Anda di halaman 1dari 71

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PENERAPAN APLIKASI COMPUTER BASED TEST


BERBASIS WEB SERVER
DI SMP NEGERI 1 SUKOHARJO KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun oleh:
Nama : Mustika Fajarwati Muslikah, S.Pd
NIP : 19891120 201902 2 001
Angkatan : XI
No. Urut : 026
Jabatan : Guru TIK Ahli Pertama
Gol/Ruang : III/a
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Sukoharjo
Coach : Arif Efendy, S.H., M.M.
Mentor : Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XI


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH BEKERJASAMA DENGAN
BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Penerapan Aplikasi Computer Based


Test Berbasis Web Server di SMP Negeri 1 Sukoharjo
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Rabu
Tanggal : 24 April 2019
Tempat : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 24 April 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Mustika Fajarwati Muslikah, S.Pd.


NIP. 19891120 201902 2 001

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Arif Efendy, S.H., M.M. Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd.


Widyaiswara Ahli Muda Pembina Tk.I
NIP.196911021990031003 NIP. 19680621 199802 2 003

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Penerapan Aplikasi Computer Based


Test Berbasis Web Server Di SMP Negeri 1 Sukoharjo
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

Telah diseminarkan pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 28 April 2019
Tempat : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah

Semarang, April 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Mustika Fajarwati Muslikah, S.Pd.


NIP. 19891120 201902 2 001

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Arif Efendy, S.H., M.M. Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd


Widyaiswara Ahli Muda Pembina Tk.I
NIP.196911021990031003 NIP. 19680621 199802 2 003

Narasumber,

Samono, S.ST.
Widyaiswara Ahli Pertama
NIP. 196703241987031002

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan “Optimalisasi Penerapan Computer Based
Test Berbasis Web Server di SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo” dengan baik. Rancangan kegiatan
aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil atau
selanjutnya disebut PNS ini bertujuan untuk mengoptimalkan penerapan
aplikasi Computer Based Test di SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dengan sikap perilaku PNS dan nilai
dasar PNS yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah
yang telah memberikan dukungan fasilitas, sarana, dan prasarana
selama pendidikan dan pelatihan dasar
2. Joko Triyono, S.H, M.H, selaku Kepala Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sukoharjo
3. Arif Efendy, S.H., M.M., selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya.
4. Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd, selaku mentor atas semua arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan
program aktualisasi.
5. ……………selaku narasumber yang memberikan masukan dan
bimbingan.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.

iv
7. Peltu Sunardi dan Serma Moh. Ma’sum selaku Binsuh yang telah
membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
8. Keluarga Besar peserta Latsar Golongan III Angkatan XI Tahun 2019.

Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh


dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari
berbagai pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik agar
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, April 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
DAFTAR ISI ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi Isu, Dampak dan Rumusan Masalah................... 3
C. Tujuan ................................................................................... 9
D. Manfaat ................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara .................................................. 11
B. Nilai-Nilai Dasar PNS ............................................................ 12
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .............................. 17
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi .................................................................... 21
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ........................... 21
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi .............................. 22
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi .............................. 24
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain .............. 25
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................... 27
C. Role Model ............................................................................ 32
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA .......................................................................... 34
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi.............................................. 52
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ........................ 58

vi
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 59
B. Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi ...................................... 60
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dilaksanakan ............. 60
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... 65

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu ................................................................... 5


Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis ......................................................... 7
Tabel 1.3. Dampak Isu Tidak Terselesaikan ...................................... 8
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi ...................................... 36
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi .................... 57
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ………… .... 60

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi BAPAS Kelas I Semarang ............. 24

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi berbasis internet berupa Web atau WWW (World Wide
Web) dengan berbagai macam teknologi pendukungnya, telah memungkinkan dilakukannya
komunikasi dan layanan informasi secara mudah dan efisien. Dengan menggunakan protokol
http (hypertext tranfer protocol) sebagai basis komunikasi baku di internet, semua bentuk
komunikasi tradisional dapat dilakukan melalui internet, bahkan lebih efektif dan efisien,
karena dimungkinkan penggabungan semua komponen multimedia ke dalam web. Dalam
berbagai bidang pendidikan dan layanan jasa, teknologi informasi telah dimanfaatkan untuk
menunjang layanan administrasi, proses layanan data dan jasa, pencarian referensi secara
cepat dan mudah, dan juga pelaksanaan uji kompetensi profesi. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam proses pelaksanaan uji kompetensi profesi di LSP PPT Migas, memungkinkan
peserta melakukan tes dalam jaringan internet maupun dalam jaringan intranet tanpa
menggunakan kertas sebagai sarana ujian. Komputer - komputer yang dihubungkan ke
internet dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni komputer penyedia layanan (server)
dan komputer pengguna layanan (client). Pada komputer server dipasang software server
web, basis data, dan layanan-layanan internet lain yang dapat diakses dari komputer-
komputer client. Berbagai kemudahan yang dapat diperoleh dari evaluasi/tes berbasis web
ini. Dengan sistem ini maka pelaksanaan uji kompetensi dapat bersifat interaktif, menarik
dan aman. Pelaksanaan uji kompetensi dapat dilaksanakan dari berbagai wilayah yang
terpisah secara geografis, sehingga administrasi pelaksana uji kompetensi tidak harus
membawa berkas soal ujian dan resiko lainnya. Tes/ujian selalu dihubungkan dengan cara
pengukuran/penilaian terhadap seseorang tentang penguasaan materi tertentu. Hasil dari
tes/ujian salah satunya digunakan untuk membuat keputusan lulus dan tidaknya atas materi
tersebut. Hasil tes dianggap sebagai bukti yang valid dari individu,yang dapat digunakan,
misalnya untuk kenaikan kelas, promosi jabatan, dan kelulusan. Sebelum adanya tes berbasis
komputer, biasanya tes dilakukan secara tertulis dalam kertas (paper based test), tetapi
seiring dengan perkembangan teknologi informasi tes tertulis mulai bergeser digantikan
dengan tes berbasis komputer bahkan internet. Ada empat bentuk model tes berbasis
komputer dan internet yang dikembangkan oleh ITC, yaitu : 43 FORUM TEKNOLOGI Vol. 06
No. 3 1 .Terbuka (Open Mode) Tes dengan model terbuka seperti ini, dapat diikuti siapapun
dan tanpa pengawasan siapapun, contohnya tes yang dapat diakses secara terbuka di
internet. Peserta tes tidak perlu melakukan registrasi peserta. 2. Terkontrol (Controlled

10
Mode) Tes dengan model seperti ini, sama dengan tes dengan model terbuka yaitu tanpa
pengawasan siapapun, tetapi peserta tes hanya yang sudah terdaftar,dengan cara
memasukkan username dan password 3. Supervised Mode Pada model ini terdapat
supervisor yang mengidentifikasi peserta tes untuk diotentikasi dan memvalidasi kondisi
pengambilan tes. Untuk tes di internet mode ini menuntut administrator tes untuk
meloginkan peserta dan mengkonfirmasi bahwa tes telah diselesaikan dengan benar pada
akhir tes. 4. Managed Mode Pada model ini biasanya tes dilaksanakan secara terpusat.
Organisasi yang mengatur proses tes dapat mendefinisikan dan meyakinkan unjuk kerja dan
spesifikasi peralatan di pusat tes. Mereka juga melatih kemampuan pegawai/staff untuk
mengontrol jalannya tes. Ada banyak keuntungan melakukan tes melalui komputer,
diantaranya :tes dapat dilakukan di tempat yang terhubung dengan internet, mengurangi
waktu untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis, menghilangkan
pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes menggunakan kertas. Istilah
penerapan teknologi informasi dalam proses ujian, telah mengubah model dan pola ujian
saat ini. Ada banyak sistem ujian yang menggunakan alat bantu komputer, salah satunya
yaitu aplikasi ujian yang mengacu pada teknologi berbasis multimedia dan berbasis Web
(Internet). Peserta didik dapat melakukan tes dari tempat yang berbeda, baik itu dalam
jaringan internet maupun dalam jaringan intranet dalam suatu organisasi. Computer Based
Test(CBT) dapat dijadikan sebagai sarana dalam pelaksanaan ujian.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
Guru TIK Ahli Pertama di instansi tempat bekerja, yaitu di SMP Negeri 1
Sukoharjo. Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja,
maupun organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek:
a. whole of government (WoG),
b. pelayanan publik, dan
c. manajemen ASN.
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
a. Kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test dalam
kegiatan pembelajaran ;

11
b. Kurangnya motivasi guru dalam mempelajari kembali teknologi
komputer dan jaringan dalam pembelajaran ;
c. Kurangnya sumber daya dan tenaga ahli dalam pelaksanaan Computer
Based Test ;
d. Belum optimalnya sosialisasi Computer Based Test untuk guru dan
siswa;
e. Belum optimalnya pembimbingan Computer Based Test untuk guru dan
siswa ;
Kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test dalam
kegiatan pembelajaran menunjukkan kurangnya penerapan manajemen
ASN di SMP Negeri 1 Sukoharjo. Isu ini terjadi karena kurangnya perhatian
terhadap pengelolaan sumber daya komputer dan jaringan yang tersedia di
SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk meningkatkan pembelajaran, kompetensi
pegawai dan menciptakan profesionalisme ASN dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Pengelolaan sumber daya seharusnya dilakukan untuk
memotivasi dan meningkatkan produktivitas pegawai dalam menjalankan
tugas dan fungsinya sehingga mampu memberikan kontribusi terbaiknya
pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Kurangnya motivasi guru dalam mempelajari kembali teknologi
komputer dan jaringan dalam pembelajaran mencerminkan bahwa
penerapan manajemen ASN yang ada masih memerlukan peningkatan.
Kurangnya sumber daya dan tenaga ahli dalam pelaksanaan
Computer Based Test …………
Meminimalkan soal terlambat datang, tertukar, dan ketidakjelasan
hasil cetak soal. Pengumpulan dan penilaian jauh lebih mudah. Hasil ujian
dapat diumumkan jauh lebih cepat. Mendorong terwujudnya efektivitas,
efisiensi dan transparansi penyelenggaraan tes.mengurangi kerusakan
lembar jawab.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode web
enginering, karena metode ini memberikan ide bagi pengembang maupun user tentang
cara sistem akan berfungsi dan yang akan dikembangkan. Adapun tahapannya adalah
sebagai berikut

12
Tahapan ini berfokus pada pengidentifikasian masalah yang ada, analisa
kebutuhan, serta pengumpulan informasi tentang hal-hal yang akan di muat dalam web.
Analisa kebutuhan sistem menggunakan metode analisa berorientasi objek, yakni
menggunakan use case diagram, class diagram, dll. Use case diagram menggambarkan
fungsionalitas sistem yang dibangun untuk pengembangan aplikasi CBT (Gambar 1).
Gambar 1 memperlihatkan 4 (empat) aktor yang berperan, yaitu admin, guru, siswa, dan
kepala sekolah. Setiap aktor memiliki perannya masing-masing. 2) Tahapan planning.
Pendefenisian pekerjaan dan target waktu atas pekerjaan maupun sub pekerjaan yang
ditentukan tersebut. 3) Tahap ketiga modelling. Menjelaskan hal-hal apa saja yang
memang diperlukan atau dibutuhkan pada aplikasi yang akan dibangun dan solusi yang
ditawarkan, diharapkan dapat menjawab apa yang tersirat dari hasil analisa dan
pengumpulan data. Pada tahap modeling ini dilakukan desain antarmuka untuk aplikasi
web, di mana nantinya ada 4 user yang akan menggunakan aplikasi CBT, yaitu admin,
guru, siswa dan kepala sekolah. Untuk desain konten dari aplikasi berbeda-beda
tergantung dari hak akses yang dimiliki. 4) Tahap keempat construction. Pembangunan
aplikasi web memadukan antara perkembangan teknologi dengan tools pengembangan
web yang telah ada. Pada aplikasi web ini, bahasa pemrograman yang digunakan pada
server side menggunakan PHP, sedangkan untuk client side menggunakan HTML, CSS dan
Javascript. Dari sisi database, menggunakan MySQL. 5) Tahap kelima deploymen. Aplikasi
web diciptakan untuk dapat berguna bagi kebutuhan pekerjaan, dapat dioperasikan oleh
end-user dan kemudian dilakukan evaluasi secara berkala, memberikan masukanmasukan
kepada team pengembang dan apabila diperlukan akan dilakukan modifikasi pada aplikasi
web tersebut.
2. Hasil dan Pembahasan Untuk membantu pihak sekolah dalam menganalisa kemampuan
siswa dalam menjawab soal ujian maka dibutuhkan sebuah aplikasi ujian berbasis
komputer. Di mana aplikasi yang dibuat ini memiliki 4 hak akses yaitu Admin, Guru,

13
Siswa, dan Kepala Sekolah. Akses sebagai admin berfungsi untuk mengelola data siswa,
data guru, data tingkat kesulitan soal, data tahun ajaran, dan data mata pelajaran.
Akses sebagai guru berfungsi untuk memasukkan soal yang akan diberikan kepada
siswa berdasarkan tingkat kesulitannya. Akses sebagai siswa berfungsi untuk menjawab
soal yang sudah dibuat oleh guru. Akses sebagai kepala sekolah berfungsi untuk melihat
laporan dari hasil kemampuan siswa. Untuk bisa menjalankan aplikasi CBT sesuai
dengan hak akses yang dimiliki maka user harus login terlebih dahulu dengan
memasukkan username dan password yang dimiliki. 3.1. Hak Akses Admin Admin
memiliki fungsi yang sangat krusial, karena jika data yang dimasukan oleh admin salah,
maka semua sistem pada aplikasi CBT tidak akan berjalan dengan optimal. Untuk itu
dibutuhkan ketelitian yang tinggi bagi seorang admin dalam mengelola data sesuai
dengan menu yang ada. Aplikasi CBT ini dirancang tidak hanya untuk kelas XII saja,
tetapi bisa juga diterapkan untuk siswa kelas X dan kelas XI, sehingga para siswa yang
terbiasa dalam menggunakan ujian dengan menggunakan media komputer. Untuk itu,
maka diperlukan sebuah menu Tahun Ajaran yang dapat ditambahkan atau diubah
sesuai dengan tahun ajaran yang sedang aktif disekolah. Setiap siswa di sekolah pada
setiap tingkatan akan dikelompokan pada beberapa kelas sesuai dengan jumlah siswa
pada angkatan tersebut, jika jumlah siswanya banyak, maka jumlah kelas juga akan
banyak. Untuk melakukan pengaturan pembagian kelas, pada aplikasi CBT ini sudah
disiapkan menu halaman Kelas. Setiap kelas memiliki siswa yang berbeda-beda dan
setiap tahun akan ada kenaikan kelas oleh para siswa, untuk mengelola data siswa
sudah disediakan menu Siswa, sehingga admin bisa mengelola data siswa pada saat
penerimaan mahasiswa baru atau pada saat ada kenaikan kelas. Pertanyaan yang
diberikan kepada para siswa harus dikelompokan sesuai dengan tingkat kesulitannya,
agar nantinya persentasi soal yang muncul pada setiap siswa memiliki tingkat kesulitan
yang sama, jika tidak dikelompokan maka mungkin saja ada siswa yang mendapatkan
banyak soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi atau sebaliknya mendapatkan tingkat
kesulitan soal yang mudah. Ini akan berakibat pada hasil yang diperoleh oleh siswa, jika
soalnya sulit maka nilai yang didapatkan akan rendah begitu juga sebaliknya jika
soalnya mudah maka nilai yang didapatkan menjadi tinggi. Ini akan menyebabkan
kesulitan bagi guru untuk menganalisa kemampuan siswa karena soal yang didapat
siswa tidak sama tingkat kesulitannya.

14
Setiap guru memiliki spesifikasi ilmu yang berbeda-beda untuk itu dibutuhkan sebuah
menu yang dapat mengelola data guru dan data mata pelajaran, sehingga admin bisa
memasukkan data guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru.
Guru memiliki hak akses untuk memasukkan soal ujian, serta dapat melihat hasil dari
jawaban siswa sesuai dengan kelas yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, jadi tidak
semua siswa yang bisa dilihat hasilnya oleh guru. Soal yang dibuat oleh guru harus
ditentukan berapa jumlahnya sesuai dengan tingkat kesulitan. Sehingga nantinya soal
yang muncul kepada semua siswa memiliki jumlah dengan tingkat kesulitan yang sama.
Aplikasi CBT ini merupakan aplikasi yang tidak terbatas penggunaannya hanya pada
siswa kelas XII saja tapi juga bisa diterapkan pada siswa kelas X dan kelas XI. 48 ISSN
2502-3357 (Online) K. Karfindo dan F. Mustafa./Register 3 (1) 42-48 ISSN 2503-0477
(Print) Pengembangan aplikasi Computer Based Test (CBT) untuk Sekolah …
https://doi.org/10.26594/register.v3i1.715 © 2017 Register: Jurnal Ilmiah Teknologi
Sistem Informasi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang. 2. Aplikasi CBT ini
memberikan pilihan jenis ujian mulai dari ulangan harian, UTS, UAS dan try out,
sehingga membiasakan siswa untuk mengerjakan soal ujian menggunakan media
komputer. 3. Dengan adanya aplikasi CBT ini dapat memudahkan guru dalam
menganalisa kemampuan siswa, karena guru bisa mengetahui berapa persentasi
jawaban yang benar dan salah yang dipilih oleh siswa. 4. Dengan adanya aplikasi CBT ini
guru juga bisa menganalisa pilihan jawaban apa saja yang dipilih oleh siswa, sehingga
guru bisa melakukan pembahasan yang tepat tidak lagi mengulang semua secara
keseluruhan. 5. Dengan adanya aplikasi CBT dapat menghemat waktu dalam hal
pemeriksaan hasil ujian siswa. 6. Dengan adanya aplikasi CBT kepala sekolah bisa
langsung melihat persentasi kamampuan siswa dan bisa menganalisa kemampuan
siswanya dengan cepat tanpa meminta laporan secara langsung kepada masing-masing
guru
Selanjutnya, Belum optimalnya sosialisasi Computer Based Test
untuk guru dan siswa mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap
konsep Whole of Government dimana sebuah institusi tidak dapat berfungsi
secara maksimal tanpa kolaborasi dan kerjasama dengan institusi lain dan
kerjasama dapat dimulai melalui partisipasi pada organisasi profesi.
Belum optimalnya pembimbingan Computer Based Test untuk guru
dan siswa …………

15
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi isu-isu
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan

1. Kurang optimalnya Manajemen Kegiatan Kegiatan


penerapan aplikasi ASN Pembelajaran masih pembelajaran
Computer Based menggunakan metode memanfaatkan
Test dalam konvensional karena komputer untuk
kegiatan tidak semua guru dan mendukung kegiatan
pembelajaran siswa mahir pembelajaran
mengoperasikan berbasis komputer
komputer

2. Kurangnya motivasi Manajemen Pengembangan Adanya sosialisasi


guru dalam ASN kompetensi guru berbasis ICT sebagai
mempelajari kembali berbasis ICT masih upaya meningkatkan
teknologi komputer kurang dan tidak kemampuan dalam
dan jaringan dalam semua guru dapat mengoperasikan
pembelajaran mengoperasikan komputer
komputer yang ada

3. Kurangnya sumber Manajemen Pembimbingan yang Pembimbingan yang


daya dan tenaga ASN dilaksanakan oleh tepat sasaran dan
ahli dalam Pembimbing memiliki output yang
pelaksanaan Kemasyarakatan maksimal bagi klien,
Computer Based hanya untuk sehingga
Test menggugurkan meminimalisir
kewajiban absen klien, pengulangan kembali
tanpa mengutamakan pelanggaran hukum
kebutuhan klien

4. Belum optimalnya Whole of Pembimbing Pembimbing


sosialisasi Computer Government Kemasyarakatan Kemasyarakatan
Based Test untuk masih kurang peduli terus mengawasi
guru dan siswa terhadap fungsi kondisi klien
pengawasan yang sehingga
seharunya dilakukan meminimalisir
terhadap klien pengulangan
pemasyarakatan pelanggaran hukum

5. Belum optimalnya Pelayanan Pembingan Terjalinnya


pembimbingan Publik kepribadian hanya kerjasama dengan
Computer Based dilakukan oleh pihak ketiga tentang
Test untuk guru dan Pembimbing pembimbingan
siswa Kemasyarakatan, kepribadian agar
tanpa bantuan pihak pengetahuan klien
eksternal sehingga lebih luas dan
pengetahuannya dampak lebih besar
terbatas

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

16
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,
perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis


Prinsip Kriteria A Kriteria B
Identifikasi Isu
ASN A P K L Ket U S G ∑

Manajemen Kurang optimalnya penerapan + + + + Memenuhi 5 5 5 15

17
Prinsip Kriteria A Kriteria B
Identifikasi Isu
ASN A P K L Ket U S G ∑

ASN aplikasi Computer Based Test dalam syarat


kegiatan pembelajaran

Manajemen Kurangnya motivasi guru dalam + + - - Tidak


ASN mempelajari kembali teknologi memenuhi
komputer dan jaringan dalam syarat
pembelajaran

Manajemen Kurangnya sumber daya dan tenaga + + + + Memenuhi 3 4 3 10


ASN ahli dalam pelaksanaan Computer syarat
Based Test

WOG Belum optimalnya sosialisasi - + + - Tidak


Computer Based Test untuk guru dan memenuhi
siswa syarat

Pelayanan Belum optimalnya pembimbingan + + + + Memenuhi 4 4 4 12


Publik Computer Based Test untuk guru dan syarat
siswa

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)


Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2.
Analisis Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat,
yaitu sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test dalam
kegiatan pembelajaran
2. Kurangnya sumber daya dan tenaga ahli dalam pelaksanaan Computer
Based Test
3. Belum optimalnya pembimbingan Computer Based Test untuk guru dan
siswa
Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling prioritas
yakni “Kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test dalam
kegiatan pembelajaran” dengan perolehan skor USG 15.

Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode


USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan

18
No Sumber Identifikasi Isu Dampak
Isu

1 Manajemen Kurang optimalnya Penerapan aplikasi Computer Based Test


ASN penerapan aplikasi dalam kegiatan pembelajaran sangat
Computer Based diperlukan,
Test dalam
kegiatan
pembelajaran
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Dari Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis, menunjukkan validasi isu


dengan menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue
yakni kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test
dalam kegiatan pembelajaran. Dari isu tersebut maka rumusan masalah
kegiatan aktualisasi melalui habituasi adalah:
1. Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk memberikan kontribusi pada
optimalisasi penerapan aplikasi Computer Based Test dalam kegiatan
pembelajaran?
2. Bagaimana Nilai Dasar PNS (ANEKA) dapat diimplementasikan selama
kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja?
Gagasan Pemecahan Isu pada unit kerja SMP Negeri 1 Sukoharjo
adalah “Optimalisasi Penerapan Aplikasi Computer Based Test dalam
kegiatan pembelajaran”.

C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan penerapan aplikasi Computer Based Test di SMP
Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

19
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di satuan kerja.
D. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.

2. Bagi Satuan Kerja


Membantu mengoptimalisasi pelayanan pembimbingan klien
pemasyarakatan dewasa serta mewujudkan visi dan misi instansi Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
3. Bagi Pihak Lain
Klien Pemasyarakatan mendapatkan pelayanan yang optimal
sebagai wujud aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA di pelayanan
pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa.

BAB II
LANDASAN TEORI

20
A. Sikap Perilaku Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang
statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh
pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis
ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi
perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS.
Sehingga PNS dapat memahami modal insani dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan
dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil
keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara.
Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu

21
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual,
dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki
sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam
pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan
seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

B. Nilai Dasar CPNS


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di

22
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita
dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang
tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.

23
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.

g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik

24
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang
baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen
mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;

25
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara,
suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas
apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;

26
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan
iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan
kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan
dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan
netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi
masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;

27
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif

28
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara
yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa

29
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
 dialog atau pertukaran informasi;
 joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 joint working, atau kolaborasi sementara;
 joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
 satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi
lagi menjadi:
 aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
 union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

30
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
SMP Negeri 1 Sukoharjo merupakan sekolah tertua dan terfavorit di
Kabupaten Sukoharjo. Sejarah perkembangan SMP Negeri 1 Sukoharjo
sejak berdirinya telah mengalami beberapa tahapan. Pada awal berdiri,
berstatus sebagai SMP Persiapan Negeri yang didirikan oleh Panitia
Pendiri SMP mulai tahun ajaran 1956/1957. Pada awal berdiri, tenaga
pengajar SMP Persiapan terdiri dari guru-guru SGB Negeri Sukoharjo dan
sebagai Kepala Sekolah Bapak Isaman (Kepala SMP Negeri 1 Surakarta)
dan belum memiliki gedung sendiri serta berpindah-pindah dari sekolah
satu ke sekolah lain. Dalam perkembangannya, SMP Negeri 1 Sukoharjo
menjadi Sekolah berwawasan keunggulan, sampai menjadi Sekolah
Standar Nasional (SSN) hingga Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) pada tahun 2006/2007.

31
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi
a. Visi SMP Negeri 1 Sukoharjo
Menjadi Sekolah yang unggul dalam prestasi, luhur budi pekerti,
sehat jasmani rohani, mampu bersaing secara global, berwawasan
kebangsaan, serta berwawasan lingkungan hidup.
b. Misi SMP Negeri 1 Sukoharjo
Misi berfungsi untuk menjelaskan mengapa suatu organisasi
harus ada, apa yang harus dilakukannya dan bagaimana
melakukannya untuk mewujudkan visi tersebut.
Adapun misi dari SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mencapai visi
tersebut adalah :
1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap
ajaran agama sebagai cermin keimanan dan ketaqwaan yang
mengaitkan semua pelajaran dengan imtaq
2) Menyiapkan siswa yang cerdas, kompetitif dan mampu bersaing
dan berkolaborasi secara global serta menjadi pelopor pelestarian
lingkungan hidup
3) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, kompeten dan
terjangkau masyarakat
4) Menyiapkan lulusan yang bermartabat, berbudi pekerti luhur,
kreatif dan senantiasa berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara
5) Menyiapkan warga sekolah yang sehat jasmani dan rohani,
sejahtera lahir dan batin, senantiasa bersifat religius, bersikap
demokratis dan bertindak professional
6) Menyiapkan warga sekolah yang mempunyai kepeduliaan
terhadap lingkungan hidup dalam upaya pencegahan kerusakan
serta pengelolaannya
7) Menumbuhkembangkan semangat kebangsaan, nasionalisme,
serta cinta tanah air.
8) Menumbuhkembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta
didik untuk memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi
9) Membangun lingkungan yang bersih, sehat, rindang dan indah.

32
c. Nilai-Nilai Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi


a. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo
Gambar 3.1. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun
2018/2019

33
b. Job Deskripsi
1) Subsi Tata Usaha Mempunyai Tugas:
a) Melaksanakan tata usaha dan tata rumah tangga (termasuk
urusan umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
rumah tangga).
2) Sub Seksi Bimbingan Klien Dewasa Mempunyai Tugas :
a) Melaksanakan Penelitian Kemasyarakatan untuk Pengusulan
PB, CMB, CMK, Asimilasi, dan program pembinaan lainnya
baik program pembinaan di dalam maupun di luar Lapas.
b) Melaksanakan Pembimbingan dan Pengawasan bagi klien
pemasyarakatan Bapas yang menjalani masa PB, CB, CMB,
PB dan program pembimbingan lainnya,
c) Melaksanakan penyelenggaraan registrasi, bimbingan kerja
dan melakukan penelitian kemasyarakatan untuk bahan TPP
di Lapas dan Rutan serta pemberian bimbingan
kemasyarakatan kepada klien dewasa dilingkungan Balai
Pemasyarakatan berdasarkan ketentuan perundang –
undangan yang berlaku.
3) Sub Seksi Bimbingan Klien Anak Mempunyai Tugas:
a) Melaksanakan Penelitian Kemasyarakatan terhadap klien
Anak.
b) Melaksanakan sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan).
c) Melaksanakan program pembimbingan kepribadian.
d) Melaksanakan program pembimbingan kemandirian.
e) Melaksanakan pendampingan terhadap Anak Bermasalah
Hukum (ABH) dalam Sidang Anak di PN dan Upaya Diversi.
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
Balai Pemasyarakatan (BAPAS) merupakan UPT (Unit Pelaksana
Teknis) di bidang Pemasyarakatan luar lembaga yang merupakan pranata
atau satuan kerja dalam lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik
Indonesia. Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang sebagai unit pelaksana
teknis Pemasyarakatan melaksanakan tugas dan fungsi membuat Penelitian
Kemasyarakatan, Pembimbingan, Pengawasan dan Pendampingan baik

34
untuk klien anak maupun klien dewasa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bapas Kelas I Semarang beralamatkan di Jalan
Siliwangi Nomor 508 Semarang.
Jumlah SDM yang ada di BAPAS Kelas I Semarang per-seksi adalah sebagai
berikut :
a. Sub. Bagian Tata Usaha : 18 orang
b. Seksi Bimbingan Klien Dewasa : 10 orang
c. Seksi Bimbingan Klien Anak : 8 orang
d. Jabatan Fungsional Tertentu PK : 14 orang
e. CPNS PK : 15 orang
Total : 65 orang
Sarana prasarana atau fasilitas yang terdapat di Balai Pemasyarakatan
Kelas I Semarang meliputi lahan parkir, mushola, toilet, ruang pelayanan yang
berisi meja dan kursi pelayanan, perangkat komputer, perangkat foto dan sidik
jari, ruang tunggu, meja penulisan, media hiburan berupa televisi, media
informasi berupa banner,spanduk, papan pengumuman, brosure, website,
email, twitter, sms center, hotline, ruang kerja pegawai, alat transportasi
kantor berupa motor dan mobil dinas.
Secara lebih jelas tugas dan fungsi dari BAPAS adalah untuk
melakukan pembimbingan dan penelitian kemasyarakatan serta tugas-tugas
lain yang melekat kepada BAPAS dan akan di paparkan dalam uraian
dibawah ini:
1. Bimbingan Klien Dewasa
2. Pemberian Izin ke Luar Kota
3. Pelimpahan Bimbingan Klien Pemasyarakatan
4. Izin ke Luar Negeri
5. Pendampingan Anak yang Berkonflik dengan Hukum
6. Konseling Anak
7. Bimbingan kepada Klien Anak
8. Pendidikan Khusus Anak
9. Penelitian Kemasyarakatan Anak
10. Penelitian Kemasyarakatan Dewasa
11. Pencabutan Pembebasan Bersyarat

35
Wilayah kerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang terdiri dari Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten/ Kota Kendal, Kabupaten/ Kota
Purwodadi, Kabupaten Salatiga dan Ambarawa.

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016
tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan, adapun
menurut pasal 5 adalah tugas jabatan untuk Pembimbing Kemasyarakatan
yaitu melaksanakan kegiatan di bidang bimbingan kemasyarakatan. Sesuai
dengan pasal 7, uraian kegiatan jabatan fungsional Pembimbing
Kemasyarakatan sesuai jenjang jabatannya untuk Pembimbing
Kemasyarakatan Pertama/Ahli Pertama, meliputi:
1. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk penanganan anak
yang belum berumur 12 tahun untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
2. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk diversi untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
3. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk sidang pengadilan
anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
4. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk saksi/korban untuk
tindak pidana kategori 5 dan 6;
5. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk tersangka dewasa
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
6. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk perawatan anak di
Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) untuk tindak pidana
kategori 5 dan 6;
7. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk perawatan tahanan
di Rutan untuk tindak pidana kategori 3;
8. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk menentukan
program pembinaan awal/ asimilasi/PB/CB/CMB/CMK anak untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
9. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk menentukan

36
program pembinaan awal/ asimilasi/PB/CB/CMB/CMK narapidana untuk
tindak pidana kategori 3;
10. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk pemindahan
narapidana/anak untuk tindak pidana kategori 3;
11. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk program
pembimbingan klien anak di Balai Pemasyarakatan (Bapas) untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
12. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk program
pembimbingan di Bapas untuk tindak pidana kategori 3;
13. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk permintaan
instansi lain bagi anak/ narapidana untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
14. melakukan kegiatan pendampingan untuk anak usia dibawah 12 tahun
pada saat pengambilan keputusan dalam rangka penyelesaian perkara
anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
15. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak dalam rangka
pemeriksaan awal di tingkat penyidikan untuk tindak pidana kategori 5
dan 6;
16. melaksanakan tugas sebagai wakil fasilitator pada proses
musyawarah/mediasi dalam rangka pelaksanaan diversi untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
17. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak dalam rangka
pemeriksaan anak di Kejaksaan pada saat pelimpahan berkas perkara
dari Kepolisian untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
18. melakukan kegiatan pendampingan musyawarah/ mediasi bagi perkara
anak yang tidak memenuhi syarat diversi untuk tindak pidana kategori 5
dan 6;
19. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak pada pelaksanaan
kesepakatan diversi/ penetapan pengadilan/putusan pengadilan dalam
rangka memastikan kesiapan anak, pihak terkait untuk tindak pidana
kategori 5 dan 6;
20. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak/dewasa dalam rangka
memberikan pertimbangan/rekomendasi pada proses persidangan untuk
tindak pidana kategori 5 dan 6;

37
21. melakukan kegiatan pendampingan terhadap klien anak/dewasa ke pihak
terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan berdasarkan hasil assesmen
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
22. melaksanakan kegiatan verifikasi dokumen serta mencocokan dengan
narapidana yang diserah terimakan dari Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas)/Rumah Tahanan Negara (Rutan) dalam kegiatan penerimaan
dan registrasi klien pemasyarakatan;
23. melaksanakan kegiatan assesmen resiko dan kebutuhan dalam rangka
menilai tingkat resiko dan mengidentifikasi kebutuhan pembimbingan
klien untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
24. menyusun program pembimbingan klien anak tahap
awal/lanjutan/akhir/tambahan (after care) dalam rangka menentukan
kegiatan bimbingan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
25. menyusun program pembimbingan klien dewasa tahap
awal/lanjutan/akhir/tambahan (after care) dalam rangka menentukan
kegiatan bimbingan untuk tindak pidana kategori 3 dan 4;
26. melaksanakan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan
kepribadian/kemandirian klien anak untuk tindak pidana kategori 3 dan 4;
27. melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dalam rangka
pembimbingan kepribadian/ kemandirian klien dewasa untuk tindak
pidana kategori 3;
28. melaksanakan kegiatan kunjungan rumah dalam rangka pembimbingan
kepribadian/kemandirian klien anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
29. melaksanakan kegiatan kunjungan rumah dalam rangka pembimbingan
kepribadian/kemandirian klien dewasa untuk tindak pidana kategori 5 dan
6;
30. melakukan evaluasi perkembangan bimbingan klien anak secara berkala
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
31. melakukan evaluasi perkembangan bimbingan klien dewasa secara
berkala untuk tindak pidana kategori 3;
32. menelaah surat permintaan pindah bimbingan dari klien anak dan
membuat dokumen usulan pindah bimbingan ke Bapas lain untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;

38
33. melaksanakan kegiatan verifikasi, klarifikasi dan menyusun rekomendasi
dalam rangka menindaklanjuti surat usulan dan dokumen permintaan
pindah bimbingan klien anak dari Bapas lain untuk tindak pidana kategori
5 dan 6
34. menelaah surat permintaan pindah bimbingan klien dewasa dan
membuat dokumen usulan pindah bimbingan ke Bapas lain tindak
pidana kategori 3;
35. melaksanakan kegiatan verifikasi, klarifikasi dan menyusun rekomendasi
dalam rangka menindaklanjuti surat usulan dan dokumen permintaan
pindah bimbingan klien dewasa dari Bapas lain untuk tindak pidana
kategori 3;
36. menyusun dokumen pengakhiran bimbingan klien anak untuk tindak
pidana kategori 3;
37. menyusun dokumen pengakhiran bimbingan klien dewasa untuk tindak
pidana kategori 3;
38. melakukan pemetaan peluang kerja sama pihak ketiga dalam rangka
membangun jejaring kerja;
39. melakukan kegiatan pengawasan proses upaya diversi dalam rangka
terlaksananya diversi untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
40. melakukan kegiatan pengawasan penetapan hasil diversi/putusan hakim
terhadap anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
41. melakukan kegiatan pengawasan putusan hakim terhadap klien dewasa
untuk tindak pidana kategori 3;
42. melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program perawatan dan
layanan tahanan anak berdasarkan hasil rekomendasi penelitian
kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
43. melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program perawatan dan
layanan tahanan dewasa berdasarkan hasil rekomendasi penelitian
kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 3;
44. melakukan kegiatan pengawasan program pembinaan anak di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak (LPKA) berdasarkan hasil rekomendasi
penelitian kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
45. melakukan kegiatan pengawasan program pembinaan narapidana

39
dewasa di Lapas/Rutan berdasarkan hasil rekomendasi penelitian
kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 3;
46. melakukan kegiatan pengawasan program pembimbingan klien anak
berdasarkan hasil rekomendasi penelitian kemasyarakatan untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
47. melakukan kegiatan pengawasan program pembimbingan klien dewasa
berdasarkan hasil rekomendasi penelitian kemasyarakatan untuk tindak
pidana kategori 3;
48. memeriksa dan memverifikasi surat dan dokumen permintaan izin ke luar
negeri dari klien anak serta membuat dokumen penerusan permintaan
izin ke luar negeri ke kantor wilayah untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
49. memeriksa dan memverifikasi surat dan dokumen permintaan izin ke luar
negeri dari klien dewasa serta membuat dokumen penerusan permintaan
izin ke luar negeri ke kantor wilayah untuk tindak pidana kategori 3;
50. melakukan kegiatan pengawasan program pembimbingan klien anak
yang mendapatkan izin keluar negeri/kota berdasarkan hasil rekomendasi
penelitian kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
51. melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan izin keluar negeri klien
dewasa untuk tindak pidana kategori 3;
52. melakukan kegiatan pengusulan pencabutan PB/ CMB/CB/asimilasi/CMK
klien anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
53. melakukan kegiatan pengusulan pencabutan PB/ CMB/CB/asimilasi/CMK
klien dewasa untuk tindak pidana kategori 3;
54. melaksanakan sidang tim pengamat pemasyarakatan dalam rangka
pembahasan litmas/pendampingan/pembimbingan/ pengawasan klien;
dan
55. melaksanakan sidang tim pengamat pemasyarakatan dalam rangka
litmas/pembinaan narapidana/anak.

Berdasarkan uraian tugas SKP (Sasaran Kerja Pegawai) Bapas Kelas


I Semarang maka kegiatan tugas jabatan Pembimbing Kemasyarakatan
meliputi
1. Melaksanakan kegiatan assesmen/ penyusunan program pembimbingan/

40
pelimpahan bimbingan/ kunjungan rumah dalam rangka pembimbingan/
evaluasi perkembangan pembimbingan/ pengakhiran bimbingan/ telaah
pindah bimbingan untuk klien tindak pidana kategori 3,4,5, dan 6
2. Melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk tindak pidana
kategori 3,5, dan 6
3. Mengikuti kegiatan seminar di Bidang Bimkemas PA sebagai peserta
4. Mengikuti kegiatan Diklat Bidang Bimbingan Kemasyarakatan
5. Melakukan kegiatan pendampingan/ menjadi wakil fasilitator/
pendampingan sidang/ pemenuhan kebutuhan berdasarkan assesmen
untuk anak/ dewasa kategori 5 dan 6
6. Melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak dalam rangka
pemeriksaan anak di Kejaksaan/ pelaksanaan kesepakatan diversi/
penetapan pengadilan/ putusan pengadilan pada saat pelimpahan
berkas perkara dari Kepolisian untuk tindak pidana kategori 5 dan 6
7. Melaksanakan kegiatan verifikasi dokumen serta mencocokan dengan
narapidana yang diserahterimakan dari Lapas/ Rutan dalam kegiatan
penerimaan dan registrasi klien pemasyarakatan
8. Melaksanakan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan
kepribadian/ kemandirian klien untuk tindak pidana kategori 3 dan 4
9. Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam rangka
pembahasan litmas/ pendampingan/ pembimbingan/ pengawasan/
program pembinaan dan perawatan klien

C. Role Model
Tokoh yang menjadi role model penulis yaitu Dra. Indiah Dewi Murni,
M.Pd. Sosok kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada
tanggal 27 Mei 1953 ini merupakan pemimpin instansi penulis bekerja, yakni
SMP Negeri 1 Sukoharjo. Beliau mampu menunjukkan integritasnya dalam
memimpin kementerian yang terdiri dari berbagai bidang yang menjadi dasar
penting berjalannya sebuah negara, yaitu hukum dan hak asasi manusia. Di
bawah kepemimpinannya, Kementerian Hukum dan HAM menunjukkan
banyak perubahan dan inovasi ke arah yang lebih baik. Pembawaan pribadi
beliau yang sederhana dan hangat namun menunjukkan totalitas dalam

41
bekerja turut menjadikan beliau menjadi salah satu sosok yang pantas untuk
diteladani di negeri ini.
Beliau memberikan contoh dan teladan untuk terus berusaha
memberikan kontribusi yang terbaik bagi Bangsa dan masyarakat Indonesia.
Pada setiap kesempatan pun, beliau selalu memberikan pesan dan kalimat
penyemangat bagi seluruh jajarannya untuk bekerja keras, bekerja cerdas,
dan bekerja ikhlas. Beliau juga mendukung jajarannya untuk terus
meningkatkan kapasitas diri agar menjadi Aparatur Sipil Negara yang kreatif
dalam menjawab tantangan yang ada. Hal ini menjadikan beliau sebagai
sosok pemimpin yang dekat dan disegani oleh seluruh jajarannya serta dapat
mengayomi seluruh bagian unit kerja yang tersebar di seluruh tanah air.
Penulis pun pernah menyaksikan dan merasakan secara langsung
keberhasilan beliau dalam melaksanakan salah satu program kerjanya, yakni
proses Rekrutmen dan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2017. Beliau mampu memimpin
jajarannya untuk menyelenggarakan seleksi CPNS yang terbuka, fair, dan
tanpa memberikan celah bagi pungli maupun kecurangan pada
pelaksanaannnya sehingga memperoleh penghargaan dari Menpan dan
Ombudsman sebagai pelaksanaan seleksi CPNS yang terbaik. Rekrutmen
dan Seleksi CPNS Kemenkumham 2017 hanya salah satu contoh prestasi
beliau di masa kepemimpinannya, masih ada banyak prestasi dan kontribusi
beliau di negeri ini terutama dalam upaya menegakkan dan memuliakan hak
asasi manusia di Bumi Pertiwi. Sikap dan dedikasi tinggi beliau dalam
mengabdi pada bangsa dan Negara Indonesia membuat penulis mengagumi
kepemimpinan beliau dan merasa bangga menjadi bagian dari keluarga besar
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

42
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterikatan dengan Nilai


ANEKA
Berdasarkan hasil analisis dengan metode AKPL dan USG, dari
kelima isu tersebut yang paling dominan dengan skor 15 adalah kurang
optimalnya penerapan aplikasi computer based test dalam kegiatan
pembelajaran. Untuk mengatasi masalah kurang optimal nya penerapan
aplikasi computer based test dalam kegiatan pembelajaran, ditemukan
gagasan pemecah isu yaitu Optimalisasi Penerapan Aplikasi Computer
Based Test Berbasis Web Server di SMP Negeri 1 Sukoharjo
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

43
Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan berkaitan dengan
antara lain sebagai berikut:
1. Pembuatan aplikasi Computer Based Test berbasis web server
(Inovasi)
2. Pembuatan database server (Inovasi)
3. Pembuatan manual book petunjuk penggunaan aplikasi Computer
Based Test berbasis web server (Inovasi)
4. Sosialisasi aplikasi Computer Based Test untuk semua guru (Inovasi)
5. Penerapan aplikasi Computer Based Test untuk siswa (Inovasi)

44
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Judul : Optimalisasi Penerapan Aplikasi Computer Based Test Berbasis Web Server
di SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

Nama Lengkap : Mustika Fajarwati Muslikah, S.Pd.


Jabatan : Guru TIK Ahli Pertama
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Sukoharjo
Coach : Arif Efendy, S.H., M.M.
Mentor : Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test dalam kegiatan pembelajaran
2. Kurangnya motivasi guru dalam mempelajari kembali teknologi komputer dan jaringan
dalam pembelajaran
3. Kurangnya sumber daya dan tenaga ahli dalam pelaksanaan Computer Based Test
4. Belum optimalnya Sosialisasi Computer Based Test untuk guru dan siswa
5. Belum optimalnya pembimbingan Computer Based Test untuk guru dan siswa

Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya penerapan aplikasi Computer Based Test dalam kegiatan pembelajaran

Gagasan yang
Diangkat : Optimalisasi penerapan aplikasi Computer Based Test Berbasis Web Server
di SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

45
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Pembuatan audio Terwujudnya audio Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
visual terkait alur visual terkait alur ini adalah sebagai nilai dasar PNS
pembimbingan pembimbingan klien perwujudan misi berupa
klien pemasyarakatan di Bapas Kelas I Nasionalisme
pemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Semarang yang (berdo’a), Etika
di Balai Kelas I Semarang kedua dan ketiga, Publik (cermat),
Pemasyarakatan 1. Mendiskusikan Adanya persamaan 1. Nasionalisme yaitu : Komitmen Mutu
Kelas I Semarang dengan rekan kerja persepsi mengenai Diwujudkan dengan (berorientasi mutu,
(Inovasi) mengenai audio audio visual yang akan berdo’a kepada “Melaksanakan inovasi), dan Anti
visual terkait alur dibuat Allah SWT ketika program Korupsi (peduli),
pembimbingan klien memulai dan pembimbingan Akuntabilitas
pemasyarakatan mengakhiri diskusi secara berdaya (tanggung jawab)
(Sila kesatu) guna, tepat memperkuat nilai
sasaran dan organisasi
2. Menyusun konsep Tersusunnya konsep 2. Etika Publik memiliki prospek Kementerian
audio visual terkait audio visual Diwujudkan melalui ke depan” Hukum dan Hak
alur pembimbingan proses penyusunan Asasi Manusia,
“Mewujudkan yaitu: Inovatif dan
klien konsep yang cermat
pembimbingan Akuntabilitas
pemasyarakatan
klien
pemasyarakatan
dalam rangka
penegakan hukum,
3. Mengkonsultasikan Konten audio visual 3. Komitmen Mutu pencegahan dan
konten audio visual yang sesuai dengan Diwujudkan dengan penanggulangan
untuk pembimbingan hasil konsultasi proses konsultasi kejahatan, serta
klien yang berorientasi pemajuan”
pemasyarakatan mutu audio visual
dengan KaSie

46
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Bimbingan Klien
Dewasa
4. Melakukan Rekaman audio visual 4. Anti Korupsi
perubahan rekaman Diwujudkan melalui
audio visual jika sikap peduli
diperlukan terhadap kesesuaian
rekaman audio visual
dengan kontan yang
telah direncanakan
5. Memperlihatkan dan Izin pemasangan audio 5. Akuntabilitas
meminta izin kepada visual di ruang lobby Diwujudkan dengan
KaSie Bimbingan sikap tanggung
Klien Dewasa untuk jawab terhadap
memasang audio proses pemasangan
visual di ruang lobby audio visual di ruang
Balai lobby
Pemasyarakatan
Semarang
6. Menayangkan audio Audio visual yang 6. Komitmen Mutu
visual di ruang lobby ditayangkan di ruang Diwujudkan dengan
Balai lobby inovasi berupa
Pemasyarakatan penayangan audio
Semarang visual di ruang lobby
2. Pembuatan kartu Terwujudnya kartu alat Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
alat peraga peraga penjelasan ini adalah sebagai nilai dasar PNS
penjelasan hak, hak, kewajiban, perwujudan misi berupa Etika Publik
kewajiban, larangan, dan sanksi Bapas Kelas I (komunikasi,

47
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
larangan, sanksi, bagi klien Semarang yang konsultasi, dan
bagi klien pemasyarakatan kedua dan ketiga, kerjasama),
pemasyarakatan 1. Melakukan diskusi Adanya persamaan 1. Etika Publik yaitu : Nasionalisme (tidak
(Inovasi) dengan KaSie persepsi dengan KaSie Diwujudkan melalui diskriminatif),
Bimbingan Klien Bimbingan Klien sikap menghargai “Melaksanakan Akuntabilitas
Dewasa mengenai Dewasa terkait konten proses komunikasi, program (tanggung jawab),
konten dan desain dan desain dari kartu konsultasi dan pembimbingan dan Komitmen
dari kartu penjelasan alat peraga penjelasan kerjasama bersama secara berdaya Mutu (efektif,
hak, kewajiban, hak, kewajiban, KaSie Bimbingan guna, tepat efisien), Anti
larangan, dan sanksi larangan, dan sanksi Klien Dewasa sasaran dan korupsi (jujur,
yang akan dibuat memiliki prospek berani) dalam
2.Membuat draft konten Draft konten dan desain 2. Nasionalisme ke depan” kegiatan ini
dan desain kartu kartu alat peraga Diwujudkan melalui memperkuat nilai
penjelasan hak, penjelasan hak, draft konten dan “Mewujudkan organisasi
kewajiban, larangan, kewajiban, larangan, desain kartu pembimbingan Kementerian
dan sanksi dan sanksi penjelasan hak, klien Hukum dan Hak
kewajiban larangan, pemasyarakatan Asasi Manusia,
dan sanksi yang dalam rangka yaitu: Profesional,
tidak diskriminatif penegakan hukum, Akuntabel,
terhadap klien pencegahan dan SInergi, Inovatif
pemasyarakatan penanggulangan
kejahatan, serta
3. Mengkonsultasikan Revisi draft konten dan 3. Akuntabilitas pemajuan”
mengenai draft desain kartu alat Diwujudkan dengan
konten dan desain peraga penjelasan hak, tersusunnya revisi
kartu penjelasan hak, kewajiban, larangan, draft konten dan
kewajiban, larangan, dan sanksi desain kartu alat
dan sanksi kepada sebagai bentuk
KaSie Bimbingan tanggung jawab

48
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Klien Dewasa dan konsultasi kepada
melakukan revisi KaSie Bimbingan
Klien Dewasa
4. Mencetak dan Kartu alat peraga 4. Komitmen Mutu
memperbanyak kartu penjelasan hak, Diwujudkan melalui
penjelasan hak, kewajiban, larangan, tercetaknya kartu alat
kewajiban, larangan, dan sanksi peraga secara
dan sanksi efektif dan efisien

5. Menjelaskan hak, Terwujudnya kegiatan 5. Anti Korupsi


kewajiban, larangan, penjelasan kepada Diwujudkan melalui
dan sanksi kepada klien dengan penjelasan kepada
klien menggunakan kartu klien
pemasyarakatan alat peraga penjelasan pemasayarakatan
dengan kartu yang hak, kewajiban, secara jujur dan
telah dibuat larangan, dan sanksi berani
3. Pembuatan Daftar Terwujudnya Daftar Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
Sasaran Program Sasaran Program ini adalah sebagai nilai dasar PNS
Pembimbingan Pembimbingan bagi perwujudan misi berupa
bagi Klien Klien pemasyarakatan Bapas Kelas I Nasionalisme
Pemasyarakatan guna pembimbingan Semarang yang (menghormati
yang lebih tepat kedua dan ketiga, keputusan), Etika
sasaran. yaitu : Publik (cermat),
1. Melakukan Adanya persamaan 1. Nasionalisme Anti Korupsi
konsultasi dengan persepsi terkait Diwujudkan dalam “Melaksanakan (mandiri),
KaSie Bimbingan pembuatan daftar sikap menghormati program Komitmen Mutu
Klien Dewasa terkait sasaran program keputusan KaSie (berorientasi mutu),

49
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan daftar pembimbingan Bimbingan Klien pembimbingan Akuntabilitas
sasaran program Dewasa (Sila secara berdaya (tanggung jawab)
bimbingan klien Kedua) guna, tepat memperkuat nilai
sasaran dan organisasi
2. Menyusun daftar Draft daftar sasaran 2. Etika Publik memiliki prospek Kementerian
sasaran program program bimbingan Diwujudkan dalam ke depan” Hukum dan Hak
bimbingan penyusunan draft Asasi Manusia,
kepribadian dan dengan cermat dan “Mewujudkan yaitu: Inovatif dan
kemandirian klien teliti supaya tidak pembimbingan Akuntabilitas
yang akan terjadi kesalahan klien
dimasukkan dalam pemasyarakatan
draft tersebut dalam rangka
3. Mencetak dan Print out draft daftar 3. Anti Korupsi penegakan hukum,
memperbanyak draft sasaran program Diwujudkan dalam pencegahan dan
untuk setiap klien bimbingan sikap mencetak dan penanggulangan
memperbanyak print kejahatan, serta
out secara mandiri pemajuan”

4. Melaksanakan Draft daftar sasaran 4. Komitmen Mutu


konsultasi kembali program bimbingan Diwujudkan melalui
dengan KaSie yang disetujui konsultasi yang
Bimbingan Klien berorientasi mutu
Dewasa terkait daftar sasaran
format draft daftar program bimbingan
sasaran program
pembimbingan yang
telah dibuat
5. Melakukan revisi Revisi daftar sasaran 5. Akuntabilitas
format draft sasaran program bimbingan Diwujudkan dalam

50
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
program sikap membuat
pembimbingan revisidaftar sasaran
pembimbingan program bimbingan
apabila terdapat dengan tanggung
revisi dari KaSie jawab
Bimbingan Klien
Dewasa
4. Pembuatan form Terwujudnya form list / Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
list / interview interview guidelines ini adalah sebagai nilai dasar PNS
guidelines kegiatan konseling perwujudan misi berupa Etika Publik
kegiatan dalam rangka Bapas Kelas I (hormat, sopan),
konseling dalam pembimbingan klien Semarang yang Nasionalisme
rangka pemasyarakatan guna kedua dan ketiga, (kepentingan
pembimbingan proses pembimbingan yaitu : bersama),
klien klien yang lebih terarah Akuntabilitas
pemasyarakatan “Melaksanakan (mendahulukan
(Inovasi) 1. Melakukan diskusi Adanya persamaan 1. Etika Publik program kepentingan
dengan KaSie persepsi dengan KaSie Diwujudkan dalam pembimbingan public,tanggung
Bimbingan Klien Bimbingan Klien proses hormat dan jawab), Anti
secara berdaya
Dewasa mengenai Dewasa terkait konten sopan dalam diskusi Korupsi (mandiri),
guna, tepat
konten dan desain dan desain form list / bersama KaSie dan Komitmen
sasaran dan
dari form list / interview guidelines Bimbingan Klien memiliki prospek Mutu (berorientasi
interview guidelines yang akan dibuat Dewasa ke depan” pada mutu, efektif,
kegiatan konseling efisien) dalam
2. Nasionalisme “Mewujudkan kegiatan ini
Diwujudkan melalui pembimbingan memperkuat nilai
karakter klien organisasi
mengutamakan pemasyarakatan Kementerian
kepentingan

51
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
bersama (Sila 2) dalam rangka Hukum dan Hak
dalam diskusi terkait penegakan hukum, Asasi Manusia,
konten dan desain pencegahan dan yaitu: Profesional,
penanggulangan Akuntabel,
2. Membuat draft Draft konten dan desain 3. Akuntabilitas kejahatan, serta SInergi, Inovatif
konten dan desain form list / interview Diwujudkan dalam pemajuan”
form list / interview guidelines kegiatan prinsip
guidelines kegiatan konseling mendahulukan
konseling kepentingan publik
dalam membuat draft
konten dan desain

4. Anti Korupsi
Diwujudkan dengan
pembuatan draft
konten dan desain
secara mandiri
3. Mengkonsultasikan Draft konten dan desain 5. Komitmen Mutu
mengenai draft form check list yang Diwujudkan dengan
konten dan desain telah disetujui KaSie konsultasi yang
form list / interview Bimbingan Klien menjunjung prinsip
guidelines kegiatan Dewasa berorientasi pada
konseling kepada mutu
KaSie Bimbingan
Klien Dewasa
4. Melakukan revisi Draft form check list 6. Akuntabilitas
mengenai konten yang telah direvisi Diwujudkan dalam
dan desain form list / pembuatan draft form

52
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
interview guidelines check list yang telah
kegiatan konseling direvisi sebagai
bentuk tanggung
jawab
5. Mencetak dan Form list / interview 7. Komitmen Mutu
memperbanyak form guidelines kegiatan Diwujudkan dengan
list / interview konseling pencetakan form list /
guidelines kegiatan interview guidelines
konseling yang efektif dan
efisien
5. Pembuatan Terwujudnya modul Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
modul materi materi pembimbingan ini adalah sebagai nilai dasar PNS
pembimbingan sebagai bahan acuan perwujudan misi berupa
sebagai bahan kegiatan pembimbingan Bapas Kelas I Akuntabilitas
acuan kegiatan klien pemasyarakatan Semarang yang (tanggung jawab),
pembimbingan di Balai kedua dan ketiga,
klien Pemasyarakatan Kelas yaitu : Etika Publik
pemasyarakatan I Semarang (komunikasi,
konsultasi,
di Balai “Melaksanakan
Pemasyarakatan 1. Membentuk tim kecil Terbentuknya tim kecil 1. Akuntabilitas kerjasama, sopan
program
Kelas I Semarang untuk melakukan untuk melakukan Diwujudkan melalui hormat), dalam
pembimbingan
(Inovasi) rencana penyusunan rencana penyusunan tanggung jawab tim kegiatan ini
secara berdaya
modul materi modul materi untuk melakukan memperkuat nilai
guna, tepat
pembimbingan rencana penyusunan organisasi
sasaran dan
modul materi Kementerian
memiliki prospek
2. Melakukan Adanya persamaan 2. Etika Publik Hukum dan Hak
ke depan”
konsultasi dengan persepsi dengan KaSie Diwujudkan dalam Asasi Manusia,
KaSie Bimbingan Bimbingan Klien proses komunikasi, yaitu: Profesional,

53
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Klien Dewasa terkait Dewasa terkait konsultasi, dan “Mewujudkan Akuntabel,
pembuatan modul pembuatan modul kerja sama dengan pembimbingan SInergi, Inovatif
materi materi pembimbingan KaSie Bimbingan klien
pembimbingan Klien Dewasa pemasyarakatan
dalam rangka
3. Mengumpulkan Terkumpulnya bahan 3. Anti Korupsi penegakan hukum,
bahan pembuatan untuk pembuatan Diwujudkan dalam pencegahan dan
modul materi modul materi bentuk kerja keras penanggulangan
pembimbingan pembimbingan dalam kejahatan, serta
mengumpulkan pemajuan dan
bahan untuk perlindungan HAM”
pembuatan modul
materi
pembimbingan
4. Menyusun modul Tersusunnya modul 4. Nasionalisme
materi materi pembimbingan Diwujudkan dalam
pembimbingan sebagai bahan acuan bentuk menghargai
sebagai bahan pembimbingan klien karya orang lain
acuan pemasyarakatan melalui penulisan
pembimbingan klien sumber dalam
pemasyarakatan menyusun modul
materi
pembimbingan
5. Melaksanakan Revisi dan finalisasi 3. Komitmen Mutu
konsultasi dengan modul materi Diwujudkan dalam
KaSie Bimbingan pembimbingan bentuk revisi dan
Klien Dewasa terkait finasilasi draft modul
draft modul materi secara efisien

54
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pembimbingan yang
telah dibuat
6. Melakukan revisi Tercetaknya modul 4. Komitmen Mutu
modul materi materi pembimbingan Diwujudkan dalam
pembimbingan bentuk pencetakan
apabila terdapat modul yang
revisi dari KaSie berorientasi pada
Bimbingan Klien mutu
Dewasa kemudian
dilakukan
pencetakan
7. Mengajukan Pengesahan modul 5. Etika Publik
pengesahan modul materi pembimbingan Diwujudkan dalam
materi oleh Kepala Bapas bentuk sopan dan
pembimbingan oleh Semarang hormat dalam
Kepala Bapas mengajukan
Semarang pengesahan pada
Kepala Bapas
Semarang
6. Penyediaan zona Tersedianya zona Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
ramah klien ramah klien sebagai ini adalah sebagai nilai dasar PNS
sebagai fasilitas fasilitas yang nyaman perwujudan misi berupa Etika
yang nyaman bagi klien ketika Bapas Kelas I Akuntabilitas
bagi klien menunggu Pembimbing Semarang yang (kejelasan),
pemasyarakatan Kemasyarakatan kedua dan ketiga, Nasionalisme
(Inovasi) melakukan bimbingan yaitu : (saling
1. Melakukan Adanya persamaan 1. Akuntabilitas menghormati),

55
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
koordinasi awal persepsi dengan rekan Diwujudkan dengan Etika Publik
“Melaksanakan
dengan rekan kerja kerja terkait zona kejelasan kriteria (cermat), Anti
program
mengenai raman klien yang akan zona ramah klien Korupsi (kerja
pembimbingan
penyediaan zona dibuat yang ingin dibuat keras), dan
secara berdaya
ramah klien Komitmen Mutu
guna, tepat
2. Konsultasi mengenai Adanya kesepakatan 2. Nasionalisme (efektif, efisien)
sasaran dan
tempat dan bersama KaUr Umum Diwujudkan melalui dalam kegiatan ini
memiliki prospek
perlengkapan terkait dan Kasie Bimbingan sikap saling memperkuat nilai
ke depan”
penyediaan zona Klien Dewasa menghormati (sila organisasi
ramah klien dengan mengenai tempat dan kedua) dalam “Mewujudkan Kementerian
KaUr Umum dan list perlengkapan terkait berkonsultasi pembimbingan Hukum dan Hak
KaSie Bimbingan penyediaan zona klien Asasi Manusia,
Klien Dewasa ramah klien pemasyarakatan yaitu: Profesional,
3. Mempersiapkan Tempat dan 3. Etika Publik dalam rangka Akuntabel,
tempat dan perlengkapan untuk Diwujudkan melalui penegakan hukum, SInergi, Inovatif
perlengkapan zona zona ramah klien siap sikap cermat dalam pencegahan dan
ramah klien sesuai mempersiapkan penanggulangan
dengan hasil tempat dan kejahatan, serta
konsultasi perlengkapan pemajuan”
4. Menyediakan Tersedianya fasilitas 4. Anti Korupsi
fasilitas yang yang nyaman bagi klien Diwujudkan dalam
menunjang seperti pemasyarakatan bentuk kerja keras
tempat duduk, bahan menyediakan segala
bacaan, dan tulisan sesuatu agar acara
keterangan “Zona dapat berjalan
Ramah Klien” dengan lancar

5. Komitmen Mutu

56
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Diwujudkan dalam
bentuk penyediaan
fasilitas secara
efektif dan efisien
7. Revitalisasi ruang Terlaksananya kegiatan Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
khusus untuk revitalisasi ruang ini adalah sebagai nilai dasar PNS
kegiatan khusus untuk kegiatan perwujudan misi berupa
konseling dalam konseling dalam rangka Bapas Kelas I Akuntabilitas
rangka pembimbingan klien Semarang yang (kejelasan),
pembimbingan pemasyarakatan di kedua dan ketiga, Komitmen Mutu
klien Balai Pemasyarakatan yaitu : (efektif, efisien),
pemasyarakatan Kelas I Semarang Etika Publik
di Balai “Melaksanakan (komunikasi,
Pemasyarakatan 1. Memohon izin Izin penggunaan 1. Akuntabilitas konsultasi,
program
Kelas I Semarang kepada Kepala ruangan dari Kepala Diwujudkan dalam kerjasama,
pembimbingan
(Inovasi) Bapas Semarang Balai Pemasayarakatan kejelasan konsep cermat), Anti
secara berdaya
untuk menggunakan Kelas I Semarang dan tujuan Korupsi (jujur,
guna, tepat
salah satu ruangan permohonan tanggung jawab)
sasaran dan
sebagai ruangan penggunaan ruangan memiliki prospek Nasionalisme (tidak
konseling 2. Komitmen Mutu ke depan” diskriminatif,
Diwujudkan dengan persamaan derajat
upaya penggunakan “Mewujudkan klien), dan dalam
ruang yang diberikan
pembimbingan kegiatan ini
secara efektif dan klien memperkuat nilai
efisien pemasyarakatan organisasi
dalam rangka Kementerian
2. Mengkonsultasikan Adanya persamaan 3. Etika Publik penegakan hukum,
dengan rekan dan persepsi terkait desain Diwujudkan dalam pencegahan dan Hukum dan Hak
KaSie Bimbingan dan penataan ruang proses komunikasi, Asasi Manusia,

57
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Klien Dewasa konsultasi, dan penanggulangan yaitu: Profesional,
mengenai desain kerja sama dengan kejahatan, serta Akuntabel,
dan penataan ruang pihak-pihak yang pemajuan” SInergi,
konseling terlibat dalam Transparan,
kegiatan Inovatif
3. Menyusun anggaran Anggaran dana 4. Anti Korupsi
untuk renovasi renovasi ruangan Diwujudkan melalui
ruangan penyusunan
anggaran secara
jujur dan tanggung
jawab
4. Melakukan Interior ruangan 5. Etika Publik
penataan interior konseling yang tertata Diwujudkan dengan
ruangan konseling penataan interior
secara cermat
sesuai desain
5. Melakukan 6. Nasionalisme
konseling dengan Diwujudkan dengan
menggunakan sikap tidak
ruangan konseling diskriminatif dan
menjunjung
persamaan derajat
klien
pemasyarakatan
(Sila kedua)

58
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
8. Pelaksanaan Terlaksananya kegiatan Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
kegiatan kegiatan konseling ini adalah sebagai nilai dasar PNS
konseling dalam dalam rangka perwujudan misi berupa
rangka pembimbingan Bapas Kelas I Akuntabilitas
pembimbingan kepribadian Semarang yang (tanggung jawab),
kepribadian (SKP) kedua dan ketiga, Nasionalisme (tidak
1. Menerima klien yang Penerimaan klien 1. Akuntabilitas yaitu : diskriminatif), Etika
akan menerima Diwujudkan dengan Publik (cermat,
bimbingan sesuai tanggung jawab
“Melaksanakan integritas tinggi),
jadwal lapor dalam menerima program Komitmen Mutu
klien pembimbingan (efektif, efisieni),
2. Mempersilakan klien Klien duduk dan proses 2. Nasionalisme secara berdaya dan Anti Korupsi
duduk untuk memulai pembimbingan dimulai Diwujudkan dalam guna, tepat memperkuat nilai
proses bimbingan sikap tidak sasaran dan organisasi
wajib lapor diskriminatif memiliki prospek Kementerian
terhadap klien ke depan” Hukum dan Hak
pemasyarakatan Asasi Manusia,
“Mewujudkan yaitu: Profesional,
(Sila kedua) pembimbingan Akuntabel,
3. Menyiapkan Buku Buku wajib lapor siap 3. Etika Publik klien SInergi,
wajib Lapor untuk diisi Diwujudkan dalam pemasyarakatan
mencatat informasi penyiapan buku dalam rangka
perkembangan klien wajib lapor secara penegakan hukum,
cermat pencegahan dan
penanggulangan
4. Mencocokan data Terisinya buku wajib 4. Komitmen Mutu kejahatan, serta
klien termasuk lapor Diwujudkan melalui pemajuan”
program klien dan pengisian buku wajib
mencatat nya dalam lapor secara efektif

59
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
buku wajib lapor dan efisien

5. Melakukan konseling Terlaksananya 5. Anti Korupsi


kepada klien untuk konseling terhadap Diwujudkan melalui
mengetahui klien pemasyarakatan sikap peduli
permasalahan dan terhadap
perkembangan klien permasalahan klien
saat menjalani
program
6. Melakukan Klien menerima 6. Etika Publik
bimbingan seperti bimbingan Diwujudkan dalam
motivasi dan pemberian
pengarahan kepada bimbingan yang
klien agar dapat dilakukan dengan
menjalani program integritas tinggi
dengan baik

60
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
9. Pembuatan form Terwujudnya form Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
check list check list kelengkapan ini adalah sebagai nilai dasar PNS
kelengkapan berkas pengakhiran perwujudan misi berupa
berkas pembimbingan klien Bapas Kelas I Akuntabilitas
pengakhiran pemasyarakatan Semarang yang (kejelasan), Etika
pembimbingan kedua dan ketiga, Publik (cermat),
klien yaitu : Nasionalisme
pemasyarakatan (menghormati
(Inovasi) “Melaksanakan keputusan), Anti
program Korupsi (disiplin),
pembimbingan Komitmen Mutu
secara berdaya (efektif, efisien)
guna, tepat dalam kegiatan ini
sasaran dan memperkuat nilai
memiliki prospek organisasi
ke depan” Kementerian
Hukum dan Hak
1. Melakukan Adanya persamaan 1. Akuntabilitas “Mewujudkan Asasi Manusia,
koordinasi bersama persepsi dengan rekan Diwujudkan dengan pembimbingan yaitu: Profesional,
rekan kerja kerja terkait pembuatan kejelasan kriteria klien Akuntabel,
mengenai check list kelengkapan form check list yang pemasyarakatan Inovatif
pembuatan form berkas pengakhiran ingin dibuat dalam rangka
check list pembimbingan penegakan hukum,
kelengkapan berkas pencegahan dan
pengakhiran penanggulangan
pembimbingan klien kejahatan, serta
pemasyarakatan pemajuan”
2. Membuat draft Draft konten dan desain 2. Etika Publik
konten dan desain form check list Diwujudkan dengan

61
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
form check list kelengkapan berkas sikap cermat dalam
kelengkapan berkas pengakhiran pembuatan draft
pengakhiran pembimbingan klien konten dan desain
pembimbingan klien pemasyarakatan
pemasyarakatan
3. Mengkonsultasikan Revisi draft konten dan 3. Nasionalisme
mengenai draft desain form check list Diwujudkan dengan
konten dan desain menghormati
form check list keputusan bersama
kelengkapan berkas untuk melakukan
pengakhiran revisi
pembimbingan
kepada KaSie
Bimbingan Klien
Dewasa

4. Melakukan revisi Draft form check list 4. Anti Korupsi


mengenai konten yang telah direvisi Diwujudkan dengan
dan desain form melaksanakan
check list konsultasi secara
kelengkapan berkas disiplin sesuai
pengakhiran jadwal

5. Mencetak dan Form check list 5. Komitmen Mutu


memperbanyak form kelengkapan berkas Diwujudkan dengan
check list pengakhiran pencetakan form
kelengkapan berkas pembimbingan klien check list secara
pengakhiran pemasyarakatan efektif dan efisien

62
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pembimbingan klien
pemasyarakatan
10. Revitalisasi Terwujudnya kegiatan Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
indeks kepuasan revitalisasi indeks ini adalah sebagai nilai dasar PNS
pelayanan bagi kepuasan pelayanan perwujudan misi berupa Komitmen
klien bagi klien Bapas Kelas I Mutu (berorientasi
pemasyarakatan pemasyarakatan di Semarang yang mutu),
di Bapas Kelas I Bapas Kelas I kedua dan ketiga, Akuntabilitas
Semarang Semarang yaitu : (kejelasan),
(Inovasi) 1. Melakukan Draft konten dan desain 1. Komitmen Mutu
Nasionalisme
koordinasi dengan revitalisasi indeks Diwujudkan melalui “Melaksanakan
kepuasan pelayanan koordinasi yang (mendengarkan
rekan kerja program
berorientasi mutu pendapat), Etika
mengenai revitalisasi pembimbingan
kuesioner kepuasan Publik (cermat),
indeks kepuasan secara berdaya
pelayanan Anti Korupsi
pelayanan guna, tepat
(peduli)
sasaran dan
2. Membuat draft Adanya persamaan 2. Akuntabilitas memperkuat nilai
memiliki prospek
konten dan desain persepsi mengenai Diwujudkan dengan ke depan” organisasi
revitalisasi indeks revitalisasi indeks pembuatan draft Kementerian
kepuasan kepuasan pelayanan yang mengutamakan “Mewujudkan Hukum dan Hak
pelayanan dan draft kontennya kejelasan target pembimbingan Asasi Manusia,
dengan KaSie yang ingin dicapai klien yaitu: Inovatif dan
Bimbingan Klien pemasyarakatan Akuntabilitas
Dewasa dalam rangka
3. Mengkonsultasikan Rencana alur pengisian 3. Nasionalisme penegakan hukum,
alur pengisian indeks indeks kepuasan Diwujudkan dalam pencegahan dan
kepuasan pelayanan pelayanan sikap penanggulangan
kepada KaSie mendengarkan kejahatan, serta
Bimbingan Klien pendapat terhadap

63
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Dewasa klien pemajuan”
pemasyarakatan
(Sila kedua)

4. Menentukan alur Alur pengisian indeks 4. Etika Publik


pengisian indeks kepuasan pelayanan Diwujudkan dalam
kepuasan pelayanan pembuatan alur
setelah menerima secara cermat
bimbingan
5. Melakukan evaluasi Hasil evaluasi indeks 5. Anti Korupsi
survey kepuasan kepuasan pelayanan Diwujudkan melalui
pelayanan dari klien sikap peduli
pemasyarakatan terhadap hasil
evaluasi
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2018)

B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di BAPAS Kelas I Semarang pada tanggal 29 Juni 2018 sampai dengan 23
September 2018. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal
Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

No Kegiatan Minggu/Bulan ke- Portofolio/ Bukti

64
Juni Juli 2018 Agustus 2018 September 2018 Kegiatan

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan audio visual terkait alur Foto/video/


pembimbingan klien pemasyarakatan di Screenshoot
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

2. Pembuatan kartu alat peraga penjelasan Foto/video/


hak, kewajiban, larangan, dan sanksi Screenshoot
bagi klien pemasyarakatan (Inovasi)

3. Pembuatan daftar sasaran program Foto/video/


pembimbingan bagi klien Screenshoot
Pemasyarakatan (Inovasi)

4. Pembuatan form list / interview Foto/video/


guidelines kegiatan konseling dalam Screenshoot
rangka pembimbingan klien
pemasyarakatan (Inovasi)

5. Pembuatan modul materi pembimbingan Foto/video/


sebagai bahan acuan kegiatan Screenshoot
pembimbingan klien pemasyarakatan di
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

6. Penyediaan zona ramah klien sebagai Foto/video/


fasilitas yang nyaman bagi klien Screenshoot
pemasyarakatan (Inovasi)

7. Revitalisasi ruang khusus untuk kegiatan Foto/video/


konseling dalam rangka pembimbingan Screenshoot

65
Minggu/Bulan ke-
Juni Juli 2018 Agustus 2018 September 2018
Portofolio/ Bukti
No Kegiatan
Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

klien pemasyarakatan di Balai


Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

8. Pelaksanaan kegiatan konseling dalam Foto/video/


rangka pembimbingan kepribadian (SKP) Screenshoot

9. Pembuatan form check list kelengkapan Foto/video/


berkas pengakhiran pembimbingan klien Screenshoot
pemasyarakatan (Inovasi)

10. Revitalisasi indeks kepuasan pelayanan Foto/video/


bimbingan bagi klien pemasyarakatan di Screenshoot
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

Keterangan : (Sumber: data dielaborasi penulis, 2018)


Keterangan :

A. : Pelaksanaan Kegiatan
B. :Tahap finalisasi pelaporan dan penyusunan bukti kegiatan aktualisasi melalui habit

66
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 10 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat
kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga
rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak
tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala
yang mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut,
dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut.
Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi Strategi menghadapi


No Kendala menghadapi kendala kendala
1. Kegiatan tidak selesai tepat Manajemen waktu Displin waktu sesuai dengan
waktu dengan baik jadwal yg telah dibuat
2. Kurangnya kompetensi - Membaca literatur - Inventarisasi literatur
dalam kegiatan yang akan tentang kegiatan - Menemui seseorang yang
dilakukan yang akan ahli di bidangnya
dilakukan
- Konsultasi kepada
ahlinya

3. Sarana dan prasarana Koordinasi dengan Melakukan koordinasi dengan


untuk melakukan kegiatan bagian perlengkapan bagian TU untuk membantu
Tata Usaha pengadaan peralatan
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2018)

60
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan
rancangan kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah
dirumuskan melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada
dapat berasal dari individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana
beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian
dilakukan identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu belum
optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Dari isu tersebut muncul gagasan
pemecahan isu yang tertuang dalam 10 kegiatan yang terdiri dari 9 kegiatan
dari inovasi serta 1 kegiatan dari SKP. Adapun kegiatan tersebut sebagai
berikut:
1. Pembuatan audio visual terkait alur pembimbingan klien pemasyarakatan
di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang (Inovasi)
2. Pembuatan kartu alat peraga penjelasan hak, kewajiban, larangan, dan
sanksi bagi klien pemasyarakatan (Inovasi)
3. Pembuatan daftar sasaran program pembimbingan bagi klien
Pemasyarakatan (Inovasi)
4. Pembuatan form list / interview guidelines kegiatan konseling dalam
rangka pembimbingan klien pemasyarakatan (Inovasi)
5. Pembuatan modul materi pembimbingan sebagai bahan acuan kegiatan
pembimbingan klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang (Inovasi)
6. Penyediaan zona ramah klien sebagai fasilitas yang nyaman bagi klien
pemasyarakatan (Inovasi)
7. Revitalisasi ruang khusus untuk kegiatan konseling dalam rangka
pembimbingan klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang (Inovasi)
8. Pelaksanaan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan kepribadian
(SKP)
9. Pembuatan form check list kelengkapan berkas pengakhiran
61
pembimbingan klien pemasyarakatan (Inovasi)
10. Revitalisasi indeks kepuasan pelayanan bimbingan bagi klien
pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang (Inovasi)

Dalam aktualisasi nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole of


Goverment, dan Pelayanan Publik di unit kerja masing-masing. Saya akan
menerapkan nilai-nilai ANEKA, yaitu:
 Akuntabilitas : tanggung jawab, kejelasan, dan konsisten,
mendahulukan kepentingan publik
 Nasionalisme : menghargai karya orang lain, menghormati keputusan,
tidak diskriminatif, kepentingan bersama, saling
menghormati, persamaan derajat, religius,
mendengarkan pendapat
 Etika publik : komunikasi, konsultasi, kerjasama, sopan,
hormat, teliti,cepat, sopan, cermat, integritas
tinggi, dan profesional
 Komitmen mutu : efisien, efektif, berorientasi mutu, inovasi, handal,
responsif, dan efisien
 Anti korupsi : bekerja keras, disiplin, jujur, berani, mandiri, peduli

B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi


1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat
Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat karena menjadi pedoman
dan panduan untuk menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu yang
tertuang dalam kegiatan yang dirancang. Dengan adanya pembuatan
Rancangan Aktualisasi, diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu dengan
membuat Rancangan Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan
selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya. Penulis juga lebih paham mengenai sikap dan perilaku yang dapat
memberikan kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan
nilai organisasi.

62
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dibuat
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat
mengakibatkan dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit
kerja dan dapat menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks. Selain
itu pemahaman mengenai nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam mengimplementasikan
nilai-nilai tersebut.

63
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Permen PAN RB No 22 Tahun 2016. Tentang Jabatan Fungsional Pembimbing
Kemasyarakatan : MenPAN RB

64

Anda mungkin juga menyukai