Anda di halaman 1dari 9

Pemicu

Seorang laki - laki, 23 tahun, belum menikah, mahasiswa, alamat Medan, berpakaian kurang
rapi, datang ke IGD RS, dibawa oleh keluarga.

Keluarga mengeluh OS sering berteriak - teriak di kamar ketakutan dan mengaku melihat
bayangan hitam yang mengganggunya, OS sering bicara - bicara sendiri, tertawa sendir, gelisah,
mudah marah, dan sering mengamuk jika dilarang keluar rumah. Hal ini berlangsung sejak 2 minggu
yang lalu. Keluarga mengeluh tingkah laku OS berubah akhir - akhir ini, pergi pagi pulang larut
malam dan jika ditanya darimana OS hanya bilang habis kumpul - kumpul dengan teman, dan jika
ditanya teman yang mana OS langsung marah dan membanting pintu kamar. Akhir - akhir ini OS
sering meminta uang pada ibunya dengan cara memaksa dan jika tidak diberi OS akan mengamuk dan
memaki - maki ibunya dan meninggalkan rumah. OS juga sudah mau melempari orang yang lewat
didepan rumahnyatanpa sebab, dan saat ditanya kenapa dilakukan, OS mengatakan ada suara - suara
yang menyuruh OS melakukan itu. OS sendiri merasa tidak ada keluhan kecuali susah tidur dan sakit
kepala.

Menurut Ibu OS, 1 minggu yang lalu OS terlihat tetangga OS menggunakan ganja bersama
temannya di kedai dekat rumah tapi OS menyangkal saat ditanya. Menurut teman OS yang sama -
sama pemakai, OS sudah menggunakan ganja lebih dari 1 tahun. Riwayat genetik : (-). Riwayat
penyakit fisik : (-). Riwayat gangguan mental emosional sebelumnya : (-). Riwayat penggunaan zat :
awalnya hanya coba - coba, makin lama makin sering, terakhir bisa 3 - 5 x/minggu 2-3 linting/x. Hal
ini dilakukan OS karena orangtua sering bertengkar dirumah dan OS ditinggal menikah oleh
pacarnya. Vital sign : dbn

1
I. Klarifikasi Istilah

II. Definisi Masalah

1. Berteriak dikamar (ketakutan) dan melihat bayangan hitam yang mengganggunya


2. Bicara sendiri, mudah marah dan sering mengamuk
3. OS merasa ada suara untuk melakukan sesuatu
4. Susah tidur dan sakit kepala

III. Analisa Masalah

1. Paranoid
Halusinasi Visual
Penggunaan ganja
2. Stressor Psikososial
Skizofrenia
Penggunaan zat yang berlebihan (ganja)
3. Halusinasi Auditorik
Penggunaan zat yang berlebihan (ganja)
4. Stres dan Withdrawal Syndrome

2
IV. Gali Konsep

Os Laki - laki 23 tahun

Keluhan : Pemeriksaan : Pemeriksaan Fisik :

 berteriak - teriak ketakutan  Riwayat genetik : (-)  Vital sign : dbn


 melihat bayangan hitam  Penyakit fisik : (-)
 bicara sendiri  Riwayat gangguan mental
 tertawa sendiri sebelumnya : (-)
 gelisah  Riwayat penggunaan zat :
 muda marah awalnya coba - coba,
 sering mengamuk menjadi 3 -5 x / minggu 2 -
 susah tidur 3 linting/x
 sakit kepala

DD :

 Gangguan mental karena


penggunaan ganja (psikotik)
dan predominan halusinasi
 Skizofrenia paranoid
 Gangguan Jiwa mirip
Skizofrenia

3
V. Learning Objective

1. Buatlah pemeriksaan status mentalis (pemeriksaan psikiatrik khusus pasien diatas)!


2. Tentukanlah diagnosis banding pasien diatas!
3. Tentukanlah diagnosis multiaksial pasien diatas!
4. Terangkanlah mengenai kanabinoida ( zat aktifnya, dosis dan linting, cara menggunakan)!
5. Terangkanlah pedoman diagnostik ketergantungan zat menurut PPDGJ - III!
6. Terangkanlah pedoman diagnostik gangguan psikotik yang terjadi akibat pemakaian zat
(menurut PPDGJ III) dan pembagiannya!
7. Anjuran pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan?
8. Penatalaksanaan pasien diatas?
9. Jenis- jenis zat yang membuat ketergantungan?

VI.Kumpulan Informasi

1. Pemeriksaan status mentalis :


 Penampilan : sesuai usia, kurang rapi, kesan kurang dapat mengurus diri
 Perilaku dan aktifitas psikomotor : hiperaktif
 Pembicaraan : isi kadang relevan, kadang tidak relevan
 Afek : inappropriate
 Sikap terhadap pemeriksa : kurang koperatif
 Mood : iritable (mudah diganggu, mudah dibuat marah)
 Gangguan bentuk umum pikiran : Psikosis (+),
 RTA : terganggu
 Gangguan bentuk spesifik pikiran : tidak dijumpai
 Gangguan persepsi isi pikiran : tidak dijumpai
 Gangguan persepsi : halusinasi visual dan auditorik (+)
 Kesadaran : Compos Mentis
 Memori Segera : tidak ada data
 Konsentrasi : tidak ada data
 Judgement Personal : terganggu
 Sosial : terganggu
 Insight : derajat 1
 Kemampuan mengendalikan Impuls : terganggu

2. Diagnosa Banding :
 Gangguan mental karena penggunaan zat psikotik dengan skizofrenia paranoid
 Skizofrenia Paranoid
 Gangguan Jiwa mirip Skizofrenia

3. Diagnosa Multiaksial :
 Aksis I
 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida dengan
gangguan psikotik , predominan halusinasi

4
 Aksis II
 -
 Aksis III
 -
 Aksis IV
 Orang tua sering bertengkar dan ditinggal pacar
 AksisV
 Gaf Scale : 20 - 11 ( Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri )

4. Kanabinoida (Kanabis)
 Definisi : Berasal dari tanaman canabis sativa
 Cara pakai : Dikeringkan, dirajah, digulungkan, dan dihisap seperti rokok
 Nama lain : Marijuana, ganja, grass, pot
 Substansi psikoaktif utama : Tetrahidrokanabinol
 Efek : Euforia, efek medis yang potensial sebagai analgesik, antikonvulsan, dan
hipnotik
 Efek Fisik : Dilatasi pembuluh darah konjungtiva (mata merah), takikardia ringan.
Dosis tinggi menyebabkan Hipotensi Ortostatik
 Pemakai Berat : URI kronis, kanker paru
 Pemakaian jangka panjang : Ketergantungan secara psikologis
 Intoksikasi : Gangguan persepsi, warna - warna tempat lebih terang, perlambatan
waktu yang subjektif, depersonalisasi dan derealisasi
 Setelah Pemakaian (8 - 12 jam) : Gangguan keterampilan motorik
 Efek bertambah berat jika ditambah alkohol
 1 linting = 0,5 - 1 gram kanabis mengandung ± 5 -150 mg THC

5. Pedoman Diagnostik Ketergantungan zat menurut PPDGJ III


 Adanya keinginan yang kuat / dorongan yang memaksa (kompulsi untuk
menggunakan zat)
 Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat sejak awal, usaha
penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan
 Keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian penggunaan zat atau
pengurangan, terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas, atau orang tersebut
menggunakan zat atau golongan zat yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan
atau menghindari terjadinya gejala putus zat
 terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan
guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah
(contoh yang jelas dapat ditemukan pada individu dengan ketergantungan alkohol dan
opiat yang dosis hariannya dapat mencapai taraf yang dapat membuat tak berdaya
atau mematikan bagi pengguna pemula )
 secara progresif mengabaikan kenikmatan kesenangan atau minat lain disebabkan
penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk pulih dari akibatnya

5
 tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari akibat yang merugikan kesehatannya,
seperti gangguan fungsi hati karena minum alkohol yang berlebihan, keadaan depresi
sebagai akibat dari suatu periode penggunaan zat yang berat, atau hendaya fungsi
kognitif berkaitan dengan penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk memastikan
bahwa pengguna zat sungguh - sungguh, atau dapat diandalkan, sadar akan hakekat
dan besarnya bahaya.

6. Pedoman Diagnostik Gangguan Psikotik akibat Pemakaian Zat


 Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat
psikoaktif (biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan manifestasi dari
keadaan putus zat dengan delirium atau dengan onset lambat. Gangguan psikotik
onset lambat ( dengan onset lebih dari 2 minggu setelah penggunaan zat) dimasukkan
ke dalam F1x.75.
 Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola
gejala yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan dan
kepribadian pengguna zat
 Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin, gangguan psikotik
yang diinduksi oleh obat umunya berhubungan erat dengan tingginya dosis dan/atau
penggunaan zat yang berkepanjangan. Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya
ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi atau pengalaman halusinasi, bila zat yang
digunakan ialah halusinogenika primer (misalnya Lisergide (LSD), meskalin, kanabis
dosis tinggi). Perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis intoksikasi akut.

7. Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin
 RFT
 Elektrolit
 Cek urine toksikologik
 Gula darah
 Rongent, Thorax,
 VCT untuk dugaan HIV
 Tes Psikologik
 EMIT (Enzym Multiplied Immunosary Technique)
 ROA (Radio ImmunoAssay)

8. Penatalaksanaan
 Farmako
 Chlorpromazin tablet 110 mg 1/hari/oral
 Pemberian obat cemas untuk jangka pendek dalam menghilangkan gejala
(withdrawal)
 Non Farmako
 Rehabilitasi
 Konseling sportif

6
9. Jenis - jenis zat yang membuat ketergantungan
 Morfin : Morfin berasal dari kata morpheus ( dewa mimpi ) adalah alkaloid
analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung
pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa sakit.
 Heroin / Putaw : Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan
tetapi, reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke otak.
 Ganja / Kanabis / Marijuana : Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica)
adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat, kandungan zat narkotika
terdapat pada bijinya. Narkotika ini dapat membuat si pemakai
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tumbuhan
ini telah dikenal manusia sejak lama, seratnya digunakan sebagai bahan pembuat
kantung, dan bijinya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak.
Awalnya, tanaman ini hanya ditemukan di negara-negara beriklim tropis. Namun
belakangan ini, di negara-negara beriklim dingin pun telah banyak
membudidayakan tanaman ini, yaitu dengan cara dikembangkan di rumah kaca.
 Kokain : Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika
Selatan. Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek
stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel
menjadi sangat cepat.
 LSD / Lysergic Acid : Adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen.
Biasanya berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil. Cara pemakaiannya
adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi setelah 30 s/d 60 menit
kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12 jam.
 Opiat / opium : Adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang
bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa
digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
 Kodein : Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh
dokter, namun obat ini memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.
 Metadon : Efek yang ditimbulkan oleh narkotika ini adalah seperti heroin.
 Barbiturat : Biasa digunakan sebagai obat tidur. Cara kerjanya mempengaruhi
sistem syaraf. Efek dari mengkonsumsi barbiturat dapat terlihat 3 hingga 6 jam.

7
Kesimpulan

OS laki - laki 23 tahun dengan gangguan psikotik disertai halusinasi yang diakibatkan
penggunaan ganja berlebihan maka dapat ditangani dengan penanganan diutamakan adalah
hospitalisasi, psikoterapi dan pengobatan psikososial, pengobatan farmakoterapi digunakan jika
pasien tidak mau tenang / tetap gelisah

8
Daftar Pustaka

Benjamin James Sadock, MD, dkk. Synopsis Of Psychiatry. Edisi ke-9. (424). Lippincott
Williams & Wilkins. New York.
Kaplan, Harold, MD, dkk. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. (180). Widya Medika. Jakarta.
Tim Departemen Kesehatan RI. Pedoman Terapi Pasien KetergantunganNarkotika dan Zat
Adiktif Lainnya. (30 - 35). Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2000.
Maramis, WF. Ilmu Kedokteran Jiwa. (324). Airlangga University Press. Surabaya. 2004.
Morgan, G, dkk. Psikiatri. (121 - 122). Binarupa Aksara. Jakarta. 1991.

Anda mungkin juga menyukai