Laporan Kasus 2 PDF
Laporan Kasus 2 PDF
ABSTRAK
Insidens cutaneus larva migran (CLM) masih tinggi terutama di negara beriklim tropis seperti di
Indonesia. Albendazol secara oral maupun topikal dilaporkan efektifuntuk terapi CLM, tetapi belum ada
publikasi yang membandingkan tingkat kesembuhan pasien pada penggunaan kedua metode tersebut. Kami
amati enam kasus-seri CLMyang diterapi menggunakan albendazol (tiga kasus diterapi Ix400mg selama tiga
hari; tiga kasus diterapi kombinasi albendazol 4% dalam salep steroid dua kali sehari yang diaplikasikan
secara oklusifsepanjang hari. Berkurangnya gatal dan berhentinya penjalaran lesi ditetapkan sebagai indikator
kesembuhan. Hanya satu kasus yang mengalami kesembuhan setelah hari ke-4 pada kelompok terapi oral. Dua
kasus lainnya, masih dijumpai penjalaran lesiyang baru berhenti setelah ditambah tiga kali aplikasi topikal
albendazol secara oklusif. Gatal dan berhentinya penjalaran lesi sudah hilang setelah tiga kali aplikasi oklusif
(36 jam) pada kelompok terapi topikal.
Absorpsi gastrointestinal albendazol buruk akibat kelarutannya yang tidak baik, serta terpengaruh
olehpH lambung. Steroid topikal dapat segera menekan gejala gatal pada kelompok terapi topikal. Metode
oklusif dipilih untuk meningkatkan dayapenetrasiperkutan steroid dan albendazol. Albendazol topikal juga
dapat menjadi pilihan terapi untuk ibu hamil, menyusui dan anak di bawah dua tahun karena tidak memiliki
risiko efek samping sistemik. Kombinasi steroid dan albendazol 4% topikal, secara konsisten efektifuntuk kasus
CLM, dengan masapenyembuhanyanglebihsingkat(36jam). (MDVI 2016:42 /S: 21S -25S)
ABSTRACT
The incidence of CLM is still high, especially in tropical countries such as Indonesia. Albendazole,
orally and topically, reported to be effective for the treatment of CLM, but there's been no publication that
compared those methods.
We observed six CLM cases, which were treated with albendazole (three cases treated with 400mg
daily for three days; three cases treated with a combination of albendazole 4% in the steroid ointment applied
twice daily in an occlusivefor 36hours). Itch reduction and the stop of larva movement was considered as
indicators for cured case. Only one case has improved on day-4 in oral therapy group, while larva migration
were still observed in two other cases even after two months. We change the therapy to topical albendazole, and
lesions were stop after three occlusive application. On topical therapy group, itch and migration of larva was
stopped after three occlusive application (36hours).
A combination of steroids and topical albendazole 4%, consistently showed better effectiveness than
oral albendazole therapy. Topical steroids can immediately suppress the symptoms of itching on topical therapy
group. Occlusive method chosen to enhance the percutaneous penetration of steroids and albendazole. CLM
cases that do not improve after oral therapy can still be treated effectively using albendazole ointment. As there
is no sistemic effect, topical albendazole could be used in pregnant or breastfeeding women and children under
two years old. Topical albendazole consistently effective for CLM only in 36 hours occlusive application.
(MDVI 2016:42/S: 21S-25S)
Korespondnesi:
Jl. Bendungan HilirNo. 17, Jakarta Pusat
Telp/fax:021-8711997
Email :sus_wardana@yah oo. com
21S
Efek iritasi deterjen cair pencuci alat makan kajian berdasarkan
MDVI Vol. 42 No. Suplemen Tahun 2015, 21 S - 25 S
KASUS Kasus-3.
22S
JHJungestian, dkk Albendazol untuk terapi cutaneus larva migran: oral atau topikal ?
23S
Efek iritasi deterjen cair pencuci alat makan kajian berdasarkan
MDVI Vol. 42 No. Suplemen Tahun 2015, 21 S - 25 S
Albendazol sendiri masuk dalam kategori C untuk dilaporkan efektif untuk terapi CLM.9'11 Caumes
ibu hamil. Studi pada hewan menunjukkan adanya sifat menggunakan albendazol 10%, tanpa kombinasi steroid dan
teratogenik sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu tidak diaplikasikan secara oklusif. Pada dua kasus CLM
hamil.6 Anak di bawah usia dua tahun tidak masuk dalam anak, kesembuhan dicapai setelah satu minggu terapi.11
indikasi pemberian albendazol sistemik karena adanya risiko Mardiono dan Kosin menggunakan albendazol 2% topikal
efek samping sistemik dan belum adanya evidence based tanpa oklusi dan melaporkan kesembuhan setelah 3-5 hari
medicine (EBM) penggunaan albendazol sistemik untuk terapi,10 sementara Mulianto dkk. menggunakan konsentrasi
anak di bawah usia dua tahun.9-12 Berdasarkan kedua hal 4% yang dikombinasi steroid topikal, melaporkan hilangnya
tersebut di atas, penggunaan Albendazol topikal merupakan gejala pada pengamatan hari ke-7.9
pilihan yang rasional untuk kasus CLM pada ibu hamil, ibu Berbeda dengan publikasi tentang albendazol
menyusui maupun anak di bawah umur dua tahun. topikal yang ada di kepustakaan,9'11 sediaan albendazol 4%
Albendazol topikal dalam berbagai konsentrasi topikal yang kami gunakan merupakan kombinasi
Albendazol dan steroid kuat dalam bentuk ointment/salep
berminyak. Sediaan
Tabel-1. Pemantauan hasil terapi kelompok albendazol oral dan topikal
* Pada kasus 1 dan 3, masih menunjukkan penjalaran lesi sehingga terapi dilanjutkan menggunakan topikal albendazol 4% dalam
steroid ointment. Pada kedua kasus, penjalaran lesi berhenti dan rasa gatal hilang setelah terapi topikal oklusif selama 36 jam.
24S
JHJungestian, dkk Albendazol untuk terapi cutaneus larva migran: oral atau topikal ?
ini kami racik sendiri secara sederhana di poliklinik, dan 4% dalam sediaan berbentuk ointment/salap berminyak
selanjutnya pasien kami edukasi cara mengaplikasikan yang diaplikasikan secara oklusif, secara konsisten efektif
salep racikan tersebut berikut cara oklusinya. (Gambar 5) untuk kasus CLM. Penyembuhan secara konsisten terjadi
setelah aplikasi oklusif 3x12 jam yang ditandai hilangnya
Penggunaan steroid kuat (salep desoksimetason atau
rasa gatal dan berhentinya penjalaran lesi kulit. Kami
klobetasol) dalam sediaan kami, ditujukan untuk berharap temuan ini dapat menjadi ide untuk timbulnya
meredakan rasa gatal akibat inflamasi yang terjadi pada penelitian yang lebih terukur (controlled trial) tentang
lesi, sebagaimana yang dilakukan oleh Mulianto, dkk.9 penggunaan kombinasi albendazol 4% dan steroid potensi
kuat dalam sediaan ointment, untuk terapi CLM.
DAFTAR PUSTAKA
25S