Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di kota palu, dengan titik pengambilan sampel

yaitu 11 penjual siomay yang berjualan di Lapangan Vatulemo Palu.

Kesebelas penjual siomay ini merupakan pedagang kali lima yang

setiap harinya memproduksi siomay untuk dijual.

Lokasi penjualan yang menjadi titik penelitian yaitu di Lapangan

Vatulemo Palu yang berada di pusat kota Palu. Setiap hari para penjual

siomay menjajakan dagangannya setiap sore yaitu pada pukul 15.00.

2. Identifikasi Bakteri Salmonella.

Pemeriksaan atau identifikasi pada bakteri Salmonella yang

dilaksanakan sejak tanggal 12 Maret sampai 18 Maret di Laboratorium

Kesehatan Daerah Palu. Adapun yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebelas makanan jajanan Siomay beserta

bumbunya yang dijajakan oleh pedagang kaki lima di Lapangan

Vatulemo Palu. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak satu kali dari

jam 17.00-11.00 pada tanggal 11 April.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah Palu

diperoleh hasil Kandungan Salmonella adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Hasil pemeriksaan bakteri Salmonella pada makanan jajanan pedagang

kaki lima di Lapangan Vatulemo Palu

Sumber : Data Primer, 2016

3. Identifikasi Bakteri Escherichia coli

Pemeriksaan bakteri Escherichia coli yang telah dilaksanakan sejak

tanggal 12 Maret sampai 18 Maret di laboratorium Kesehatan

Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palu. Adapun yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah sebelas makanan jajanan Siomay beserta

bumbunya yang dijajakan oleh pedagang kaki lima di Lapangan

Vatulemo Palu. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak satu kali dari

jam 17.00-11.00 pada tanggal 11 April.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah Palu

diperoleh hasil Kandungan Escherichia coli adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Hasil pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan

pedagang kaki lima di Lapangan Vatulemo Palu

4. Pembahasan

a. Identifikasi Bakteri Salmonella

b. Identifikasi Bakteri Escherichia coli


Makanan Jajanan adalah makanan yang berupa

Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang

keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa makanan dan

minuman tersebut pernah tercemar oleh tinja atau feses. Karena

bakteri-bakteri indikator sanitasi tersebut pada umumnya adalah

bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Adanya

bakteri tersebut pada makanan dan minuman menunjukkan bahwa

dalam satu atau lebih tahapan pengolahan makanan dan minuman

pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus

manusia dan oleh karena itu, makanan dan minuman mungkin saja

mengandung bakteri pathogen lainnya yang berbahaya.

Dari hasil pemeriksaan makanan jajanan secara

mikrobiologis di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Kemenkes Palu menunjukkan adanya sejumlah bakteri dari genus

Escherichia coli yang ditemukan pada makanan jajanan siomay

beserta bumbu kacangnya yang dijajakan pedagang kaki lima di

Lapangan Vatulemo Palu.

Menurut Dewanti & Haryadi (2005) Escherichia Coli

merupakan tergolong jenis bakteri yang berbahaya, bakteri ini

berbentuk basil mengakibatkan gangguan pada bagian perut dan

bisa menyebabkan radang. Pada keadaan yang lebih lanjut manusia

menjadi lemah karena kehilangan cairan, dan pada kondisi terparah

dapat menyebabkan kematian. Tanda dan gejala yang timbul dan


terjadi setelah masa inkubasi antara 12 sampai 24 jam biasanya

ditandai dengan muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, demam

dan berak-berak (diare).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

makanan jajanan siomay beserta bumbu kacangnya yang dijajakan

pedagang kali lima di Lapangan Vatulemo Palu dimana para

pedagang kaki lima tersebut memiliki tempat lokasi produksi

siomay dengan kode sampel Pedagang I Bertempat di Jl. Mangga,

Pedagang II Bertempat di Jl. Jambu, Pedagang 3 Bertempat di Jl.

Buah pala, Pedagang 4 Bertempat di Jl. Mangga, Pedagang 5

Bertempat di Jl. Sis Aljufri, Pedagang 6 Bertempat di Jl. Poebongo

Hasil penelitian Arlita dkk (2014) menunjukkan bahwa

adanya kontaminasi bakteri E.coli dapat disebabkan oleh cara

pengolahan bahan dan peralatan yang digunakan kurang terjaga

kebersihannya dan suhu pada saat pemasakan kurang atau tidak

tepat, sehingga dapat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya

bakteri E.coli. Kontaminasi bisa terjadi baik dari bahan baku

maupun penjamah makanan yang tidak sehat dan peralatan yang

digunakan pada proses pengolahan tidak bersih. Pada kondisi ini

penjamah makanan sebagai salah satu komponen penting dalam

penyelenggaran makanan menpunyai andil dalam rantai

penyebaran bakteri. Selain itu, pengetahuan penjamah makanan

tentang bahanya penyakit pada makanan dinilai sangat kurang dan


ini berdampak resiko tercemarnya pangan akibat dari perilaku

penjamah makanan.

Kontaminasi bakteri dapat terjadi baik pada saat

pengolahan dan penyajian makanan jajanan, karena pedagang

memiliki peranan dalam masuknya bakteri Escherichia coli dalam

makanan jajanan jika tidak melakukan pembuatan siomay secara

bersih yaitu tidak menggunakan sarung tangan. Air yang

digunakan untuk perebusan siomay tidak masak secara mendidih

dan pada saat penyajian piring atau wadah yang digunakan tidak

dijamin kebersihannya. Sehingga hal-hal tersebut membuat

penjamah makanan secara langsung kontak dengan makanan.

Anda mungkin juga menyukai