Semester IV
BLOCK
CLINICAL DENTAL SKILL I
25 Februari – 18 April 2018
Kompetensi Utama
5.1. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan biomedik yang relevan sebagai sumber keilmuan
dan berbagai data penunjang untuk diagnosis dan tindakan medik kedokteran gigi
7.1 Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi dasar mencakup: Biologi Oral, Bio-Material dan
Teknologi Kedokteran Gigi untuk menunjang keterampilan preklinik dan klinik, serta
penelitian bidang kedokteran gigi.
9.1 Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik dengan mencatat
informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis dan sosial guna mengevaluasi kondisi
medik pasien
9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan gigi dan
mulut
10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut
melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien
11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang
didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien
11.2 Menentukan rujukan yang sesuai
12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati.
Kompetensi Penunjang
5.1.5 Memahami prinsip sterilisasi, desinfeksi dan asepsis (C2,P3, A3).
5.1.6 Memahami obat-obat yang digunakan untuk penyakit gigi dan mulut, termasuk efek
samping dan interaksinya (C2, P3,A4).
5.1.7 Memahami penggunaan dan bahaya sinar X (C2, P3, A4).
7.1.3 Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi dasar untuk menunjang keterampilan preklinik
dan klinik, serta penelitian bidang kedokteran gigi, meliputi : Biologi Oral, Biomaterial
Kedokteran Gigi, Radiologi Kedokteran Gigi (C2, P3, A4).
7.1.4 Merencanakan material kedokteran gigi yang akan digunakan dalam tindakan
rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi stomatognati yang optimal (C4, P3, A4).
7.1.5 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratoris dan radiografi intra oral dan ekstra
oral untuk diagnosis kelainan dan penyakit pada sistem stomatognati (C2, P3, A4).
9.1.5 Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intra oral dan ekstra oral yang
dibutuhkan (C4, P4, A4).
9.1.6 Menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar X intra oral (C3, P3, A3).
9.1.7 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan radiologi intra oral dan ekstra oral secara umum
(C4, P3, A3).
9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1,P3,A4).
9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).
9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik yang
tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).
10.1.1 Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasarkan analisis hasil
pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radiografis,
dan temuan alat bantu yang lain (C4, P4, A4).
10.1.12 Membedakan kelainan dental, skeletal atau fasial yang berhubungan dengan
gangguan tumbuh kembang, fungsi dan estetik (C4,P4,A4).
10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam segala usia
guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).
10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut (C3,P4,A3).
11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).
11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang berkaitan
dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).
11.1.3 Merencanakan pelayanan preventif berdasarkan analisis risiko penyakit (C3,P3,A3).
11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien (C3,P3,A3).
11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan
diagnosis (C3,P3,A3).
11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat
(C4,P3,A3).
11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/ kelainan
pasien (C3,P3,A3).
11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait
(C3,P3,A3).
12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain) untuk
prosedur restorasi dan bedah (C4,P4,A4).
PLANNERS TEAM
NOMOR KETERA
NO. NAMA
HANPHONE NGAN
1. drg.Putu Ratna Kusumadewi Giri, Sp.KG 0811380970 Ketua
2. drg. L.Chintia Hutomo, Sp.Ort 085857373714 DEU
LECTURERS
NOMOR
NO. NAMA
HANDPHONE
1. drg. Putu Ratna Kusumadewi Giri,Sp.KG 0811380970
2. drg. Ni Kadek Eka Widiadnyani,Sp.KG 08123888942
3. drg. IGA Fienna Novianti Sidiartha, Sp.KG 082144995522
4. drg. Luh Wyn Ayu Rahaswanti,Sp.KGA 0818322169
5. drg. Mia Ayustina P.,Sp.KGA 08175053626
FASILITATOR
NOMOR
NO. NAMA
HANDPHONE
1. Drg. Mia Ayustina,Sp.KG A 0811380970
2 drg. IGA Fienna Novianti Sidiartha, Sp.KG 082144995522
3 drg. Ni Kadek Eka Widiadnyani,Sp.KG 08123888942
4 drg. I G. A. Sri Pradnyani, M.Biomed 082147123898
Keterangan :
Topik Student Project akan diundi dan pembimbing penyusunan Journal
reading langsung dilakukan oleh pembimbing SGD masing-masing kelompok.
Presentasi dan diskusi Student Project akan dinilai oleh dosen dari bidang
bersangkutan
PENGUJI STUDENT PROJECT
NO. NAMA TOPIK
1. drg. Putu Ratna Kusumadewi Giri,Sp.KG Perawatan SA
2. drg. IGA Fienna Novianti Sidiartha, Sp.KG Restorasi Komposit
3. drg. Mia Ayustina P.,Sp.KGA Pulpotomy
4. drg. Luh Wyn Ayu Rahaswanti,Sp.KGA Restorasi Preventive
5. drg. Ni Kadek Eka Widiadnyani,Sp.KG Restorasi GIC
ABSTRAK
Dalam perawatan endodonsi, agar bisa membersihkan ruang pulpa dan saluran akar
dengan sempurna, maka alat harus berkontak dan dapat menyentuh semua. Ruang saluran akar
yang irregular tidak menunjang dan tidak akan bisa dipreparasi dengan baik oleh alat yang
bentuknya regular (bulat). Alat-alat yang terbuat dari baja antikarat relatif tidak fleksibel yang
tidak akan beradaptasi dengan baik pada kurvatur saluran akar. Alat-alat yang terbuat dari
nikel-titanium lebih fleksibel dan lebih mudah beradaptasi dengan saluran akar kecil dan
bengkok, lebih unggul untuk saluran akar yang tidak teratur. Logam ini, jika dibentuk menjadi
file, memiliki sifat-sifat fisik yang diinginkan.Dalam kuliah ini akan dibahas perkembangan
alat-alat endodonsia dan perawatan endodontik.
Learning Task :
1. Buatlah bagan perawatan endodontik dan jelaskan secara umum
2. Buatlah daftar alat yang digunakan dalam perawatan endodontik beserta gambar dan
keterangan kegunaannya
Overview Restorasi
ABSTRAK
Penatalaksanaan karies sebagai penyakit infekasi memerlukan peranan dokter gigi
untuk mengidentifikasi masalah faktor resiko dan mencegah semakin cepatnya demineralisasi
gigi yang terjadi. Dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan alat bantu instrument untuk
membersihkan kavitas, preparasi kavitas dan penatalaksanaannya. Alat-alat restorasi
kedokteran gigi digunakan sesuai dengan fungsinya . Alat restorasi gigi terdiri dari alat putar,
alat genggam. Dalam makalah ini akan dibahas perkembangan alat-alat restorasi mutakhir
untuk memperingan pekerjaan dokter gigi dan bisa mengurangi kesalahan akibat pemakaian
alat yang kurang tepat.
Learning Task :
1. Jelaskan instrumen apa saja yang digunakan dalam perawatan restorasi beserta gambar dan
kegunaannya
2. Buatlah bagan restorasi secara umum dan jelaskan
PULPEKTOMI
ABSTRAK
Seorang dokter gigi yang telah menyelesaikan pendidikan dan telah
mendapatkan gelar, dalam memberikan pelayanan sebagai seorang klinisi harus bisa
mendiagnosis dengan benar dan tepat perjalanan penyakit gigi pasiennya. Diagnosis
harus berdasarkan anamnesa yang lengkap sehingga dapat menentukan rencana
perawatan selanjutnya. Kondisi tersebut akan dapat menghasilkan pelayanan yang
maksimal dan perasaan nyaman terhadap pasien.
Perawatan saluran akar (perawatan endodontik) dapat dilakukan pada pasien
dengan diagnosis pulpitis irreversible dengan riwayat keluhan sakit spontan tanpa
stimulasi (simtomatis) atau tanpa keluhan (asimtomatis). Pada pemeriksaan klinis
biasanya terdapat kavitas yang sangat besar. Apabila giginya ingin dipertahankan dalam
soket rongga mulut, maka gigi tersebut harus segera dilakukan proses perawatan saluran
akar. Keberhasilan suatu perawatan endodontik sangat tergantung pada : diagnosis,
seleksi kasus dan prosedur perawatan. Ketiga hal tersebut merupakan urutan yang tidak
boleh dipisahkan dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.
Pulpektomi adalah sebuah metode perawatan saluran akar yang efektif dalam
pengangkatan seluruh jaringan pulpa dalam saluran akar baik pada gigi vital atau non
vital. Perawatan pulpektomi adalah suatu proses yang lebih sempurna dari pada
pulpotomi. Pengambilan jaringan pulpa sering kali membuat pasien merasa takut,
sehingga setiap tindakan yang dilakukan sedapat mungkin dilakukan tanpa menimbulkan
rasa sakit. Alasan tersebut yang dapat menimbulkan variasi metode dalam pengambilan
pulpa. Perkuliahan ini akan memaparkan mengenai pengertian, indikasi dan kontar
indikasi pulpektomi, macam – macam pulpektomi, serta prosedur teknik perawatannya.
Learning task : Pulpektomi
1. Apa yang dimaksud dengan pulpektomi.
2. Apa indikasi dan kontra indikasi dari perawatan pulpektomi.
3. Macam – macam metode perawatan pulpektomi
4. Bagaimana prosedur teknik perawatan pulpektomi yang benar sesuai dengan
metode perawatannya.
Kasus 1.
Pemeriksaan Subyektif : Pasien laki – laki umur 30 tahun datang ke poli gigi dan
mulut RSUP Sanglah Denpasar, dengan keluhan gigi depan kanan atas berlubang dan
sering sakit spontan sejak 1 bulan yang lalu. Gigi tersebut sakit meskipun tidak
digunakan untuk makan dan minum. Sejak dari 3 hari yang lalu gigi tersebut kadang
terasa sakit kembali dan pasien segera membawanya ke dokter gigi praktek swasta.
Sakit masih dirasakan sampai saat ini. Pasien ingin merawat giginya agar sakitnya
hilang dan giginya dapat dipertahankan serta berfungsi kembali. Keadaan umum
pasien baik. Vital sign dengan tensi : 130/80 mmHg, Nadi : 72 kali / menit.
Pemeriksaan Obyektif : OH sedang, jaringan pendukung gigi baik, sisa struktur
jaringan keras gigi masih banyak, gigi 11 terdapat tumpatan sementara dengan
kavitas kelas I, Tes perkusi : negatif, tes termal / CE : positif,
Pemeriksaan radiografis periapikal : gigi 11 dengan kavitas sudah mencapai kamar
pulpa dan tidak terdapat gambaran radiolusen periapikal.
Pertanyaannya :
- Apa diagnosisnya
- Rencana perawatannya
- Temuan masalahnya ( proses perjalanan penyakit )
- Prognosisnya
- Tahapan perawatannya
Kasus 2.
Pemeriksaan Subyektif : Pasien laki – laki umur 45 tahun datang ke poli gigi dan
mulut RSUP Sanglah Denpasar, dengan keluhan gigi belakang bawah kiri
berlubang dan pernah beberapa bulan yang lalu terasa sakit sekali. Gigi tersebut
belum pernah diobati. Sekarang gigi tidak terasa sakit dan pasien ingin merawat
giginya agar bisa berfungsi kembali.
Pemeriksaan Obyektif : OH baik, gigi 35 terdapat kavitas dari oklusal meluas
sampai proksimal bagian distal dengan kamar pulpa yang terbuka. Tes perkusi :
negatif, Tes vitalitas / CE : negatif, Tes mobilitas : negatif. Jaringan pendukung
gigi masih baik, struktur jaringan keras gigi masih banyak.
Pemeriksaan radiografis periapikal : gigi 35 kavitas sudah mencapai kamar pulpa,
2/3 akar gigi sedikit membengkok ke arah distal dan terdapat lesi periapikal di
ujung akar gigi.
Pertanyaannya :
- Apa diagnosisnya
- Rencana perawatannya
- Temuan masalahnya ( proses perjalanan penyakit )
- Prognosisnya
- Tahapan perawatannya
ENDO INTRAKANAL
ABSTRAK
Endodontik intrakanal atau endodontik terapi adalah salah satu macam perawatan pulpa
gigi yang terinfeksi, bertujuan menghilangkan infeksi dari dalam struktur gigi dan melindungi
gigi dari terjadinya infeksi yang berulang di kemudian hari. Perawatan saluran akar dilakukan
dengan cara mengangkat jaringan pulpa yang mengalami radang atau terinfeksi. Jaringan pulpa
dapat mengalami peradangan atau infeksi karena adanya karies (keropos) gigi yang
dalam,tambalan yang sangat dalam sehingga mengiritasi saluran pulpa, gigi pecah/patah
sampai mendekati saluran pulpa karena trauma.Pada dasarnya endodontik intrakanal dibagi
menjadi 3 fase yaitu a) cleaning dan shaping, b) desinfection, c) obturation. Adapun beberapa
indikasi perawatan endodontik intrakanal adalah bisa dilakukanpada pulpa vital maupun
nonvital, dengan atau tanpa abses, tidak terdapat fraktur pada akar, sisa gigi yg ada masih bisa
direstorasi, kegoyangan gigi tidak lebih dari 2°. Sedangkan kontraindikasinya adalah fraktur
saluran akar, resorbsi saluran akar, kegoyangan gigi lebih dari 2°, dan OH buruk.
Learning task
Seorang pasien wanita umur 39 th datang ke klinik dengan keluhan pada gusi atas bagian depan
bengkak semenjak 3 hari yang lalu. Pada anamnesa didapatkan keterangan bahwa gigi tersebut
pernah ditambal sekitar 3 th yang lalu dan sakit. Pemeriksaan klinis terdapat pembengkakan
pada gusi di regio 11 dan 12, perkusi dan druk positif, gigi 11 dan 12 post tumpatan komposit.
1. Sebutkan langkah-langkah penatalaksanaan perawatan pada pasien tersebut!
2. Mengapa perlu dilakukan perwatan endointrakanal?
3. Apa sajakah indikasi perawatan endointrakanal?
4. Sebutkan kontra indikasi perawatan endointrakanal
5. Pemeriksaan apakah yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan perawatan
endointrakanal?
ABSTRAK
Keberhasilan perawatan konservasi gigi salah satunya dipengaruhi oleh isolasi daerah
kerja, preparasi akses dan pengukuran panjang kerja yang tepat. Isolasi daerah kerja adalah alat
yang digunakan untuk mengatasi gangguan pada perawatan restoratif dan endodontik pada
waktu kita bekerja seperti gangguan saliva dan lidah.
Preparasi akses merupakan tahap paling penting dari aspek-aspek teknis perawatan
saluran akar. Akses adalah kunci dalam memaksimalkan pembersihan, pembentukan, dan
obturasi saluran akar. Ketiga prosedur ini memang sulit tetapi sangat penting karena tahap
preparasi akses yang baik, pengendalian instrumen dan material di dalam saluran akar akan
sukar dilakukan. Keberhasilan preparasi akses akan sangat membantu dalam menentukan
panjang kerja . Penentuan panjang kerja bertujuan untuk menentukan panjang (jarak dari apeks)
yang harus di preparasi dan diobturasi.
Learning Task
1. Mengapa isolasi daerah kerja sangat penting pada saat prosedur endodontik
2. Jelaskan macam-macam rubber dam yang beredar dipasaran beserta contoh gambar
dan cara penggunaan
3. Faktor-faktor penting apa saja yang harus diperhatikan dalam access opening dalam
prosedur endodontik
4. Apa saja faktor penyulit dalam access opening?
5. Mengapa jaringan karies harus dibuang dalam access preparation?
6. Jelaskan macam-macam alat yang dapat digunakan untuk access preparation, gambar
sertakan
7. Jelaskan tahapan dalam pengukuran panjang kerja?
8. Berapakah Panjang Kerja jika diketahui gigi 21 PGR 22 mm, PAS 21mm, PAF
21mm?
9. Bagaimana cara kerja dari apex locator jelaskan beserta gambar
PEMBERSIHAN DAN
PEMBENTUKAN SALURAN AKAR
ABSTRAK
OBAT-OBATAN SALURAN
AKAR & PERBENIHAN
ABSTRAK
TEKNIK PENGISIAN
SALURAN AKAR
ABSTRAK
Pengisian (obturasi) saluran akar pada perawatan saluran akar merupakan tahap kritis
yang dapat menjadi penyebab hampir seluruh kegagalan perawatan. Dalam skripsi ini akan
dijelaskan mengenai tujuan pemakaian bahan adhesif dalam Pengisian (obturasi) saluran akar,
keuntungan dan kerugian pemakaian bahan adhesif pada pengisian (obturasi) saluran akar, dan
teknik pengaplikasiannya. Bahan adhesif digunakan sebagai bahan Pengisian (obturasi) saluran
akar, karena dapat membentuk ikatan yang lebih baik ke dentin, serta adanya karakteristik pada
lapisan hybrid antara resin semen ke dentin pada pengisian saluran akar dengan mengunakan
bahan adhesif.Pemakaian bahan adhesif pada perawatan saluran menggunakan pasak, pasak
dapat tetap berada ditengah-tengah saluran akar.Pengaplikasiannya bahan adhesive pada
obturasi saluran akar memerlukan waktu kerja yang singkat dan step-step yang berbeda dalam
pengaplikasiannya.Pemakaian bahan adhesive pada pengisian (obturasi) saluran akar dapat
menyebabkan infiltrasinya monomer hydrophilic masuk ke dentin demineralisasi sehingga
terbentuk lapisan hybrid. Pemakaian bahan adhesive secara komplet melarutkan smear layer
dan dapat meningkatkan retensi pasak dalam saluran akar untuk mendukung struktur gigi yang
ada. Dalam pemakaiannya sebagai bahan pengisian (obturasi) saluran akar diperlukan step-step
dan teknik yang kompleks.
Learning task :
1. Kriteria apa saja yang harus terpenuhi supaya pengisian saluran akar bisa dilakukan
2. Sebutkan Bahan pengisian yang ideal dan mengapa?
3. Pengisian SA yang tepat apa saja kriterianya ?
4. Apa saja faktor penyebab kesalahan dalam pengisian saluran akar?
5. Jelaskan teknik pengisian SA, dan digunakan pada kasus apa?
6.
EVALUASI KEBERHASILAN
PERAWATAN ENDODONSI
ABSTRAK
Penyakit pulpa dan jaringan sekitar akar gigi secara langsung maupun tidak langsung ada
hubungannya dengan mikroorganisme.Banyak jalan bagi bakteri untuk mencapai pulpa. Bila
email atau sementum hilang, bakteri bisa masuk melalui tubuli dentin. Masuknya bakteri
melalui tubuli dentin ini sering terjadi pada karies.Bakteri dapat masuk dan berkembang di
dalam tubuli dentin yang permeabel. Permeabilitas tubuli akan menurun dengan terbentuknya
dentin peritubuler dan dentin reparatif tidak teratur. Produk bakteri dan jaringan yang
dihancurkannya akan mendahului bakteri memasuki tubulus dan akan mengiritasi pulpa. Hal
ini membuktikan adanya hubungan antara bakteri di bawah tumpatan.Mikroorganisme dapat
mencapai pulpa melalui perforasi oleh karies, prosedur penumpatan, atau trauma yang
menyebabkan gigi fraktur, retak, atau berubah letak.Keadaan pulpa merupakan faktor pentig
dalam kerentanan terhadap invasi mikroba dan pulpa yang vital sangat resisten terhadap invasi
bakteri. Pengetahuan tentang hubungan ini sangat penting untuk memahami proses terjadinya
penyakit dan perawatannya.
Learning task :
1. Bagaimana cara mengevaluasi keberhasilan suatu perawatan SA
Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dievaluasi berdasarkan pemeriksaan klinis,
radiografis, dan histologis. Evaluasi klinis dan radiografis dapat dilakukan dengan
mudah, namun evaluasi histologis memerlukan pemeriksaan laboratorium. Evaluasi
klinis dan radiografis dianjurkan untuk dilakukan 6 bulan sampai 4 tahun setelah
perawatan. Kriteria keberhasilan perawatan saluran akar menurut Quality Assurance
Guidelines yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics adalah tidak
peka terhadap perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit
periodontium, gigi dapat berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi atau
pembengkakan, dan tidak ada keluhan pasien yang tidak menyenangkan. Berdasarkan
gambaran radiografis, suatu perawatan dianggap berhasil bila ligamen periodontium
normal atau sedikit menebal (kurang dari 1mm), radiolusensi di apeks hilang, lamina
dura normal, tidak ada resorbsi, dan pengisian terbatas pada ruang saluran akar, padat
mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks. Keberhasilan perawatan saluran akar dapat
dilihat dari beberapa faktor antara lain adanya lesi periradikular sebelum dan sesudah
perawatan, kualitas pengisian dan efektifitas penutupan bagian korona
2. Berapa lama waktu yang ditentukan untuk memutuskan bahwa perawatan SA berhasil
3. Jelaskan proses penyembuhan yang terjadi pada SA dan jaringan periapikalapabila
perawatan berhasil
KEGAGALAN PERAWATAN
ENDODONSI
ABSTRAK
Pada pulpa yang vital, keberhasilan perawatan saluran akar adalah tertutupnya sistem
saluran akar bagi bakteri sehingga terbentuknya lesi periradikuler dapat dicegah.Pada gigi yang
nekrotik, perawatan dianggap berhasil jika bakteri didalam saluran akar berhasil dihilangkan
atau dikurangi secara signifikan sehingga lesi periradikuler yang diakibatkannya dapat
menyembuh, tetapi tidak semua perawatan saluran akar sukses.Presentase keberhasilan
perawatan endodonsi sangat bervariasi, yang penting adalah komunikasi antara dokter dan
pasien. Dalam kumunikasi ini faktor-faktor informasi yang diperlukan adalah : metode
pengevaluasian keberhasilan dan kegagalan; saran mengenai bagaimana mengembangkan
suatu prognosis sebelum, selama, dan sesudah perawatan; periode pemanggilan perwatan yang
tepat; apa yang harus dikerjakan jika terjadi kegagalan; dan bagaimana menginformasikan
mengenai kegagalan perawatan endodonsi kepada pasien.
1. Factor apa saja yang menyebabkan kegagalan PSA, jelaskan
2. Bagaimana menjelaskan prognosis pada pasien PSA
3. Bagaimana mengatasi kegagalan PSA
APEKSIFIKASI DAN
APEKSOGENESIS
ABSTRAK
Apeksogenesis merupakan salah satu perawatan pada gigi permanen muda dengan
mempertahankan pulpa yang vital dan atau menyingkirkan pulpa yang terinflamasi reversibel
dengan bertujuan agar pembentukan akar dan pematangan apeks dapat dilanjutkan. Perawatan
apeksogenesis hampir sama dengan perawatan pulpotomi vital pada gigi sulung, namun
apeksogenesis di indikasikan untuk gigi yang dalam masa pertumbuhan dengan foramen apical
yang belum tertutup sempurna, adanya kerusakan pada pulpa koronal sedangkan pulpa
radicularnya dalam keadaan sehat. Kontraindikasi dalam perawatan apeksogenesis yaitu pada
gigi yang mengalami avulsi dan replantasi atau gigi yang goyang, pada gigi fraktur mahkota
dan akar yang berat sehingga dibutuhkan pada intraradikuler, gigi dengan fraktur akar
horizontal yang berada dekat dengan gingival, serta gigi karies yang tidak dapat ditumpat lagi.
Ada beberapa tindakan yang termasuk kedalam apeksogenesis, diantaranya protective liner,
indirect pulp treatment, direct pulp cap, partial pulpotomy for carious exposure, partial
pulpotomy for traumatic exposures (Cvek pulpotomy).
1. Jelaskan indikasi dan kotraindikasi dari apeksifikasi dan apeksogenesis
apeksifikasi
Apeksifikasi adalah suatu perawatan endodontik yang bertujuan untuk merangsang
perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi yang
belum tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian pulpa dengan
membentuk suatu jaringan keras pada apeks gigi tersebut
Indikasi: Gigi Dewasa Muda non vital, Foramen apikalnya masih terbuka atau
belum terbentuk sempurna
Kontra Indikasi:gigi dewasa muda non vital dengan kelainan periapikal
2. Bahan apa yang digunakan untuk prosedur apeksifikasi dan apeksogenesis
3. Bagaimana proses penyembuhannya
ABSTRAK
Berbagai macam bahan restorasi menjadikan seorang dokter gigi harus paham tentang
bagaimana penerapannya sehingga bisa menghasilkan suatu tumpatan yang baik, tidak mudah
pecah dan lepas.Tak lepas dari prinsip dasar preparasi, tiap bahan memiliki tehnik restorasi
yang berbeda. Pada pembelajaran ini akan di bahas perbedaan antara tehnik restorasi amalgam,
komposit dan glass ionomer cement. Keberhasilan suatu restorasi sangat dipengaruhi oleh
ketepatan dalam menentukan diagnosa, yang pada akhirnya menentukan tehnik preparasi yang
digunakan disesuaikan dengan bahan, kavitas, dan cara kerja.
LEARNING TASK
1. Sebutkan prinsip dasar preparasi kavitas !
2. Apa yang membedakan tehnik preparasi amalgam, komposit, dan glass ionomer
cement?
3. Apa yang saudara ketahui tentang undercut?
4. Dalam suatu restorasi terutama amalgam dan komposit, pentingkah pembuatan bevel?
Jelaskan!
5. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi ketepatan dan keberhasilan suatu restorasi?
ATRAUMATIC RESTORATION
TREATMENT
ABSTRAK
LEARNING TASK
1. Pasien anak perempuan usia 4 tahun datang dengan orang tuanya ke dokter gigi dengan
keluhan makanan sering tersangkut di sela gigi dan terasa nyeri bisa anak mengkonsumsi
makanan atau minuman manis. Pada pemeriksaan klinis didapatkan gambaran :
2. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun datang dengan keluhan gigi terasa nyeri sesaat
setiap pasien tersebut mengkonsumsi minuman dingin. Pada pemeriksaan klinis,
didapatkan gambaran :
ABSTRAK
Bagian fissure gigi merupakan bagian gigi yang memiliki kecenderungan cukup tinggi
untuk menderita karies dilihat dari segi bentuk anatomi dan merupakan lokasi terjadinya
akumulasi plak. Oleh karena itu, bagian fissure gigi sebaiknya dilindungi sedini mungkin
selama fase erupsi untuk mencegah terbentuk dan berkembangnya lesi karies.
Fissure sealant merupakan jenis perawatan yang fungsi utamanya untuk mencegah
terjadinya karies pada gigi 6 yang sedang erupsi pada fase geligi pergantian / fase geligi
bercampur.Namun tidak menutup kemungkinan jenis perawatan ini juga disarankan kepada
pasien-pasien berusia lebih besar/dewasa dengan kecenderungan untuk menderita karies cukup
tinggi.
Prosedur melakukan perawatan fissure sealant tergantung dari jenis bahan sealant yang
digunakan. Namun apapun jenis bahannya, prosedur fissure sealant pasti didahului dengan
cleaning dan isolasi daerah kerja.Selanjutnya, apabila menggunakan bahan sealant jenis GIC,
maka tehnik yang digunakan adalah press-finger technique, sedangkan bila menggunakan
bahan sealant jenis resin, maka prosedur tindakan tidak jauh berbeda dengan prosedur
menumpat dengan bahan resin.
Fissure sealant juga dapat menyertai tambalan untuk mencegah terjadinya karies
sekunder di bagian fissure gigi di sekitar lesi karies.Untuk kasus jenis ini biasanya dilakukan
pada gigi 6 pada fase geligi pergantian / geligi bercampur yang sudah terlanjur menderita karies
sampai bagian dentin.Dengan demikian, prosedur perawatan yang dilakukan adalah kombinasi
tumpatan dan fissure sealant. Dalam kasus semacam ini, biasanya baik jenis bahan tumpatan
maupun bahan sealant dipilih yang berjenis resin.
LEARNING TASK
1. Sepasang suami istri membawa anak laki-lakinya yang berusia 9 tahun ke dokter gigi
dengan keluhan rasa nyeri pada gigi belakang atas setiap habis minum es. Pada
pemeriksaan klinis, didapatkan gambaran seperti di bawah ini:
3. Sepasang suami istri membawa anak laki-lakinya yang berusia 6 tahun datang ke dokter
gigi dengan keluhan nyeri pada gigi bagian belakang bawah. Pada pemeriksaan klinis,
tampak gambaran sebagai berikut :
BLEACHING
ABSTRAK
Pemutih gigi (bleaching) adalah proses penggunaan bahan pemutih gigi untuk
menghilangkan noda dan mencerahkan gigi. Pemakaian bahan Pemutih gigi (bleaching)
memiliki efek samping.Efek samping dari prosedur pemutihan gigi dapat ringan sampai berat
dan dapat jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada pasien.Dengan gel pemutih dan
perawatan rumah whitening berbasis efek samping yang paling umum adalah gigi
sensitivitas.Gigi dapat mengalami baik sensitivitas termal atau kepekaan terhadap
udara.Sensitivitas termal dengan cairan panas atau dingin atau makanan dan kepekaan udara
dapat terjadi ketika napas orang yang menggunakan mulut mereka. Zat pemutih seperti
peroksida cabamide memecah enamel gigi menyebabkan jenis sensitivitas selama prosedur dan
setelah prosedur selesai.
Learning task :
1. Bahan apa saja yang terbaik untuk bleaching
2. Proses apa yang terjadi pada enamel dan dentin saat proses bleaching
berlangsung
3. Efek samping apa saja yang bisa terjadi pada proses bleaching
4. Bagaimana mengatasi efek samping tersebut
VENEER
ABSTRAK
REFERENSI
Duggal M. S., Curzon M. E. J., Fayle S. A., Toumba K. J., Robertson A. J., Restorative
Techniques in Paediatric Dentistry An Illustrated Guide to Restoration of Carious
Primary Teeth, 2nd Ed., Martin Dunitz
Walmsley A. D. et al, Restorative Dentistry, 2nd Ed., Churchill Livingstone Elsevier
Fejerskov O., Kidd E., Nyvad B., Baelum V., Dental Caries The Disease and its Clinical
Management, 2nd Ed., Blackwell
Kidd EAM., Essentials of Dental Caries, 3rd Ed., Oxford Welbury R. et al, Paediatric Dentistry,
4th ed., Oxford
Torabinejad M., Walton R., Endodontics Principles and Practice, 4th Ed,
Roberson TM., Art and Science of Operative dentistry, 5th ed.
Hari /
Tangga Waktu Perkuliahan Lokasi Nara Sumber
l
08.00 - 09.00 individual learning
Kuliah 1 : overview
Ruang Kuliah Gd 4 RS UNUD lt drg. Putu Ratna
09.00 - 10.00 perawatan
1 Kusumadewi,Sp.KG
1 endodontik
Senin Kuliah2 :overview Ruang Kuliah Gd 4 RS UNUD lt drg. Putu Ratna
25 Feb 10.00 - 11.00
perawatan restorasi 1 Kusumadewi,Sp.KG
2019 11.00 – 12.00 Break
Kuliah 3: Pulp Ruang Kuliah Gd 4 RS UNUD lt
12.00 - 13.00 drg.Mia Ayustina,Sp.KGA
Capping 1
13.00 - 15.00 Student Project
08.00 - 09.00 individual learning
29 09.00 - 12.00
Rabu
12.00 – 13.00 LIBUR ISRA MIRAJ
3 April
2019 13.00 - 14.00
14.00 - 15.00
08.00 - 09.00 individual learning