Matematika Diskrit
1 8/29/2014
Cakupan
Himpunan,
Relasi dan fungsi
Kombinatorial
Teori graf
Pohon (Tree) dan pewarnaan graf
2 8/29/2014
1
8/29/2014
3 8/29/2014
Definisi
Relasi antara himpunan A dan himpunan B merupakan himpunan
yang berisi pasangan terurut yang mengikuti aturan tertentu. Jadi,
relasi biner R antara himpunan A dan B merupakan himpunan
bagian dari cartesian product A B atau R (A B).
Notasi dari suatu relasi biner adalah a R b atau (a, b) R. Ini
berarti bahwa a dihubungankan dengan b oleh R. Suatu unsur
dalam cartesian product yang bukan merupakan unsur relasi
dapata dinyatakan dengan a R b atau (a, b) R, yang artinya a
tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R. Himpunan A disebut
daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil
(range) dari R.
4 8/29/2014
2
8/29/2014
contoh
Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}.
Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan :
(a, b) R jika a faktor prima dari b
Tentukan unsur-unsur R!
Jawab :
Seperti yang telah dipelajari sebelumnya, cartesian product A B adalah :
A B = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (2, 9), (2, 15), (3, 2), (3, 4), (3, 8),
(3, 9), (3, 15), (4, 2), (4, 4), (4, 8), (4, 9), (4, 15)}
Dengan menggunakan definisi relasi diatas, relasi R dari A ke B yang
mengikuti aturan tersebut adalah :
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15) }
Relasi dapat pula terjadi hanya pada sebuah himpunan, yaitu relasi pada A.. Relasi
pada himpunan A merupakan himpunan bagian dari cartesian product A A.
5 8/29/2014
6 8/29/2014
3
8/29/2014
2
3
4
7 8/29/2014
8 8/29/2014
4
8/29/2014
2 2
2 4
2 8
3 9
3 15
9 8/29/2014
Unsur-unsur mij pada matriks itu bernilai satu atau nol, tergantung apakah unsur ai
pada himpunan A mempunyai relasi dengan unsur bj pada himpunan B. Pernyataan
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :
1, (a i , b j ) R
mij
0, (a i , b j ) R
10 8/29/2014
5
8/29/2014
1 1 1 0 0
M 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0
11 8/29/2014
12 8/29/2014
6
8/29/2014
13 8/29/2014
Sifat Relasi
• Refleksif (reflexive)
• Transitif (transitive)
• Simetri (symmetric) dan Anti Simetri
(Antisymmetric)
14 8/29/2014
7
8/29/2014
Refleksif (reflexive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat refleksif jika (a, a) R untuk setiap
a A. Dengan kata lain, suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak refleksif jika ada
a A sedemikian sehingga (a, a) R.
Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi ‘’ yang didefinisikan pada
himpunan A, maka
R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3),(1, 4), (2, 2), (2, 3), (2,4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}
Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan demikian
R dinamakan bersifat refleksif.
Contoh:
Misalkan A = {2, 3, 4, 8, 9, 15}.
Jika kita definisikan relasi R pada himpunan A dengan aturan :
(a, b) R jika a faktor prima dari b
Perhatikan bahwa (4, 4) R .
Jadi, jelas bahwa R tidak bersifat refleksif.
15 8/29/2014
Sifat refleksif memberi beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu :
• Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang unsur diagonal utamanya
semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i = 1, 2, …, n,
1
1
1
1
• Relasi yang bersifat refleksif jika disajikan dalam bentuk graf berarah maka pada graf
tersebut senantiasa ditemukan loop setiap simpulnya
16 8/29/2014
8
8/29/2014
Transitif (transitive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat transitif jika (a, b)R dan (b, c)
R, maka (a, c) R, untuk a, b, c A.
Contoh:
Misalkan A = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R didefinisikan oleh :
a R b jika dan hanya jika a membagi b, dimana a, b A,
Jawab :
Dengan memperhatikan definisi relasi R pada himpunan A, maka :
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}
Ketika (2, 4) R dan (4, 8) R terlihat bahwa (2, 8) R.
Dengan demikian R bersifat transitif.
17 8/29/2014
18 8/29/2014
9
8/29/2014
Sifat transitif memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi,
yaitu :
sifat transitif pada graf berarah ditunjukkan oleh kondisi: jika ada busur
dari a ke b dan busur dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah
dari a ke c.
Pada saat menyajikan suatu relasi transitif dalam bentuk matriks, relasi
transitif tidak mempunyai ciri khusus pada matriks representasinya
19 8/29/2014
20 8/29/2014
10
8/29/2014
Contoh:
Tunjukan bahwa relasi ‘’ pada himpunan Z. bersifat anti simetri
Jawab :
Jelas bahwa jika a b dan b a berarti a = b.
Jadi relasi ‘’ bersifat anti simetri.
21 8/29/2014
Contoh :
Misalkan relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi R merupakan relasi yang
simetri sekaligus relasi yang anti simetri.
22 8/29/2014
11
8/29/2014
23 8/29/2014
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti simetri mempunyai ciri
bahwa tidak akan pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara dua
simpul berbeda.
24 8/29/2014
12
8/29/2014
25 8/29/2014
1 1 1 0 0
1
M = 0 0 0 1
0 1 1 0 0
26 8/29/2014
13
8/29/2014
27 8/29/2014
28 8/29/2014
14
8/29/2014
0 0 0 0 1 0
0 1 1
R 1 = 1 0 1 dan R2 =
1 1 0 1 0 0
maka 0 1 0 0 0 0
MR1 R2 = MR1 MR2 = 1 1 1 MR1 R2 = MR1 MR2 = 0 0 1
1 1 0 1 0 0
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan T adalah relasi dari
himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan T R, adalah
relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh
T R = {(a, c) a A, c C, untuk suatu b B sehingga (a, b) R dan (b, c) S}
29 8/29/2014
30 8/29/2014
15
8/29/2014
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2, maka
matriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi tersebut adalah :
MR2 R1 = MR1 MR2
dimana MR1 MR2 merupakan perkalian antara dua buah matriks, tetapi dengan
mengganti tanda kali dengan logika “” (dan), sedangakan tanda tambah diganti dengan
logika “” (atau).
31 8/29/2014
1 1 1
= 0 1 1
1 0 1
32 8/29/2014
16
8/29/2014
Jawab :
Untuk setiap a Rill maka a – a = 0 bilangan bulat, oleh karena itu R bersifat
refleksif.
Misalkan a R b maka (a – b) Z, jelas bahwa (b – a) Z. Dengan demikian R
bersifat simetri.
Jika a R b dan b R c artinya (a – b), (b – c) Z maka
(a – c) = (a – b) + (b – c) juga merupakan bilangan bulat.
Oleh karena itu a R c. Jadi R bersifat transitif.
Dengan demikian R merupakan relasi ekivalen
34 8/29/2014
17
8/29/2014
35 8/29/2014
Misalkan R adalah relasi ekivalen pada himpunan A. Semua unsur himpunan yang relasi
dengan suatu unsure a di A dinamakan kelas ekivalen dari a.
Kelas ekivalen dari a terhadap relasi R dinotasikan oleh [a] R. Jika hanya ada satu relasi
pada himpuanan tersebut, notainya adalah [a]
36 8/29/2014
18
8/29/2014
Sebuah relasi R pada himpunan S dikatakan relasi terurut parsial jika relasi
tersebut bersifat refleksif, antisimetri dan transitif. Sebuah himpunan S yang dilengkapi
dengan sebuah relasi R yang terurut parsial, himpunan tersebut dinamakan himpunan
terurut parsial (partially ordering set – poset), Notasi : (S, R).
37 8/29/2014
Setiap unsur dalam poset (S, ) dikatakan comparable (dapat dibandingkan) jika a b
atau b a untuk setiap a, b S. Selanjutnya, Jika (S, ) merupakan sebuah poset dan
setiap dua unsur dalam S adalah comparable, maka S dinamakan Himpunan terurut total
(Totally Ordered Set -Toset) atau Chain, sedangkan dinamakan urutan total.
38 8/29/2014
19
8/29/2014
Jika (S, ) adalah sebuah toset dan setiap subset tak kosong dari S paling sedikit
memiliki satu unsur, maka (S, ) dinamakan Well-ordered Set (himpunan terurut dengan
baik).
Setiap himpunan terurut parsial dapat disajikan dalam bentuk diagram Hasse.
Langkah-langkah dalam menggambar digram Hasse dari suatu poset adalah :
Gambarkan relasi urutan dalam bentuk directed graph.
Hapus semua loop (karena refleksif)
Hapus semua lintasan transitif
39 8/29/2014
Jawab:
40 8/29/2014
20
8/29/2014
Fungsi
Misalkan A dan B merupakan himpunan. Suatu fungsi f dari A ke B
merupakan sebuah aturan yang mengkaitkan satu (tepat satu) unsur di B untuk
setiap unsur di A. Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur di B
yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan
f(a) = c maka b = c.
Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat menuliskan
dalam bentuk :
f :A B
artinya f memetakan himpunan A ke himpunan B.
A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah hasil
(codomain) dari f. Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi
41 8/29/2014
Fungsi cont...
Misalkan f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a dan a
dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b. Himpunan yang berisi semua nilai
pemetaan f dinamakan jelajah (range) dari f. Perhatikan bahwa jelajah dari f
adalah himpunan bagian (mungkin proper subset) dari B.
42 8/29/2014
21
8/29/2014
Fungsi example
Contoh 1:
Misalkan f : R R didefinisikan oleh f(x) = x2.
Daerah asal dan daerah hasil dari f adalah himpunan bilangan Riil, sedangkan jelajah
dari f merupakan himpunan bilangan Riil tidak-negatif.
Contoh 2 :
Dibawah ini contoh suatu relasi yang bukan merupakan fungsi :
A B
a 1
b 2
c 3
dc 4
43 8/29/2014
Penyajian Fungsi
44 8/29/2014
22
8/29/2014
45 8/29/2014
2
1
s
4
2 t
6
3 8 u
46 8/29/2014
23
8/29/2014
47 8/29/2014
48 8/29/2014
24
8/29/2014
49 8/29/2014
B A
A B
1 a
a 1
2 b
b 2
3
c c
4 3
dc
50 8/29/2014
25
8/29/2014
51 8/29/2014
Contoh :
Tentukan balikan fungsi f(x) = x2.
Jawab :
Dari contoh sebelumnya, f(x) = x2 bukan merupakan fungsi yang berkoresponden
satu-ke-satu, sehingga fungsi balikannya tidak ada. Jadi, f(x) = x 2 adalah fungsi yang
tidak invertible.
52 8/29/2014
26
8/29/2014
Fungsi Rekursif
Fungsi merupakan bentuk khusus dari suatu relasi. Sebuah fungsi
dinamakan fungsi rekursif, jika fungsi tersebut mengacu pada fungsi itu sendiri.
Komponen penyusun fungsi rekursif, meliputi :
• Nilai Basis
Komponen ini merupakan nilai awal dari fungsi tersebut.
• Rekurens
Komponen ini mendefinisikan argumen fungsi terkait dengan dirinya sendiri.
53 8/29/2014
Fungsi Rekursif
Contoh fungsi rekursif yang sederhana adalah fungsi faktorial. Perhatikan kembali rumus
faktorial :
a. Nilai basis
n! = 1, untuk n = 0
b. Rekurens
n! = n x (n-1) !, untuk n 1.
Dengan demikian, saat kita akan mentukan nilai fungsi 4!, maka :
4 ! = 4 . 3 ! = 4 . 3 . 2! = 4 . 3 . 2 . 1! = 4 . 3 . 2. 1 . 0! = 24
Dalam suatu algoritma, biasanya kemunculan fungsi rekursif terjadi pada suatu looping.
Misalkan diketahui nilai fungsi saat t = 0 adalah a, selanjutnya fungsi f(k) = 2 . f(k – 1) + 3.
Jadi secara sederhana, yang menjadi peubah pada fungsi rekursif adalah fungsi pada
iterasi sebelumnya. Inilah yang menyebabkan kita harus mempunyai suatu nilai awal
fungsi tersebut.
54 8/29/2014
27
8/29/2014
THANK YOU
8/29/2014
55
28