Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah asuransi ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Dan saya sangat berterima kasih
kepada Dosen Bank Dan Lembaga Keuangan yang telah memberikan tugas untuk membuat
makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sejarah asuransi, pengertian asuransi, jenis-jenis asuransi di
Indonesia, fungsi dan manfaat dari asuransi serta prinsip dasar asuransi. Kami menyadari masih
banyak kekurangan didalam tugas pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Sejarah Asuransi
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Asuransi
2.2 Jenis-jenis Asuransi
2.3 Fungsi, Manfaat dan keuntungan Asuransi
2.4 Prinsip Dasar Asuransi
2.5 Risiko dan Ketidakpastian
2.6 Pengertian Asuransi Syariah
2.7 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Bab III Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Zaman sekarang ini banyak resiko dimasa depan dapat terjadi kepada siapa saja
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas, misalnya yang
terjadi dalam kecelakaan, kematian maupun sakit semua itu dapat menimpa seseorang yang
membuat kerugian besar bagi yang mengalaminya. Oleh karena itu setiap resiko yang dihadapi
oleh seseorang harus ditanggulangi sebelum mengalami kerugian yang leih besar lagi. Salah
satunya cara menanggulanginya adalah dengan menggunakan jasa asuransi. Saat ini
perusahaan asuransi sudah banyak di Indonesia hal-hal apa pun bisa diasuransikan.

1.2 Sejarah Asuransi Di Indonesia

Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita
pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat
berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan
demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman
penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan.
Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir
tidak mencatat sejarah perkembangan.

Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah
:
 Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
 Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi
yang berkantor pusat
di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.

Asuransi Zaman Kemerdekaan

Sampai tahun 1964 pasar industry asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh
Perusahaan Asing terutama Belanda dan Inggris. Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia
mereka mendirikan sebuah badan yang disebut “Bataviasche Verzekerings Unie” (BVU) pada
tahun 1946 yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif.

Dengan demikian dari setiap penutupan masing-masing anggota BVU memperoleh share
tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur dan tenaga
asuransi masih kurang sekali. Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian
yang pertama, yakni NV. Maskapai Asuransi Indonesia yang kemudian pada awal 2004 sudah
menjadi PT. MAI PARK. Pada saat itu sebagai perintis perusahaan asuransi kerugian nasional
yang pertama, maka perusahaan ini harus bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang
unggul baik dalam factor pemodalan maupun pengetahuan teknis. Dengan berdirinya
perusahaan asuransi kerugian nasional tersebut keberanian pengusaha nasional dipacu untuk
mendirikan perusahaan-perusahaan asuransi kerugian.

Keberanian ini didukung pula oleh Peraturan Pemerintah bahwa semua barang impor harus
diasuransikan di Indonesia. Peraturan ini dimaksudkan untuk menanggulangi pemakaian
devisa untuk membayar premi asuransi di luar negeri. Pada tahun 1953 berdiri pula perusahaan
swasta nasional yang bergerak dalam bidang reasuransi Belanda dan Inggris di Indonesia,
pemakaian devisa untuk membayar premi reasuransi ke luar negeri juga masih tetap besar.
Untuk menanggulangi hal ini didirikanlah pada tahun 1954 sebuah perusahaan reasuransi
professional yakni PT. REASURANSI UMUM INDONESIA yang mendapat dukungan dari
bank-bank pemerintah.

Lembaga tersebut terakhir mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengikat perusahaan-


perusahaan asuransi asing untuk menggunakan jasa perusahaan reasuransi nasional. Langkah-
langkah yang diambil pemerintah dalam hal ini memberikan hasil yang diharapkan. Kegiatan
PT. Reasuransi Umum Indonesia pada tahun 1963 diperluas dengan kegiatan reasuransi jiwa.
Pada saat PT. Reasuransi Umum Indonesia didirikan, banyak perusahaan-perusahaan asuransi
kerugian nasional bermunculan, tetapi perkembangannya masih terhambat oleh persaingan
yang berat dari perusahaan-perusahaan asuransi swasta asing. Pada waktu perjuangan
mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia, pemerintah melakukan
nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan Inggris dinasionalisasi dalam
peristiwa konfrontasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara
mengalihkan/transfer resiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan
asuransi.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 disebutkan bahwa
“asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.

Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk
transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain
(penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune,
melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta
ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan
premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang
mungkin dideritanya. Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian
yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana
pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang
akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.

2.2 Jenis – Jenis Asuransi

Berdasarkan pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima jenis asuransi, yaitu :
1. Asuransi terhadap kebakaran
2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
3. Asuransi terhadap kematian orang ( Asuransi jiwa )
4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan disungai-sungai

Jenis-jenis asuransi yang terdapat di Indonesia terdiri dari :

 Asuransi Kesehatan


Jenis asuransi seperti ini tampaknya adalah yang paling banyak digunakan mengingat jaman
sekarang ini biaya untuk berobat dan rumah sakit sangatlah mahal, oleh karena itu jenis
asuransi ini sangat saya anjurkan terutama untuk seluruh keluarga atau yang mempunyai
pekerjaan yang beresiko tinggi, karena jika suatu saat kita membutuhkan pelayanan medis
maka asuransi ini dapat memperingan beban biaya.
 Asuransi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan ini walaupun dalam
kenyataannya pendidikan itu adalah hal yang mahal. Jika kamu merasa pendapatan dimasa
yang akan datang tidak akan mencukupi biaya pendidikan anak-anak kamu maka sebaiknya
segera memikirkan untuk mengikuti asuransi jenis ini.

 Asuransi Pengangkutan


Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan resiko
terhadap pengangkutan barang.
Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
a. Asuransi pengangkutan darat - sungai
b. Asuransi pengangkutan laut
c. Asuransi pengangkutan udara

 Asuransi Jiwa


Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang berjanji akan
membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah uang yang telah
ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-lambatnya pada waktu yang
ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen yang
menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan sejumlah dana apabila
konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi
jiwa ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan, walaupun ini tidak
diharap-harap.

Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:


a. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah tiba saatnya
(meninggal/habis masa asuransinya) maka ganti rugi akan dibayar sekaligus.

b. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang
dipertanggungkan masih hidup.
 Asuransi Perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu sebab yang
dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya biasanya didasarkan
kepada keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan tersebut.

2.3 Fungsi, Manfaat, dan Keuntungan Asuransi

Fungsi Utama (Primer)

a) Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of loss)
dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung (a risk
transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan
terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi
asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim
dengan syarat pembayaran premi.

b) Penghimpun Dana

Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada
mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber-
asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa
sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan dipergunakan untuk membayar kerugian
yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.

c) Premi Seimbang

Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing –
masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya
kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai
Pertanggungannya.

Fungsi Tambahan (Sekunder)

a) Export Terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-
barang tak nyata (intangible product) keluar negeri
b) Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang
pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan
sebagai tabungan
c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
d) Sarana pencegah & pengendalian kerugian

Manfaat Asuransi

1. Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian yang diderita satu pihak
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya
3. Pemerataaan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu
dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu
dan tidak pasti
4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang
5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan
dalam jumlah yang lebih besar. Khusus berlaku untuk asuransi jiwa
6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi
(bekerja)

Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti pemahamannya
terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun bank syariah. Padahal dari sisi
mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal
mengelola keuangan terutama untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun
manajemen asuransi terus meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan
asuransi besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak salamanya positif.

Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya saja menggadaikan
nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau kecelakaan.
Susah mengurus klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir
ini hanya gara-gara data yang tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa
dipenuhi.

Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian keuntungan
asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu dipahami. Dengan demikian,
budaya asuransi masih belum terlalu akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah
memiliki pemahaman bahwa yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu
mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan menanggalungi keadaan darurat, masih banyak
yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan membeli emas
bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa misalnya.

Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia terhadap
berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki
perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih untuk
membelanjakan uang mereka guna membeli kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang
dianggap kurang penting atau untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat. Memang
tidak bisa dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia masih sulit
untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat dalam mengatasi kebutuhan
untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder semata. Dan pengertian kebutuhan
primer dan sekunder juga dipahami dalam arti sempit.

Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya program
asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak

perlu heran sekalipun mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan
sebagian masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang.
Selain itu ada pandangan dari masyarakat yang menganggap bahwa asuransi adalah
haram. Sebab, dengan asuransi itu dianggap sama halnya dengan mengandalkan keselamatan
dan menggadaikan diri pada sesama manusia. Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya
keliru. Karena pada dasarnya asuransi bukan membuang uang atau mengandalkan masalah
keselamatan pada sesama manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan resiko sesuatu
pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang akan
mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan
mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi
tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi tidak
perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk tabungan
atau barang berharga tidak cukup.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau
menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang mencairkan
uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim
kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal
sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang
jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika persyaratan
administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai
klaim yang diajukan oleh para nasabah.

Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara
langsung, seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan

untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi
kesehatan mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit
atau klinik kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.

Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi nasabah

Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya


pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang
menyebabkan seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif
seperti telah disebutkan sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak
perusahaan asuransi sendiri misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat.
Terlepas dari itu semua, beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika
menjadi nasabah perusahaan asuransi antara lain :
a) Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f) Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g) Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi


a) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi untuk mengurangi
risiko yang pasti ( misalnya kematian) dan mungkin (misalnya kecelakaan) terjadi dalam
masyarakat dengan cara mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi atau
risiko yang terjadi dalam masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi.

berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi yaitu:

1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang akan memberikan


keuntungan tertentu yaitu berupa pengurangan kerugian dan pengurangan biaya yang
menyangkut pertanggungan tersebut.
2. Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang terjadi dapat berupa
pereduksian sebab-sebab yang dapat menimbulkan kerugian, perlindungan produk atau orang
yang akan dirugikan, pengurangan kerugian, dan perlindungan agar produk yang telah rusak
tidak semakin rusak.
3. Memberikan keuntungan tertentu pada masyarakat yang mengikuti asuransi karena dengan
mengetahui besarnya risiko yang terjadi dapat diketahui besarnya kerugian yang dialami.

2.4 Prinsip Dasar Asuransi

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar asuransi yang harus dipenuhi yaitu :

 Insurable Interest adalah hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
 Utmost Good Faith adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,
semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik
diminta maupun tidak. Artinya adalah penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan
jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertangung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
 Proximate Cause adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari
sumber yang baru dan independen.
 Indemnity adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi financial

dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
 Subrogation adalan pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
 Contribution adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity.
2.5 Risiko dan Ketidakpastian

Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian. Risiko dalam industry perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian
dari kerugian financial atau kemungkinan terjadinya kerugian.

Jenis-jenis risiko:
- Risiko murni adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian
dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan
keuntungan
- Risiko Spekulatif adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan untuk
mendapat kerugian.
- Risiko Individu adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti risiko pribadi, risiko harta, risiko tanggung gugat

Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa
pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi tergantung pada faktor-
faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan.
Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan
dalam polis asuransi.

Contoh Perusahaan Asuransi di Indonesia

1. AIA Financial
Berdiri tahun 1983, Sempat berganti nama dari PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti menjadi Lippo
Life, kemudian AIG Lippo dan setelah 80% sahamnya dimiliki American International
Assurance, berubah nama menjadi AIA Financial.

2. Allianz
Merupakan cabang dari Allianz SE Jerman, yang merupakan salah satu perusahaan asuransi
terbesar di dunia. Masuk di Indonesia sejak tahun 1981. Bergerak pada bidang asuransi jiwa,
kesehatan, employee benefit, serta dana pension dan saving.

3. Avrist
Berdiri sejak 1975, PT Avrist Assurance (Avrist) adalah perusahaan asuransi jiwa patungan
multinasional pertama di Indonesia, yang menyediakan program asuransi jiwa, asuransi
kecelakaan dan kesehatan, asuransi jiwa kredit dan pension, baik untuk perorangan maupun
kelompok, termasuk produk-produk asuransi jiwa berbasis syariah/tafakul, melalui beragam
saluran distribusi.

4. Axa Mandiri
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan AXA Group. Jika anda
nasabah Bank Mandiri mungkin sudah pernah ditawarkan asuransi ini.
5. Bumiputera 1912
Merupakan salah satu perusahaan asuransi paling tua di Indonesia. Sesuai namanya, didirikan
pada tahun 1912. Yang menarik dari asuransi ini adalah prinsip mutual share yang mereka
pegang, dimana setiap pemegang polis adalah pemilik perusahaan.

6. CIGNA
Asuransi CIGNA berdiri di Indonesia sejak tahun 1990. Merupakan cabang dari perusahaan
asuransi CIGNA Group yang bermarkas di connectiout, Amerika Serikat

7. Jiwasraya
PT Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di sector
asuransi. Perusahaan ini didirikan pada 31 Desember 1859 dengan nama Nederlandsche
Indische Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij (NILLMIJ) dan merupakan perusahaan
asuransi jiwa pertama yang didirikan di Indonesia.

8. Manulife
Perusahaan asuransi ini adalah cabang dari Manulife Financial yang merupakan salah satu
perusahaan asuransi jiwa terbesar di dunia yang diukur nerdasarkan kapitalisasi pasar.
Manulife saat ini memiliki sekitar 26.000 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia perusahaan
ini berdiri sejak tahun 1985.

9. Prudential
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan
bagian dari prudential plc, group jasa keuangan ritel berbasis di London, Inggris. Pada tahun
2011, unit asuransi jiwa dari Prudential dinobatkan sebagai perusahaan asuransi terbaik oleh
majalah investor untuk perusahaan dengan asset diatas 10 triliyun.

10. Sinar Mas


Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan anak perusahaan dari perusahaan Sinar Mas Group
yang didirikan pada tanggal 27 Mei 1985. Pada pertama kali berdiri, dinamakan PT. Asuransi
Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian pada tahun 1991 baru berubah menjadi PT. Asuransi
Sinar Mas.

2.6 Pengertian Asuransi Syariah

Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta
mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta.
Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta
investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong menolong
atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip
dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama

manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.
Asuransi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan asuransi konvensional,
yaitu mencari ridha Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Asuransi syariah memiliki
karakteristik tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya bisa membedakan dirinya dengan
asuransi konvensional.
Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama : akad yang dilakukan adalah akad at-Takafuli.
Kedua : selain tabungan, peserta juga dibuatkan tabungan derma.
Ketiga : merealisir prinsip bagi hasil.
Secara structural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia masih menginduk
pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara umum (konvensional). Baru ada
peraturan yang secara tegas menjelaskan asuransi syariah pada Surat Keputusan Direktur
jendral Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.

2.7 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah

Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi
sosial. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dah, misi ibadah,
misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang
bertentangan dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi konvensional tidak ada dewan
pengawas sehingga dalam praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya tidak
sesuai dengan kaidah syariah.
Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli sedangkan akad
dalam asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.

Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-batas
perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau system yang
digunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Investasi dilakukan dengan
batas perundang-undangan, sepanjang tidak bertenangan dengan prinsip syariah. Bebas dari
riba dan tenpat investasi yang terlarang.
Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional seluruhnya
menjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut kemana saja.
Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam bentuk iuran atau
kontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan sebagai pemegang amanah
dalam mengelola dana tersebut.
Tidak ada pemisahan dana dalam asuransi konvensional. Pada beberapa produk tertentu
dapat mengakibatkan dana hangus. Dalam asuransi syariah ada pemisahan dana yaitu dana
ta’barru, derma dan dana peserta sehingga tidak mengenal dana hangus.
Adanya transfer of risk dalam asuransi konvensional atau terjadinya transfer resiko dari
nasabah keped menanggung (perusahaan). Lain halnya dalam asuransi syariah yang mengenal
adanya sharing of risk yang berarti terjadinya proses saling menanggung antara satu peserta
dengan peserta lain.
Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan. Perusahaan
akan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena segala resiko sudah ditransfer
dari nasabah ke perusahaan. Sumber dana klaim dalam asuransi syariah dari rekening ta’barru,
yaitu peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mengalami musibah, maka peserta
lain akan ikut menanggung resiko.
Dalam asuransi konvensional. Seluruh keuntungan yang didapat adalah milik perusahaan.
Sedangan dalam asuransi syariah keuntungan tidak sepenuhnya milik perusahaan tetapi dibagi
antara peserta dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip bagi hasil.
BAB III
KESIMPULAN

Di zaman dahulu banyak sekali masyarakat yang tidak paham tentang pengertian asuransi dan
tidak mengerti dampak positif dari asuransi, tetapi sekarang perusahaan asuransi sudah banyak
di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat maka pengertian dan pentingnya semakin luas
dimasyarakat. Asuransi sendiri pada perkembangannya mengalami banyak perubahan dan
semakin banyak jenisnya dari mulai hal yang wajar sampai hal-hal yang tidak wajar pun bisa
diasuransikan. Banyak masyarakat yang menggunakan jasa asuransi didalam kehidupan sehari-
hari karena saat ini banyak sekali resiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang sebelum
semua itu dihadapi terlebih dahulu kita menanggulanginya agar tidak terjadi kerugian besar.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha


Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi untuk memberi pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti.
Atau untuk pemberian suatu pembayaran uang yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.

Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko yang pasti misalnya
kematian kecelakaan dll. Sedangkan manfaatnya adalah dapat memberikan rasa aman dan
perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan
sebagai jaminan untuk memperoleh kredit, berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan,
alat penyebaran risiko, dan membantu meningkatkan kegiatan usaha.

Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga keuangan, dalam usaha


perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan sebuah sistem
dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh
kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh
sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan
operasional perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/
dilimpahkan kepada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://mediaasuransi.blogspot.com/2008/03/pengertian-dan-sejarah-asuransi.html

 http://asuransiaja.blogspot.com/2012/08/pengertian-dan-sejarah-asuransi-di.html

 http://www.anneahira.com/makalah-asuransi.htm

 http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi

Anda mungkin juga menyukai