Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kasus

ALBENDAZOL UNTUK TERAPI CUTANEUS LARVA MIGRAN:


ORAL ATAU TOPIKAL ?
Jeannyfer Halim Jungestian, Vitta Kusmawijaya, Suswardana

Sub Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Penyakit Kelamin


RS TNI AL dr. Mintohardjo, Jakarta

ABSTRAK

Insidens cutaneus larva migran (CLM) masih tinggi terutama di negara beriklim tropis seperti di
Indonesia. Albendazol secara oral maupun topikal dilaporkan efektifuntuk terapi CLM, tetapi belum ada
publikasi yang membandingkan tingkat kesembuhan pasien pada penggunaan kedua metode tersebut. Kami
amati enam kasus-seri CLMyang diterapi menggunakan albendazol (tiga kasus diterapi Ix400mg selama tiga
hari; tiga kasus diterapi kombinasi albendazol 4% dalam salep steroid dua kali sehari yang diaplikasikan
secara oklusifsepanjang hari. Berkurangnya gatal dan berhentinya penjalaran lesi ditetapkan sebagai indikator
kesembuhan. Hanya satu kasus yang mengalami kesembuhan setelah hari ke-4 pada kelompok terapi oral. Dua
kasus lainnya, masih dijumpai penjalaran lesiyang baru berhenti setelah ditambah tiga kali aplikasi topikal
albendazol secara oklusif. Gatal dan berhentinya penjalaran lesi sudah hilang setelah tiga kali aplikasi oklusif
(36 jam) pada kelompok terapi topikal.
Absorpsi gastrointestinal albendazol buruk akibat kelarutannya yang tidak baik, serta terpengaruh
olehpH lambung. Steroid topikal dapat segera menekan gejala gatal pada kelompok terapi topikal. Metode
oklusif dipilih untuk meningkatkan dayapenetrasiperkutan steroid dan albendazol. Albendazol topikal juga
dapat menjadi pilihan terapi untuk ibu hamil, menyusui dan anak di bawah dua tahun karena tidak memiliki
risiko efek samping sistemik. Kombinasi steroid dan albendazol 4% topikal, secara konsisten efektifuntuk kasus
CLM, dengan masapenyembuhanyanglebihsingkat(36jam). (MDVI 2016:42 /S: 21S -25S)

Kata kunci: albendazol, creeping eruption, terapi oral, terapi topikal

ABSTRACT

The incidence of CLM is still high, especially in tropical countries such as Indonesia. Albendazole,
orally and topically, reported to be effective for the treatment of CLM, but there's been no publication that
compared those methods.
We observed six CLM cases, which were treated with albendazole (three cases treated with 400mg
daily for three days; three cases treated with a combination of albendazole 4% in the steroid ointment applied
twice daily in an occlusivefor 36hours). Itch reduction and the stop of larva movement was considered as
indicators for cured case. Only one case has improved on day-4 in oral therapy group, while larva migration
were still observed in two other cases even after two months. We change the therapy to topical albendazole, and
lesions were stop after three occlusive application. On topical therapy group, itch and migration of larva was
stopped after three occlusive application (36hours).
A combination of steroids and topical albendazole 4%, consistently showed better effectiveness than
oral albendazole therapy. Topical steroids can immediately suppress the symptoms of itching on topical therapy
group. Occlusive method chosen to enhance the percutaneous penetration of steroids and albendazole. CLM
cases that do not improve after oral therapy can still be treated effectively using albendazole ointment. As there
is no sistemic effect, topical albendazole could be used in pregnant or breastfeeding women and children under
two years old. Topical albendazole consistently effective for CLM only in 36 hours occlusive application.
(MDVI 2016:42/S: 21S-25S)

Key words : albendazole, creeping eruption, oral treatment, topical aplicatioin

Korespondnesi:
Jl. Bendungan HilirNo. 17, Jakarta Pusat
Telp/fax:021-8711997
Email :sus_wardana@yah oo. com

21S
Efek iritasi deterjen cair pencuci alat makan kajian berdasarkan
MDVI Vol. 42 No. Suplemen Tahun 2015, 21 S - 25 S

PENDAHULUAN Ditemukan faktor risiko kontak dengan tanah. Pada


pemeriksaan fisis tampak ditemukan papul eritem linier
Kasus cutaneus larva migran (CLM) banyak berkelok-kelok, lesi multipel, sebagian hiperpigmentasi di
ditemukan di negara berkembang dan daerah beriklim tropis- regio antebrachii sisi flexor. Pasien diterapi albendazol oral
subtropis yaitu Asia Tenggara, Amerika Serikat bagian satu kali 400 mg selama tiga hari.
tenggara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, dan Beberapa lesi berhenti menjalar setelah satu minggu namun
India.1 Penyakit ini sering dijumpai pada anak-anak di masih dijumpai lesi yang menjalar setelah dua bulan pasca
daerah urban yang berhubungan dengan kebiasaan lokal albendazol oral. Lesi yang masih menjalar diterapi
serta kebersihan lingkungan.2'3 Prevalensi CLM bervariasi kombinasi albendazol 4% dalam salep klobetasol, secara
sesuai musim,3'4 dan tidak jarang mengenai turis yang oklusif sepanjang hari. Setelah tiga kali aplikasi, rasa gatal
bepergian ke daerah tropis.4-5 telah hilang dan tidak dijumpai penjalaran lesi lagi.
Meskipun absorbsi albendazol pada traktus
gastrointestinal diketahui kurang balk,6-7 pemberian Kasus 2.
albendazol per-oral dengan dosis satu kali 400 mg (dewasa)
atau 10-15 mg/kgBB/hari (anak-anak) selama 3-5 hari Seorang pria 64 tahun, mengeluh lenting merah yang gatal di
dilaporkan masih efektif membunuh larva setelah satu telapak tangan kanan dan mulai menjalar selama satu
minggu.2'6 Hasil penggunaan albendazol topikal 2-10% minggu. Ditemukan faktor risiko kontak dengan tanah. Pada
efektif dan tidak menimbulkan efek samping.9"11 Penulis pemeriksaan fisis tampak ditemukan papul eritem
melaporkan hasil terapi CLM dengan albendazol oral serpiginosa di regio tenar manus dekstra. Pasien diterapi
dibandingkan dengan bentuk topikal melalui pengamatan dengan albendazol oral satu kali 400 mg selama tiga hari dan
hilangnya rasa gatal dan berhentinya gerakan larva sebagai klobetasol salap dua kali sehari. Migrasi larva berhenti dan
indikator kesembuhan. gatal berkurang setelah hari ke-4.

KASUS Kasus-3.

Berikut dilaporkan enam kasus CLM, yang terdiri


atas tiga kasus diobati dengan albendazol per-oral 1x400 mg Seorang anak perempuan 14 tahun, mengeluh timbul gatal di
selama tiga hari dan dipantau setelah hari ke-3. Tiga kasus lipat payudara kanan sejak satu minggu yang lalu, terdapat
lainnya diberikan kombinasi albendazol topikal 4% dan bintik kemerahan dan semakin menjalar. Pada pemeriksaan
steroid potensi kuat dalam bentuk salep yang diaplikasikan ditemukan papul eritematosa serpiginosa di regio submamae
secara oklusif sepanjang hari. dekstra. Pasien diberikan albendazol oral satu kali 400 mg
selama 3 hari dan klobetasol salap dua kali sehari. Setelah
Kasus 1. hari ke-5 masih dijumpai penjalaran lesi, pasien diberikan
kombinasi albendazol 4% dalam klobetasol salap yang
Seorang pria 49 tahun, mengeluh bintik merah yang diaplikasikan secara oklusif sepanjang hari. Gatal hilang dan
gatal di lengan bawah kiri dan terus menjalar sejak dua lesi berhenti menjalar setelah tiga kali aplikasi terapi topikal.
minggu.

Gambar 1. Sebelum terapi Gambar 2. Setelah terapi 1 x 400mg oral 3 hari


Tampak lesi serpiginosa Masih tampak lesi serpiginosa yang aktif

22S
JHJungestian, dkk Albendazol untuk terapi cutaneus larva migran: oral atau topikal ?

Kasus-4. sebagian lesi. Pasien diberi kombinasi albendazol 4% dalam


desoksimetason salap secara oklusif sepanjang hari. Gatal
Seorang pria, 42 tahun, mengeluh muncul bintik merah dan hilang dan lesi berhenti menjalar setelah tiga kali aplikasi
gatal yang semakin bertambah parah sejak dua minggu di terapi topikal.
kulit perut bagian bawah sisi kanan, serta semakin menjalar.
Terdapat riwayat kontak dengan tanah. Pada pemeriksaan

Gambar3. Sebelum terapi Gambar 4. Setelah terapi selama 36 jam oklusi


Tampak lesi serpiginosa aktif Tak tampak lesi aktif, gatal negatif

Kasus 5. ditinggalkannya (serpiginosa). Lesi sering disertai papul


eritem atau vesikel dengan tanda inflamasi yang jelas di
Seorang pria 53 tahun, mengeluh gatal di lengan kiri atas ujung akhir penjalaran lesi dengan lesi linear
sejak satu bulan yang lalu. Terdapat riwayat kontak dengan hiperpigmentasi di ujung awal penjalaran (serpiginosa).
tanah. Pasien telah diterapi dengan krim permetrin 5% yang Umumnya terdapat riwayat bepergian ke daerah tropis,
dioleskan di daerah lesi, namun tidak ada perbaikan. Pada kontak dengan tanah yang lembap, pasir atau kotoran hewan
pemeriksaan ditemukan papul eritem serpiginosa dengan (anjing atau kucing), dan kebiasaan berjalan tanpa
erosi di regio brachii dekstra sepertiga distal. Pasien diterapi menggunakan alas kaki.1
kombinasi albendazol 4% dalam salep klobetasol yang Meskipun CLM merupakan penyakit yang swasirna, lesi
diaplikasikan secara oklusif sepanjang hari. Gatal hilang dan kulit yang gatal atau sangat gatal dapat mengganggu pasien
lesi berhenti menjalar setelah tiga kali aplikasi terapi topikal. hingga beberapa bulan.2"4 Sebuah studi di Brazil
menunjukkan dari 62 orang pasien CLM, 61% mengalami
Kasus-6. gatal yang hebat dan 84% mengalami gangguan tidur,2
sehingga pengobatan CLM tetap dibutuhkan untuk
Seorang wanita, 36 tahun, mengeluh gatal disertai bintik mempercepat kesembuhan.1
kemerahan yang menjalar di punggung kaki kanan sejak 3 Penggunaan albendazol oral selama 3-5 hari dengan dosis
minggu. Lesi terus menjalar dan gatal sangat mengganggu Ix400mg untuk dewasa atau lOmg/kgBB/hari untuk anak-
tidur setiap malam. Pada pemeriksaan ditemukan papul anak, dilaporkan efektif menghentikan penjalaran lesi kulit
eritem linear multipel disertai lesi ekskoriasi dan krustasi di dalam waktu satu minggu, 2~5'8>12namun tidak jarang masih
sekitar lesi serpiginosa. Pasien diterapi kombinasi albendazol dijumpai penjalaran lesi setelah terapi albendazol oral yang
4% dalam salep klobetasol yang diaplikasikan secara oklusif adekuat seperti pada kasus-1 dan kasus-3. Absorpsi intestinal
sepanjang hari. Gatal hilang dan lesi berhenti menjalar albendazol dilaporkan tidak bagus akibat kelarutannya yang
setelah tiga kali aplikasi terapi topikal. rendah dalam air.7 Absorpsi albendazol juga buruk apabila
keadaan lambung tidak asam,6 seperti bila pasien
DISKUSI mengonsumsi simetidin karena degradasi albendazol
sulfoksid melalui isozym CYP 3A4 terhambat.6
Diagnosis CLM didasarkan pada gambaran klinis yang khas Buruknya absorpsi gastrointestinal albendazol merupakan
berupa lesi kulit linear yang menjalar berkelok-kelok ke faktor yang dapat menjadi penyebab terapi albendazol oral
suatu arah diikuti kesembuhan pada daerah yang ditemukan menjadi tidak efektif, meskipun sudah diberikan dalam dosis
papul eritem linear serpiginosa, tampak hiperpigmentsi di yang adekuat.6-7

23S
Efek iritasi deterjen cair pencuci alat makan kajian berdasarkan
MDVI Vol. 42 No. Suplemen Tahun 2015, 21 S - 25 S

Albendazol sendiri masuk dalam kategori C untuk dilaporkan efektif untuk terapi CLM.9'11 Caumes
ibu hamil. Studi pada hewan menunjukkan adanya sifat menggunakan albendazol 10%, tanpa kombinasi steroid dan
teratogenik sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu tidak diaplikasikan secara oklusif. Pada dua kasus CLM
hamil.6 Anak di bawah usia dua tahun tidak masuk dalam anak, kesembuhan dicapai setelah satu minggu terapi.11
indikasi pemberian albendazol sistemik karena adanya risiko Mardiono dan Kosin menggunakan albendazol 2% topikal
efek samping sistemik dan belum adanya evidence based tanpa oklusi dan melaporkan kesembuhan setelah 3-5 hari
medicine (EBM) penggunaan albendazol sistemik untuk terapi,10 sementara Mulianto dkk. menggunakan konsentrasi
anak di bawah usia dua tahun.9-12 Berdasarkan kedua hal 4% yang dikombinasi steroid topikal, melaporkan hilangnya
tersebut di atas, penggunaan Albendazol topikal merupakan gejala pada pengamatan hari ke-7.9
pilihan yang rasional untuk kasus CLM pada ibu hamil, ibu Berbeda dengan publikasi tentang albendazol
menyusui maupun anak di bawah umur dua tahun. topikal yang ada di kepustakaan,9'11 sediaan albendazol 4%
Albendazol topikal dalam berbagai konsentrasi topikal yang kami gunakan merupakan kombinasi
Albendazol dan steroid kuat dalam bentuk ointment/salep
berminyak. Sediaan
Tabel-1. Pemantauan hasil terapi kelompok albendazol oral dan topikal

Kasus Kelompok Pemantauan hasil terapi


Oral Topikal

1 Oral Hari ke-4: terdapat gatal, migrasi


larva Hari ke-7: sebagian lesi gatal

Masih ada lesi yang menjalar Setelah 3 x 12 jam aplikasi topikal


setelah dua bulan, terapi selanjutnya oklusif, tidak ada lagi gatal dan
diganti topikal migrasi larva

2 Oral Hari ke-4: gatal berkurang, tidak


ada lagi migrasi larva

3 Oral Hari ke-4: Masih ada rasa gatal dan


migrasi larva, terapi selanjutnya
diganti topikal
Setelah 3x12 jam aplikasi topikal
oklusif, tidak ada lagi gatal dan
migrasi larva

4 Topikal Setelah 3x12 jam aplikasi topikal


oklusif, tidak ada lagi gatal dan
migrasi larva

5 Topikal Setelah 3x12 jam aplikasi topikal


oklusif, tidak ada lagi gatal dan
migrasi larva

6 Topikal Setelah 3x12 jam aplikasi topikal


oklusif, tidak ada lagi gatal dan
migrasi larva

* Pada kasus 1 dan 3, masih menunjukkan penjalaran lesi sehingga terapi dilanjutkan menggunakan topikal albendazol 4% dalam
steroid ointment. Pada kedua kasus, penjalaran lesi berhenti dan rasa gatal hilang setelah terapi topikal oklusif selama 36 jam.

24S
JHJungestian, dkk Albendazol untuk terapi cutaneus larva migran: oral atau topikal ?

ini kami racik sendiri secara sederhana di poliklinik, dan 4% dalam sediaan berbentuk ointment/salap berminyak
selanjutnya pasien kami edukasi cara mengaplikasikan yang diaplikasikan secara oklusif, secara konsisten efektif
salep racikan tersebut berikut cara oklusinya. (Gambar 5) untuk kasus CLM. Penyembuhan secara konsisten terjadi
setelah aplikasi oklusif 3x12 jam yang ditandai hilangnya
Penggunaan steroid kuat (salep desoksimetason atau
rasa gatal dan berhentinya penjalaran lesi kulit. Kami
klobetasol) dalam sediaan kami, ditujukan untuk berharap temuan ini dapat menjadi ide untuk timbulnya
meredakan rasa gatal akibat inflamasi yang terjadi pada penelitian yang lebih terukur (controlled trial) tentang
lesi, sebagaimana yang dilakukan oleh Mulianto, dkk.9 penggunaan kombinasi albendazol 4% dan steroid potensi
kuat dalam sediaan ointment, untuk terapi CLM.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suh KN, Keystone JS. Helmintic infections. Dalam:


Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff
K, penyunting. Fitzpatrick's dermatology of general medicine.
Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012. h. 3619 -38.
2. Jackson A, Heukelbach J, Calheiros CML, Soares VDL, Harms G,
Feildmeier H. A study in community in Brazil in which cutaneus
larva migrans is endemic. Clin Infect Dis. 2006;43:E13-8
3. Heukelbach J, Jackson A, Ariza L, Feldmeier H. Prevalence and
risk factors of hookworm-related cutaneous larva migrans in a
rural community. Ann Trop Med Parasitol. 2008; 102:53-61
4. Heukelbach J, Wilcke T, Meier A, Saboia Moura RC,
Feldmeier H. A longitudinal study on cutaneous larva migrans in
an impoverished Brazilian township. Travel Med Infect Dis.
2003;!: 213-8
5. Park JW, Kwon SJ, Ryu JS, Hong EK, Lee JU, Yu HJ, dkk.
Two imported cases cutaneous larva migrans. Korean J Parasitol.
2001;39:77-81
6. Venkatesan P. Albendazole. JAC. 1998;41:145-7
7. Righter M, Scippher HG, Koopmans RP, Kan HJ, Frijlink HW,
Kager PA, dkk. Relative bioavaibility of three newly developed
albendazole formulations: a randomized cohort study with healthy
volunter. Antimicrob agents chemother. 2004;48:1051-4
Gambar-5. Cara Membuat Kombinasi Albendazol 4% dan Steroid Ointment
8. Rajesh G, Raghavendra BN, Rajashekar TS, Sathish S. Cutaneous
larva migrans : a case report. Int J Health Info Med Res.
Metode aplikasi sediaan topikal yang kami 2014;4:32-3
berikan kepada pasien adalah menutup lesi yang sudah 9. Mulianto R, Bandem AW, Radiono S. Tatalaksana kasus cutaneus
larva migrans pada anak menggunakan topikal albendazole 4%.
diberikan ointment albendazol 4% + steroid, dengan
MDVI2006;18:91-4
plester Hypafix® yang bagian tengahnya telah direkatkan
10. Mardiono M, Kosin E. Albendazol topikal pada creeping eruption.
plastik wrap yang elastis. Sediaan tersebut dipertahankan Kumpulan makalah KONAS VIIPERDOSKI; Bukit Tinggi; 1992
tetap dalam keadaan teroklusi dan hanya dibuka pada saat 11. Caumes E. Efficacy of albendazole ointment on Cutaneus larva
pasien mandi saja. Secara umum, lesi teroklusi sepanjang migrans in two young children. Clin Infect Dis. 2004;38:1647-8
3x12 jam masa terapi, sehingga penetrasi obat diharapkan 12. Caumes E. Treatment of cutaneus larva migrans. Clin Infect Dis.
menjadi maksimal. 2000;30:811-4
Temuan pada laporan kasus seri yang kami amati
menunjukkan bahwa kombinasi steroid kuat dan
albendazol

25S

Anda mungkin juga menyukai