PT. IMI dilakukan karena kurang maksimalnya fungsi
perencanaan yang menjadi tugas bagian keuangan. Pembuatan perencanaan ini
merupakan hal yang penting dalam menentukan arah aktivitas yang dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga tidak adanya fungsi ini dapat
berakibat pada terjadinya pembengkakan biaya dan kurangnya koordinasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Agar audit manajemen yang dilaksanakan pada PT.
IMI mencapai sasarannya, maka digunakan empat obyek audit yang akan diteliti,
yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi perusahaan,
dan pengendalian keuangan.

Hasil analisis pada sasaran finansial perusahaan menunjukkan bahwa rasio


likuiditas dan rasio leverage PT. IMI sudah bagus, namun pada rasio aktivitas, PT.
IMI mengalami kecenderungan penumpukan persediaan karena rasio perputaran
persediaan semakin menurun, namun nilai persediaan yang tercantum dalam
neraca perusahaan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hasil dari rasio
profitabilitas PT. IMI telah menunjukkan adanya peningkatan yang berarti bahwa
Perpustakaan Unika

pihak manajemen telah dapat menghasilkan laba dan pengembalian atas investasi
yang cukup memuaskan.

Hasil analisis ini dapat memberikan penilaian bahwa manajemen telah berhasil
dalam mencapai sasaran finansial perusahaan, yaitu mencapai laba yang
semaksimal mungkin, namun dalam hal pengelolaan persediaan yang melibatkan
perencanaan pihak manajemen dinilai kurang berhasil. Dukungan terhadap
pencapaian sasaran finansial perusahaan juga ditunjukkan pada kepatuhan bagian
keuangan dalam melaksanakan sistem pengendalian keuangan, yang diperkuat
dengan tidak ditemukannya kesalahan otorisasi maupun prosedur dalam sampel
dokumen yang diambil dalam penelitian ini.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa perencanaan keuangan yang telah


diterapkan bagian keuangan telah disusun sesuai dengan kriteria perencanaan
keuangan yang baik, tetapi rencana keuangan tersebut tidak disusun secara
spesifik dalam bentuk budgeting sehingga tidak ada koordinasi yang baik dalam
pelaksanaan rencana tersebut. Sedangkan struktur organisasi PT. IMI sudah baik
dan sesuai dengan prinsip organisasi. Struktur organisasi ini juga sudah
mendukung sistem pengendalian internal perusahaan, karena adanya pemisahan
fungsi yang jelas, namun dalam penyusunan struktur organisasi ini tidak disertai
dengan pembuatan dokumentasi job description yang jelas.

Pengendalian keuangan perusahaan yang dianalisis dengan menggunakan


kuesioner menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem pengendalian
perusahaan sudah bagus dan memenuhi syarat pengendalian menurut sistem
informasi akuntansi, namun dari hasil kuesioner tersebut juga memperkuat
indikasi adanya kelemahan dari sistem perencanaan perusahaan, dimana
perusahaan mengakui tidak adanya pembuatan budgeting dan proyeksi arus kas
walaupun secara sederhana sehingga tidak ada alat yang digunakan untuk
mengontrol hasil penjualan dan biaya operasional.

Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada


PT. IMI ini adalah penghitungan kembali EOQ untuk barang produksi sendiri dan
EOQ untuk persediaan bahan baku, dengan demikian perusahaan dapat membatasi
proses produksi tanpa menunpuk persediaan atau kekurangan persediaan.
Tindakan korektif lain yang dapat direkomendasikan adalah pembuatan
perencanaan keuangan yang lebih spesifik berupa budget pendapatan dan
pengeluaran, juga rencana produksi. Tindakan ini dilakukan agar kegiatan operasi
perusahaan dapat lebih dikendalikan, karena budgeting dapat berfungsi sebagai
pedoman dalam mengarahkan setiap kegiatan dalam perusahaan. Perusahaan tidak
perlu menambah fungsi khusus untuk bidang perencanaan keuangan, namun dapat
mengevaluasi kembali tugas masing-masing karyawan di bagian keuangan dan
membuat job description secara jelas dan terdokumentasi serta dapat diterapkan
dilapangan. Diharapkan dengan adanya pembenahan ini fungsi perencanaan
perusahaan dapat terlaksana secara maksimal, sekaligus membuat sistem
operasional perusahaan menjadi lebih sistematis.
Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i


Halaman Persetujuan ........................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................ iii
Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................. iv
Halaman Persembahan...................................................................................... v
Abstraksi ........................................................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................................. viii
Daftar isi ........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................ xv

Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. Perumusan dan Batasan Masalah ............................................. 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
1.4. Sistematika Penulisan .............................................................. 8

Bab II Landasan Teori .................................................................................. 9


2.1. Pengertian Audit Manajemen ................................................... 9
2.2. Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen .................................... 12
2.3. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan .................. 15
2.4. Ruang Lingkup Audit Manajemen ........................................... 16
2.5. Karakteristik Audit Manajemen ............................................... 16
2.6. Pengertian Sasaran Pemeriksaan .............................................. 17
2.7. Objek Audit .............................................................................. 18
2.8. Definisi dan Fungsi Manajemen Keuangan .............................. 22
2.9. Tujuan Audit Manajemen Keuangan ........................................ 23
2.10. Sumber Kriteria untuk Evaluasi................................................ 23
2.11. Tahap-tahap Audit Manajemen ................................................ 26
2.12. Program Audit Manajemen Keuangan ..................................... 31
2.13. Prinsip Manajemen Keuangan .................................................. 32
2.14. Kriteria Perencanaan Keuangan ............................................... 32
2.15. Prinsip Organisasi ..................................................................... 34
2.16. Prinsip sistem Informasi Akuntansi .......................................... 36
2.17. Prinsip Sistem Pengendalian Manajemen ................................. 40
2.18. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen yang Baik ...... 40
2.19. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... 41
Perpustakaan Unika

Bab III Metodologi Penelitian ........................................................................ 45


3.1. Objek dan Lokasi Penelitian ..................................................... 45
A. Objek dan Lokasi Penelitian .............................................. 45
B. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................... 45
C. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... 47
D. Sistem Pencatatan Keuangan Perusahaan .......................... 48
3.2. Metode Pengumpulan Data....................................................... 49
A. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 49
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 50
C. Desain Analisis Data .......................................................... 52

Bab IV Hasil Analisis ..................................................................................... 62


4.1. Perencanaan .............................................................................. 62
4.2. Mengumpulkan Bukti-bukti Performa ...................................... 68
4.3. Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan / Deviasi ................. 70
4.4. Manentukan Tindakan Korektif ................................................ 105
4.5. Melaporkan Hasil Audit Manajemen........................................ 107

Bab V Kesimpulan dan Saran ........................................................................ 108


5.1. Kesimpulan ............................................................................... 108
5.2. Saran ......................................................................................... 109

Daftar Pustaka ................................................................................................... 110


Perpustakaan Unika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan dana yang berasal

dari berbagai sumber seperti para investor, kreditur, dan dari laba yang diperoleh

perusahaan (Van Horne, 1986, h.2). Dana tersebut digunakan perusahaan untuk

membiayai kegiatan operasional perusahaan, seperti kegiatan produksi barang dan

jasa, memberi kredit pada pelanggan, dan lain sebagainya. Dalam suatu kegiatan

usaha yang berjalan aktif, dana ini mengalir secara berkesinambungan dan

mengalami perubahan dalam suatu periode akuntansi. Perubahan aliran dana ini

dikenal sebagai arus dana yang selanjutnya disebut sebagai keuangan perusahaan.

Menurut Wetson (1993, h.xi), bidang keuangan merupakan dasar dari suatu

sistem perusahaan dan pengelolaannya akan berpengaruh pada pertumbuhan

ekonomi perusahaan. Jika keuangan perusahaan ditangani dengan baik, maka akan

menghasilkan pertumbuhan ekonomi perusahaan yang sehat. Demikian pula

sebaliknya jika keuangan tidak ditangani dengan baik, akan berdampak buruk

pada seluruh bidang operasional dalam perusahaan.

Istilah manajemen keuangan mengandung arti bahwa pengelolaan keuangan

perusahaan diarahkan sesuai dengan suatu rencana yang dapat mendukung

tercapainya tujuan perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan dan para karyawan yang bekerja


Perpustakaan Unika

pada perusahaan tersebut, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya tujuan

lain.

Dalam perkembangan dunia usaha pada masa kini, manajemen keuangan

mempunyai peran strategis dalam pengambilan keputusan tentang investasi,

pendanaan, dan pengelolaan aktiva yang dapat menentukan kelangsungan hidup

perusahaan. Mengingat sangat pentingnya manajemen keuangan yang baik, maka

biasanya dalam struktur organisasi perusahaan selalu ada satuan kerja tersendiri

yang khusus menangani bidang keuangan, dengan nama apapun satuan kerja itu

dikenal, seperti departemen, divisi, biro, bagian, dan lain sebagainya, tergantung

pada tradisi perusahaan dan struktur organisasi yang digunakan. Dalam hal ini PT.

Indonesia Miki Industries (IMI) menyebut satuan kerja yang mengurus keuangan

perusahaan dengan nama “Bagian Keuangan perusahaan”.

Bagian keuangan pada PT. IMI ini bertugas untuk mengumpulkan,

menganalisis, dan memantau beraneka ragam data yang diperoleh dari satuan

kerja dan bidang fungsional lain dalam perusahaan untuk membuat suatu

pelaporan keuangan yang mudah dipahami dan digunakan oleh pihak-pihak yang

bersangkutan. Bagian keuangan harus mampu menganalisis dengan jeli setiap

laporan yang masuk dari bidang fungsional lain dan membuat perencanaan

keuangan dengan seksama guna menghindari terjadinya pemborosan dana dalam

perusahaan. Pentingnya tugas dari satuan kerja bidang keuangan membuat

pengendalian dan pengawasan kerja dari satuan ini juga penting, oleh karena itu

dibutuhkan suatu alat untuk menilai kinerja satuan kerja yang mengurus bidang
Perpustakaan Unika

keuangan dalam perusahaan. Salah satu alat menilai kinerja ini adalah audit

manajemen.

Menurut Alejandro R. Gorospe (Tunggal, 1992, h.2) audit manajemen

adalah suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai

efektifitas unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan

dan industri, dengan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam lingkup obyek

yang dianalisis, untuk meyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan,

dan keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan. Dari pengertian ini dapat

diketahui bahwa audit manajemen bukan hanya dapat digunakan sebagai alat

untuk menilai kinerja, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat pendeteksi adanya

suatu keadaan yang tidak wajar dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan

perbaikan yang diperlukan sedini mungkin.

Agar audit manajemen yang dilaksanakan mencapai sasarannya, ada empat

obyek audit yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sasaran finansial

perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi perusahaan, dan pengawasan

keuangan (Siagian, 1997, h.145). Sasaran finansial perusahaan digunakan sebagai

obyek audit untuk mengetahui apakah fungsi bagian keuangan mendukung upaya

pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, sedangkan dalam bagian perencanaan

keuangan audit dilakukan untuk mencari dan menemukan fakta tentang

perencanaan keuangan yang disusun bidang keuangan dalam menyelenggarakan

fungsi perencanaan.

Struktur organisasi perusahaan juga merupakan hal yang penting sebagai

obyek audit, karena dari susunan organisasi ini dapat diketahui apakah bagian
Perpustakaan Unika

keuangan sudah disusun dengan pendekatan kesisteman atau belum. Obyek audit

yang terakhir adalah pengendalian keuangan, yang digunakan untuk menemukan

dan mengumpulkan berbagai informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam

melakukan proses pengendalian keuangan perusahaan.

Audit manajemen dapat digunakan sebagai alat pendeteksi adanya

ketidakberesan dalam suatu perusahaan, oleh karena itu audit manajemen pada

bagian keuangan PT. IMI perlu dilakukan mengingat selama ini bagian keuangan

PT. IMI belum melaksanakan fungsi perencanaan secara maksimal. Menurut

Nasehatun (1994, h.4) perencanaan sebagai sistem manajemen mempunyai tiga

fungsi utama sebagai berikut :

A. Sebagai alat manajemen untuk mengendalikan dan mengarahkan setiap

kegiatan dalam perusahaan agar senantiasa mengacu atau berpedoman

kepada rencana yang dibuat

B. Sebagai alat manajemen yang berfungsi untuk mengkoordinasikan dan

mengsinkronisasikan aktivitas atau kegiatan dalam perusahaan. Setiap

aktivitas yang dilakukan senantiasa berjalan sesuai dengan rencana dan

mencapai sasaran atau hasil sesuai dengan rencana ini

C. Sebagai sistem manajemen dengan tujuan agar setiap pelaksanaan kegiatan

senantiasa dikendalikan dan diarahkan kepada rencana yang ditetapkan

untuk mencapai sasaran atau hasil yang telah ditentukan dalam rencana itu

Tujuan akhir dari perencanaan adalah untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi

dan profit margin yang tinggi bagi perusahaan.


Perpustakaan Unika

Fungsi perencanaan menjadi penting dalam menentukan arah aktivitas yang

dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga tidak adanya fungsi ini

dapat berakibat pada terjadinya pembengkakan biaya dan kurangnya koordinasi

dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kendati selama ini perusahaan tidak

mengalami permasalah yang cukup serius, audit manajemen pada bidang

keuangan PT. IMI perlu dilakukan untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan

selama ini dan untuk mengetahui apakah tidak adanya fungsi perencanaan dalam

bidang keuangan mempengaruhi kinerja bagian keuangan secara keseluruhan

mengingat bahwa bidang keuangan merupakan dasar dari sistem perusahaan.

Menyadari pentingnya kedudukan bagian keuangan dalam suatu perusahaan

dan pentingnya melakukan praktek-praktek keuangan yang sehat agar perusahaan

dapat bertahan dalam segala situasi, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang audit manajemen yang berjudul “Audit Manajemen Fungsi

Keuangan (Studi Kasus pada PT. Indonesia Miki Industries).”

1.2. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

A. Perumusan Masalah

Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin berat.

Agar dapat bertahan dalam kondisi ini, perusahaan disamping harus meningkatkan

mutu produk dan pelayanannya juga harus mampu melakukan praktek-praktek

manajemen yang sehat. Kesehatan dalam manajemen perusahaan terutama bagian

keuangannya menjadi pokok masalah yang penting untuk disoroti karena jika

kondisi keuangan dalam suatu perusahaan baik, maka perusahaan akan mampu
Perpustakaan Unika

menghadapi segala situasi lingkungan ekternal perusahaan yang cenderung

berubah mengikuti arus perkembangan jaman, seperti semakin ketatnya kompetisi

antar perusahaan, perubahan teknologi, perubahan harga dan tingkat bunga,

ketidak pastian ekonomi dunia, dan fluktuasi nilai tukar.

Pentingnya tugas bagian keuangan ini membuat audit atas bagian keuangan

dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan.

Untuk tujuan tersebut, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah :

1) Apakah fungsi bagian keuangan pada PT. IMI mendukung keseluruhan

upaya pencapaian tujuan sasaran perusahaan?

2) Bagaimanakah bentuk perencanaan keuangan yang telah diterapkan oleh

bagian keuangan pada PT. IMI?

3) Apakah organisasi yang terkait dengan fungsi keuangan dalam PT. IMI

sudah disusun dengan baik dan memenuhi prinsip organisasi?

4) Apakah terdapat kelemahan pada sistem pengendalian keuangan yang

diterapkan pada PT. IMI?

B. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan usulan penelitian ini tidak menyimpang dari pokok

pembahasan, maka penulis memberikan suatu batasan pada masalah yaitu peran

audit manajemen sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan pada

PT. IMI dengan empat sasaran audit sebagai alat pengukurnya, yaitu sasaran
Perpustakaan Unika

finansial perusahaan, perencanaan keuangan, struktur organisasi, dan

pengendalian keuangan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengevaluasi apakah fungsi keuangan pada PT. IMI sudah

mendukung upaya pencapaian tujuan perusahaan

2. Untuk mengevaluasi rencana keuangan yang telah diterapkan oleh

bagian keuangan PT. IMI

3. Untuk mengevaluasi penyusunan struktur organisasi yang terkait

dengan fungsi keuangan pada PT. IMI

4. Untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian

keuangan pada PT. IMI

B. Manfaat Penelitian :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pemilik perusahaan

(Direktur) dalam mengevaluasi kinerja bagian keuangan PT. IMI

2. Sebagai media untuk memberikan saran dan perbaikan jika masih ada

kekurangan dalam praktek keuangan yang dilakukan dalam

perusahaan

3. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan untuk

pengambilan keputusan
Perpustakaan Unika

4. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berminat pada

pembahasan audit manajemen ini.

1.4. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisan dibagi dalam lima bab, yaitu :

Bab I Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kerangka pikir penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian

ini.

Bab II Merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang uraian berbagai teori

serta konsep-konsep tentang penelitian ini.

Bab III Merupakan metodologi penelitian yang berisi tentang lokasi penelitian,

jenis data yang akan digunakan, metode pengumpulan dan analisis data,

serta gambaran umum mengenai obyek penelitian.

Bab IV Merupakan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dimana akan

diungkapkan hasil-hasil yang ditemukan selama penelitian dan

menguraikan beberapa penjelasan yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.

Bab V Merupakan kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi dari pembahasan

yang telah dilakukan pada bab IV.


Perpustakaan Unika

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Audit Manajemen

Ada beberapa definisi audit manajemen yang telah diungkapkan oleh

beberapa tokoh, sebagai berikut :

A. Menurut Alejandro R. Gorospe (Tunggal, 1992, h.2) audit

manajemen adalah suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan

untuk menilai efektifitas unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-

standar perusahaan dan industri, dengan menggunakan petugas yang bukan

ahli dalam lingkup obyek yang dianalisis, untuk meyakinkan manajemen

bahwa tujuannya dilaksanakan, dan keadaan yang membutuhkan perbaikan

ditemukan.

B. Menurut Siagian (1997,h.15) audit manajemen adalah suatu

kegiatan untuk meneliti dan menilai kinerja perusahaan disoroti dari sudut

pandang peningkatan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja, baik

dalam arti perusahaan sebagai suatu keseluruhan maupun dalam arti

berbagai komponennya.

C. Menurut Willy Susilo (2002, h.2) audit manajemen adalah

kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan melalui interaksi

(pemeriksaan, pengukuran dan penilaian serta penarikan kesimpulan) secara

sistematis, obyektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas nilai

manfaat terhadap manajemen suatu organisasi secara keseluruhan untuk

9
Perpustakaan Unika

menilai unsur-unsur manajemen apakah telah direncanakan, dijalankan dan

dikendalikan dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik dan benar

sehingga organisasi melalui fungsi-fungsinya dapat mencapai tujuan yang

direncanakan yang mencakup dimensi PQCDSME – Productivity

(Produktifitas) – Quality (Mutu) – Cost (Biaya) – Delivery (Waktu

penyampaian) – Safety (Keselamatan) – Morale (Etos kerja) – Environment

(Lingkungan) secara efektif dan efisien.

D. Menurut Leo Herbert (1979, h.6-7) audit manajemen atau

M-Auditng adalah:

1. Planning for obtaining, and evaluating sufficient relevant,

material, and competent evidence

2. By an independent auditor

3. On the audit objective of

a. whether an entity’s management or employees have

or have not accepted and carried out;

b. appropriate laws, regulations, policies, procedures,

or other management standards for properly using its resources;

c. in an efficient and economical manner;

4. From this evidence on the audit objective, the auditor

comes to an opinion or conclusion and reports to a third party,

a. with sufficient evidence in the report to convince

the third party that the conclusion is accurate; and

10
Perpustakaan Unika

b. with a recommendation for the possible correction

of any deficiencies.

Yang dapat diterjemahkan secara bebas sebagai berikut :

5. Suatu rencana untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

yang cukup relevan, material, dan kompeten

6. Dilakukan oleh auditor yang independen

7. Dengan sasaran audit :

c. apakah pihak manajemen dan karyawan sudah atau

belum dapat diterima dan dipublikasikan kepada pihak luar,

d. Apakah penggunaan sumber daya sudah dilakukan

dengan semestinya dan tidak melanggar hukum, regulasi,

kebijakan-kebijakan umum, prosedur, atau standar manajemen

lainnya,

e. Dalam pengertian efisien dan ekonomis,

8. Dari bukti pada sasaran audit, auditor membuat suatu

pendapat atau kesimpulan dan melaporkannya pada pihak ketiga,

f. dengan bukti yang cukup pada laporan untuk

meyakinkan pihak ketiga bahwa kesimpulan yang diperoleh

akurat, dan

g. dengan rekomendasi perbaikan yang mungkin

dilakukan pada hal-hal yang kurang baik.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diperoleh sebuah kesimpulan dari

definisi audit manajemen, yaitu suatu kegiatan yang teratur dan sistematis dalam

11
Perpustakaan Unika

memperoleh dan mengevaluasi informasi faktual dan signifikan untuk menilai

efektifitas dan efisiensi kinerja manajemen dalam suatu organisasi, dilakukan oleh

auditor independen yang selanjutnya melaporkan hasil penemuannya kepada

pihak auditee (pihak yang meminta dilaksanakannya audit) disertai dengan

kesimpulan dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan.

2.2. Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen

A. Tujuan Audit Manajemen

Ada beberapa tujuan dari audit manajemen, yaitu (Tunggal, 2001, h.12) :

1. Obyek dari audit manajemen adalah mengungkapkan

kekurangan dan ketidak beresan dalam setiap unsur yang diuji oleh

auditor dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan

untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi

operasi yang paling efisien

3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-

alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri

kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien

4. Audit manajemen bertujuan untuk mencapai efektifitas dan

efisiensi dari pengelolaan

5. Untuk membantu manajemen, auditor berhubungan dengan

setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan

kepada manajemen

12
Perpustakaan Unika

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam

pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab

mereka.

Menurut Mulyadi (2002, h.33) tujuan dari audit manajemen adalah

mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan

membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Tujuan audit

manajemen lainnya dikemukakan oleh Willy Susilo (2002, h.57) yaitu untuk

mendapatkan informasi faktual dan signifikan berupa data hasil analisa, penilaian,

rekomendasi auditor yang dapat digunakan oleh auditee atau manajemen untuk

berbagai keperluan misalnya untuk dasar pengambilan keputusan, pengendalian

manajemen, perbaikan dan / atau perubahan dalam berbagai aspek dalam upaya

mengamankan kebijakan dan mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

B. Manfaat Audit Manajemen

Manfaat audit manajemen dapat dirasakan oleh beberapa pihak yaitu

(Susilo, 2002, h.60-61) :

1. Bagi manajemen

Hasil audit yang disampaikan kepada pihak manajemen dapat

membantu penyelesaian masalah atau hambatan yang ada pada setiap fungsi

organisasi baik yang bersifat aktual, maupun potensial, baik untuk keperluan

saat sekarang maupun untuk masa depan. Dengan informasi hasil penilaian

auditor dan rekomendasi yang disampaikan memungkinkan pimpinan unit

13
Perpustakaan Unika

operasi melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi,

efektifitas, maupun produktifitas usaha secara lebih terarah.

2. Bagi pemilik modal

Audit manajemen memberikan informasi yang diperlukan oleh

pucuk pimpinan untuk membuat atau merubah kebijakan organisasi dan

menentukan strategi-strategi pengembangan jangka panjang. Hasil audit

dapat juga dimanfaatkan pucuk pimpinan sebagai dasar untuk menilai kerja

para pimpinan unit-unit operasi serta untuk menentukan perlu tidaknya

mengadakan perubahan sistem pengendalian kegiatan organisasi.

3. Bagi auditor sendiri

Proses audit merupakan kegiatan pembelajaran dan pertumbuhan

yang tidak ternilai harganya, bagi para pelaku audit itu sendiri, karena

melalui proses audit, terjadi proses pemahaman secara mendalam tentang

seluk beluk operasi organisasi serta permasalahan yang dihadapinya baik

permasalahan skala perusahaan maupun permasalahan spesifik yang ada

pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan demikian seorang auditor

secara disadari atau tidak telah mempelajari proses manajemen organisasi

secara komprehensif dan manajemen fungsional secara intensif.

4. Bagi masyarakat umum

14
Perpustakaan Unika

Hasil kerja auditor khususnya auditor independen yang melakukan

audit pada perusahaan publik dapat digunakan oleh berbagai pihak seperti

kreditor, calon investor, dan sebagainya untuk mengambil keputusan.

2.3. Perbedaan antara Audit Manajemen dan Audit

Keuangan

Jenis audit yang selama ini sering digunakan adalah audit keuangan yaitu

pengujian atas kewajaran laporan keuangan, sedangkan untuk audit manajemen

sendiri lebih jarang dilakukan. Berikut dijelaskan perbedaan antara audit

manajemen dan audit keuangan secara ringkas dalam bentuk tabel (Tunggal,

2001, h.1) :

Tabel 2.1. Perbedaan antara Audit Manajemen dan Audit Keuangan

No. Karakteristik Audit Audit

Manajemen Keuangan

1. Tujuan Menilai dan Menyatakan

meningkatkan pendapat tentang

keefektifan laporan keuangan dan

pengelolaan menilai sistem

pengendalian

akuntansi dalam

menjaga keamanan

aktiva perusahaan

2. Ruang Operasi atau Data atau

15
Perpustakaan Unika

Lingkup fungsi catatan keuangan

3. Orientasi Urusan Urusan

operasional yang keuangan dalam

sudah lalu, periode yang sudah

sekarang, dan yang lalu

akan datang

4. Standar Prinsip- Prinsip-prinsip

Penilaian prinsip manajemen akuntansi yang berlaku

umum

5. Metode Teknik- Standar-standar

teknik manajemen audit yang berlaku

umum

6. Presisi Relatif Absolut

7. Penerima Biasanya Terutama pihak

intern, umumnya luar pemegang saham,

pimpinan pemerintah, publik

8. Realisasi Potensial Aktual

9. Keharusan Tidak harus, Diharuskan

terutama prerogatif oleh Undang-undang /

pimpinan peraturan

10. Sejarah Belum lama, Sudah berusia

berkaitan dengan lama

adanya Sistem

16
Perpustakaan Unika

Approach

11. Katalisator Terutama Tradisi

permintaan

pimpinan

12. Frekuensi Periodik, Teratur, paling

tetapi kebanyakan sedikit per tahun

saatnya tidak

tertentu / tegas

2.4. Ruang Lingkup Audit Manajemen

Audit manajemen mencakup setiap aspek ekonomisasi, efisiensi, dan

efektifitas yang beraneka ragam dalam suatu organisasi, oleh karena itu dapat

mencakup beraneka ragam aktivitas yang luas. Sebagai contah, efektifitas dari

program advertensi atau efisiensi keryawan pabrik merupakan bagian dari suatu

audit manajemen (Tunggal, 1992, h.8).

2.5. Karakteristik Audit Manajemen

Menurut Drs. Amin Widjaja Tunggal (2001, h.9) ada beberapa

karakteristik dari audit manajemen, yaitu :

A. Audit manajemen adalah prosedur yang bersifat investigatif

B. Mencakup semua aspek perusahaan, unit, atau fungsi

17
Perpustakaan Unika

C. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu

unitnya (bagian penjualan, bagian perencanaan produksi, dan sebagainya),

atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya (pengendalian

persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai, dan sebagainya)

D. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari

perusahaan / unit / fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung

jawab, atau tugasnya

E. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti

atau data dan standar

F. Tujuan utama audit manajemen adalah memberikan

informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit,

atau suatu fungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab-sebabnya, dan

rekomendasi tentang langkah-langkah korektifnya merupakan tujuan

tambahan.

2.6. Pengertian Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan adalah merupakan suatu pertanyaan ataupun dugaan /

hipotesis yang ada dalam benak pemeriksa yang memerlukan jawaban atau

pembuktian. Sasaran pemeriksaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu

(Setyawan, 1988, h.12-13) :

A. Kriteria (Criteria)

Kriteria adalah merupakan norma atau standar yang menunjukkan

bagaimana seharusnya para individu dalam suatu organisasi melakukan

18
Perpustakaan Unika

aktivitas sebagai pertanggung jawaban atas wewenang yang dilimpahkan.

Jadi apa yang terkandung dalam kriterialah yang seharusnya dianut oleh

para individu yang memikul tanggung jawab dan kriteria ini akan digunakan

oleh pemeriksa untuk mengukur kinerja para individu yang bertanggung

jawab.

B. Penyebab (Causes)

Penyebab adalah merupakan tindakan / aktifitas aktual yang

dilakukan oleh para individu dalam organisasi. Penyebab itu sendiri dapat

bersifat positif, yaitu yang bersifat ekonomis, efisien, dan efektif maupun

yang bersifat negatif, yaitu yang bersifat pemborosan, inefisiensi, dan

inefektif.

C. Akibat / Efek (Effect)

Akibat adalah merupakan hasil pengukuran dan pembandingan antara

penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.

Penyajian sasaran pemeriksaan dapat ditempuh dalam dua cara, yaitu

penyajian dalam bentuk pertanyaan dan penyajian dalam bentuk pernyataan.

2.7. Objek Audit

Agar audit fungsi keuangan mencapai sasarannya, ada empat hal yang

menjadi objek audit, yaitu (Siagian, 1997, h.145-147):

A. Sasaran finansial perusahaan

Dalam pelaksanaan audit fungsi keuangan, yang dapat dijadikan sebagai

obyek pertama audit ialah pencarian, penemuan, dan pengumpulan informasi

19
Perpustakaan Unika

tentang tercapai tidaknya sasaran finansial perusahaan. Dari hasil temuan audit

akan terlihat bahwa apakah fungsi manajemen keuangan mendukung atau tidak

keseluruhan upaya pencapaian tujuan berbagai sasaran perusahaan. Disamping itu,

audit harus pula ditujukan pada pencarian, penemuan, dan pengumpulan informasi

tentang posisi finansial masing-masing bidang fungsional yang terdapat dalam

lingkugan perusahaan. Dua pertimbangan mengapa hal ini penting adalah untuk

menjamin bahwa posisi keuangan berbagi bidang fungsional memperkuat posisi

finansial perusahaan sebagai keseluruhan, tidak justru berkembang menjadi

kerajaan kecil dalam perusahaan dan untuk menjamin bahwa para manajer yang

memimpin berbagai komponen perusahaan memahami dan menaati kebijakan

finansial yang ditetapkan oleh manajer keuangan, termasuk kebijaksanaan

perusahaan yang menyangkut pengawasan dibidang keuangan.

Segi lain yang penting dalam pelaksanaan audit ialah untuk meneliti

apakah tujuan dan berbagai sasaran perusahaan memenuhi berbagai persyaratan

seperti kelayakan, kewajaran, dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan

etika atau tidak dan untuk menemukan fakta apakah berbagai komponen

perusahaan memenuhi standar kinerja yang telah ditentukan atau tidak. Dengan

perkataan lain, dari kegiatan audit harus bisa terungkap apakah tujuan dan sasaran

perusahaan mempunyai makna operasional bagi berbagai komponen perusahaan

dan bahwa berbagai komponen itu mampu memenuhi standar yang telah

ditentukan oleh manajemn puncak untuk dipenuhinya. Harus ditekankan bahwa

dalam melakukan audit manajemen keuangan, para pelaksana audit harus bisa

20
Perpustakaan Unika

menilai apakah perusahaan berada pada jalur yang benar atau tidak berdasarkan

strategi akbar yang telah ditetapkan manajemen puncak.

B. Perencanaan keuangan

Perencanaan keuangan sebagai objek audit berarti dua hal, yaitu efektif

tidaknya satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan menyelenggarakan

fungsi perencanaan bagi satuan kerja yang bersangkutan dan mencari dan

menemukan fakta tentang mutu rencana yang disusun oleh para manajer bidang

fungsional dalam lingkungan perusahaan. Dalam menilai proses perencanaan

berbagai komponen perusahaan, sangat penting diteliti apakah rencana satuan

kerja yang lebih kecil merupakan rincian dan operasionalisasi rencana satuan

kerja yang membawahinya atau tidak. Dengan perkataan lain, audit harus bisa

menemukan fakta tentang apakah perusahaan dikelola dengan pendekatan

kesisteman atau tidak dan apakah prinsip sinergi dan simbiosis diterapkan secara

mantap atau tidak.

Menurut Sawir (2001, h.90-91) perencanaan keuangan mencakup

penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada alternatif strategi produksi dan

pemasaran, untuk kemudian menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan

permodalan. Bila ternyata hasil aktual tidak sesuai dengan proyeksinya,

perencanaan keuangan harus dapat mengidentifikasikan perubahan-perubahan

potensial yang mungkin akan memberikan hasil yang memuaskan. Perencanaan

keuangan biasanya berupa proforma neraca, laporan laba-rugi, laporan sumber

dan penggunaan dana, serta rencana pengeluaran modal berdasarkan kategori dan

divisi. Syarat untuk perencanaan yang efektif, adalah :

21
Perpustakaan Unika

1. Peramalan, perusahaan tidak akan pernah dapat melakukan

peramalan yang tepat secara sempurna

2. Menemukan rencana keuangan yang optimal, seorang

manajer keuangan yang baik harus dapat menilai rencana mana yang

terbaik untuk perusahaannya

3. Melihat rencana keuangan berjalan, rencana jangka panjang

digunakan juga sebagai tolok ukur untuk menilai hasil yang dicapai

pada masa datang.

C. Organisasi

Pada uraian sebelumnya telah disinggung bahwa karena pentingnya

peranan satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan, pimpinan sebaiknya

merupakan salah seorang anggota tim manajemen puncak. Dengan posisi

demikian paling sedikit ada empat hal yang dapat diwujudkan, yaitu :

1. Pimpinan satuan kerja dibidang keuangan selalu turut serta

dalam pengambilan keputusan stratejik perusahaan

2. Satuan kerja dibidang keuangan dapat bekerja secara

independen

3. Bantuan dan nasihat yang diberikannya diterima oleh para

manajer lain dalam lingkungan perusahaan

4. Diperlakukan sejajar dengan komponen lain baik

komponen yang menyelenggarakan tugas pokok maupun tugas

penunjang.

22
Perpustakaan Unika

Dengan menjadikan organisasi satuan kerja dibidang keuangan sebagai

sasaran audit, informasi yang diperoleh akan mampu memberi masukan penting

tentang apakah organisasi di bidang keuangan itu dikelola dengan efektif atau

tidak yang akan turut menentukan apakah satuan kerja itu mampu

menyelenggarakan fungsi pendukung yang diembannya atau tidak, dikenali

faktor-faktor penyebabnya dan diberikan rekomendasi untuk mengatasinya.

D. Pengendalian keuangan

Fungsi pengendalian di bidang keuangan terdiri dari dua segi yang

penting, yaitu analisis keuangan dan akunting. Akunting berfungsi untuk

mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan melaporkan hasil kegiatan

operasional disoroti kusus dari segi keuangan. Laporan keuangan disusun

berdasarkan format, norma, dan standar yang berlaku baku di lingkungan tertentu,

misalnya di suatu negara. Dengan demikian, audit bidang keuangan harus mampu

menemukan dan mengumpulkan bebagai informasi tentang kekuatan dan

kelemahan dalam melakukan proses pengendalian keuangan perusahaan melalui

proses akunting yang tepat. Berarti bahwa berbagai pertanyaan yang diajukan oleh

tim audit harus mengarah pada faktor kekuatan dan kelemahan itu, untuk

kemudian dimanfaatkan dalam peningkatan pengendalian pada tahap berikutnya.

Proses pengendalian melalui analisis anggaran dan keuangan, agak

berbeda dari praktek-praktek akunting karena dimaksudkan untuk mengamankan

kekayaan dan sumber finansial perusahaan. Hasilnya disampaikan kepada satuan-

satuan kerja operasional untuk dimanfaatkan dalam peningkatan efisiensi dan

efektivitas kerja masing-masing.

23
Perpustakaan Unika

Dengan demikian, tim audit keuangan harus dengan cermat mengamati

hal-hal yang potensial menjadi permasalahan dimasa depan baik yang bersumber

dari satuan kerja yang mengurus keuangan sendiri maupun yang berasal dari

berbagai komponen yang terdapat dalam perusahaan.

2.8. Definisi dan Fungsi Manajemen Keuangan

A. Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah segala aktifitas yang berhubungan dengan

perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan

menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen

keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu keputusan sehubungan

dengan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva (Van Horne, 1986, h.2).

B. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan

pengendalian kegiatan keuangan (Husnan, 2002, h.4). menurut Prof. Dr. Ridwan

S. Sundjaja (2003, h.65) ada tiga fungsi utama dari manajemen keuangan, yaitu :

1. Perencanaan dan analisa keuangan

2. Keputusan investasi atau pengelolaan asset

3. Keputusan pembiayaan investasi atau pengelolaan kewajiban dan

kekayaan/modal

24
Perpustakaan Unika

2.9. Tujuan Audit manajemen Keuangan

Dari definisi dan fungsi manajemen diatas dapat diketahui bahwa salah

satu fungsi dari manajemen keuangan adalah membuat suatu perencanaan

keuangan untuk pengambilan keputusan tentang investasi dan pendanaan. Tujuan

dari audit manajemen keuangan adalah untuk mencari dan menemukan informasi

tentang bagaimana rencana keuangan yang telah disusun tersebut diwujudkan

melalui berbagai kegiatan operasional disoroti khusus dari segi keuangan

(Siagian, 1997, h.144).

2.10. Sumber Kriteria untuk Evaluasi

Kesulitan utama yang dihadapi dalam audit manajemen adalah

menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektifitas telah

tercapai. Salah satu pendekatan untuk menyusun kriteria bagi auditor adalah

dengan menetapkan tujuannya yaitu untuk menentukan apakah beberapa aspek

unit usaha itu dapat dibuat lebih efektif atau efisien, dan untuk rekomendasi

perbaikan. Pendekatan ini mungkin memadai bagi auditor yang berpengalaman

dan terlatih baik, tetapi akan sulit bagi kebanyakan auditor untuk mengikuti

pendekatan yang tidak ditentukan dengan jelas semacam itu.

Alvin A. Arens dan James K. Leobbecke (Tunggal, 1997, h.62-65)

mengungkapkan beberapa sumber yang dapat dimanfaatkan auditor dalam

mengembangkan kriteria evaluasi, yaitu :

A. Kinerja historis

25
Perpustakaan Unika

Seperangkat kriteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil

aktual (atau hasil audit) dari periode sebelumnya. Gagasan dibalik

penggunaan kriteria ini adalah untuk membandingkan apakah yang telah

dilakukan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Manfaat kriteria ini adalah

kriteria tersebut mudah dibuat, tetapi mungkin tidak memberikan pandangan

mendalam mengenai seberapa baik atau seberapa buruk sebenarnya unit

usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.

B. Kinerja yang dapat diperbandingkan

Sebagian besar kesatuan yang menjalani audit manajemen tidak

bersifat unik, tetapi banyak kesatuan yang sama didalam keseluruhan

organisasi atau diluarnya. Dalam hal demikian data kinerja dari kesatuan

yang dapat diperbandingkan merupakan sumber yang sangat baik untuk

mengembangkan kriteria. Untuk kesatuan internal yang dapat

diperbandingkan datanya biasanya sudah tersedia. Bila kesatuan yang dapat

diperbandingkan berada diluar organisasi, mereka seringkali juga bersedia

menyediakan informasi seperti itu. Data ini seringkali juga tersedia pada

kelompok industri dan lembaga pemerintah yang berwenang.

C. Standar rekayasa

Dalam banyak jenis penugasan audit manajemen, adalah mungkin

dan layak untuk mengembangkan kriteria berdasarkan standar rekayasa,

misalnya studi waktu dan gerak untuk menentukan tingkat keluaran

produksi. Kriteria ini seringkali memakan waktu dan biaya yang besar

dalam pengembangannya, karena memerlukan banyak keahlian, akan tetapi

26
Perpustakaan Unika

hal ini mungkin sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional

yang utama dan biaya yang dikeluarkan akan berharga. Beberapa standar

dapat juga dikembangkan oleh kelompok industri untuk digunakan oleh

semua anggota mereka, sehingga dapat mengurangi beban biaya setiap

anggotanya. Ini bisa merupakan kelompok dalam industri menurut subyek

atau kelompok fungsional pengolahan data elektronis.

D. Diskusi dan kesepakatan

Kadang-kadang kriteria obyektif sangat sulit didapat dan sangat

memakan biaya, tetapi ada kalanya kriteria dapat dikembangakan melalui

diskusi dan kesepakatan yang sederhana. Pihak yang terlibat dalam proses

ini harus meliputi manajemen kesatuan yang diperiksa, auditor, dan

kesatuan atau orang yang akan mendapat laporan tentang temuan yang

didapat.

2.11. Tahap-tahap Audit Manajemen

Audit manajemen mempunyai banyak cakupan area sehingga sulit

menentukan pendekatan yang dapat diambil dalam melakukan audit. Walaupun

demikian, beberapa fungsi umum biasanya dapat diterapkan pada kebanyakan

audit manajemen, yaitu (Tunggal, 1992, h.40-47) :

A. Perencanaan

Sering area subyek dan tujuan suatu audit manajemen ditunjuk oleh

manajemen puncak. Auditor kemudian merencanakan pekerjaan untuk

menyelesaikan tujuan yang diberikan. Bukti-bukti rencana tersebut

27
Perpustakaan Unika

didokumantasikan suatu survei pendahuluan merupakan prosedur umum

yang dilakukan auditor untuk mengenal operasi yang diaudit. Auditor

mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan

manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan survei pendahuluan. Daftar

pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

masalah yang mempengaruhi efektifitas, efisiensi, dan performa operasi.

Auditor kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor

mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.

Untuk membantu memahami arus barang, jasa dan transaksi

kemana, dimana, dan dalam operasi, auditor dapat menelaah atau

menyiapkan flow chart, yang merupakan diagram piktorial operasi. Pada

waktu mempelajari flow chart, auditor akan mencari inefisiensi dan

kekurangan pengendalian, seperti operasi yang duplikasi, formulir dari

operasi yang tidak perlu, dan kekurangan pengawasan.

Pada saat auditor melakukan tanya jawab melalui audit, auditor

harus berusaha membangun hubungan dan mempromosikan sikap yang

kooperatif dengan personil yang diaudit. Kerjasama ini penting untuk

penyelesaian yang efisien dari audit manajemen. Auditor juga akan

menelaah laporan manajemen, seperti laporan keuangan interim, anggaran,

laporan produksi, dan penjualan. Pada saat melakukan bagian lain dari

survei pendahuluan auditor harus mengamati sekelilingnya. Karyawan atau

peralatan yang nganggur, operasi yang tidak aman, aktiva yang tidak aman

seperti kas atau persediaan, pabrik atau lay out kantor yang tidak efisiensi

28
Perpustakaan Unika

dapat merupakan area yang potensial yang dapat diusulkan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber ini,

auditor dapat menentukan beberapa kriteria yang obyektif untuk menilai

operasi. Biasanya tidak ada kriteria yang sempurna, dan auditor harus

mengembangkan yang terbaik dalam keadaan yang dialaminya. Dengan

informasi ini, auditor akan mendesain suatu program audit untuk

menggunakannya sebagai suatu petunjuk untuk mengumpulkan bukti dalam

penilaian akhir suatu operasi.

B. Mengumpulkan bukti-bukti performa

Tujuan mengumpulkan bukti-bukti atau untuk mendapatkan dasar

faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.

Wawancara merupakan alat yang penting untuk mendapatkan bukti-bukti

selama audit manajemen. Semakin baik pewawancara yang baik tidak

sekedar mengajukan pertanyaan. Wawancara harus direncanakan dan

sebanyak mungkin informasi diperoleh sebelum dilakukan wawancara.

Orang yang diwawancara (interviewee) harus dibuat merasa seenak

mungkin. Pewawancara harus bijaksana dan menghindari untuk pernyataan

“tidak” terhadap suatu pertanyaan.

Auditor akan mengumpulkan bukti yang diperoleh dalam suatu

arsip. Bukti-bukti mungkin berupa bentuk daftar yang berisi informasi yang

diuji dan tembusan dokumen. Dengan menggambarkan formulir-formulir

tersebut auditor harus mempunyai bukti dokumentasi untuk mendukung

29
Perpustakaan Unika

temuannya. Bukti dokumentasi ini disebut kertas kerja, dikumpulkan

terutama dari sumber intern dan ekstern, seperti statistik industri dapat

bermanfaat dalam penilaian efisiensi beberapa operasi. Kertas kerja juga

dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit, urutan

prosedur audit yang dilaksanakan, atau setiap sistem logis yang

mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan.

C. Analisis dan penyelidikan penyimpangan / deviasi

Pada saat mengumpulkan bukti-bukti, auditor harus waspada untuk

deviasi dari kebijakan perusahaan dan performa yang tidak efektif dan

efisien. Ia harus belajar membedakan deviasi yang tidak signifikan. Deviasi

masa lampau dapat atau tidak dapat dikoreksi, akan tetapi auditor memberi

perhatian terhadap perusahaan jika pengaruh potensial deviasi berlangsung

terus pada masa yang akan datang. Analisis dan penyelidikan deviasi harus

didokumentasikan dalam arsip auditor, karena dokumentasi merupakan

dasar menentukan tindakan korektif.

D. Menentukan tindakan korektif

Setelah analisis dan penyelidikan suatu deviasi, auditor harus

menjawab dua pertanyaan, yaitu :

1. Tindakan korektif apa yang harus diambil?

2. Apakah tindakan korektif dapat diterapkan?

Pertanyaan kedua sering paling sulit dijawab karena auditor perlu

mempertimbangkan faktor-faktor seperti hubungan biaya atau manfaat,

pengaruh terhadap moral karyawan, dan konsistensi dengan kebijakan

30
Perpustakaan Unika

perusahaan yang lain. Semua tindakan korektif yang diusulkan perlu

didiskusikan dengan orang yang terlibat untuk mendapatkan ide dan

kerjasamanya.

E. Melaporkan hasil audit manajemen

Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir

dalam audit manajemen, laporan informal harus dibuat selama audit.

Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu inefisiensi yang serius

selama survei pendahuluan, ia harus diselidiki, dinilai, dan dilaporkan

segera daripada menunggu audit selesai. Laporan formal biasanya termasuk

1. Suatu konferensi dengan supervisor bagian divisi pada saat

selesainya audit

2. Suatu laporan audit yang tertulis kepada departemen atau

divisi yang termasuk temuan audit secara terinci dan rekomendasi

3. Suatu laporan audit yang tertulis kepada manajemen

puncak atau panitia audit dari dewan direksi dengan meringkaskan

hanya temuan audit yang lebih signifikan dari rekomendasi

Karena ekonomisasi dan efisiensi adalah istilah yang relatif (relative

term), seorang auditor tidak menyatakan pendapat apakah suatu operasi

dilakukan pada tingkat ekonomis dan efisien. Melainkan auditor harus

melaporkan temuan khusus dan simpulan. Tidak ada bentuk laporan yang

standar dari suatu audit manajemen, akan tetapi beberapa masalah akan

tercakup dalam kebanyakan laporan audit. Paragraf ruang lingkup atau

31
Perpustakaan Unika

pendahuluan harus menguraikan operasi yang diaudit, periode waktu yang

tercakup, dan keterbatasan pada ruang lingkup pekerjaan auditor. Paragraf

yang lain harus memberikan penilaian yang menyeluruh dari operasi dan

penilaian performanya. Ini dapat diikuti suatu bagian yang menyajikan

temuan yang terinci berdasarkan masalah individu. Dilaporan ini penting

untuk melaporkan baik temuan yang baik maupun yang jelek. Memberikan

kredit yang tepat untuk performa yang baik mempromosikan suatu kesan

(image) yang obyektif dari auditor dan mendorong kerjasama dengan

auditor pada masa yang akan datang. Temuan yang jelek harus termasuk

suatu uraian deviasi, tindakan korektif yang diusulkan dan komentar oleh

personel departemen atau divisi. Paragraf akhir dapat menyatakan apresiasi

auditor untuk kerjasama dan bantuan yang diterima selama audit. Penemuan

tindakan korektif aktual yang diambil terhadap temuan termasuk dalam

laporan adalah tanggung jawab manajemen dan biasanya diluar lingkup

auditor.

2.12. Program Audit Manajemen Keuangan

Pada audit manajemen masing-masing program pemeriksaan untuk

masing-masing tahap pemeriksaan mempunyai karakteristik dan penekanan yang

berbeda. Program audit pada tahap perencanaan dan pengumpulan bukti-bukti

performa dititikberatkan pada usaha untuk memperoleh informasi umum seputar

keuangan dan informasi latar belakang perusahaan yang memadai sehingga

dikemudian hari dapat menghindarkan pemeriksa dari kebingungan dalam

32
Perpustakaan Unika

penentuan mengenai informasi latar belakang mana yang harus diperoleh, dimana

dapat diperoleh, dan apa yang harus dilakukan kalau sudah diperoleh.

Program audit pada tahap perencanaan dan pengumpulan bukti-bukti

umumnya kurang terinci dibanding dengan program audit pada tahap analisis dan

penentuan tindakan korektif. Program audit pada tahap perencanaan akan memuat

sasaran audit dalam arti luas dan garis besar pedoman untuk mencapai sasaran

audit. Sedangkan program analisis dan penentuan tindakan korektif haruslah lebih

terinci dan spesifik karena pada tahap ini area audit yang lebih sempit telah

diperoleh (Setyawan, 1988, h.39-40).

2.13. Prinsip Manajemen Keuangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip adalah dasar atau asas

yang menjadi pokok untuk berpikir atau bertindak. Sedangkan manajemen

keuangan adalah segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan,

dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu,

fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga

area utama, yaitu keputusan sehubungan dengan investasi, pendanaan, dan

manajemen aktiva (Van Horne, 1986, h.2). Jadi yang dimaksud dengan prinsip-

prinsip manajemen keuangan adalah dasar atau asas yang menjadi pokok untuk

berpikir dan bertindak dalam melakukan segala aktifitas yang berhubungan

dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva. Dalam penelitian ini

prinsip manajemen yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan yang digunakan

33
Perpustakaan Unika

untuk mengetahui dukungan bagian keuangan terhadap sasaran finansial

perusahaan.

2.14. Kriteria Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan yang baik harus dapat memberikan jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dapat dirumuskan dalam enam pertanyaan,

yaitu (Wursanto, 1987, h.43 – 44) :

A. Apa (What)

Apa menanyakan : apa yang menjadi tujuan, apa yang akan

dikerjakan, apa yang direncanakan. Jawaban dari pertanyaan ini

menunjukkan tentang tujuan (Objective), dan sasaran (Target), yang hendak

dicapai dalam waktu yang relative pendek (short term), dan waktu panjang

(long term), sehingga dari sana dapat disusun suatu rencana jangka pendek

dan rencana jangka panjang.

B. Mengapa (Why)

Mengapa menanyakan sebab-sebab mengapa tujuan itu yang akan

dicapai, mengapa jenis kegiatan itu yang harus dikerjakan. Jawaban

terhadap pertanyaan ini memberikan alasan-alasan kenapa perencanaan itu

dibuat, sehingga diperoleh pengertian yang lebih jelas dan terperinci tentang

latar belakang pemikiran perencanaan tersebut.

C. Dimana (Where)

Dimana menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau

tempat dimana rencana itu akan dilaksanakan. Pertanyaan ini akan

34
Perpustakaan Unika

memberikan jawaban penentuan tentang tempat kerja (lokal, geografis) dan

letak tingkatan pelaksanaan suatu rencana, seperti tingkatan pusat atau

daerah.

D. Kapan (When)

Kapan menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu, kapan,

bilamana rencana itu akan dilaksanakan.

E. Siapa (Who)

Siapa menanyakan orang : siapa penanggung jawab rencana itu,

siapa akan diberi tugas melaksanakan rencana itu, baik untuk tenaga

manajemen maupun untuk tenaga pelaksanaannya.

F. Bagaimana (How)

Bagaimana menanyakan cara : bagaimana melaksanakannya,

bagaimana mengerjakannya. Dengan pertanyaan ini dimaksudkan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan tentang cara-cara, metode pelaksanaan

dengan memperhatikan faktor kemampuan dan sumber daya. Faktor-faktor

tersebut perlu diinventarisasi terlebih dahulu sehingga pelaksanaan rencana

tidak mengalami hambatan.

2.15. Prinsip Organisasi

Organisasi formal disusun berdasarkan prinsip atau asas yang berlaku.

Salah satu prinsip yang paling banyak dianut dewasa ini, yakni teori kontinjensi

(bersyarat), menyatakan bahwa setiap perusahaan tergantung pada seperangkat

keadaan yang unik; karena itu, stuktur organisasi setiap perusahaan dipengaruhi

35
Perpustakaan Unika

oleh keadaan khusus (yaitu, industri, kewajiban hukum, proses internal, dan lain-

lain) yang dihadapi perusahaan. Namun prinsip yang paling banyak dianut

didasarkan teori organisasional yang klasik atau tradisional. Prinsip ini meliputi

(Wilkinson, 1992, h.35 – 36) :

A. Wewenang

Merujuk pada kekuasaan manajer untuk menuntut keparuhan. Wewenang

didelegasikan kepada tingkatan manajer yang lebih rendah. Kadar wewenang

yang didelegasikan harus seimbang dengan tanggung jawab yang dibebankan

untuk mencapai sasaran khusus. Jadi, jika manajer produksi bertanggung jawab

untuk mempertahankan mutu produk, dia harus memiliki wewenang lengkap atas

pengelolaan pengendalian mutu.

B. Kesatuan Perintah

Merujuk pada kejelasan jalur wewenang dimana setiap karyawan hanya

melapor pada seorang atasan. Jika prinsip ini dilanggar, mungkin sekali akan

terjadi kesimpangsiuran. Misalnya seorang klerk yang melapor kepada dua

manajer dan menerima perintah yang saling bertentangan, tentu akan bingung

mau mengikuti yang mana. Mungkin dia akan mengikuti yang satu dan

mengabaikan yang lain atau mengabaikan keduanya.

C. Rentang Manajemen

Rentang manajemen disebut juga sebagai rentang kendali, merujuk pada

jumlah bawahan yang melapor kepada seorang atasan. Rentang manajemen sangat

berbeda-beda. Rentang yang luas mengurangi tingkatan manajerial dan hasilnya,

yakni strutur organisasi yang datar, dapat mempercepat dan mempercermat

36
Perpustakaan Unika

pergerakan komunikasi ke tingkatan manajemen yang lebih tinggi, akan tetapi jika

rentang itu terlalu luas, mungkin manajer tingkat tinggi akan menerima lebih

banyak informasi daripada yang dapat mereka tanggapi atau mereka serap.

D. Pembagian Kerja

Merujuk pada segmentasi operasi. Pembagian kerja mempunyai dua

keunggulan, yaitu memungkinkan karyawan dan manajer berspesialisasi dan

membantu perusahaan mengendalikan berbagai operasi dengan lebih efektif.

Harus diperhatikan bahwa satu masalah yang dikenal sebagai suboptimisasi dapat

terjadi apabila pekerjaan dibagi pada unit-unit. Suboptimisasi, yang

mengakibatkan perusahaan tidak bisa mencapai keseluruhan sasarannya, terjadi

karena adanya pertentangan sasaran dan komunikasi yang tidak beres antar unit

kerja. Misalnya, bagian keuangan tidak bersedia meminjamkan uang dengan suku

bunga tinggi meskipun dibutuhkan bagian pemasaran untuk membangun ruang

pamer. Kendatipun ruang pamer itu dapat memperbesar penjualan dan laba,

namun bagian keuangan menolaknya karena terpaku pada sasarannya sendiri :

menghemat dana dengan meminimumkan biaya keuangan.

2.16. Prinsip Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Moscove dalam Baridwan, 1993, h.3 sistem informasi akuntansi

adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan,

mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan

pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan dan pihak

intern. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip sistem informasi akuntansi adalah

37
Perpustakaan Unika

dasar atau asas yang menjadi pokok untuk berpikir dan bertindak dalam

mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, dan

mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan

kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor, dan kreditor) dan

pihak intern (terutama manajemen). Prinsip pengendalian sistem informasi

akuntansi ini meliputi (Romney, 2004, h.236 – 244 ) :

A. Otorisasi Transaksi dan Kegiatan yang Memadai

Para pegawai melaksanakan tugas dan membuat keputusan yang

mempengaruhi aset perusahaan, oleh karena itu pihak manajemen kekurangan

waktu dan sumber daya untuk melakukan supervisi setiap aktivitas dan keputusan,

mereka membuat kebijakan untuk diikuti oleh para pegawai, dan kemudian

memberdayakan mereka untuk melaksanakannya. Pemberdayaan ini, yang disebut

sebagai otorisasi, yang merupakan bagian penting dari pengendalian dan prosedur

organisasi. Otorisasi sering kali didokumentasikan sebagai penandatanganan,

pemberian tanda paraf, atau memasukan kode otorisasi atas dokumen atau catatan

transaksi. Para pegawai yang memproses transaksi harus memverifikasi

keberadaan otorisasi yang sesuai. Auditor meninjau transaksi untuk memverifikasi

otorisasi yang memadai, karena ketidak beradaan otorisasi yang memadai

menunjukan kemungkinan masalah pengendalian.

B. Pemisahan Tugas

Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai

yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang pegawai seharusnya tidak

berada dalam posisi untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan penipuan

38
Perpustakaan Unika

atau kesalahan yang tidak disengaja. Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika

fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan :

1. Otorisasi : menyetujui transaksi dan keputusan

2. Pencatatan : mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan

jurnal, buku besar dan file lainya, mempersiapkan rekonsiliasi,

serta mempersiapkan laporan kinerja.

3. Penyimpanan : menangani kas, memelihara tempat penyimpanan

persediaan, menerima cek yang masuk dari pelanggan, menulis cek

atas rekening bank organisasi.

Apabila dua dari ketiga fungsi tersebut merupakan tanggung jawab satu

orang, maka akan mucul masalah.

C. Desain Penggunaan Dokumen serta Catatan yang Memadai

Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk

memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang

berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk

mendukung pencatatan yang efisien, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan

memfasilitasi peninjauan serta verifikasi. Dokumen-dokumen yang mengawali

sebuah transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi. Dokumen-dokumen yang

dipergunakan untuk memindahkan aset ke orang lain harus memiliki ruang untuk

tanda tangan pihak penerima aset. Dalam rangka mengurangi kesempatan

penggunaan dokumen untuk penipuan, dokumen harus diberikan nomer urut yang

telah dicetak terlebih dahulu, agar setiap dokumen dapat dipertanggungjawabkan.

39
Perpustakaan Unika

Jejak audit yang baik memfasilitasi pelacakan kesetiap transaksi melalui sistem,

perbaikan kesalahan, dan verifikasi output sistem.

D. Penjagaan Aset dan Catatan yang Memadai

Ketika orang berpikir tentang penjagaan aset, mereka sering kali berpikir

tentang kas dan aset fisik, seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi,

dimasa sekarang ini, salah satu aset terpenting perusahaan adalah informasi. Oleh

sebab itu, harus diambil langkah-langkah untuk menjaga baik aset berupa

informasi maupun fisik. Prosedur-prosedur berikut ini menjaga aset terhadap

pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme :

1. Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif.

2. Memelihara catatan aset, termasuk informasi, secara akurat.

3. Membatasi aset secara fisik ke aset (mesin kas, lemari besi, kotak

uang, dan akses terbatas ke safe deposit box kas, sekuritas dan aset

dalam bentuk surat-surat berharga. Area penyimpanan yang

terlarang, dipergunakan untuk melindungi persediaan).

4. Melindungi catatan dan dokumen (area penyimpanan tahan api,

kabinet file yang terkunci, dan lokasi pendukung diluar kantor,

merupakan cara yang efektif untuk melindungi catatan dan

dokumen. Akses ke cek kosong serta dokumen harus dibatasi

hanya untuk personil yang memiliki otorisasi).

5. Mengendalikan lingkungan (perlengkapan komputer yang sensitif

harus diletakkan dalam ruangan yang memiliki alat pendingin dan

perlindungan dari api, yang memadai. Ruangan tersebut harus

40
Perpustakaan Unika

ditinggikan dan diperkuat untuk menghindari banjir dan kejatuhan

benda lainnya).

6. Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer dan informasi.

E. Pemeriksaan Independen atas Kinerja

Pemerikasaan internal untuk memastikan seluruh transaksi diproses secara

akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemerikasaan ini harus

independen, karena pemerikasaan umumnya akan lebih efektif apabila

dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi

yang diperiksa.

2.17. Prinsip Sistem Pengendalian Manajemen

Istilah pengendalian manajemen (management control) digunakan untuk

menunjukkan keseluruhan sistem yang ada dalam organisasi, termasuk

didalamnya perencanaan, penetapan kebijaksanaan, dan penetapan prosedur serta

semua praktek yang sebenarnya dilaksanakan oleh organisasi dalam menangani

semua peristiwa yang terjadi dalam suatu entitas. Sedangkan yang dimaksud

dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian manajemen disini adalah dasar atau

asas yang menjadi pokok untuk berpikir dan bertindak dalam melaksanakan

keseluruhan sistem yang ada dalam organisasi. Pengendalian manajemen

bertujuan untuk menjamin terlaksananya strategi yang telah dicanangkan secara

efisien dan efektif oleh fungsionaris yang memperoleh limpahan wewenang dan

efektifitas operasi ditinjau dari hasil yang diinginkan (Setyawan, 1988, h.76).

Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh

manajemen untuk mempengaruhi anggota organisasi secara efisien dan efektif

41
Perpustakaan Unika

dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sistem pengendalian manajemen terdiri

atas struktur dan proses (Supriyono, 2000, h.27).

2.18. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen yang Baik

Sistem pengendalian manajemen organisasi yang baik haruslah memiliki

hal-hal berikut (Setyawan, 1988, h.77) :

A. Pernyataan tujuan organisasi

B. Rencana organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan

C. Kualitas dan kuantitas karyawan yang sesuai dengan

tanggung jawab yang dipikul dan pemisahan fungsi yang memadai

D. Sistem pembuatan kebijakan dan praktek-praktek yang

sehat pada masing-masing unit organisasi

E. Sistem review yang efektif pada setiap aras aktivitas guna

memperoleh keyakinan bahwa kebijakan dan praktek yang sehat telah

dilaksanakan sebagaimana telah digariskan.

2.19. Kerangka Pikir Penelitian

PT. IMI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

bumbu masak atau penyedap rasa, yang biasanya disebut dengan MSG

(Monosodium Glutamat). Dalam meningkatkan dan mempertahankan

eksistensinya didunia bisnis, perusahaan harus mampu menerapkan praktek-

praktek manajemen yang sehat terutama dalam bidang keuangan perusahaan.

Untuk itu perusahaan perlu mengevaluasi dan menilai praktek-praktek akuntansi

42
Perpustakaan Unika

dan keuangan pada bagian keuangan perusahaan agar dapat mengetahui apakah

fungsi bagian keuangan sudah melaksanakan fungsinya dengan baik dalam

mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

Salah satu alat manajemen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

kinerja bagian keuangan perusahaan adalah audit manajemen, dimana melalui

kegiatan ini akan dapat ditemukan hal-hal yang dapat menjadi masalah dimasa

depan atau kelemahan-kelemahan dalam praktek keuangan yang dilakukan

perusahaan, sehingga dapat dilakukan perbaikan secepat mungkin.

Secara kronologis proses pelaksanaan penelitian dapat dilakukan sebagai

berikut :

A. Mengetahui sasaran finansial perusahaan agar dapat menilai

dukungan bagian keuangan dalam pencapaian sasaran tersebut

B. Mencari dan menemukan fakta tentang perencanaan keuangan

yang diterapkan oleh bagian keuangan perusahaan untuk

mengevaluasi proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan

rencana

C. Mempelajari struktur organisasi perusahaan untuk mengetahui

penyusunan struktur organisasi yang terkait dengan fungsi

keuangan perusahaan

D. Mempelajari sistem pengendalian keuangan dalam perusahaan

untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam

melakukan proses pengendalian keuangan.

43
Perpustakaan Unika

Berdasarkan uraian kronologis diatas, dapat disusun suatu skema kerangka

pikir atas rencana penelitian ini, sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Direktur

Bagian Keuangan

Sasaran Perencanaan Struktur Pengendalian


Finansial Keuangan Organisasi Keuangan
Perusahaan

kebijakan Kriteria Prinsip Prinsip Sistem


perusahaan perencanaan Organisasi Pengendalian
dan prinsip keuangan yang Manajemen
manajemen baik dan sistem
keuangan informasi
akuntansi

Analisis Data yang Ditemukan

Kekuatan dan
kekurangan

Saran Perbaikan

44
Perpustakaan Unika

Keterangan Kerangka Pikir

Bagian keuangan dalam perusahaan bertanggung jawab langsung kepada

direktur utama. Bagian keuangan ini bertanggung jawab atas segala urusan

administrasi perusahaan. Audit manajemen atas bagian keuangan perusahaan akan

dilakukan dengan empat sasaran audit, yaitu :

B. Sasaran finansial perusahaan, untuk mengetahui dukungan

bagian keuangan dalam upaya pencapaian sasaran tersebut

C. Perencanaan keuangan, untuk mengetahui perencanaan

keuangan yang telah diterapkan oleh bagian keuangan perusahaan

D. Struktur organisasi, untuk mengetahui penyusunan struktur

organisasi yang terkait dengan fungsi keuangan perusahaan

E. Sistem pengendalian keuangan, untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan perusahaan dalam melakukan pengendalian keuangan

Dari data yang diperoleh pada empat sasaran audit diatas akan dilakukan

analisis data dan memperbandingkannya dengan prinsip-prinsip manajemen

keuangan, prinsip-prinsip sistem informasi akuntansi, dan prinsip-prinsip sistem

pengendalian manajemen untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan

perusahaan. Dari analisis data yang ditemukan akan diperoleh kekuatan dan

kekurangan sistem keuangan serta pelaksanaannya dalam perusahaan. Hasil

temuan yang diperoleh akan dibuat laporan audit beserta dengan rekomendasi

perbaikan jika ditemukan kekurangan dalam sistem keuangan perusahaan

tersebut.

45
Perpustakaan Unika

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian

A. Obyek dan Lokasi Penelitian

Audit manajemen yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah audit

manajemen atas bagian keuangan pada PT. IMI, yaitu sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bisnis pembuatan bumbu masak (MSG). PT. IMI ini mempunyai

sebuah kantor operasional sekaligus pabrik tempat produksi yang berada di jl. RE.

Martadinata No. 520 Kab. Batang Jawa Tengah.

B. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indonesia Miki Industries atau biasa disingkat PT. IMI berdiri sejak 1969,

tetapi pada awal berdirinya PT. IMI masih berbentuk CV, dengan nama CV.

Chemical Co, dengan akte pendirian nomor 44 tanggal 30 januari 1969 dan

memulai kegiatan produksinya pada pertengahan tahun 1970. Pada tanggal 11 juli

1970 barulah diurus pengubahan bentuk perusahaan dari CV menjadi PT melalui

UU PMDN dengan nama PT. Miki Chemical Co.

Pada tanggal 29 april 1972, PT. Miki Chemical Co berganti nama lagi menjadi

PT. Indonesia Miki Industries yang pendiriannya disahkan dengan surat keputusan

Menteri Kehakiman tertanggal 27 juli 1972 dengan nomor JA/5/1/12/20 di

Batang, Jawa Tengah dan terdaftar di kantor Pengadilan Negeri Batang tanggal 10

agustus 1972 serta anggaran dasarnya termuat dalam berita acara Negara Republik
Perpustakaan Unika

Indonesia nomor 90 tanggal 10 oktober 1972. Dalam akte ini disebutkan bahwa

perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan bumbu masak dan perdagangan,

dengan akte ini pula PT. Indonesia Miki Industries mendapat ijin secara remi

untuk menjalankan aktivitas usahanya.

Produk yang dihasilkan oleh PT. IMI adalah bumbu masak atau MSG dengan

merk dagang “Miki”. Produknya dikemas dalam dua bentuk, yaitu kemasan sak

berisi 25 kilogram yang dikemas tanpa merk sehingga pembeli dapat memberi

merk dagang sendiri dan kemasan dengan merk dagang “Miki” yang berisi 5

gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100 gram.

Pada awal berdirinya, PT. IMI merupakan anak perusahaan dari PT. Batang Alum.

Dengan maksud untuk memberi wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar

pada manajemen, maka pada tahun 1998 PT. IMI resmi memisahkan diri dari PT.

Batang Alum. Pada saat ini yang menjabat sebagai direktur PT. IMI adalah Bapak

Edwin Jaya Wiyanto.


Perpustakaan Unika

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan ada


di dokumen yang terpisah.
Perpustakaan Unika

D. Sistem Pencatatan Keuangan Perusahaan

Kepala bagian keuangan PT. IMI bertanggung jawab langsung kepada direktur

PT. IMI. Tugas dari bagian keuangan ini adalah mempersiapkan laporan keuangan

yang mudah dipahami oleh pemilik ataupun pihak lain yang berkepentingan.

Bagian keuangan juga membuat rencana dan analisis berbagai keputusan yang

menyangkut tentang aktiva perusahaan. Bagian keuangan bertindak sebagai

pengawas keuangan dari bagian - bagian fungsional lain dalam perusahaan.

Seluruh bagian fungsional dalam perusahaan wajib melaporkan segala bentuk

penggunaan dana perusahaan kepada bagian keuangan untuk kemudian disusun

menjadi laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Tiap - tiap bagian fungsional dalam perusahaan memberikan laporan penggunaan

dananya kepada administrasi bagian keuangan setiap bulan. Administrator lalu

mengumpulkan dan membuat laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba

rugi yang kemudian disampaikan kepada kepala bagian keuangan untuk diperiksa

dan diserahkan kepada direktur utama. Kasir pada bagian keuangan bertugas

untuk mengelola kas, seperti membayar hutang atau menerima pelunasan piutang

dagang berupa kas, juga membayar gaji para pegawai. Kasir akan membuat

laporan berupa laporan arus kas. Setiap cek yang keluar harus ditandatangani oleh

kepala bagian keuangan dan administrator, sedangkan untuk cek yang batal

digunakan tidak dirobek, namun diberi tanda silang sebagai bukti pembatalan

penggunaan cek.
Perpustakaan Unika

3.2. Metode Pengumpulan Data

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder menurut Husein Umar (2002, h.84) data primer adalah data yang didapat

dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan. Data ini bisa

berwujud hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda

bukti pembelian barang dan karcis parkir. Semua data ini merupakan data mentah

yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

menjadi bentuk –bentuk seperti tabel, grafik, diagram, dan sebagainya sehingga

lebih informatif oleh pihak lain. Data sekunder ini oleh periset diproses lebih

lanjut, misalnya laporan keuangan seperti neraca dan laba rugi dapat diolah untuk

menilai kinerja perusahaan.

Data primer dan data sekunder yang diperoleh penulis dari perusahaan berkaitan

dengan keperluan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer berupa :

a. Hasil wawancara dengan direktur tentang penilaian direktur

terhadap kinerja bagian keuangan selama ini

b. Hasil daftar pertanyaan (kuesioner) mengenai sistem

pengendalian keuangan perusahaan.

c. Hasil observasi kegiatan perusahaan dan sistem pengelolaan

keuangan perusahaan.
Perpustakaan Unika

2. Data sekunder berupa :

d. Laporan keuangan (neraca dan laba rugi) dari tahun 2002

sampai dengan tahun 2004.

e. Laporan tentang perencanaan keuangan tahun 2004.

B. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa metode penggumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu :

1. Wawancara personal

Wawancara personal diartikan sebagai wawancara antar orang, yaitu antara

peneliti (pewawancara) dengan responden (yang diwawancarai), yang

diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang

relevan, pewawancara biasanya telah menyiapkan rencana wawancara,

sering tertulis, yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang difokuskan untuk

menjawab masalah penelitian (Kuncoro, 2003, h.139). wawancara personal

ini dilakukan untuk memperoleh penilaian terhadap kinerja bagian keuangan

oleh direktur.

2. Observasi

Observasi meliputi segala hal yang menyangkut pengamatan aktivitas atau

kondisi perilaku maupun non perilaku, yang kira-kira dapat dikelompokan

sebagai berikut (Cooper, 1996, h.357) :

f. Observasi non perilaku (non behavioral observation)


Perpustakaan Unika

1) Analisis catatan (record analysis)

2) Analisis kondisi fisik (phyisical condition analysis)

3) Analisis Proses fisik (Phyical process analysis)

a. Observasi perilaku ( behavioral observation)

1) Analisis non verbal (non verbal analysis)

2) Analisis bahasa (linguistic analysis)

3) Analisis ekstrabahasa (extralinguistic analysis)

4) Analisis sebagian (spatial analysis)

Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non

perilaku berupa analisis catatan untuk mengetahui kondisi catatan-catatan

keuangan perusahaan, apakah lengkap atau tidak, apakah catatan tersebut

benar-benar dibuat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Analisis proses

fisik dilakukan untuk mengetahui aktivitas bagian keuangan dalam

memproses bukti-bukti keuangan seperti cek, bukti pembayaran, atau yang

lainnya, apakah sudah diproses menurut prosedur yang berlaku di

perusahaan secara benar. Observasi perilaku dilakukan dengan analisis non

verbal dengan mengamati lingkungan kerja bagian keuangan dan

mengamati perilaku orang-orang yang bekerja didalamnya, apakah telah

tercipta hubungan dan suasana kerja yang sehat.

3. Dokumentasi
Perpustakaan Unika

Data dokumentasi ini berasal dari sumber internal dan eksternal. Data

dokumentasi yang berasal dari sumber internal adalah data yang diperoleh

dari dalam organisasi sendiri, sedangkan dokumentasi dari sumber eksternal

adalah data yang diperoleh dari luar organisasi yang sedang diteliti (Cooper,

1996, h.258). Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

dokumen dari pihak perusahaan berupa laporan keuangan dan laporan

perencanaan keuangan.

4. Daftar Pertanyaan (Questionnaries)

Daftar pertanyaan (Questionnaries) adalah suatu cara pengumpulan data

dengan menyebutkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan

mereka akan memberikan respons terhadap daftar pertanyaan tersebut.

Daftar pertanyaan memuat berbagai pertanyaan yang menyangkut topik

tertentu.Daftar pertanyaan yang diajukan dapat disesuaikan dengan sistem

komputer maupun sistem manual, dan juga dapat berguna untuk kendali

umum dan dan administratif serta kendali transaksi. Daftar pertanyaan

merupakan alat yang efisien untuk pengumpulan informasi yang

berhubungan dengan pengendalian internal (Wilkinson, 1992, h.115). Daftar

pertanyaan dalam penelitian ini dibuat untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan sistem pengawasan keuangan perusahaan. Daftar pertanyaan ini

akan diajukan kepada manajer bagian keuangan.


Perpustakaan Unika

C. Desain Analisis Data

1. Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengetahui tercapai

tidaknya sasaran finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan

bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan berprestasi dan

bagaimana menempatkan posisinya dimasa yang akan datang. Analisis

rasio keuangan hanya berguna jika ada pembandingnya. Dalam

penelitian ini digunakan rasio perusahaan tiga tahun kebelakang untuk

mengetahui perkembangan keuangan perusahaan selama tiga tahun

ini. Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut (Wetson, 1994, h.226-238) :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo. Ada dua rasio

likuiditas yang pada umumnya dipakai untuk mengukur likuiditas

perusahaan, yaitu :

1) Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk

mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan

dari kreditor pada kewajiban jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang

diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan

jatuh tempo hutang. Rumus yang digunakan adalah :

Aktiva Lancar
Rasio Lancar 
Pasiva Lancar
Perpustakaan Unika

2) Rasio Cepat atau Acid Test

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid

dan unsur aktiva tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi

likuidasi. Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan. Rumus

yang digunakan adalah :

Aktiva Lancar  Persediaan


Rasio Cepat 
Kewajiban Lancar

c. Rasio Leverage

Digunakan untuk mengukur perbandingan antara dana yang

disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari

kreditor perusahaan. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah

memiliki resiko rugi yang lebih kecil jika kondisi ekonomi sedang

menurun, tetapi memiliki hasil pengembalian yang lebih rendah jika

kondisi ekonomi membaik. Sebaliknya perusahaan dengan rasio

leverage yang tinggi mengemban risiko rugi yang besar, tetapi juga

memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi. Dalam

prakteknya ada dua cara pendekatan leverage yang saling melengkapi.

Pendekatan pertama adalah memeriksa rasio-rasio neraca dan

menentukan sejauh mana dana yang dipinjam digunakan untuk

membiayai perusahaan. Pendekatan yang lainnya mengukur rasio-

rasio hutang dengan menggunakan rasio perhitungan laba rugi yang


Perpustakaan Unika

dirancang untuk menentukan berapa kali beban tetap perusahaan bisa

tertutup oleh laba operasi perusahaan. Rasio-rasio tersebut adalah :

1) Total Hutang terhadap Total Aktiva

Rasio ini biasa disebut rasio hutang, merupakan rasio yang mengukur

persentase total dana yang disediakan para kreditor.Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Total Hutang
Rasio Hutang 
Total Aktiva

2) Laba terhadap Beban Bunga

Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio). Rasio ini

mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh menurun tanpa

mengurangi kemampuan untuk membayar beban bunga tahunan.

Rumus yang digunakan adalah :

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT )


Rasio penutupan 
Beban Bunga

Laba sebelum pajak  Beban bunga



Beban Bunga

c. Rasio Aktivitas

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan semua

sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio aktivitas adalah

sebagai berikut:
Perpustakaan Unika

1) Perputaran Persediaan

Rumus yang digunakan untuk menilai rasio ini adalah :

Penjualan
Perputaran Persediaan 
Persediaan

2) Periode Penagihan Rata-rata

Periode penagihan rata-rata mengukur perputaran piutang, yang

dihitung dalam dua tahap, yaitu penjualan tahunan dibagi dengan 360

untuk mendapatkan penjualan harian rata-rata dan piutang dibagi

dengan penjualan harian rata-rata untuk memperoleh jumlah hari

dimana penjualan terikat pada piutang. Rumusnya adalah sebagai

berikut :

Penjualan tahunan
Penjualan Per hari 
360

Piutang
Periode Penagihan rata  rata 
Penjualan per hari

3) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio penjualan terhadap aktiva tetap mengukur perputaran dari alat-

alat dan mesin pabrik dengan rumus sebagai berikut :

Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap 
Aktiva tetap bersih
Perpustakaan Unika

4) Perputaran Total Aktiva

Rasio ini mengukur perputaran seluruh aktiva perusahaan, dengan

rumus :

Penjualan
Perputaran Total Aktiva 
Total aktiva

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur keseluruhan keefektifan

manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir

bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas

adalah sebagai berikut :

1) Marjin Laba atas Penjualan

Rasio ini menghitung laba yang diperoleh dari aktivitas penjualan

dengan rumus sebagai berikut :

Laba bersih
Marjin Laba 
Penjualan

2) Hasil Pengembalian atas Total Aktiva

Rasio ini mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam

memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Rasio ini kadang disebut

sebagai ROA (Return On Assets). Rumus dari rasio ini adalah :

Laba bersih  Bunga1  Pajak 


ROA 
Total aktiva
Perpustakaan Unika

3) Hasil Pengembalian atas Modal (Net Worth)

Rasio ini mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para

pemegang saham, biasanya disebut dengan ROI (Return On

Investment). Rumusnya adalah :

Laba Bersih
ROI 
Modal

Untuk mengetahui dukungan bagian keuangan terhadap tercapainya

tujuan finansial perusahaan juga dilakukan observasi dan pencarian

informasi tentang posisi finansial masing-masing bidang fungsional

dalam perusahaan untuk mengetahui apakah para manajer masing-

masing bidang fungsional tersebut sudah menaati kebijakan finansial

yang telah disepakati bersama.

2. Perencanaan keuangan dievaluasi dari proses pembuatan rencana,

siapa saja yang terlibat dalam rencana tersebut, sampai dengan

pelaksanaan rencana yang telah dibuat. Dari evaluasi proses sampai

dengan terealisasinya perencanaan keuangan dilakukan observasi,

apakah terdapat kelemahan dalam proses tersebut yang dapat

mempengaruhi mutu perencanaan.

3. struktur organisasi perusahaaan merupakan hal yang patut

diperhatikan dalam melakukan audit ini, karena penyusunan struktur

organisasi yang berlapis-lapis akan menyulitkan auditor dalam

melakukan penyelidikan. Oleh karena itu hendaknya penyusunan


Perpustakaan Unika

struktur organisasi dilakukan sesuai dengan prinsip organisasi. Untuk

mengetahui kesesuaian struktur organisasi terhadap prinsip organisasi

maka dilakukan observasi terhadap bagan struktur organisasi dan

membandingkannya dengan prinsip-prinsip penyusunan organisasi,

juga untuk mengetahui apakah struktur ini sudah diikuti dilapangan.

Jika struktur organisasi sudah sesuai dengan prinsip organisasi dan

juga sudah dipatuhi dalam kegiatan operasi perusahaan sehari-hari,

maka struktur organisasi perusahaan sudah baik.

4. Kekuatan dan kelemahan sistem pengawasan keuangan perusahaan

digunakan daftar pertanyaan yang akan diajukan kapada kepala bagian

keuangan. Jawaban “ya” dalam daftar pertanyaan tersebut

mengindikasikan kekuatan dalam sistem pengawasan keuangan

perusahaan, sebaliknya jawaban “tidak” mengindikasikan kelemahan

dalam sistem pengawasan keuangan perusahaan, kemudian juga

dilakukan pencarian bukti-bukti dokumentasi atas sistem tersebut

untuk meyakini apakah sistem tersebut sudah benar-benar dipatuhi

dalam kegiatan operasional perusahaan.


Perpustakaan Unika

Secara sistematik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diringkas

dalam program audit sebagai berikut :

Tabel 3.1 Program Audit Manajemen Fungsi Keuangan

No. Tujuan Program Audit Alat Analisis Tolok Ukur


1. Mengetahui a. Memperoleh Analisis rasio Jika hasil
dukungan bagian fakta apakah keuangan, perhitungan
keuangan terhadap tujuan meliputi rasio menunjukkan
sasaran finansial finansial likuiditas, peningkatan dari
perusahaan perusahaan rasio tahun ke tahun,
tercapai leverage, maka kemungkinan
(ekternal) rasio tercapainya sasaran
aktivitas, dan finansial
rasio perusahaan semakin
profitabilitas tinggi

b. Memperoleh Bukti-bukti Jika dalam semua


informasi aktivitas dokumen tersebut
tentang keuangan tidak ditemukan
kepatuhan perusahaan kesalahan otorisasi
masing-masing seperti bukti atau kesalahan
bidang kas bon, cek, prosedur, maka
fungsional bukti masing-masing
dalam penyetoran bidang fungsional
perusahaan uang ke bank, tersebut telah
dalam faktur mampu mematuhi
pelaksanaan penjualan, kebijakan
sistem dan kartu perusahaan tentang
pengendalian persediaan sistem
keuangan pengendalian
(internal) keuangan

2. Mengetahui Observasi dari Laporan Semakin sesuai


perencanaan proses pembuatan, perencanaan dengan kriteria
keuangan yang keterlibatan, keuangan perencanaan
telah diterapkan sampai dengan tahun 2005 keuangan, maka
oleh bagian pelaksanaan semakin baik
keuangan rencana keuangan perencanaan
keuangan dan
apakah rencana
tersebut dibuat
dengan pendekatan
kesisteman
Perpustakaan Unika

3. Mengetahui pola Melakukan Bagan Jika struktur sesuai


struktur organisasi observasi pada struktur dengan prinsip
keuangan struktur organisasi organisasi organisasi, maka
perusahaan perusahaan penyusunan
dan job organisasi sudah
description baik

4. Mengetahui a. Evaluasi Daftar Jawaban “ya”


kekuatan dan sistem pertanyaan mengindikasikan
kelemahan sistem pengawasan tentang kekuatan sistem,
pengawasan keuangan sistem dan jawaban
keuangan perusahaan pengendalian “tidak”
perusahaan keuangan mengindikasikan
perusahaan kelemahan sistem

b. Mencari Bukti-bukti Jika pada bukti


sampel untuk dokumentasi transaksi yang
diuji dari transaksi diambil dapat
kebenaran keuangan mendukung
jawaban dari jawaban dari daftar
kuesioner pertanyaan, maka
jawaban dalam
daftar pertanyaan
tersebut dapat
diyakini
kebenarannya
62
Perpustakaan Unika

BAB IV

HASIL ANALISIS

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil audit manajemen fungsi keuangan

pada PT. IMI yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi keuangan pada PT. IMI

ditinjau dari dukungannya terhadap pencapaian tujuan organisasi, mutu

perencanaan keuangan yang disusunnya, penyusunan struktur organisasi

perusahaan, dan sistem pengendalian keuangannya. Tahap-tahap audit manajemen

yang dilakukan meliputi :

4.1. Perencanaan

Tahap ini bertujuan untuk mengenal dan memahami lingkungan objek audit, agar

dapat menentukan area dan tujuan audit secara jelas dan terinci. Tahap

perencanaan ini digunakan oleh auditor untuk mengetahui kegiatan keuangan

perusahaan dan mengumpulkan informasi-informasi umum mengenai perusahaan,

seperti sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job

description, kegiatan operasi perusahaan, sistem pencatatan keuangan perusahaan,

dan sistem pengendalian keuangan perusahaan secara umum. Informasi-informasi

tersebut diperoleh melalui kegiatan observasi pada lingkungan perusahaan dan

wawancara terhadap manajer keuangan perusahaan. Dalam tahap ini auditor juga

menentukan kriteria yang akan dipakai untuk mengevaluasi objek audit. Dari

informasi dan kriteria yang telah diperoleh kemudian disusun program audit agar

pelaksanaan audit manajemen ini lebih terarah. Tabel dari program audit

manajemen fungsi keuangan ini dapat dilihat pada halaman 60-61.


63
Perpustakaan Unika

Dari informasi-informasi yang telah diperoleh diketahui bahwa PT. IMI adalah

sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis pembuatan bumbu masak dan

perdagangan, produk yang dihasilkan adalah bumbu masak atau MSG /

Monosodium Glutamat dengan merk dagang “MIKI”. Karena produk yang

dihasilkan bersifat homogen, maka sangatlah tepat jika perusahaan memilih

struktur organisasi yang bersifat sentralisasi (Centralized) dimana hanya sedikit

wewenang yang didelegasikan kepada tingkat manajerial menengah dan bawah.

Struktur ini pada umumnya diorganisasikan menurut fungsi. Struktur ini juga

memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan keseluruhan kegiatan dan

sumber daya dengan lebih mudah dan menjaga pengembilan keputusan yang lebih

seragam. Struktur ini juga telah terbukti tepat untuk PT. IMI karena organisasi ini

sendiri telah bertahan selama 35 tahun dan tetap mampu bertahan ditengah badai

krisis ekonomi pada tahun 1997 lalu. Hal ini tentu tidak hanya disebabkan oleh

tepatnya pola pengelolaan organisasi saja, namun juga disebabkan oleh faktor-

faktor internal lain yang membentuk fondasi perusahaan dengan kokoh seperti

strategi keuangan yang baik, kerjasama tim yang kompak, kecermatan dalam

menilai situasi, dan lain sebagainya.

Dari hasil wawancara dengan manajer keuangan perusahaan, auditor menemukan

bahwa job description ternyata tidak didokumentasikan secara tertulis, begitu juga

dengan visi dan misi perusahaan. Karyawan hanya ditekankan untuk melakukan

pekerjaan dengan sebaik mungkin dan petunjuk untuk melakukan pekerjaannya

hanya dilakukan pengarahan secara lisan dan pelatihan singkat saja. Tidak adanya

job description yang didokumentasikan ini memang tidak membuat masalah yang
64
Perpustakaan Unika

besar dan bahkan tidak mengganggu jalannya kegiatan operasi perusahaan secara

keseluruhan, namun hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak disusun

dengan pendekatan kesistematisan. Akan tetapi hal ini juga cukup diimbangi

dengan pola pengelolaan organisasi sentralisasi yang telah disinggung diatas, yang

dapat mempermudah perusahaan untuk mengendalikan seluruh kegiatan operasi

beserta sumber dayanya.

Dalam pelaksanaan kegiatan operasi perusahaann sehari-hari kegiatan yang terkait

dengan fungsi keuangan adalah sebagai berikut :

A. Penerimaan dan pengeluaran kas

Didalam kegiatan penerimaan kas,kasir hanya bertugas untuk menerima dan

mengeluarkan kas, berdasar permintaan yang disertai dengan voucher

pengeluaran (kas bon), sedangkan untuk penerimaan kas biasanya diperoleh

dari kegiatan penjualan dan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo.

Kasir akan membuat rekapitulasi arus kas yang telah diterimanya sepanjang

hari itu kemudian menyerahkannya kepada fungsi akuntansi yang kemudian

membuat laporan arus kas dan laporan keuangan.

B. Pencatatan kegiatan keuangan

Kegiatan ini merupakan fungsi yang penting untuk keuangan perusahaan,

karena dengan catatan keuangan berupa laporan keuangan (neraca dan laba

rugi), perusahaan dapat menganalisa perkembangan usahanya dan juga

dapat menilai hasil kerja para karyawannya. Fungsi akuntansi dalam

perusahaan ini bertugas untuk mengumpulkan dan mencatat berbagai

macam catatan kegiatan keuangan perusahaan dari bidang fungsional lain


65
Perpustakaan Unika

seperti bagian personalia dengan laporan tentang gaji karyawan, bagian

gudang dengan catatan tentang pembelian dan persediaan, dan bagian

pemasaran dengan catatan tentang piutang dagang dan penjualan. Semua

catatan yang telah terkumpul tersebut diproses oleh fungsi akuntansi untuk

menjadi sebuah laporan keuangan yang sederhana dan mudah dipahami.

Adanya pemisahan fungsi antara kasir (pemegang kas) dengan fungsi akuntansi

(pencatatn keuangan) merupakan suatu indikasi yang baik dalam sistem

pengendalian keuangan perusahaan.

1. Penentuan Tujuan Pemeriksaan

PT.IMI adalah sebuah perusahaan yang sudah cukup lama berdiri dan sudah

mengalami perkembangan yang memuaskan. Untuk terus dapat bertahan dan

untuk mengalami perkembangan, perusahaan tentu harus dapat membuat srategi

serta perencanaan keuangan yang kokoh, juga didukung oleh tenaga ahli dan

kerjasama dari semua komponen organisasi. Selama ini strategi perusahaan yang

dipakai untuk terus dapat bertahan adalah dengan menekan biaya produksi

seminimal mungkin dan melakukan perluasan pangsa pasar (mencari pelanggan

baru), sedangkan untuk strategi internal perusahaan secara finansial adalah

berusaha untuk dapat melaksanakan sistem pengendalian keuangan yang baik.

Perusahaan sempat membuat suatu anggaran sebagai alat pengendalian dana

perusahaan, namun ternyata setelah beberapa tahun pembuatan anggaran ini

terhenti dikarenakan ketidak efektifan pembuatan anggaran tersebut, hal ini

disebabkan oleh tidak adanya fungsi khusus yang menangani pembuatan anggaran
66
Perpustakaan Unika

sehingga bagian keuangan yang ditugasi membuat anggaran merasa kerepotan

karena anggaran yang harus terus diprediksikan secara periodik menyita cukup

banyak waktu dan sumber daya manusia yang ada. Tidak adanya anggaran

keuangan memang tidak menimbulkan suatu permasalahan yang cukup serius,

namun bukan berarti tidak ada masalah sama sekali, mengingat fungsi anggaran

yang cukup penting. Selain itu salah satu fungsi dari bagian keuangan adalah

fungsi perencanaan, dan jika fungsi tersebut tidak dapat berjalan dengan

sebagaimana mestinya berarti merupakan indikasi adanya suatu masalah. Dari

pemikiran tersebut, dikembangkan tujuan dari audit manajemen fungsi keuangan

ini, yaitu mengevaluasi kegiatan keuangan perusahaan ditinjau dari sudut pandang

fungsi bagian keuangan, struktur organisasi perusahaan, dan sistem pengendalian

keuangannya; juga pencarian fakta mengenai pengaruh peniadaan anggaran

keuangan terhadap dana perusahaan secara keseluruhan.

2. Penentuan Luas Lingkup Audit

Audit manajemen yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengevaluasi kinerja fungsi keuangan perusahaan dilihat dari empat objek audit,

yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan, struktur organisasi, dan

pengendalian keuangan. Keempat objek audit tersebut kemudian diperbandingkan

dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan auditor berdasarkan studi literatur

dan hasil diskusi, kemudian dari hasil analisis perbandingan kriteria-kriteria

dengan kondisi nyata pada perusahaan disusun suatu laporan audit. Untuk lebih

mempermudah pelaksanaan audit dan agar audit dapat dilaksanakan secara


67
Perpustakaan Unika

terfokus dan tidak menyimpang dari tujuannya, maka luas lingkup audit

manajemen fungsi keuangan pada penelitian ini adalah :

a) Pemeriksaan pada upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan, karena

auditor dapat memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara

mengenai tercapai tidaknya sasaran finansial perusahaan dan apakah

fungsi keuangan telah bersungguh-sungguh untuk berusaha agar dapat

mencapai sasaran tersebut, juga kegiatan apa saja yang dilakukan dalam

rangka pencapaian sasaran tersebut.

b) Pemeriksaan pada perencanaan keuangan yang selama ini dipakai. Apakah

perencanaan tersebut sudah disusun sesuai dengan kriteria perencanaan

yang baik, karena perencanaan keuangan yang mantap akan menghasilkan

aktivitas keuangan yang lebih terarah dan dapat diprediksi dan juga akan

dapat lebih siap dengan alternatif keputusan jika ada permasalahan yang

terjadi.

c) Pemeriksaan terhadap susunan organisasi, agar auditor dapat mengetahui

bagaimana pola penyusunan organisasi apakah sudah disusun berdasarkan

dengan prinsip organisasi.

d) Pemeriksaan sistem pengendalian keuangan yang meliputi pengendalian

terhadap aktiva perusahaan, termasuk didalamnya kas, persediaan, dan

aktiva tetap. Akan tetapi yang paling menjadi fokus perhatian utama untuk

diperiksa sistem pengendaliannya adalah kas dan persediaan, sedangkan

untuk aktiva tetap tidak diperiksa secara mendetail karena dinilai tidak

memiliki resiko bawaan setinggi kas dan persediaan. Pemeriksaan


68
Perpustakaan Unika

terhadap kas, persediaan, dan aktiva tetap perusahaan dilakukan untuk

menguji sistem pengendaliannya, apakah dengan sistem pengendalian

yang dilakukan perusahaan selama ini dapat betul-betul mampu menjaga

keamanan aktiva tersebut atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan

mengajukan daftar pertanyaan, kemudian memperbandingkannya dengan

kriteria prinsip-prinsip pengendalian dalam sistem informasi akuntansi,

juga dilakukan pencarian bukti-bukti pendukung dari hasil temuan.

4.2. Mengumpulkan bukti-bukti performa

Melalui tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti-bukti transaksi

keuangan yang dilakukan dalam perusahaan. Bukti-bukti pendukung ini berupa

bukti pengeluaran kas (kas bon) oleh kasir, kartu persediaan, permintaan

pembelian, cek yang batal digunakan, bagan flow chart operasi perusahaan,

laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi, pendapat auditor

independen atas laporan keuangan perusahaan, dan daftar pertanyaan tentang

sistem pengendalian keuangan yang ditujukan kepada manajer keuangan

perusahaan. Bukti-bukti tersebut akan digunakan sebagai bukti dokumentasi untuk

mendukung hasil temuan selama proses audit berlangsung.

Auditor juga melakukan wawancara dengan manajer keuangan perusahaan

yang dilakukan secara bertahap. Teknik ini dilakukan agar auditor dapat

melakukan pendekatan secara kekeluargaan sehingga diharapkan interviewee

dapat merasa santai dan terbuka dalam menjawab seluruh pertanyaan yang

diajukan. Kegiatan wawancara ini cukup penting dalam pelaksanaan audit


69
Perpustakaan Unika

manajemen fungsi keuangan ini, mengingat tidak semua bukti dokumentasi dapat

diberikan kepada auditor.

Kegiatan lain yang dilakukan dalam mengumpulkan bukti-bukti performa

adalah observasi lingkungan perusahaan. Dari hasil observasi tersebut, auditor

mendapatkan kesan yang baik dari suasana kerja di perusahaan. Hubungan antar

karyawan dan antara karyawan dengan atasannya terjalin dengan baik sebagai

rekan kerja. Kantor tempat bekerja juga nyaman dengan ruangan ber AC yang

cukup luas. Salah satu pendukung kenyamanan dalam bekerja adalah lingkungan

kerja yang nyaman sehingga karyawan betah dikantor dan dapat memberikan hasil

yang optimal dalam melakukan tugasnya.

Semua bukti-bukti yang diperoleh auditor ini akan digunakan untuk

menganalisis empat objek audit yang digunakan sebagai sasaran pemeriksaan

dalam penelitian ini, yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan,

struktur organisasi perusahaan, dan sistem pengendalian keuangan perusahaan.

Dengan semua bukti-bukti yang dikumpulkan dan analisis bukti-bukti tersebut

diharapkan auditor dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini

dan memenuhi tujuan audit manajemen sehingga dapat memberikan hasil yang

terbaik dalam penyelesaian masalah.


70
Perpustakaan Unika

4.3. Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan / Deviasi

A. Sasaran Finansial Perusahaan

Sasaran finansial yang ingin dicapai perusahaan adalah mencapai laba

setinggi-tingginya, untuk itu perusahaan telah berupaya untuk meningkatkan

penjualan dengan melakukan perluasan daerah pemasaran di jawa timur yaitu

daerah surabaya dan sekitarnya. Usaha yang dilakukan saat ini adalah berupaya

untuk mencari pelanggan baru. Perusahaan juga berusaha untuk lebih

meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya produksi seminimal mungkin.

Bagian keuangan mendukung tercapainya sasaran tersebut dengan cara

bekerja sebaik-baiknya agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi

perusahaan. Hasil dukungan tersebut disajikan dalam bentuk laporan keuangan

yang disusun setiap tahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Dalam

penelitian ini digunakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi

tahun 2002, 2003, 2004 untuk menganalisis aktivitas operasi perusahaan dan

untuk menilai tingkat keberhasilan bagian keuangan dalam mendukung

pencapaian sasaran finansial perusahaan. Analisis yang digunakan untuk laporan

keuangan ini adalah analisis rasio keuangan yang meliputi :

a) Rasio likuiditas berupa rasio lancar dan rasio cepat

b) Rasio leverage berupa rasio hutang dan rasio penutupan

c) Rasio aktivitas berupa rasio perputaran persediaan, rasio periode penagihan

rata-rata, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total aktiva

d) Rasio profitabilitas berupa marjin laba, ROI, dan ROA


71
Perpustakaan Unika

Perusahaan tidak menerapkan standar untuk hasil analisis rasio, sehingga

perhitungan analisis rasio hanya dilakukan untuk mendapatkan penemuan-

penemuan tentang bagaimana sebenarnya kondisi keuangan perusahaan dan

penjelasan singkat mengenai risiko dari kondisi tersebut. Analisis rasio yang

dihitung adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan profitabilitas.

Hasil yang didapat dari perhitungan analisis rasio tersebut dirangkum dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. IMI


No Jenis Rasio 2002 2003 2004
1 Rasio likuiditas
a) Rasio Lancar 1,57 1,74 1,96
b) Rasio Cepat 1,21 1,21 1,42
2 Rasio Leverage
a) Rasio Hutang 44% 43% 40%
b) Rasio Penutupan 2,89 4,20 5,22
3 Rasio Aktivitas
a) Perputaran persediaan 2,29 1,83 1,75
b) Periode penagihan rata-rata 214,05 208,27 217,02
c) Perputaran aktiva tetap 1,18 1,37 1,65
d) Perputaran total aktiva 0,36 0,36 0,37
4 Rasio Profitabilitas
a) Marjin laba 6% 8% 10%
b) ROA 3% 4% 5%
c) ROI 5% 7% 9%

Hasil perhitungan diatas dapat dianalisa sebagai berikut

1. Rasio Likuiditas

a) Rasio Lancar

Rasio ini dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban

lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Pada tahun 2002 perusahaan dapat

memenuhi kewajiban lancarnya sebanyak 1,57 kali, hal ini berarti PT.
72
Perpustakaan Unika

IMI memiliki Rp 1,57 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1 dalam

hutang (kewajiban lancar) dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar

63% dari nilai bukunya dan tetap mampu melunasi seluruh kewajiban

lancarnya. Akan tetapi rasio ini terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu

pada tahun 2003 sebesar 1,74 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp

1,74 dalam aktiva lancar untuk setiap Rp 1 dalam hutang dan dapat

melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 59% dari nilai bukunya. Sedangkan

pada tahun 2004 jumlah rasio lancar PT. IMI adalah 1,96 kali yang berarti

perusahaan memiliki Rp 1,96 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1

dalam hutang dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 50% dari

nilai bukunya. Nilai rasio lancar ini harus dijaga agar tidak terlalu tinggi

atau terlalu rendah. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar

pada angka dua, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan

rasio lancar yang seharusnya. Dari hasil analisis rasio ini dapat diketahui

bahwa perusahaan mampu membayar seluruh kewajiban lancarnya.

b) Rasio Cepat

Rasio cepat dihitung dengan menggunakan persediaan dari aktiva lancar

dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan

ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan

penjualan persediaan, hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur

aktiva lancar yang paling tidak likuid dan seringkali merupakan kerugian
73
Perpustakaan Unika

jika terjadi likuidasi. Hasil perhitungan rasio cepat PT. IMI juga

menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2002

sebesar 1,21 kali yang berarti bahwa perusahaan memiliki Rp 1,21 dalam

aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan untuk setiap Rp1 hutang

(kewajiban lancar). Pada tahun 2003 jumlah rasio ini masih tetap sama

dengan tahun 2002, namun pada tahun 2004 rasio ini meningkat menjadi

sebesar 1,42 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp 1,42 dalam aktiva

lancar dikurangi persediaan dibanding untuk setiap Rp 1 dari hutang.

Hasil perhitungan dari rasio cepat PT. IMI masih tergolong baik karena

PT. IMI masih tetap mampu melunasi seluruh kewajiaban lancarnya yang

telah jatuh tempo tanpa hasil penjualan dari persediaanya.

Secara keseluruhan rasio likuidasi pada PT. IMI sudah cukup baik dan

perusahaan dapat dikatakan likuid karena mampu memenuhi seluruh kewajiban

lancarnya yang sudah jatuh tempo. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas ini

perusahaan dapat meyakinkan kreditor untuk memberikan pinjaman, namun

perusahaan juga harus memperhitungkan dengan cermat jumlah hutang yang akan

dipakai agar likuiditas perusahaan tidak terancam.

2. Rasio Leverage

a) Rasio Hutang

Rasio ini diperoleh dari pembagian total hutang dengan total aktiva. Rasio

hutang dari PT. IMI pada tahun 2002 adalah 44% yang berarti bahwa
74
Perpustakaan Unika

44% dari total pembiayaan perusahaan diperoleh dari kreditor. Namun

pada tahun 2003 dan 2004 rasio ini mengalami penurunan secara perlahan

yaitu 43% pada tahun 2003 dan 40% pada tahun 2004. hal ini dapat

berarti bahwa perusahaan telah dapat meningkatkan modalnya sendiri dan

mengurangi pembiayaan dari kreditor. Ini merupakan suatu hal yang baik

karena jika rasio hutang terlalu tinggi, maka ada bahaya kurangnya

tanggung jawab spekulasi, jika perusahaan berhasil maka akan

memberikan hasil pengembalian yang tinggi, namun jika perusahaan

gagal maka pemilik akan mengalami kerugian yang kecil karena

investasinya sangat rendah. Pada PT. IMI dapat dikatakan bahwa

perusahaan telah berhasil dalam menjalankan kegiatan operasionalnya

dan oleh karena itu perusahan dapat memberikan hasil pengembalian

yang cukup tinggi.

b) Rasio Penutupan

Rasio penutupan atau laba terhadap beban bunga didapat dengan

membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban

bunga yang disyaratkan oleh kreditor sekaligus mengukur sejauh mana

laba perusahaan boleh menurun tetapi tetap mampu membayar beban

bunga, karena ketidak mampuan perusahaan dalam membayar beban

bunga dapat menyebabkan perusahaan menghadapi tuntutan hukum dari

kreditor dan bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Pada


75
Perpustakaan Unika

PT. IMI rasio penutupan pada tahun 2002 adalah 2,89 kali yang berarti

bahwa perusahaan mempunyai kemampuan dalam menutup beban bunga

sebanyak 2,89 kali. Pada tahun 2003 rasio penutupan PT. IMI meningkat

menjadi 4,20 yang berarti perusahaan mampu membayar beban bunga

sebanyak 4,2 kali dan kemampuan ini terus meningkat pada tahun 2004

yaitu sebanyak 5,22 kali.

Hasil perhitungan rasio ini menunjukkan bahwa PT. IMI mampu

menutupi beban bunganya tanpa kesulitan, namun harus tetap diingat

bahwa bunga tidak dibayar dengan laba tetapi dengan kas dan bahwa

perusahaan mungkin diharuskan membayar kembali sebagian dari pokok

hutangnya bersamaan dengan bunga, jadi rasio laba terhadap beban bunga

hanya merupakan ukuran kasar mengenai kapasitas perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya. Akan tetapi rasio ini tetap dapat memberikan

petunjuk umum mengenai kapasitas hutang perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

a) Perputaran Persediaan

Rasio ini diperoleh dari penjualan dibagi dengan persediaan. Rasio ini

menunjukkan tingkat perputaran persediaan perusahaan. Rasio perputaran

persediaan pada PT. IMI terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun,

yaitu pada tahun 2002 sebesar 2,26 yang berarti perusahaan mengalami

perputaran persediaan sebanyak 2,26 kali; pada tahun 2003 sebesar 1,83

yang berarti perusahaan mengalami perputaran persediaan sebanyak 1,83


76
Perpustakaan Unika

kali ; dan pada tahun 2004 perusahaan mengalami perputaran persediaan

sebanyak 1,75 kali. Penurunan rasio ini mengindikasikan adanya

penumpukan persediaan dalam perusahaan atau bisa saja perusahaan

menyimpan barang-barang yang rusak atau sudah usang yang nilainya

tidak sesuai dengan nilai yang dinyatakan. Penurunan rasio ini juga

menunjukkan bahwa perusahaan kurang produktif dalam mengelola

persediaannya.

b) Periode Penagihan Rata-rata

Rasio periode penagihan rata-rata didapat dari pembagian antara piutang

dengan penjualan per hari, sedangkan jumlah penjualan per hari diperoleh

dari penjualan tahunan dibagi dengan 360 hari. Rasio ini mengukur

perputaran piutang prusahaan. Dari hasil perhitungan pada laporan

keuangan PT. IMI tahun 2002 diketahui bahwa periode penagihan rata-

rata adalah 117 hari, pada tahun 2003 adalah 113 hari, dan pada tahun

2004 adalah 129 hari. Rasio periode penagihan rata-rata pada PT. IMI

relatif tidak stabil dan termasuk piutang yang penagihannya lamban.

Mungkin PT. IMI perlu mengubah kebijakannya dalam mengelola

piutang.

c) Perputaran Aktiva Tetap

Rasio perputaran aktiva tetap dihasilkan dari pembagian antara penjualan

dengan aktiva tetap bersih. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif


77
Perpustakaan Unika

perusahaan menggunakan aktiva tetap (pabrik dan peralatan). Rasio

perputaran aktiva tetap pada PT. IMI tahun 2002, 2003, dan 2004

berturut-turut adalah 1,18; 1,37; dan 1,65. rasio perputaran aktiva tetap

pada PT. IMI terus naik secara bertahap namun pasti. Dari hal ini dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa perusahaan berusaha untuk terus

meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva tetap. Usaha perusahaan ini

dinalai cukup berhasil dalam mengoptimalkan nilai guna dari aktiva tetap

dan terbukti dengan adanya peningkatan dari perhitungan rasio ini.

d) Perputaran Total Aktiva

Rasio ini diperoleh dengan membagi penjualan dan total altiva. Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat perputaran dari seluruh aktiva

perusahaan. Pada tahun 2002, rasio perputaran total aktiva yang

dihasilkan oleh perusahan adalh sebesar 0,36 yang berarti perusahaan

menghasilkan Rp 0,36 penjualan untuk setiap rupiah aktiva yang

dimilikinya. Hal yang sama terjadi pada tahun berikutnya, namun pada

tahun 2004 terjadi peningkatan sebesar 0,01 sehingga rasio perputaran

total aktiva PT. IMI pada tahun 2004 adalah 0,37 yang berarti perusahaan

dapat manghasilkan Rp 0,37 penjualan untuk setiap rupiah aktiva yang

dimilikinya. Angka dari rasio ini bisa dibilang kurang memuaskan

walaupun ada peningkatan pada tahun 2004. rendahnya nilai dari rasio ini

dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menggunakan aktiva

yang dimilikinya dengan efesien.


78
Perpustakaan Unika

4. Rasio Profitabilitas

a) Marjin Laba

Marjin Laba didefinisikan sebagai laba bersih dibagi dengan penjualan.

Rasio ini mengukur jumlah laba yang diperoleh atas penjualan. Marjin

laba PT. IMI pada tahun 2002 adalah 6% yang berarti bahwa setiap

rupiah hasil penjualan PT. IMI memperoleh laba sebesar 6%atau 0,06

rupiah. Perolehan laba PT. IMI pada tahun 2003 meningkat menjadi 8%

dan terus meningkat pada tahun 2004 menjadi 10%. Hal ini bisa

dikatakan bahwa PT. IMI telah berhasil untuk menekan banyak produksi

sehingga laba yang dihasilkan dapat meningkat. Jumlah ini merupakan

hasil yang menggembirakan dan merupakan tanda keberhasilan

perusahaan dalam beroperasi.

b) ROA

ROA (Return On Assets) atau hasil pengembalian atas total aktiva

diperoleh dengan cara laba bersih ditambah bunga yang dikalikan dengan

pajak kemudian hasilnya dibagi dengan total aktiva. Rasio ini mencoba

untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh

sumber dayanya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui hasil

pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. ROA PT. IMI

pada tahun 2002, 2003, dan 2004 adalah 3%, 4%, dan 5%. PT. IMI telah

berhasil meningkatkan hasil pengembalian atas total aktivanya dari tahun


79
Perpustakaan Unika

ke tahun, jadi dapat dikatakan bahwa PT. IMI telah berhasil mengelola

seluruh aktivanya dengan baik.

c) ROI

ROI (Return on Investment) atau hasil pengembalian atas modal didapat

dengan membagi laba bersih atas modal. Rasio ini digunakan untuk

mengukur hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. ROI

PT. IMI pada tahun 2002 adalah 5% yang berarti para pemegang saham

mendapat hasil pengembalian atas investasinya sebesar 5%, pada tahun

2003 sebanyak 7% dan pada tahun 2003 sebanyak 9%. Jumlah ROI yang

terus mengalami peningkatan juga merupakan petunjuk umum tingkat

keberhasilan perusahaan.

Hasil dari seluruh analisis rasio keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa

perusahaan telah berhasil mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya

dengan baik, namun perlu diperhatikan bahwa ada kecenderungan adanya ketidak

efektifan pengelola aktiva, dalam hal ini adalah persediaan. Nilai persediaan yang

terus meningkat sedangkan rasio perputaran persediaan makin menurun

mengindikasikan bahwa perusahaan menimbun persediaan. Diketahui bahwa

persediaan juga turut berpengaruh pada laba perusahaan, oleh karena itu alangkah

baiknya jika perusahaan mulai menagani pengelolaan persedian dengan lebih

baik. Keseluruhan hasil dari analisis rasio keuangan sudah baik dan ada

kecenderungan peningkatan hasil dari tahun ke tahun, untuk itu perusahaan


80
Perpustakaan Unika

diharapkan dapat terus mempertahankan kondisi ini bahkan meningkatkannya

menjadi lebih baik lagi. Dari hasil analisis ini juga dapat diketahui bahwa bagian

keuangan telah melakukan fungsinya dengan baik dalam mendukung upaya

pencapaian tujuan perusahaan. Bagian keuangan telah dengan seksama mengelola

sumber daya yang dipercayakan padanya sehingga dapat meningkatkan hasil laba

perusahaan, berarti bagian keuangan juga cukup punya andil dalam pencapaian

sasaran finansial perusahaan yaitu memperoleh laba yang setinggi-tingginya.

Akan tetapi bagian keuangan perlu lebih seksama dalam mengelola persediaan

sehingga persediaan tidak menumpuk digudang dan tingkat perputarannya

mengalami peningkatan.

Dukungan bagian keuangan dalam upaya pencapaian sasaran finansial

perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari laporan keuangan saja, namun secara

internal dukungan bagian keuangan dapat dinilai dari kepatuhanya terhadap

kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan keuangan yang

ditetapkan PT. IMI tidak terlalu kompleks. Perusahaan hanya meminta karyawan

dan manajer perusahaan untuk selalu mematuhi semua prosedur yang berlaku

dalam sistem pengendalian keuangan. Kepatuhan tersebut dapat berupa

penandatanganan dokumen-dokumen keuangan dengan otorisasi yang berlaku,

seperti bukti permintaan barang yang harus dengan sepengetahuan dan otorisasi

manajer produksi, bukti pengeluaran kas yang harus ditandatangani oleh direktur

utama atau menyetorkan uang kas kebank setiap harinya.

Dapat dilihat pula apakah kebijakan finansial yang ditetapkan oleh manajer

keuangan selaras dengan sasaran finansial yang ingin dicapai perusahaan. Bukti
81
Perpustakaan Unika

penyetoran kas kebank setiap harinya merupakan salah satu bukti dukungan

bagian keuangan dalam pencapaian sasaran finansial perusahaan. Bukti lainya

adalah adanya kebijakan bagian keuangan untuk menghemat biaya produksi untuk

menaikan laba perusahaan dan meningkatkan kualitas produk untuk meningkatkan

penjualan. Kebijakan ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan

kerjasama dari bagian produksi dan pemasaran. Dari analisis laporan keuangan

tersebut diatas sudah dapat diketahui bahwa laba perusahaan meningkat dan

penjualannya pun menunjukan peningkatan. Hal ini dapat berarti posisi finansial

masing-masing bidang fungsional dalam perusahaan sudah sejalan dengan strategi

akbar yang ditetapkan oleh perusahaan dan masing-masing bidang fungsional

dalam perusahaan dapat bekerjasama dengan baik dalam mencapai sasaran

tersebut sehingga tidak ada salah suatu bagian fungsional tersebut yang

berkembang menjadi “kerajaan kecil” di dalam perusahaan.

Pada analisa tentang obyek audit yang pertama ini, yaitu sasaran finansial

perusahaan, auditor telah menemukan bahwa bagian keuangan sudah cukup

mendukung upaya perusahaan dalam mencapai sasaran finansial perusahaan.

Auditor juga menyampaikan bukti dokumentasi atas temuan tersebut berupa bukti

penyetoran ke bank, bukti otorisasi atas permintaan barang, bukti pengeluaran kas

yang dapat dilihat pada lampiran E, serta hasil dari analisis rasio keuangan atas

neraca dan laporan laba rugi PT. IMI yang dapat dilihat di lampiran A.
82
Perpustakaan Unika

B. Perencanaan keuangan

Telah diungkapkan dalam pendahuluan bahwa perusahaan tidak

menggunakan perencanaan keuangan secara efektif. Memang pada awal

berdirinya perusahaan dan selama beberapa tahun berikutnya perusahaan

membuat budgeting atas penjualan, pembiayaan, dan membuat proyeksi laporan

keuangan, akan tetapi lama kelamaan tugas ini terasa membebani bagian

keuangan karena budgeting memerlukan ramalan yang tepat sasaran. Bagian

keuangan juga berpendapat bahwa penambahan fungsi budget merupakan

pemborosan pada biaya perusahaan sehingga perusahaan memutuskan untuk

menghentikan pembuatan budget tersebut. Ternyata setelah pembuatan budget

terhenti perusahaan tetap dapat memperkirakan laba yang akan didapat

berdasarkan laporan keuangan tahun sebelumnya.

PT. IMI merupakan perusahaan skala menengah yang kegiatan produksi

dan pemasarannya sederhana, sehingga untuk perencanaan keuangan perusahaan

cukup dengan berdasar pada laporan keuangan tahun sebelumnya. Dengan

terhentinya pembuatan budget juga tidak menimbulkan suatu masalah baru dalam

perusahaan. Pada saat ini perusahan sedang berencana untuk menghemat biaya

produksi dengan mengurangi nilai akun-akun yang menjadi tambahan pada biaya

produksi seperti harga bahan baku, perusahaan sedang berupaya untuk mencari

pemasok lain yang menawarkan harga lebih rendah dan juga sedang berusaha

untuk mencari pelanggan baru dan meningkatkan penjualan sehingga dapat

meningkatkan laba perusahaan dan mengasilkan pengembalian yang tinggi atas


83
Perpustakaan Unika

modal perusahaan. Untuk itu perusahaan membuat perencanaan keungan berupa

rencana pembiayaan dan penjualan untuk tahun 2005.

Akan tetapi untuk tahun 2002, 2003, dan 2004, perusahaan tidak membuat

rencana keuangan apapun sehingga perusahaan tidak menentukan standar-standar

dalam pencapaian sasaran finansial perusahaan. Sedangkan untuk tahun 2005

perusahaan telah dapat menerapkan kriteria perencanaan keuangan yang baik

dimana perencanaan tersebut telah dapat menjawab enam pertanyaan berikut :

a) Apa

Apa yang menjadi tujuan PT. IMI dalam membuat rencana keuangan.

Pembuatan rencana keuangan PT. IMI bertujuan pada penghematan biaya

produksi sehingga dapat menghasilkan harga produk yang lebih murah.

Rencana ini disusun untuk jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka

panjangnya PT. IMI berupaya untuk mencari pemasok dengan harga yang

lebih rendah, sedangkan untuk jangka pendeknya PT. IMI berusaha untuk

meningkat kualitas barang dengan meminimalkan produk rusak. Diharapkan

dengan adanya peningkatan kualitas ini dapat meningkatkan penjualan

sehingga dapat pula meningkatkan laba perusahaan.

b) Mengapa

Pertanyaan ini menanyakan alasan-alasan mengapa rencana itu dibuat dan

alasan utama PT. IMI merencanakan penghematan biaya dan meningkatkan

penjualan dengan mencari pelanggan baru adalah untuk menghasilkan

peningkatan laba sehingga mempunyai hasil pengembalian terhadap modal

yang cukup tinggi.


84
Perpustakaan Unika

c) Dimana

Dimana menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau tempat

dimana rencana itu akan dilaksanakan. PT. IMI berupaya untuk mencari

pemasok lain yang memberikan harga lebih rendah didaerah jawa tengah

dengan pertimbangan biaya angkut. Sedangkan untuk perluasan daerah

pemasaran, perusahaan berkonsentrasi pada daerah jawa timur karena

perwakilan pemasaran disurabaya termasuk masih baru berdiri.

d) Kapan

Kapan menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu, kapan bila mana

rencana itu dilaksanakan. Rencana ini dibuat perusahaan pada tahun 2004

pada saat rapat evaluasi hasil kerja dan rencana ini akan dilaksanakan untuk

sepanjang tahun 2005.

e) Siapa

Siapa menanyakan penanggung jawab dari rencana itu, siapa yang akan diberi

tugas untuk melaksanakan rencana itu. Untuk rencana pencarian pemasok

baru ditugaskan pada seksi pembelian dengan penanggung jawabnya manajer

bagian gudang, sedangkan untuk mencari pelanggan baru diwilayah Jawa

Timur ditugaskan pada salesman dengan penanggung jawab manajer

pemasaran dibantu oleh kantor perwakilan disurabaya.

f) Bagaimana
85
Perpustakaan Unika

Pertanyaan ini menanyakan cara, bagaimana melaksanakannya, bagaimana

mengerjakannya. Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan

tentang cara-cara dan metode pelaksanaanya dengan memperhatikan faktor

kemampuan dan sumber daya. Pada PT. IMI pelaksanaan rencana untuk

mencari pemasok baru dengan harga yang lebih rendah dilakukan dengan

mengirimkan surat penawaran harga kepada para pemasok dan pencarian

pelanggan baru dilakukan oleh salesman dengan cara mendatangi langsung

calon pelanggan dan menawarkan produk. Pencarian pelanggan baru juga

dilakukan dengan promosi-promosi lain seperti spanduk dan kalender.

Secara keseluruhan perencanaan keuangan PT. IMI sudah sesuai dengan

kriteria tentang perencanaan yang baik. Bagian keuangan hanya berperan sebagai

kontroler atas pembiayaan untuk proses produksi dan pemasukan kas dari hasil

penjualan. Rencana keuangan ini hanya dibuat secara kasar dan tidak mendetail,

tidak ada pengendalian kusus yang dibuat untuk pelaksanaan rencana ini. Untuk

proses permintaan pembelian misalnya, bagian keuangan akan memberikan kas

secukupnya bagi permintaan pembelian yang telah disetujui tanpa menganalisa

lebih jauh mengenai kondisi keuangan perusahaan. Bagian keuangan memberikan

kas kepada pihak yang membutuhkan kapan saja diminta, asalkan ada persetujuan

dan otoritas dari pihak yang terkait. Hal semacam ini dapat mengakibatkan

pemborosan dana perusahaan, sebagai contoh adanya kegagalan dari perencanaan

keuangan dari tahun-tahun yang lalu adalah menumpuknya pesediaan atau


86
Perpustakaan Unika

meningkatnya nilai persediaan digudang sedangkan perputaran persediaan

perusahaan tergolong rendah

Pada perencanaan keuangan yang dicanangkan untuk tahun 2005 ini

perusahaan tidak membuat penganggaran secara rinci hanya berdasarkan pada

pembiayaan dan penjualan tahun 2004. Meskipun rencana ini bersifat fleksibel

sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan eksternal perusahaan, namun

pembuatan rencana yang kasar seperti ini mempunyai efek ketidakpastian yang

relatif tinggi. Adanya penemuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa bagian

keuangan kurang bisa memaksimalkan fungsinya sebagai perencana keuangan

perusahaan. Keuangan perusahaan terkesan mengalir mengikuti keadaan

lingkungan eksternal perusahaan yang tidak pasti, sehingga dapat dikatakan

bahwa rencana keuangan perusahaan tidak dibuat dengan pendekatan kesisteman.

Bukti perencanaan keuangan perusahaan untuk tahun 2005 dapat dilihat pada

lampiran B.

C. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi adalah suatu susunan pembagian tanggung jawab

menurut fungsi dan hirarkis, dengan demikian penyusunan struktur organisasi

harus memperhitungkan semua fungsi yang ada dalam perusahaan dan kemudian

membagi habis fungsi-fungsi tersebut kepada pihak-pihak yang harus

mempertanggung jawabkannya. Struktur organisasi perusahaan menetapkan garis

otoritas dan tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk


87
Perpustakaan Unika

perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya. Struktur organisasi yang

sangat kompleks dan tidak jelas dapat mengakibatkan masalah yang serius dan

mengaburkan jejak audit (audit trail) sehingga sulit dilacak jika ada

penyimpangan yang terjadi.

Pada PT. IMI struktur organisasinya disusun dengan sederhana sesuai

dengan banyaknya fungsi yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional

perusahaan. Organisasi pada PT. IMI menggunakan pola operasi yang bersifat

sentralisasi dimana dalam pola ini memungkinkan perusahaan untuk

mengendalikan keseluruhan kegiatan dan sumber daya dengan lebih mudah dan

menjaga pengambilan keputusan yang lebih seragam. Struktur tersentralisasi

hanya memberikan sedikit wewenang kepada tingkat manajerial menengah dan

bawah, dan biasanya diorganisasikan menurut fungsi.

Dalam struktur organisasi PT. IMI ada beberapa prosedur yang berkaitan

dengan keuangan perusahaan, yaitu :

(a) Prosedur Order Pembelian

Bagian yang membutuhkan (seperti bagian produksi) membuat surat

permintaan barang yang kemudian diserahkan kepada bagian pembelian. Bagian

pembelian melakukan penawaran kepada suplier yang telah disetujui dan

mengadakan transaksi pembelian. Untuk membiayai transaksi tersebut, bagian

pembelian mengirimkan tagihan pembayaran dari suplier kepada bagian

keuangan. Bagian keuangan kemudian membuat voucher pengeluaran kas untuk

membayar barang yang dibeli.

(b) Prosedur Pengiriman Barang


88
Perpustakaan Unika

Bagian pemasaran mengirimkan barang yang diperlukan oleh masing-

masing kantor perwakilan kemudian melaporkannya pada bagian keuangan.

Bagian keuangan membuat pembukuan berdasarkan jumlah barang yang dikirim

dan membuat voucher pengeluaran kas untuk membiayai transportasi ke kantor

perwakilan yang dituju.

(c) Prosedur Penjualan

Bagian pemasaran menerima laporan penjualan kemudian melaporkannya

kepada bagian keuangan. Bagian keuangan kemudian membuat bukti penerimaan

kas dan menyetorkannya ke bank.

(d) Prosedur Pelunasan Piutang

Bagian pemasaran menerima pelunasan piutang dagang dan mencocokannya

dengan catatan piutang dagang, kemudian menyerahkannya kepada bagian

keuangan. Bagian keuangan kemudian membuat bukti penerimaan kas dan

menyetorkannya ke bank.

(e) Prosedur Pembayaran Gaji

Bagian keuangan menyiapkan pembayaran gaji setiap bulannya kemudian

menyerahkan pembagiannya kepada bagian personalia. Bagian personalia

kemudian membagikan gaji pada para karyawan yang berhak.

Dari prosedur-prosedur diatas dapat diketahui ada tiga fungsi yang

berhubungan dengan fungsi keuangan yaitu bagian pembelian untuk order

pembelian barang; bagian pemasaran untuk penjualan, penerimaan barang, dan

pelunasan piutang dagang; dan bagian personalia untuk urusan gaji karyawan.
89
Perpustakaan Unika

Analisis terhadap struktur organisasi perusahaan dilakukan dengan

membandingkan prinsip penyusunan organisasi dan struktur organisasi PT. IMI

prinsip penyusunan organisasi ini terdiri dari wewenang, kesatuan perintah,

rentang manajemen dan pembagian kerja pembandingan ini juga disertai dengan

observasi pelaksanaan kegiatan produksi serta memeriksa apakah struktur

organisasi yang dibuat tersebut benar-benar dilaksanakan dalam kegiatan operasi

perusahaan sehari-hari.

Analisis penyusunan organisasi PT. IMI dilakukan sebagai berikut :

1. Wewenang

Wewenang menunjuk pada kekuasaan manajer untuk menuntut kepatuhan.

Wewenang didelegasikan kepada tingkatan manajer yang lebih rendah dan

kadar wewenang yang dideligasikan harus seimbang dengan tanggung

jawab yang dibebankan untuk mancapai sasaran khusus. Pada PT. IMI

wewenang yang diberikan pada tiap-tiap fungsi dalam perusahaan sudah

seimbang dengan tanggung jawab yang dibebankan. Sebagai contoh,

manajer keuangan yang diberi tanggung jawab untuk mengawasi ketertiban

penggunaan sistem dan prosedur akuntansi yang ditentukan, maka manajer

keuangan diberi wewenang khusus untuk menyetujui pengeluaran kas yang

telah memenuhi syarat dan prosedur akuntansi yang berlaku atau tidak

menyetujui pengeluaran tersebut jika ada satu syarat yang tidak terpenuhi.

Contoh lain manajer bagian gudang yang bertanggung jawab atas persediaan

digudang diberi limpahan wewenang untuk menyetujui atau tidaknya order

pemesanan dan juga berhak untuk segera bertindak bila ada oknum atau
90
Perpustakaan Unika

keadaan yang mengancam keamanan persediaan; Manajer personalia yang

bertanggung jawab terhadap tenaga kerja perusahaan diberi wewenang

untuk menerima pegawai baru yang diperlukan atau memecat pegawai yang

lalai dalam melakukan pekerjaannya.

Manajer produksi yang bertanggung jawab untuk mengendalikan mutu

produk diberi wewenang yang lengkap atas pengelolaan pengendalian mutu,

dan manajer pemasaran yang diberi tanggung jawab untuk memasarkan

produk secara luas diberi kewenangan untuk menentukan strategi pemasaran

dan media promosi yang akan digunakan. Akan tetapi kewenangan yang

lebih tinggi ada ditangan direktur utama yang berwenang untuk menyetujui

atau tidak menyetujui segala tindakan yang dilakukan para manajer atas

nama perusahaan.

2. Kesatuan Perintah

Kesatuan perintah merujuk pada kejelasan jalur wewenang dimana setiap

karyawan melapor pada seorang atasan. Hal ini pun sudah jelas dilakukan

PT. IMI dimana personalia dan kepala keamanan hanya menaati perintah

dari manajer personalia, unit produksi dan pengepakan hanya melapor

kepada manajer produksi, unit dan gudang hanya menerima perintah dari

manajer bagian gudang, kantor-kantor perwakilan hanya melapor pada

manajer pemasaran dan terakhir kasir dan administrasi hanya memberikan

laporan kepada manajer keuangan. Direktur utama kemudian hanya

menerima laporan-laporan dari para manajer sebagai pusat pertanggung


91
Perpustakaan Unika

jawaban. Jadi sudah jelas bahwa pada PT. IMI sudah ada garis batas atas

wewenang yang jelas sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran.

3. Rentang Manajeman

Rentang manajemen disebut juga rentang kendali, merujuk pada jumlah

bawahan yang melapor pada seorang atasan. Rentang manajemen ini sangat

berbeda-beda pada setiap organisasi. Rentang yang luas mengurangi tingkat

manajerial dan menghasilkan struktur organisasi yang datar, sehingga dapat

mempercepat dan mempercermat pergerakan komunikasi ke tingkat manajer

yang lebih tinggi.akan tetapi jika rentang itu terlalu luas, mungkin manajer

tingkat tinggi akan menerima lebih banyak informasi dari pada yang dapat

mereka tanggapi atau mereka serap.

Pada PT. IMI rentang manajemennya tidak terlalu luas, direktur utama

hanya membawahi lima manajer dan masing-masing pada tingkat manajer

menengah ini diberi dua sampai tiga rentang manajemen. Struktur

organisasi PT.IMI merupakan struktur organisasi yang datar sehingga

mempunyai keuntungan dalam hal pergerakan informasi. Dapat disimpulkan

bahwa penyusunan rentang manajeman pada PT. IMI sudah cukup bagus.

4. Pembagian Kerja

Pembagian kerja merujuk pada pembagian segmentasi operasi. Pembagian

kerja ini mempunyai dau keunggulan yaitu : memungkinkan karyawan dan

manajer berspesialisasi dan membantu perusahaan mengendalikan berbagai


92
Perpustakaan Unika

operasi dengan lebih efektif. Pada PT. IMI pekerjaan dibagi atas lima fungsi

yaitu fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi penyimpanan (gudang),

fungsi pemasaran dan fungsi keuangan. Pembagian tugas ini dirasa sudah

tepat dan memenuhi kebutuhan perusahaan.

Dari analisis tentang penyusunan struktur organisasi PT. IMI dapat

disimpulkan bahwa penyusunan organisasi PT. IMI sudah baik dan

memenuhi prinsip organisasi. Struktur organisasi PT. IMI juga sudah ada

pemisahan fungsi yang cukup jelas dan dapat dikatakan bahwa penyusunan

organisasi PT. IMI sudah mendukung terlaksananya pengendalian yang

baik. Struktur organisasi dapat dilihat pada halaman 47 dan job description

PT. IMI dapat dilihat pada lampiran C.

D. Pengendalian Keuangan

Pengendalian keuangan ditujukan untuk melindungi aktiva perusahaan dan

mendorong kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah digariskan oleh

manajemen. Dalam menganalisis tingkat kelayakan pengendalian keuangan pada

PT. IMI digunakan daftar pertanyaan yang memuat berbagai pertanyaan tentang

pengendalian keuangan perusahaan. Walaupun hasil yang diperoleh dari daftar

pertanyaan ini tidak memadai untuk memahami sepenuhnya suatu prosedur atau

sistem pengendalian keuangan, namun daftar pertanyaan ini cukup dibutuhkan

dalam penelitian ini untuk menilai pengendalian keuangan perusahaan. Daftar

pertanyaan tentang pengendalian keuangan dapat dilihat pada lampiran D dan


93
Perpustakaan Unika

bukti-bukti dokumentasi atas jawaban dari kuesioner tersebut dapat dilihat pada

lampiran E.

Jawaban yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang diajukan manunjukkan

bahwa sistem pengendalian keuangan perusahaan sudah baik. Dalam sistem

pengendalian akuntansi secara umum prosedur-prosedur pengendalian dirangkum

dalam lima kategori berikut :

1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai

Sistem otorisasi dari sistem keuangan dan kegiatan keuangan pada PT. IMI

sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari bukti dokumentasi atas

pengeluaran kas, dimana dalam bukti pengeluaran kas harus ada tanda

tangan dari direktur utama. Otorisasi lainnya dapat dilihat dari adanya bukti

permintaan pembelian oleh pihak yang memerlukan pada setiap transaksi

pembelian. Prosedur penghapusan piutang dagang yang macet pun harus

melalui persetujuan direktur utama. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa sistem otorisasi transaksi dan kegiatan keuangan perusahaan sudah

memadai.

2. Pemisahan tugas

Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai

yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Pada PT. IMI sudah ada

pemisahan tugas yang baik. Fungsi pencatatannya juga sudah terpisah dari

fungsi penyimpanan. Dalam penerimaan kas,yang menerima kas adalah

kasir yang membuat rekapitulasi penerimaan kas setiap harinya, kemudian


94
Perpustakaan Unika

fungsi akuntansi melakukan pencatatan dan mendokumentasikannya,

sedangkan penyetoran kas ke bank dilakukan oleh manajer keuangan.

Penerimaan kas perusahaan telah ada pemisahan fungsi yang bagus.

Sedangkan untuk order pembelian dilakukan oleh bagian pembelian dan

penerimaan serta penyimpanan barang dilakukan oleh bagian gudang.

Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi otorisasi, pencatatan, dan

penyimpanan dapat dipisahkan. Pada PT. IMI ketiga fungsi tersebut telah

dapat dipisahkan sehingga dapat dikatakan bahwa pemisahan tugas dalam

PT. IMI sudah baik.

3. Desain dan penggunaan dokumentasi serta catatan yang memadai

Dokumentasi dan pencatatan yang memadai berguna untuk memastikan

pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang

berkaitan. Dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus memiliki ruang

untuk otorisasi dan dokumen-dokumen tersebut harus diberi nomor urut

yang telah dicetak lebih dahulu agar setiap dokumen dapat dipertanggung

jawabkan. Pada PT. IMI dokumen yang digunakan sudah terdapat ruang

untuk otorisasi namun dokumen-dokumen tersebut belum diberi nomor urut

tercetak, sehingga dapat dikatakan bahwa desain dokumen pada PT. IMI

belum cukup memadai. Dokumen yang tidak bernomor urut tercetak dapat

mengaburkan jejak audit dan memungkinkan terjadinya transaksi fiktif.

Peniadaan nomor urut tecetak dalam dokumen-dokumen yang digunakan

oleh PT. IMI mengindikasikan adanya kelemahan pengendalian intern.


95
Perpustakaan Unika

4. Penjagaan aset yang memadai

Penjagaan aset dan catatan yang memadai itu penting karena di masa

sekarang aset terpenting dari perusahaan adalah informasi, meskipun aset

fisik seperti kas dan persediaan juga merupakan aset yang penting. Salah

satu tindakan penjagaan aset yang dilakukan oleh PT. IMI adalah sistem

otorisasi dan pemisahan tugas yang memadai. Penjagaan aset berupa

informasi dilakukan dengan cara menempatkan dokumen-dokumen tersebut

dalam suatu ruangan yang dibatasi aksesnya. Dokumen-dokumen tersebut

disimpan dengan rapi oleh PT. IMI sehingga apabila sewaktu-waktu

dibutuhkan dokumen tersebut dapat dengan mudah ditemukan. Tindakan

pengamanan aset fisik juga dilakukan atas persediaan yang ditempatkan

dalam suatu gudang khusus yang dijaga oleh satpam. Pengamanan kas

dilakukan dengan cara menyetorkan kas ke bank setiap harinya. Lingkungan

perusahaan juga cukup aman dengan dijaga oleh beberapa orang satpam

untuk jaga malam. Penjagaan aset dan catatan PT. IMI sudah cukup

memadai dan selama ini tidak ada laporan tentang pencurian aset

perusahaan.

5. Pemeriksaan independen atas kinerja

Pemeriksaan independen atas kinerja perusahaan dilakukan oleh auditor

independen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kewajaran


96
Perpustakaan Unika

laporan keuangan pada PT. IMI. Pemeriksaan ini dilakukan secara periodik

setiap tahun.

Secara keseluruhan pengendalian keuangan pada PT. IMI sudah baik.

Kelemahan pengendalian keuangan hanya ada pada sistem perencanaan keuangan.

PT. IMI tidak membuat proyeksi kas masuk dan kas keluar, juga tidak membuat

budgeting untuk mengontrol hasil penjualan dan biaya operasional. Kelemahan ini

terjadi karena perencanaan keuangan dapat menentukan arah aktivitas yang

dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kelemahan dalam perencanaan

dapat berakibat pada terjadinya pembengkakan biaya dan kurangnya koordinasi

dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hasil analisis dari keseluruhan objek audit

dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Objek Audit PT. IMI

No. Tujuan Program Audit Alat Analisis Tolok Ukur Hasil


analisis
1. Mengetah c. Memperole Analisis rasio Rasio likuiditas
ui h fakta keuangan : pada PT. IMI
dukungan apakah o Rasio Adanya mengalami
bagian tujuan Likuiditas peningkatan hasil peningkatan dari
keuangan finansial rasio likuiditas tahun ke tahun
terhadap perusahaan dari tahun ke yang berarti
sasaran tercapai tahun bahwa
finansial (ekternal) perusahaan
perusahaa cukup likuid dan
n mampu
memenuhi
seluruh
kewajiban
lancarnya yang
telah jatuh
tempo.
97
Perpustakaan Unika

o Rasio Adanya penurunan Rasio leverage


Leverage pada rasio hutang pada PT. IMI
dan peningkatan sudah cukup
pada rasio baik. Perusahaan
penutupan sudah dapat
mengurangi
hutangnya
dengan
meningkatkan
modal, dan
mampu menutup
beban bunganya
tanpa kesulitan.
o Rasio Adanya Perusahaan telah
Aktivitas peningkatan pada melaksanakan
rasio aktivitas aktivitasnya
perusahaan dan dengan baik
penurunan pada sehingga hasil
rasio periode dari rasio periode
penagihan rata- penagihan rata-
rata rata, perputaran
aktiva tetap, dan
perputaran total
aktiva semakin
baik dari tahun
ke tahun. Akan
tetapi ada
kecenderungan
penumpukan
persediaan
karena rasio
perputaran
persediaan
semakin
menurun, namun
nilai persediaan
yang tercantum
dalam neraca
perusahaan
semakin
meningkat dari
tahun ke tahun.
98
Perpustakaan Unika

o Rasio Adanya Hasil dari rasio


Profitabilitas peningkatan pada profitabilitas PT.
rasio profitabilitas IMI telah
menunjukkan
adanya
peningkatan yang
berarti bahwa
pihak manajemen
telah dapat
menghasilkan
laba dan
pengembalian
atas investasi
yang cukup
memuaskan. Hal
ini dapat
memberikan
penilaian bahwa
manajemen telah
berhasil dalam
mencapai sasaran
finansial
perusahaan, yaitu
mencapai laba
yang semaksimal
mungkin.
99
Perpustakaan Unika

d. Memperole Bukti-bukti Jika dalam semua Tidak ditemukan


h informasi aktivitas keuangan dokumen tersebut kesalahan
tentang perusahaan seperti tidak ditemukan otorisasi maupun
kepatuhan bukti kas bon, cek, kesalahan otorisasiprosedur dalam
masing- bukti penyetoran atau kesalahan sampel dokumen
masing uang ke bank, prosedur, maka yang diambil
bidang faktur penjualan, masing-masing dalam penelitian
fungsional dan kartu bidang fungsional ini, yang berarti
dalam persediaan tersebut telah bahwa pihak
perusahaan mampu mematuhi manajemen telah
dalam kebijakan berusaha dengan
pelaksanaan perusahaan sebaik-baiknya
sistem tentang sistem dalam
pengendalia pengendalian melaksanakan
n keuangan keuangan kebijakan
(internal) finansial
perusahaan
sebagai
dukungannya
dalam upaya
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Hasil analisis yang telah diperoleh menunjukkan bahwa bagian keuangan
sudah cukup mendukung upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan,
namun telah ditemukan adanya indikasi penumpukan nilai persediaan di
gudang perusahaan.
2. Mengetah Observasi dari Laporan Semakin sesuai Hasil analisis
ui proses perencanaan dengan kriteria menunjukkan
perencana pembuatan, keuangan tahun perencanaan bahwa
an keterlibatan, 2005 keuangan, maka perencanaan
keuangan sampai dengan semakin baik keuangan yang
yang pelaksanaan perencanaan telah diterapkan
telah rencana keuangan dan bagian keuangan
diterapka keuangan apakah rencana telah disusun
n oleh tersebut dibuat sesuai dengan
bagian dengan pendekatan kriteria
keuangan kesisteman perencanaan
keuangan yang
baik, tetapi
rencana
keuangan
tersebut tidak
disusun secara
spesifik
sehingga dapat
100
Perpustakaan Unika

menimbulkan
kesimpangsiuran
. Rencana
keuangan
tersebut juga
tidak dibuat
dengan
pendekatan
kesisteman.
3. Mengetah Melakukan Bagan struktur Jika struktur sesuai Struktur
ui pola observasi pada organisasi dengan prinsip organisasi PT.
struktur struktur perusahaan dan organisasi, maka IMI sudah baik
organisasi organisasi job description penyusunan dan sesuai
keuangan perusahaan organisasi sudah dengan prinsip
baik organisasi.
Struktur
organisasi ini
juga sudah
mendukung
sistem
pengendalian
internal
perusahaan,
karena adanya
pemisahan
fungsi yang
jelas, namun
dalam
penyusunan
struktur
organisasi ini
tidak disertai
dengan
pembuatan
dokumentasi job
description yang
jelas.
101
Perpustakaan Unika

4. Mengetah c. Evaluasi Daftar pertanyaan Jawaban “ya” Ada tiga


ui sistem tentang sistem mengindikasikan jawaban “tidak”
kekuatan pengawasan pengendalian kekuatan sistem, dari 57
dan keuangan keuangan dan jawaban pertanyaan yang
kelemaha perusahaan perusahaan “tidak” diajukan dalam
n sistem mengindikasikan daftar
pengawas kelemahan sistem pertanyaan
an sistem
keuangan pengendalian
perusahaa keuangan. Hal
n ini berarti secara
keseluruhan
sistem
pengendalian
keuangan PT.
IMI sudah baik.
Salah satu
kelemahan pada
sistem
pengendalian
keuangan PT.
IMI ada pada
perencanaan
keuangannya.
PT. IMI tidak
menggunakan
sistem budget
atau membuat
proyeksi kas
masuk dan kas
keluar, sehingga
tidak ada alat
yang digunakan
untuk
mengontrol hasil
penjualan dan
biaya
operasional
102
Perpustakaan Unika

d. Mencari Bukti-bukti Jika pada bukti Bukti-bukti


sampel dokumentasi dari transaksi yang dokumentasi
untuk diuji transaksi diambil dapat yang diperoleh
kebenaran keuangan mendukung telah dapat
jawaban jawaban dari daftar memperkuat
dari pertanyaan, maka jawaban dari
kuesioner jawaban dalam daftar
daftar pertanyaan pertanyaan yang
tersebut dapat diajukan,
diyakini sehingga
kebenarannya jawaban dari
kuesioner
tersebut dapat
diyakini
kebenarannya.

e. Memperole Bukti-bukti Jika dalam semuaTidak ditemukan


h informasi aktivitas keuangan dokumen tersebutkesalahan
tentang perusahaan seperti tidak ditemukan otorisasi maupun
kepatuhan bukti kas bon, cek, kesalahan otorisasi
prosedur dalam
masing- bukti penyetoran atau kesalahan sampel dokumen
masing uang ke bank, prosedur, maka yang diambil
bidang faktur penjualan, masing-masing dalam penelitian
fungsional dan kartu bidang fungsional
ini, yang berarti
dalam persediaan tersebut telah bahwa pihak
perusahaan mampu mematuhi manajemen telah
dalam kebijakan berusaha dengan
pelaksanaan perusahaan sebaik-baiknya
sistem tentang sistem dalam
pengendalia pengendalian melaksanakan
n keuangan keuangan kebijakan
(internal) finansial
perusahaan
sebagai
dukungannya
dalam upaya
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Hasil analisis yang telah diperoleh menunjukkan bahwa bagian keuangan
sudah cukup mendukung upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan,
namun telah ditemukan adanya indikasi penumpukan nilai persediaan di
gudang perusahaan.
2. Mengetah Observasi dari Laporan Semakin sesuai Hasil analisis
ui proses perencanaan dengan kriteria menunjukkan
103
Perpustakaan Unika

perencana pembuatan, keuangan tahun perencanaan bahwa


an keterlibatan, 2005 keuangan, maka perencanaan
keuangan sampai dengan semakin baik keuangan yang
yang pelaksanaan perencanaan telah diterapkan
telah rencana keuangan dan bagian keuangan
diterapka keuangan apakah rencana telah disusun
n oleh tersebut dibuat sesuai dengan
bagian dengan kriteria
keuangan pendekatan perencanaan
kesisteman keuangan yang
baik, tetapi
rencana
keuangan
tersebut tidak
disusun secara
spesifik
sehingga dapat
menimbulkan
kesimpangsiuran.
Rencana
keuangan
tersebut juga
tidak dibuat
dengan
pendekatan
kesisteman.
3. Mengetah Melakukan Bagan struktur Jika struktur Struktur
ui pola observasi pada organisasi sesuai dengan organisasi PT.
struktur struktur perusahaan dan prinsip organisasi, IMI sudah baik
organisasi organisasi job description maka penyusunan dan sesuai
keuangan perusahaan organisasi sudah dengan prinsip
baik organisasi.
Struktur
organisasi ini
juga sudah
mendukung
sistem
pengendalian
internal
perusahaan,
karena adanya
pemisahan fungsi
yang jelas,
namun dalam
penyusunan
struktur
104
Perpustakaan Unika

organisasi ini
tidak disertai
dengan
pembuatan
dokumentasi job
description yang
jelas.

4. Mengetah e. Evaluasi Daftar pertanyaan Jawaban “ya” Ada tiga jawaban


ui sistem tentang sistem mengindikasikan “tidak” dari 57
kekuatan pengawasan pengendalian kekuatan sistem, pertanyaan yang
dan keuangan keuangan dan jawaban diajukan dalam
kelemaha perusahaan perusahaan “tidak” daftar pertanyaan
n sistem mengindikasikan sistem
pengawas kelemahan sistem pengendalian
an keuangan. Hal ini
keuangan berarti secara
perusahaa keseluruhan
n sistem
pengendalian
keuangan PT.
IMI sudah baik.
Salah satu
kelemahan pada
sistem
pengendalian
keuangan PT.
IMI ada pada
perencanaan
keuangannya.
PT. IMI tidak
menggunakan
sistem budget
atau membuat
proyeksi kas
masuk dan kas
keluar, sehingga
tidak ada alat
yang digunakan
untuk
mengontrol hasil
penjualan dan
biaya operasional
105
Perpustakaan Unika

4.4. Menentukan Tindakan Korektif

Dari hasil analisis dan penyelidikan penyimpangan pada tahapan audit

ketiga diatas menunjukan adanya suatu penyimpangan pada persediaan. Jumlah

persediaan yang terus meningkat dan menurunnya nilai rasio perputaran

persediaan mengindikasikan adanya penumpukan persediaan digudang dan hal ini

berarti manajer bagian gudang kurang dapat menjalankan manajemen persediaan

yang baik.

Kejadian ini dimungkinkan karena tidak adanya suatu perencanaan yang

baik atas produksi dan penjualan. Menumpuknya persediaan digudang pada PT.

IMI terjadi karena jumlah produksi dan jumlah penjualan yang tidak berimbang.

Rekomendasi yang dapat diberikan oleh auditor adalah perusahaan harus

membuat anggaran penjualan dan produksi agar diperoleh perkiraan jumlah

produksi yang tepat, tetapi karena pembuatan anggaran sulit dilakukan dengan

kondisi perusahaan saat ini, maka auditor menyarankan agar perusahaan

mengevaluasi kembali jumlah produksi barang dengan menghitung EOQ

(Economic Order Quantity) untuk barang produksi sendiri. Pembuatan batas

produksi dan persediaan ini dapat dilakukan oleh manajer bagian gudang

bekerjasama dengan manajer produksi dan manajer keuangan.

Para manajer tersebut dapat menginvestasikan sedikit waktunya dengan

menghitung EOQ untuk barang produksi sendiri dan EOQ untuk persediaan bahan

baku, dengan demikian perusahaan dapat membatasi proses produksi tanpa

menumpuk persediaan atau kekurangan persediaan. Tindakan ini dirasa cukup

bermanfaat karena menghitung EOQ untuk barang produksi sendiri dan bahan
106
Perpustakaan Unika

baku tidak membutuhkan banyak waktu asalkan semua data yang dibutuhkan

telah tersedia, dan tindakan ini juga dapat diterapkan pada PT. IMI.

Tindakan korektif lain yang dapat direkomendasikan adalah pembuatan

perencanaan keuangan yang lebih spesifik berupa budget pendapatan dan

pengeluaran, juga rencana produksi. Tindakan ini dilakukan agar kegiatan operasi

perusahaan dapat lebih dikendalikan, karena budgeting dapat berfungsi sebagai

pedoman dalam mengarahkan setiap kegiatan dalam perusahaan. Budgeting dapat

dibuat secara sederhana dan tidak terlalu kompleks. Budgeting ini juga tidak perlu

diubah setiap tahunnya. Pembuatan budgeting ini berfungsi sebagai pedoman saja

agar para karyawan mengetahui arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh

perusahaan. Perusahaan tidak perlu menambah fungsi khusus untuk bidang

perencanaan. Perencanaan keuangan berupa budgeting yang sederhana dapat

dibuat dengan mudah menurut pedoman buku-buku akuntansi atau pedoman

khusus perencanaan keuangan yang lainnya. Jika selama ini perusahaan tidak

dapat menugaskan salah satu karyawannya dalam pembuatan budgeting,

perusahaan dapat mengevaluasi kembali tugas masing-masing karyawan di bagian

keuangan dan membuat job description secara jelas dan terdokumentasi serta

dapat diterapkan dilapangan. Diharapkan dengan adanya pembenahan ini fungsi

perencanaan perusahaan dapat terlaksana secara maksimal, sekaligus membuat

sistem operasional perusahaan menjadi lebih sistematis.


107
Perpustakaan Unika

4.5. Melaporkan Hasil Audit Manajemen

Proses audit yang dilaksanakan dalam rangka penyelesaian penelitian ini

telah dilaksanakan dengan baik tanpa adanya hambatan yang cukup berarti. Pada

tahapan audit manajemen yang terakhir ini auditor melaporkan semua hasil yang

didapat dalam proses audit manajemen yang telah dilakukan. Laporan audit

manajemen ini mencakup tentang latar belakang dan tujuan audit, ruang lingkup

audit, penilaian tentang hasil analisis audit, dan ungkapan apresiasi auditor.

Laporan hasil audit ini dapat dilihat pada lampiran F.


Perpustakaan Unika

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Audit manajemen fungsi keuangan ini cukup memakan waktu yang lama,

namun hasil temuan-temuan yang diperoleh selama proses audit diharapkan dapat

memberi masukan bagi perusahaan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada tahap

audit ketiga, auditor mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagian keuangan perusahaan telah berhasil dalam mendukung upaya

pencapaian sasaran finansial perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja

bagian keuangan yang diwujudkan dalam laporan keuangan (neraca dan

laporan laba rugi). Hasil analisis dari rasio keuangan berdasarkan laporan

keuangan PT. IMI menunjukkan bahwa manajemen PT. IMI telah mampu

meningkatkan perolehan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian

keuangan PT. IMI telah berhasil mendukung upaya pencapaian sasaran

finansial perusahaan. Dukungan terhadap pencapaian sasaran finansial

perusahaan juga terwujud dalam kepatuhannya menjalankan sistem

pengendalian keuangan perusahaan.

2. Perencanaan keuangan yang menjadi salah satu fungsi bagian keuangan

ternyata tidak terlaksana secara maksimal. Penggunaan keuangan dalam

perusahaan masih tidak terarah dengan baik sehingga memungkinkan

terjadinya pemborosan penggunaan dana perusahaan. Kegagalan bagian


Perpustakaan Unika

keuangan dalam fungsi perencanaan ini juga mengakibatkan adanya indikasi

penimbunan persediaan dalam gudang perusahaan.

3. Struktur organisasi perusahaan telah disusun dengan baik dan sesuai dengan

prinsip organisasi. Perusahaan menggunakan struktur organisasi

tersentralisasi yang memudahkan perusahaan dalam mengendalikan seluruh

kegiatan operasi perusahaan. Tidak ditemukan masalah dalam penyusunan

dan pengelolaan organisasi PT. IMI, sehingga dapat dikatakan bahwa

struktur organisasi PT. IMI sudah baik.

4. Pada sistem pengendalian keuangan PT. IMI belum dapat dikatakan baik.

Ada syarat sistem pengendalian keuangan yang belum dipenuhi oleh PT.

IMI, yaitu tentang desain dokumen yang belum mempunyai nomor urut

tercetak.

5.2. Saran

Hasil audit manajemen dalam penelitian ini telah menyebutkan bahwa

bagian keuangan PT. IMI belum melaksanakan fungsi perencanaannya dengan

maksimal. PT. IMI juga tidak mempunyai Job Description yang jelas dan tertulis,

oleh sebab itu ada beberapa saran yang ingin diberikan kepada perusahaan,

sebagai berikut :

1. Sebaiknya fungsi perencanaan pada bagian keuangan dilaksanakan secara

maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembuatan kembali

anggaran keuangan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengontrol

penggunaan kas.
Perpustakaan Unika

2. Pembuatan proyeksi arus kas masuk dan keluar dirasa perlu dilakukan

sebagai sistem kontrol atas kas sehingga tidak terjadi pemborosan dana

dalam perusahaan.

3. Evaluasi kembali sistem persediaan, agar perputaran persediaan meningkat

dan tidak terjadi penimbunan persediaan.

4. Menghitung EOQ (Economic Order Quantity) untuk barang yang

diproduksi sendiri dan EOQ untuk persediaan bahan baku. Hal ini dilakukan

untuk mengatasi penumpukan persediaan di gudang.

5. Susun uraian Job Description secara jelas dan tertulis, sehingga masing-

masing bagian dalam struktur organisasi perusahaan mengerti tugasnya

dengan jelas.

6. Pembuatan kembali desain dokumen yang sehat dengan cara menambahkan

nomor urut tercetak.


Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kelima. Yogyakarta :


BPFE.

Cooper, Donald . R. dan C. William Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis.


Jilid 1. Edisi kelima. jakarta : Erlangga.

Herbert, Leo. 1997. Auditing The Performance Of Management. Belmont,


California : Lifetime Learning Publications.

Husnan, Suad dan Enny P. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi


ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Kuncoro, M. 2003. MetodeRiset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi keenam. Cetakan pertama. Jakarta : Salemba


Empat.

Nasehatun, Apandi. 1999. Budget & Control Sistem Perencanaan dan


Pengendalian Terpadu. Jakarta : PT. Grasindo.

Salim, P. dan S. Yenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta :


Modern English Press.

Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Setyawan, J. 1988. Pemeriksaan Kinerja (performance auditing). Edisi pertama.


Yogyakarta : BPFE Angota IKAPI.

Siagian, S. P. 1997. Audit Manajemen. Jakarta : PT.Bumi Aksara.


Perpustakaan Unika

Sundjaja S. R. dan Inge B. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Jakarta : Literata


Lintas Media.

Supriyono, R. A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Susilo, Willy. 2002. Audit SDM. Jakarta : PT.Varqistatama Binamega.

Tunggal, A. W. 1992. Management Audit suatu pengantar. Jakarta : Pt Rineka


Cipta.

. 1994. Auditing Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

. 1997. Dasar-Dasar Pemeriksaan Operasional. Jakarta :


PT.Rineka Cipta anggota IKAPI.

. 2001. Audit Operasional (suatu pengantar). Jakarta : Harvarindo.

Van Horne, C. 1986. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi kelima. Jilid 1.


Terjemahan Junis Tirok. Jakarta : Erlangga.

Wetson, F dan Eugene, F. B. 1993. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 1.


Edisi kesembilan. Jakarta : Erlangga.

Wetson, F dan Thomas E. C. 1994. Manajemen Keuangan. Jilid 1. Edisi


kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Wilkinson, Joseph W. 1992. Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi kedua. Jilid

pertama. Terjemahan Marianus Sinaga. Jakarta : Erlangga.

Wursanto. 1987. Pokok-pokok Perencanaan. Yogyakarta : Kanisius.


Perpustakaan Unika

LAMPIRAN A
Perpustakaan Unika

LAMPIRAN B
Perpustakaan Unika

LAMPIRAN C
Perpustakaan Unika

LAMPIRAN D
Perpustakaan Unika

LAMPIRAN E
Perpustakaan Unika

LAMPIRAN F
Perpustakaan Unika

Kuesioner Sistem Pengendalian Keuangan Perusahaan

Pertanyaan Ya Tidak
1. Umum
a. Apakah perusahaan berjalan dengan baik?
b. Apakah perusahaan melaporkan keuntungan lima
tahun terakhir?
c. Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang
diikuti di lapangan?
d. Apakah perusahaan memiliki bagian / fungsi akuntansi
/ pembukuan?
e. Apakah hubungan perusahaan dengan bank atau
lembaga keuangan lainnya baik (tidak pernah ada
masalah)?
f. Apakah kebijakan keuangan yang sudah diterapkan
perusaahan tidak pernah mengakibatkan masalah yang
serius?
g. Apakah direktur merasa puas pada kejujuran stafnya?
h. Apakah dilakukan audit keuangan secara periodik?
i. Apakah dilakukan sistem review / pemeriksaan
independen atas kinerja secara periodik?
j. Apakah dokumentasi semua catatan keuangan
disimpan dengan rapi?
k. Apakah semua dokumentasi tersebut dapat dengan
mudah ditemukan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan?
l. Apakah semua formulir / bukti-bukti transaksi
keuangan perusahaan bernomor urut tercetak?
2. Akuntansi
a. Apakah ada catatan akuntansi yang dibuat terus dan
ditutup tiap bulan?
b. Apakah digunakan bagan perkiraan atau buku-buku
sejenis?
c. Apakah manajemen menggunakan sistem budget atau
target (kendatipun sederhana) dalam mengontrol hasil
penjualan dan biaya operasional?
d. Apakah dibuat perkiraan mengenai proyeksi kas masuk
dan keluar?
e. Apakah laporan bulanan diberikan kepada direktur?
f. Apakah direktur memberikan perhatian secara
langsung dan aktif terhadap masalah keuangan?
g. Apakah tersedia laporan mengenai keuangan dalam
bentuk apapun?
h. Apakah dana pribadi dan dana perusahaan dipisahkan?
Perpustakaan Unika

i. Apakah perusahaan memiliki laporan / catatan / buku


sebagai dasar audit?
3. Penerimaan Kas
a. Apakah sudah ada sistem control yang memadahi
dalam penerimaan kas?
b. Apakah ada pemisahan fungsi antara penerimaan,
pencatatan ,dan penyimpanan kas?
c. Apakah dibuat catatan tentang daftar penerimaan kas?
d. Apakah daftar penerimaan tersebut ditelusuri ke jurnal
penerimaan kas?
e. Apakah penelusuran tersebut dilakukan secara rutin?
f. Apakah penerimaan uang disetor langsung ke bank?
g. Apakah ada prosedur yang diikuti dalam transaksi
penerimaan kas?
4. Pengeluaran Kas
a. Apakah sebelum kas dikeluarkan harus melalui
voucher atau bukti persetujuan atasan?
b. Apakah bukti pengeluaran kas yang telah disetujui
diberi tanda lagi ketika telah diuangkan?
c. Apakah sewaktu cek ditandatangani didukung oleh
bukti penggunaan cek?
d. Apakah cek tidak ditandatangani jika belum diisi?
e. Apakah cek yang batal dirobek atau ditandai?
f. Apakah terdapat sistem pengendalian dan otorisasi
yang memadahi terhadap pengeluaran kas?
g. Apakah staf membuat rekonsiliasi bank secara
periodik?
h. Apakah ada catatan / pembukuan cek atau slip cek
disimpan?
5. Penjualan dan Penagihan
a. Apakah ada catatan tentang penjualan?
b. Apakah saldo piutang dikonfirmasi secara periodik
baik surat atau media lain?
c. Apakah kualitas piutang tergolong tidak mengalami
masalah, misalnya macet?
d. Apakah prosedur penghapusan piutang macet harus
melalui pemilik atau manajer?
6. Persediaan
a. Apakah ada gudang persediaan yang khusus dan
aman?
b. Apakah ada catatan, kartu, buku persediaan?
c. Apakah laporan mengenai data persediaan digudang
dibuat secara periodik?
d. Apakah ada pengecekan kebenaran persediaan secara
periodik?
Perpustakaan Unika

e. Apakah ada review persediaan misalnya melihat yang


rusak atau yang hilang secara periodik?
7. Aktiva Tetap
a. Apakah pemilikan aktiva tetap dipisah antara
perusahaan dengan pemilik?
b. Apakah ada catatan mengenai aktiva tetap?
c. Apakah ada penyusutan perusahaan?
d. Apakah ada ketentuan kapitalisasi dan atau
pembiayaan?
8. Pembelian
a. Apakah perusahaan memiliki prosedur baku tentang
persediaan?
b. Apakah setiap pembelian melalui persetujuan manajer?
c. Apakah pembelian dilakukan setelah melalui usulan
dari pihak yang memerlukan?
d. Apakah ada pemisahan fungsi antara yang melakukan
order pembelian dengan fungsi penerimaan barang?
e. Apakah hutang dicek dan dikonfirmasi secara
periodik?
f. Apakah ada pencatatan mengenai pembelian?
g. Apakah catatan tersebut disimpan dengan rapi
sehingga mudah ditemukan apabila dibutuhkan?
Perpustakaan Unika

JOB DESCRIPTION

i. Direktur Utama
 Memimpin seluruh kegiatan manajer bawahan untuk mencapai tujuan
perusahaan
 Menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang digariskan dewan
komisaris
 Melakukan koordinasi dengan manajer-manajer bagian dan memberikan
wewenang kusus, serta meminta pertanggung jawaban dalam pelaksanaan
kerja harian
 Selalu berkomunikasi dengan manajer lain untuk mengetahui apakah
kebijakasanaan perusahaan telah dijalankan dengan sebagaimana
mestinya
 Meminta saran-saran dan tindakan antisipasi dari manajer lain untuk
mngetahui apakah kebijaksanaan perusahaan telah dijalankan dengan
sebagaimana mestinya
 Menandatangani surat-surat perjanjian, giro bilyet, cek, kas, bon, dan
memeriksa laporan keuangan secara berkala

j. Manajer Personalia
 Melaksanakan penyelidikan, penyimpulan, dan mengemukakan bahan-
bahan ketata personaliaan yang telah ada dan yang akan digariskan oleh
pimpinan perusahaan
 Mengusulkan penambahan atau pengurangan pegawai
 Melakukan tes dan menyeleksi pengangkatan pegawai
 Membuat catatan prestasi pegawai yang meliputi kedisiplinan, kecakapan,
dan penampilannya
Perpustakaan Unika

k. Manajer Produksi
 Menandatangani laporan-laporan produksi
 Mengadakan rapat dengan bawahan untuk membicarakan masalah yang
timbul dan mencari jalan keluarnya
 Bertanggung jawab terhadap penyediaan barang yang cukup sesuai
dengan permintaan pasar menurut standar kualitas yang telah ditentukan
dengan efisensi kerja maksimal

l. Manajer Bagian Gudang


 Bertanggung jawab atas persediaan yang ada di gudang
 Menentukan jumlah maksimum dan minimum setiap jenis barang yang
ada di gudang
 Menandatangani dokumen-dokumen permintaan dan penerimaan barang
(persediaan)
 Mengecek penerima barang dari pemasok dan mencocokannya dengan
order pembelian
 Secara insidentil melakukan perhitungan secara fisik atas sisa barang
yang ada di gudang
 Mengatur dan menentukan tempat penyimpanan barang (lay out gudang)

m. Manajer Pemasaran
 Melakukan penilaian tugas dan prestasi bawahaannya untuk
mengembangkan karier dan kesejahteraan
 Melaksanakan rapat bulanan dengan bawahan untuk menganalisa
kemajuan yang telah dicapai dengan menetapkan langkah-langkah yang
akan diambil bulan berikutnya
 Bertanggung jawab atas semua laporan penjualan yang dilakukan oleh
bagian pemasaran
 Membuat rencana penjualan untuk diajukan kepada direktur utama dan
memberikan laporan hasil penjualan, perkembangan jumlah penjualan,
dan promosi perusahaan
Perpustakaan Unika

 Bertanggung jawab kepada tingkat pengelola pasar, tingkat penjualan,


dan penagihan penjualan

n. Manajer Keuangan
 Mengawasi ketertiban penggunaan sistem dan prosedur akuntansi yang
ditentukan
 Bekerjasama dengan departemen lain untuk mewujudkan kelancaran kerja
dan menyampaikan tujuan finansial perusahaan
 Berkonsultasi dengan direktur utama terhadap rencana pengeluaran yang
tidak wajar atau penyimpangan dari budget apabila ada kelebihan atau
kekurangan
 Bertanggung jawab terhadap laporan-laporan yang berhubungan dengan
sistem dan prosedur akuntansi
 Menyetujuai pengeluaran kas yang sesuai dengan syarat otorisasi yang
berlaku

7. Personalia
 Menyiapkan daftar gaji dan upah serta membagikannya kepada yang
berhak
 Merupakan penghubung antara personalia dan organisasi perburuhan

8. Kepala Keamanan (Satpam)


 Mengkoordinasi seluruh satpam yang ada
 Bertanggung jawab atas keamanan seluruh lingkungan perusahaan dan
keamanan aktiva perusahaan dari kemungkinan hilang atau rusak

9. Produksi
 Memproduksi barang sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan
 Bertanggung jawab atas semua hasil produksi
Perpustakaan Unika

10. Pengepakan
 Mengepak seluruh barang hasil produksi

11. Pembelian
 Bertanggung jawab untuk melaksanakan pembelian sesuai dengan
permintaan
 Berhak menunjuk pemasok barang
 Menganalisis data pemasok dan pelaksanaan kerjanya

12. Gudang
 Bertanggung jawab atas keamanan lingkungan gudang dan aktiva
perusahaan dari kemungkinan hilang, rusak, atau gangguan lain
 Mengevaluasi masuk dan keluarnya barang di gudang
 Mengajukan permintaan pembelian bila sisa barang yang ada di gudang
mendekati batas minimum
 Menghitung barang yang diterima dari pemasok secara fisik dengan teliti
dan menyimpan pada tempat yang telah disediakan
 Secara rutin memeriksa kondisi fisik barang dan mencocokkannya dengan
kartu persediaan

13. Perwakilan Jakarta, Semarang, Surabaya


 Bertanggung jawab atas penjualan pada daerah yang menjadi
wewenangnya
 Melaksanakan rencana penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan

14. Kasir
 Bertanggung jawab atas arus kas perusahaan
 Membuat laporan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran kas
 Menyerahkan seluruh penerimaan kas kapada manajer keuangan untuk
disetor ke bank
Perpustakaan Unika

 Menyimpan dan mempertanggung jawabkan sisa uang yang ada di


perusahaan

15. Administrasi (Akuntansi)


 Mengumpulkan catatan seluruh transaksi yang terjadi di perusahaan
 Melakukan rekonsiliasi bank
 Menyiapkan laporan keuangan secara berkala

16. Satpam
 Menjaga keamanan lingkungan perusahaan dan aktiva perusahaan
 Menyeleksi tamu yang berkunjung ke perusahaan

17. Salesman
 Aktif mencari pelanggan baru
 Menerima dan mengantarkan order pembelian dari pelanggan
Perpustakaan Unika

Laporan Audit Manajemen Fungsi Keuangan PT. IMI

Audit manajemen fungsi keuangan pada PT. IMI ini dilakukan untuk

mengevaluasi kinerja bagian keuangan PT. IMI. Audit manajemen ini didasari

oleh tidak maksimalnya bagian keuangan dalam melaksanakan fungsi

perencanaan. Audit manajemen fungsi keuangan dilakukan atas operasi bagian

keuangan yang berupa pencatatan keuangan perusahaan, perencanaan keuangan,

dan kegiatan pengendalian keuangan perusahaan. Proses audit dilakukan dalam

waktu satu bulan dengan pertimbangan agar tidak mengganggu jalannya operasi

perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Audit manajemen fungsi keuangan ini

mempunyai empat obyek audit sebagai sasaran pemeriksaan, yaitu sasaran

finansial perusahaan, perencanaan keuangan, struktur organisasi, dan

pengendalian keuangan perusahaan.

Ruang lingkup pemeriksaan dibatasi pada :

a) Pemeriksaan pada upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan, karena

auditor dapat memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara

mengenai tercapai tidaknya sasaran finansial perusahaan dan apakah fungsi

keuangan telah bersungguh-sungguh untuk berusaha agar dapat mencapai

sasaran tersebut, juga kegiatan apa saja yang dilakukan dalam rangka

pencapaian sasaran tersebut.

b) Pemeriksaan pada perencanaan keuangan yang selama ini dipakai. Pakah

perencanaan tersebut sudah disusun sesuai dengan kriteria perencanaan yang

baik, karena perencanaan keuangan yang mantap akan menghasilkan


Perpustakaan Unika

aktivitas keuangan yang lebih terarah dan dapat diprediksi dan juga akan

dapat lebih siap dengan alternatif keputusan jika ada permasahan yang

terjadi.

c) Pemeriksaan terhadap susunan organisasi, agar auditor dapat mengetahui

bagaimana pola penyusunan organisasi apakah sudah disusun berdasarkan

dengan prinsip organisasi.

d) Pemeriksaan sistem pengendalian keuangan yang meliputi pengendalian

terhadap aktiva perusahaan, termasuk didalamnya kas, persediaan, dan

aktiva tetap. Akan tetapi yang paling menjadi fokus perhatian utama untuk

diperiksa sistem pengendaliannya adalah kas dan persediaan, sedangkan

untuk aktiva tetap tidak diperiksa secara mendetail karena dinilai tidak

memiliki resiko bawaan setinggi kas dan persediaan. Pemeriksaan terhadap

kas, persediaan, dan aktiva tetap perusahaan dilakukan untuk menguji

sistem pengendaliannya, apakah dengan sistem pengendalian yang

dilakukan perusahaan selama ini dapat betul-betul mampu menjaga

keamanan aktiva tersebut atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan

mengajukan daftar pertanyaan, kemudian memperbandingkannya dengan

kriteria prinsip-prinsip pengendalian dalam sistem informasi akuntansi, juga

dilakukan pencarian bukti-bukti pendukung dari hasil temuan.

Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan, menemukan bahwa bagian

keuangan telah berhasil memberikan dukungannya terhadap upaya pencapaian

sasaran finansial perusahaan. Dukungan ini terwujud dalam laporan keuangan

yang menunjukkan hasil analisis rasio-rasio keuangan relatif baik, dan kepatuhan
Perpustakaan Unika

bagian keuangan dalam menjalankan instruksi perusahaan mengenai sistem

pengendalian keuangan perusahaan.

Perencanaan keuangan yang menjadi salah satu fungsi bagian keuangan

ternyata tidak dilaksanakan secara maksimal. Idealnya perencanaan keuangan

silakukan secara periodik dengan sistem peramalan yang tepat, namun bagian

keuangan tidak dapat membuat perencanaan secara mendetail karena kurangnya

waktu dan sumber daya. Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan dapat

membuat sistem budget yang sederhana sebagai pedoman aktivitas perusahaan.

Budget ini dapat dibuat oleh salah satu karyawan di bagian keuangan, perusahaan

tidak perlu lagi menambah jumlah karyawan khusus untuk perencanaan, akan

tetapi perusahaan harus mengevaluasi kembali job descripton bagian keuangan

sehingga karyawan mengetahui tugasnya dengan pasti.

Tidak adanya perencanaan termasuk perencanaan jumlah persediaan telah

mengakibatkan adanya indikasi penumpukan persediaan di gudang yang ditandai

dengan meningkatnya nilai persediaan yang tercantum dalam neraca, sedangkan

hasil rasio perputaran persediannya semakin rendah. Hal ini dapat diatasi dengan

pembuatan perencanaan jumlah persediaan dengan menghitung nilai EOQ

(Economic Order Quantity) untuk barang yang diproduksi sendiri dan EOQ untuk

persediaan bahan baku. Dengan hasil dari EOQ perusahaan dapat memperkirakan

jumlah produksi per hari dan tingkat penjualan per hari, sehingga jumlah

persediaan di gudang tidak mengalami penumpukan.

Pada struktur organisasi perusahaan dan pengendalian keuangan, sistemnya

sudah baik. Penyusunan struktur organisasi sudah baik dan sesuai dengan prinsip
Perpustakaan Unika

organisasi serta sudah ada sistem otorisasi dan pemisahan fungsi yang bagus.

Sistem otorisasi dalam struktur organisasi perusahaan juga mendukung dan

berkaitan dengan sistem pengendalian keuangan yang baik. Yang dinilai dalam

sistem pengendalian keuangan perusahaan sebenarnya lebih ditekankan pada

pelaksanaan sistem itu sendiri, apakah sistem pengendalian keuangan perusahaan

sudah dilaksanakan dengan baik dalam operasi perusahaan atau belum; apakah

dalam sistem tersebut masih ada celah untuk melakukan suatu tindak kecurangan

atau tidak.

Pengisian daftar pertanyaan oleh manajer bagian keuangan telah menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menghasilkan suatu kesimpulan bahwa sistem

pengendalian keuangan perusahaan sudah bagus. Kesimpulan ini juga didukung

dengan bukti-bukti rekomendasi yang terlampir. Meskipun daftar pertanyaan ini

tidak dapat memberikan pemahaman secara menyeluruh terhadap suatu prosedur

atau sistem pengendalian keuangan perusahaan, namun tetap dapat memberikan

informasi yang diperlukan sehubungan dengan sistem pengendalian keuangan

perusahaan.

Kesimpulan secara umum yang dapat diambil adalah bahwa perusahaan

telah dapat beroperasi dengan baik dan tetap dapat terus bertahan bahkan

berkembang dalam kondisi perekonomian indonesia yang tidak stabil. Bagian

keuangan juga telah melaksanakan sebagian besar fungsinya dengan maksimal.

Kondisi keuangan perusahaan secara umum tidak mengalami masalah yang cukup

serius, namun tetap perlu memperhatikan masalah perencanaan terutama pada

perencanaan jumlah persediaan.


Perpustakaan Unika

Auditor telah melaksanakan seluruh proses audit manajemen ini dengan

baik tanpa adanya suatu hambatan yang berarti, dan semuanya itu tidak lepas dari

dukungan semua pihak di PT. IMI, terutama bagian keuangan yang telah

menyambut pelaksanaan audit dengan tangan terbuka. Tak lupa auditor

mengucapkan terimakasih kepada Direktur utama PT. IMI, Manajer keuangan PT.

IMI, dan seluruh staff dan karyawan PT. IMI atas segala kerjasama yang

diberikan selama proses audit.


Perpustakaan Unika

Perencanaan Tahun 2005

Tujuan :

 Pemadatan biaya produksi

 Meningkatkan penjualan

Upaya :

 Mencari pemasok dengan penawaran yang lebih rendah di daerah jateng

 Meningkatkan kualitas barang produksi

 Mencari pelanggan baru di daerah jatim

Penanggung jawab :

 Mencari pemasok baru : Manajer bagian gudang

 Peningkatan kualitas produk : Manajer produksi

 Mencari pelanggan baru : Manajer pemasaran & kantor perwakilan surabaya


C. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. IMI

Direktur Utama

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian
Personalia Produksi Gudang Pemasaran Keuangan

Personalia Keamanan Produksi Pengepakan Pembelian Gudang Perwakilan Perwakilan Perwakilan Kasir Administrasi
Jakarta Semarang Surabaya

Satpam Salesman Salesman Salesman


PT. Indonesia Miki Industries
Neraca Tahun 2002

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar : Pasiva Lancar :


Kas 125.750.000 Hutang Usaha 624.570.300
Kas di Bank 1.830.340.210 Hutang Pajak 30.402.772
Piutang Dagang 736.500.000 Hutang Aviliasi 447.818.230
Piutang Lain-lain 342.890.230 Biaya yang masih harus dibayar 1.653.428.600
Piutang Aviliasi 271.196.150 Total Pasiva Lancar 2.756.219.902
Persediaan 1.005.320.000
Biaya dibayar di muka 27751.000 Modal 2.650.800.000
Total Aktiva Lancar 4.339.747.590 Laba yang ditahan 725.316.888
Laba tahun berjalan 129.500.800
Aktiva Tidak Lancar :
Aktiva Tetap 2.151.720.000
Penyusutan (229.630.000)
Total Aktiva Tidak Lancar 1.922.090.000

Total Aktiva 6.261.837.590 Total Pasiva 6.261.837.590


PT. Indonesia Miki Industries
Neraca Tahun 2003

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar : Pasiva Lancar :


Kas 100.625.000 Hutang Usaha 513.974.125
Kas di Bank 1.981.420.631 Hutang Pajak 41.214.340
Piutang Dagang 723.956.350 Hutang Aviliasi 496.731.560
Piutang Lain-lain 371.357.025 Biaya yang masih harus dibayar 1.652.648.915
Piutang Aviliasi 242.187.380 Total Pasiva Lancar 2.704.568.940
Persediaan 1.264.633.250
Biaya dibayar di muka 27.751.000 Modal 2.650.800.000
Total Aktiva Lancar 4.711.930.636 Laba yang ditahan 854.817.688
Laba tahun berjalan 194.204.008
Aktiva Tidak Lancar :
Aktiva Tetap 2.151.720.000
Penyusutan (459.260.000)
Total Aktiva Tidak Lancar 1.692.460.000

Total Aktiva 6.404.390.636 Total Pasiva 6.404.390.636


PT. Indonesia Miki Industries
Neraca Tahun 2004

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar : Pasiva Lancar :


Kas 130.458.000 Hutang Usaha 475.846.000
Kas di Bank 2.075.420.631 Hutang Pajak 56.327.133
Piutang Dagang 863.716.800 Hutang Aviliasi 502.716.085
Piutang Lain-lain 310.850.025 Biaya yang masih harus dibayar 1.557.102.517
Piutang Aviliasi 281.527.000 Total Pasiva Lancar 2.591.991.735
Persediaan 1.382.430.520
Biaya dibayar di muka 27.751.000 Modal 2.650.800.000
Total Aktiva Lancar 5.072.153.706 Laba yang ditahan 1.049.021.696
Laba tahun berjalan 243.170.275
Aktiva Tidak Lancar :
Aktiva Tetap 2.151.720.000
Penyusutan (688.890.000)
Total Aktiva Tidak Lancar 1.462.830.000

Total Aktiva 6.534.983.706 Total Pasiva 6.534.983.706


PT. Indonesia Miki Industries
Laporan Laba Rugi
Tahun 2002

Penjualan 2.271.477.000
HPP 1.913.032.800
Laba Kotor 358.444.200

Beban Penjualan 64.371.000


Beban Umum dan Administrasi 38.626.200
Laba Bersih (EBIT) 255.447.000
Beban Bunga 88.303.000
Laba Bersih sebelum Pajak 167.144.000
Pajak Penghasilan 37.643.200

Laba Bersih 129.500.800


PT. Indonesia Miki Industries
Laporan Laba Rugi
Tahun 2003

Penjualan 2.311.850.000
HPP 1.857.360.700
Laba Kotor 454.488.300

Beban Penjualan 73.163.400


Beban Umum dan Administrasi 40.541.800
Laba Bersih (EBIT) 340.793.100
Beban Bunga 81.205.942
Laba Bersih sebelum Pajak 259.577.158
Pajak Penghasilan 65.373.150

Laba Bersih 194.204.008


PT. Indonesia Miki Industries
Laporan Laba Rugi
Tahun 2004

Penjualan 2.415.380.000
HPP 1.884.577.475
Laba Kotor 530.802.525

Beban Penjualan 79.280.300


Beban Umum dan Administrasi 43.852.630
Laba Bersih (EBIT) 407.669.595
Beban Bunga 78.140.620
Laba Bersih sebelum Pajak 329.528.975
Pajak Penghasilan 86.358.700

Laba Bersih 243.170.275


Analisis Laporan Keuangan PT.IMI

2002 2003 2004


1 Rasio Likuiditas

Aktiva Lancar 4.339.747.590 4.711.930.636 5.072.153.706


a) Rasio Lancar  RL   1,57 RL   1,74 RL   1,96
Pasiva Lancar 2.756.219.902 2.704.568.940 2.591.991.735

b) Rasio Cepat 4.339.747.590  4.711.930.636  5.072.153.706 


Aktiva Lancar  persediaan
 1.005.320.000 1.264.633.250 1.382.430.250
Pasiva Lancar RC  RC  RC 
2.756.219.902 2.784.568.940 2.591.991.735

3.334.427.590 3.447.297.386 3.689.723.456


  1,21   1,21   1,42
2.756.219.902 2.784.568.940 2.591.991.735

2 Rasio Leverage

a) Total Hutang terhadap Aktiva

Total Hutang 2.756.219.902 2.784.568.940 2.591.991.735


Rasio Hutang  RH   44% RH   43% RH   40%
6.261.837.590 6.404.390.636 6.534.983.706
Total Aktiva

b) Laba terhadap beban bunga

EBIT 255.447.000 340.793.100 407.669.595


Rasio Penutupan  RP   2,89 RP   4,20 RP   5,22
Beban Bunga 88.303.000 81.205.942 78.140.620
3 Rasio Aktivitas

a) Perputaran Persediaan

2.271.477.000 2.311.850.000 2.415.380.000


Penjualan PP   2,26 PP   1,83 PP   1,75
PP  1.005.320.000 1.264.633.250 1.382.430.250
Persediaan

b) Periode Penagihan rata-rata

Penjualan Per hari 2.271.477.000 2.311.850.000 2.415.380.000


PPH  PPH  PPH 
Penjualan Tahunan
 360 360 360
360  6.309.658  6.421.806  6.709.389

1.350.586.380 1.337.500.755 1.456.093.825


PPR  PPR  PPR 
Piutang 6.309.658 6.421.806 6.709.389
PPR 
Penjualan Per Hari  214,05 Hari  208,27 Hari  217,02 Hari

c) Perputaran Aktiva Tetap


2.271.477.000 2.311.850.000 2.415.380.000
PAT   1,18 PAT   1,37 PAT   1,65
Penjualan 1.922.090.000 1.692.460.000 1.462.830.000
PAT 
Aktiva Tetap Bersih

d) Perputaran Total Aktiva 2.271.477.000 2.311.850.000 2.415.380.000


PTA   0,36 PTA   0,36 PTA   0,37
6.261.837.590 6.404.390.636 6.534.903.706
Penjualan
PTA 
Total Aktiva
4 Rasio Profitabilitas

a) Marjin Laba atas Penjualan

Laba Bersih 129.500.800 194.204.008 243.170.275


Marjin Laba  ML   6% ML   8% ML   10%
2.271.477.000 2.311.850.000 2.415.380.000
Penjualan

b) Hasil Pengembalian atas total aktiva


(ROA) 129.500.800  194.204.008  243.170.275 
Laba Bersih  Bunga1  Pajak  ROA  88.303.0001 30% ROA 
81.205.9451 30%
ROA 
78.140.6201 30%
ROA  6.261.837.590 6.404.390.636 6.534.983.706
Total Aktiva 191.312.900 251.048.170 297.868.715
  3%   4%   5%
6.261.837.590 6.404.390.636 6.534.983.706

129.500.800 194.204.008 243.170.275


c) Hasil Pengembalian atas Modal (ROI) ROI   5% ROI   7% ROI   9%
2.650.800.000 2.650.800.000 2.650.800.000
Laba Bersih
ROI 
Modal

Anda mungkin juga menyukai