Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI DAN PRINSIP ADMINISTRASI PUBLIK

DALAM PELAYANAN PUBLIK


Isabella[1]

Pendahuluan
Kritik terhadap pelayanan publik di Indonesia masih terus berlangsung.
Pelayanan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat selalu
diidentikan dengan urusan yang berbelit-belit, birokrasi yang panjang dan lama,
serta membutuhkan biaya yang mahal. Walaupun sudah ada upaya perbaikan
melalui kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
kepentingan publik, namun pandangan tentang pelayanan yang buruk terhadap
kepentingan masyarakat masih terus berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari
pelayanan yang mendasar masyarakat seperti layanan kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, kependudukan dan administrasi.
Dalam administrasi publik telah dikaji berbagai strategi dalam mencermati
peran administrasi dibidang pelayanan publik. Administrasi publik dimaksudkan
untuk lebih memahami hubungan pemerintah dengan publik serta
meningkatkan responsibilitas kebijakan terhadap kebutuhan publik dan juga
melembagakan praktek-praktek manajerial agar terbiasa melaksanakan suatu
kegiatan dengan efektif, efisien, dan rasional.
Istilah administrasi publik menunjukkan bagaimana pemerintah berperan
sebagai agen tunggal yang berkuasa atau sebagai regulator, yang aktif dan
selalu berinisiatif dalam mengatur atau mengambil langkah dan prakarsa, yang
menurut mereka penting atau baik untuk masyarakat karena diasumsikan
bahwa masyarakat adalah pihak yang pasif, kurang mampu, dan harus tunduk
dan menerima apa saja yang diatur oleh pemerintah (Keban, 2008:4).
Kemudian istilah administration for publik menunjukkan suatu konteks yang
lebih maju, yaitu pemerintah lebih berperanan dalam mengemban misi
pemberian pelayanan publik (service provider). Dalam konteks ini diasumsikan
bahwa pemerintah lebih responsive atau lebih tanggap terhadap apa yang
dibutuhkan masyarakat dan lebih mengetahui cara terbaik untuk memberi
pelayanan publik kepada masyarakat.
Prinsip-Prinsip dan Strategi Administrasi publik
Sebagaimana diketahui bahwa dalam administrasi publik terdapat empat belas
prinsip yang dikemukakan oleh Hendry Fayol dalam Robbins (2001:380) yang
terdiri dari
1. Pembagian pekerjaan, prinsip ini sama dengan pembagian tenaga kerja
menurut Adam Smith, spesialisasi meningkatkan hasil yang membuat
tenaga kerja lebih efisien.
2. Wewenang. Manajer harus member perintah, wewenang akan membuat
mereka melakukan perintah dengan baik.
3. Disiplin. Tenaga kerja harus membantu dan melaksanakan aturan yang
ditentukan organisasi.
4. Komando. Setiap tenaga kerja menerima perintah hanya dari yang
berkuasa.
5. Kesatuan arah. Beberapa kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai
tujuan yang sama dapat diperintah oleh seorang manajer menggunakan
satu rencana.
6. Mengalahkan kepentingan individu untuk kepentingan umum.
7. Pemberian upah. Pekerja harus dibayar dengan upah yang jelas untuk
pelayanan mereka.
8. Pemusatan. Berhubungan pada perbandingan yang mana mengurangi
keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
9. Orang dan bahan-bahan dapat ditempatkan dalam hal yang tepat dan
dalam waktu yang tepat.
10. Keadilan. Manajer dapat berbuat baik dan terbuka pada bawahannya.
11. Stabilitas pada jabatan personal.
12. Inisiatif. Tenaga kerja yang menyertai untuk memulai dan membawa
rencana yang akan digunakan upaya pada tingkat tinggi.
13. Rasa persatuan. Kekuatan promosi tim akan tercipta dari keharmonisan dan
kesatuan dalam organisasi.

Sedangkan Herbert Simon (2004:68) membagi empat prinsip-prinsip


administrasi yang lebih umum:
1. Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan melalui suatu spesialisasi tugas di
kalangan kelompok,
2. Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan anggota kelompok di dalam
suatu hierarki yang pasti,
3. Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan membatasi jarak
pengawasan pada setiap sektor di dalam organisasi sehingga jumlahnya
menjadi kecil,
4. Efisiensi Administrasi ditingkatkan dengan mengelompokkan pekerjaan,
untuk maksud-maksud pengawasan berdasarkan: tujuan, proses, langganan,
tempat.

Dengan adanya spesialisasi, efisiensi administrasi diperkirakan akan meningkat


sejalan dengan peningkatan spesialisasi. Dengan kesatuan komando,
administrasi diperkirakan dapat ditingkatkan dengan mengatur anggota
organisasi dalam suatu hierarki wewenang yang pasti untuk mempertahankan
kesatuan komando. Dengan jarak pengawasan, efisiensi administrasi
diperkirakan meningkat dengan membatasi bawahan yang melapor langsung
kepada pengelolaannya masing-masing sehingga jumlahnya kecil, misalnya
enam orang. Dengan pengelompokan pekerjaan, efisiensi administrasi
diperkirakan meningkat, dengan mengelompokkan para karyawan menurut:
1. Tujuan,
2. Proses,
3. Langganan, dan
4. Tempat.

Harus diakui bahwa cakupan atau ruang lingkup administrasi publik sangat
kompleks tergantung dari perkembangan kebutuhan atau dinamika masalah
yang dihadapi masyarakat. Salah satu cara untuk melihat cakupan material atau
ruang lingkup administrasi publik dari suatu negara adalah dengan mengamati
jenis lembaga-lembaga departemen (kementrian) dan non departemen yang
ada dalam suatu negara atau daerah.
Berkaca dari kompleksnya cakupan atau ruang lingkup administrasi publik ini,
ditambah lagi dengan prinsip-prinsip yang terdapat didalamnya, memerlukan
strategi yang tepat dalam implementasi pelayanan publik. Strategis dalam
pelayanan publik dapat dilihat melalui enam dimensi strategis yang terdiri dari:
1. Dimensi kebijakan,
2. Dimensi struktur organisasi,
3. Dimensi manajemen,
4. Dimensi etika,
5. Dimensi lingkungan,
6. Dimensi akuntabilitas (Keban, 2008: 10).
Dimensi kebijakan menyangkut proses pembuatan keputusan untuk penentuan
tujuan dan cara atau alternative terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Proses
tersebut dapat dianalogikan dengan system kerja otak pada manusia yang
memberikan arahan atau tujuan dari suatu tindakan.
Dimensi struktur organisasi berkenaan dengan pengaturan struktur yang
meliputi pembentukan unit, pembagian tugas antar unit (lembaga-lembaga
publik) untuk mencapai tujuan dan target, termasuk wewenang dan tanggung
jawabnya. Proses tersebut dapat diumpamakan dengan system organ tubuh
manusia, yang memiliki peran dan fungsi tersendiri, dan siap melaksanakan
tugasnya setelah mendapat perintah dari otak.
Dimensi manajemen menyangkut proses bagaimana kegiatan-kegiatan yang
telah dirancang dapat diimplementasikan (digerakkan, diorganisir dan
dikontrol) untuk mencapai tujuan organisasi melalui prinsip-prinsip manajemen.
Hal ini dapat dianalogikan dengan system jantung dan urat nadi yang
menyalurkan darah ke seluruh tubuh termasuk ke organ-organnya dapat
bergerak dan berfungsi.
Sedangkan dimensi etika memberikan tuntunan moral terhadap administrasi
tentang apa yang salah dan apa yang benar, atau apa yang baik apa yang buruk.
Ini intuisi, dan suara hati nurani yang sering member teguran atau
mengendalikan diri manusia.
Dimensi lingkungan adalah suasana dan kondisi sekitar yang mempengaruhi
seluruh dimensi yang ada yaitu dimensi struktur organisasi, manajemen,
kebijakan dan tanggung jawab moral. Hal ini diibaratkan dengan suhu atau iklim
serta karakteristik lokasi dimana tubuh manusia bertumbuh dan berkembang.
Mana kala iklim atau suhu tersebut akan sakit atau terlambat untuk
berkembang. Iklim ini tergambar dalam system politik, social, ekonomi dan
budaya serta teknologi yang mewarnai dinamika administrasi publik dari suatu
Negara. Karena itu kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan menjadi sangat vital.
1. 3. Hubungan Strategi dan Prinsip Administrasi dalam Pelayanan
Publik
Kegiatan administrasi publik bertujuan memenuhi kepentingan publik atau
secara akademik dikenal dengan istilah publik interst. Dalam masyarakat
terdapat banyak kepentingan seperti kepentingan publik, pribadi, kelompok,
partai (politik), jabatan dan sebagainya. Namun kepentingan yang seharusnya
diperjuangkan oleh para administrator publik adalah kepentingan publik.
Kepentingan publik sering dikompetisikan dengan kepentingan-kepentingan
lain, dan dalam banyak kesempatan dikorbankan. Hal ini dapat tercermin dalam
pengambilan keputusan tentang apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya dan dimana dikerjakan, yang seringkali tidak sejalan dengan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Secara khusus, kegiatan administrasi publik difokuskan pada aspek manajemen
sebagai pelaksanaan dari kebijakan publik. Artinya administrasi publik lebih
berkenaan dengan kegiatan pengelolaan pelayanan publik dan penyediaan
barang-barang publik. Memang ada persepsi umum tentang administrasi publik
yaitu the management of publik affair. Karena itu kegiatan ini meliputi semua
yang dilakukan oleh para manajer publik.
Analogi mengenai administrasi publik sebagai tubuh manusia yang hidup dalam
suatu lingkungan memang sangat tepat karena terdapat saling hubungan
internal antara satu unsure dengan unsure lain seperti otak, jantung dan urat
nadi, organ tubuh, siste, sensor, termasuk adaptasi antara unsure-unsur ini
dengan suhu atau kondisi yang mengelilingi tubuh manusia. Dalam konteks
sebaliknya juga mempengaruhi lingkungannya. Dari saling pengaruh ini muncul
akibat yang dirasakan manusia. Apabila terganggu salah satu unsure, maka akan
mengganggu unsure yang lain.
1. 4. Penutup
Harus diakui bahwa lingkungan dapat mempengaruhi kinerja secara langsung
tanpa melalui kebijakan, manajemen, struktur organisasi, moral dan etika,
seperti masuknya kebiasaan dan tradisi masyarakat, perubahan gaya hidup,
perubahan harga dan nilai tukar, bencana alam dan sebagainya, yang
mempengaruhi kinerja organisasi publik karena menambah biaya dan tingkat
kesulitan yang lebih tinggi.
Saling hubungan antara dimensi kebijakan, manajemen, struktur organisasi dan
moral dapat dilihat dalam kehidupan birokrasi sehari-hari. Kebijakan yang
Nampak dari keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dapat
dipengaruhi oleh moral atau niat baik para pejabat (dapat dilihat dari
kecendrungan atau preferensi para pejabat daerah memutuskan program apa
yang harus dilakukan sesuai kepentingannya). Sebaliknya, moral yang jelek
dapat muncul apabila ada ruang-ruang gerak atau peluang regulasi atau
keputusan (kebijakan) yang secara sengaja dibuat kurang tegas atau kurang
jelas.
Pengaruh struktur organisasi dan manajemen terhadap kebijakan dapat dilihat
dari kasus dimana keputusan untuk melakukan suatu program yang telah
dirumuskan secara baik tetapi kemudian gagal terlaksana lantaran manajemen
dan pengaturan struktur organisasi tidak berjalan dengan baik. Contoh praktis
dapat dilihat dari kebijakan atau program yang gagal dijalankan di daerah
karena kelemahan praktek manajemen dan organisasi yang tidak professional.
Manajemen juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan. Apabila regulasi atau
kebijakan tertulis tentang bagaimana manajemen program di lapangan
diputuskan dengan pertimbangan yang kurang rasional atau kurang
menggunakan perhitungan yang matang maka manajemennya gagal. Contoh
praktis dapat dilihat dari kebijakan tender program/proyek yang berbelit-belit
sehingga akhirnya menghambat manajemen.
Untuk itulah perlu kompetensi-kompetensi strategis melalui dimensi-dimensi
strategis administrasi publik. Kompetensi dalam bidang kebijakan, manajemen,
pengaturan struktur organisasi, dan bertindak sesuai prinsip moral dan etika
yang benar, mampu beradaptasi dengan lingkungan, dan menunjukan
akuntabilitas kinerja, merupakan kompetensi standard bagi administrasi publik.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatih, Andy, 2010, Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Bandung: Unpad Press.
Keban, T. Yeremias, 2004, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik,
Yogyakarta: Gaya Media.
Nugroho, Riant, 2009, Publik Policy, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Saryadi, Sugeng, 2004, Meneropong Indonesia 2020, Jakarta: SSS Press

[1] Staff pengajar Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Budaya UIGM Palembang.

Anda mungkin juga menyukai