Riset Operasi
PENDAHULUAN
Riset Operasi
kedua. Pada saat itu dirasa perlu untuk mengalokasikan sumber daya-sumber daya
yang terbatas dan langka untuk bermacam-macam operasi militer, dan kegiatan-
kegiatan dalam setiap operasi harus dilakukan dengan cara efektif untuk
memenangkan perang. Manajemen militer Inggris dan kemudian Amerika mulai
“memanggil” para ahli untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk keperluan strategi
dan taktik militernya. Karena mereka diminta untuk melakukan riset dalam operasi-
operasi (militer), mereka merupakan tim riset operasi yang pertama. Setelah perang
dunia kedua berakhir, dengan melihat sukses penggunaan riset operasi dalam militer,
kalangan industri menjadi tertarik pada bidang baru ini. Dari waktu ke waktu,
kegunaan riset operasi, sebagai peralatan manajemen (tools of management),
semakin dirasakan oleh perusahaan-perusahaan.
Tim-tim riset operasi dalam lingkungan dunia bisnis ini menandai kemajuan
teknik-teknik riset operasi. Sebagai contoh utama adalah metode simpleks untuk
pemecahan masalah-masalah linear programming, yang dikembangkan oleh George
Dantzig dalam tahun 1947. Disamping itu banyak peralatan-peralatan riset operasi
standar, seperti linear programming, dynamic programming, teori antrian dan teori
pengendalian persediaan telah dikembangkan sebelum akhir tahun 1950-an.
Linear programming (program linier) merupakan salah satu teknik
penyelesaian riset operasi dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan masalah-
masalah optimasi (memaksimalkan atau meminimumkan) tetapi hanya terbatas pada
masalah-masalah yang dapat diubah menjadi fungsi linier. Demikian pula kendala-
kendala yang ada juga berbentuk linier.
Riset Operasi
Analisis pengesahan model menyangkut penilaian terhadap model tersebut
dengan cara mencocokannya dengan keadaan dan data yang nyata, juga dalam
rangka menguji dan mengesahkan asumsi-asumsi yang membentuk model
tersebut secara struktural (yaitu perubahnya, hubungan-hubungan fungisionalnya,
dan lain-lain).
5. Implementasi hasil.
Hasil-hasil yang diperoleh berupa nilai-nilai yang akan dipakai dalam kriteria
pengambilan keputusan merupakan hasil-hasil analisis yang kiranya dapat dipakai
dalam perumusan keputusan yang kiranya dapat dipakai dalam perumusan
strategi-strategi, target-target, langkah-langkah kebijakan guna disajikan kepada
pengambilan keputusan dalam bentuk alternatif-alternatif pilihan.
Riset Operasi
Sebuah harapan tidak
akan pernah mengubah
apapun. Namun,
keputusan bisa mengubah
banyak hal
Riset Operasi
PROGRAM LINIER
2.1. PENDAHULUAN
Persoalan program linier adalah suatu persoalan untuk menentukan besarnya
masing-masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai funsi tujuan atau obyektif
(objective function) yang linier menjadi optimum (maksimum atau minimum) dengan
memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada yaitu pembatasan ini harus
dinyatakan dengan ketidaksamaan yang linier (linear inequalities).
Riset Operasi
3. Sumber Daya
Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan terbatas.
Misalnya keterbatasan tenaga, bahan mentah terbatas, modal terbatas,
ruangan untuk menyimpan barang terbatas, dan lain-lain. Pembatasan harus
dalam ketidaksamaan linier (linier inequality). Keterbatasan dalam sumber
daya tersebut dinamakan sebagai fungsi kendala atau syarat ikatan.
4. Perumusan Kuantitatif.
Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara
kuantitatif dalam model matematika.
5. Keterikatan Perubah.
Perubah-perubah yang membentuk fungsi tujuan dan fungsi kendala
tersebut harus memiliki hubungan keterikatan hubungan keterikatan atau
hubungan fungsional.
Riset Operasi
Asumsi-asumsi (anggapan-anggapan) dasar dari program linier telah
tersirat dalam model baku persoalan program linier, tetapi perlu diuraikan agar
dalam penggunaan teknik program linier tersebut dapat memuaskan tanpa
terbentur kepada berbagai hal. Adapun asumsi-asumsi dasar tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Proportionality
Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau
fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan tingkat kegiatan.
Contoh :
a. Z = C1 X1 + C2 X2 + .... +Cj Xj +....+Cn Xn
Setiap pertambahan 1 unit X 1 akan menaikkan Z dengan C1 . Setiap
pertambahan 1 unit X2 akan menaikkan Z dengan C2 , dan seterusnya.
b. a11 X1 + a12 X2 +.....+a1n Xn b1
Setiap pertambahan 1 unit X 1 akan menaikkan penggunaan
sumber/fasilitas 1 dengan a 11 , Setiap pertambahan 1 unit X 2 akan
menaikkan penggunaan sumber/fasilitas 1 dengan a 12 , dan seterusnya.
Dengan kata lain, setiap ada kenaikan kapasitas riil tidak perlu ada biaya
persiapan (set up cost).
2. Additivity
Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling
mempengaruhi, atau dalam program linier dianggap bahwa kenaikan dari
nilai tujuan (Z) yang diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan dapat
ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari
kegiatan lain.
Contoh :
Z = 3 X1 + 5 X2
Dimana X1 = 10 dan X2 = 2 sehingga Z = 30 + 10 = 40.
Andaikan X1 bertambah 1 unit, maka sesuai dengan asumsi pertama, nilai Z
menjadi 40 + 3 = 43. Jadi nilai 3 karena kenaikan X 1 dapat langsung
ditambahkan pada nilai Z mula-mula tanpa mengurangi bagian Z yang
diperoleh dari kegiatan 2 (X 2). Dengan kata lain, tidak ada korelasi antara X 1
dengan X2 .
3. Divisibility
Asumsi ini menyatakan bahwa keluaran (output) yang dihasilkan oleh setiap
kegiatan dapat berupa bilangan pecahan. Demikian pula dengan nilai Z yang
dihasilkan. Misal : X1 = 6,5; Z = 1.000,75.
4. Deterministic (Certainly)
Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model
program linier (aij, bi , Cj) dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun jarang
dengan tepat.
Riset Operasi
2.2. PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER
2.2.1. Metode Grafis
Penyelesaian masalah program Linier dengan menggunakan metode
grafis pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah asli menjadi model matematika yang sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan dalam model Program Linier,
yaitu mempunyai fungsi tujuan, fungsi kendala, dan syarat ikatan
non-negatif.
2. Kendala-kendala yang ada digambar hingga dapat diperoleh daerah
penyelesaian (Daerah yang Memenuhi Kendala (DMK)/Wilayah
Kelayakan)/ daerah fisibel yang titik-titik sudutnya diketahui dengan
jelas.
3. Nilai fungsi sasaran (fungsi tujuan) dihitung di setiap titik sudut daerah
penyelesaian.
4. Dipilih nilai yang sesuai dengan fungsi tujuan (kalau memaksimumkan
berarti yang nilainya terbesar dan sebaliknya).
5. Jawaban soal asli sudah diperoleh.
Contoh Soal :
“PT. Rakyat Bersatu” menghasilkan 2 macam produk. Baik produk
I maupun produk II setiap unit laku Rp. 3000,-. Kedua produk tersebut
dalam proses pembuatannya perlu 3 mesin. Produk I perlu 2 jam mesin A,
2 jam mesin B, dan 4 jam mesin C. Produk II perlu 1 jam mesin A, 3 jam
mesin B, dan 3 jam mesin C. Tersedia 3 mesin A yang mampu beroperasi
10 jam per mesin per hari, tersedia 6 mesin B yang mampu beroperasi 10
jam per mesin per hari, dan tersedia 9 mesin C yang mampu beroperasi 8
jam per mesin per hari. Berikan saran kepada pimpinan “PT. Rakyat
Bersatu” sehingga dapat diperoleh hasil penjualan yang maksimum ! Dan
berapa unit produk I dan produk II harus diproduksi ?
Jawab :
*) Merumuskan permasalahan Program Linier ke dalam model
Matematika :
Misalkan : Akan diproduksi produk I sejumlah X1 unit dan produk
II akan diproduksi sejumlah X2 unit.
Maka Fungsi tujuannya adalah :
Mamaksimumkan : Z = 3000 X1 + 3000 X2
Riset Operasi
Harga jual per
MA MB MC
unit
Produk I 2 jam 2 jam 4 jam Rp. 3000,-
Produk II 1 jam 3 jam 3 jam Rp. 3000,-
Jumlah Mesin 3 buah 6 buah 9 buah
Lama Operasi 10 jam/mesin 10 jam/mesin 8 jam/mesin Memaksimumkan
Total waktu Operasi 30 jam 60 jam 72 jam
Keterangan :
Lama operasi adalah dalam jam/hari/mesin.
Total waktu operasi adalah sama dengan jumlah mesin x lama operasi (dalam
jam/hari/tipe mesin).
Syarat Ikatan (fungsi Kendala):
2X1 + X2 30 ...........i)
2X1 + 3X2 60 ..........ii)
4X1 + 3X2 72 .........iii)
dan X1 0; X2 0 (Syarat Non Negatif).
*) Menggambar fungsi-fungsi kendala sehingga diperoleh daerah penyelesaian
(Daerah yang Memenuhi Kendala/Wilayah kelayakan). Titik potong-titik potong
dari ketidaksamaan fungsi kendalanya adalah :
Untuk persamaan (I) titik potong dengan sumbu-X1 jika X2 = 0 :
2X1 + 0 = 30 diperoleh X1 = 15 maka titik potongnya adalah (15,0).
Sedangkan titik potong dengan sumbu-X2 jika X1 = 0 :
0 + X2 = 30 diperoleh X2 = 30 maka titik potong adalah (0,30).
Untuk persamaan (ii) titik potong dengan sumbu-X1 ika X2 = 0 :
2X1 + 0 = 60 diperoleh X1 = 30 maka titik potongnya adalah (30,0).
Sedangkan titik potong dengan sumbu-X2 jika X1 = 0 :
0 + 3X2 = 60 diperoleh X2 = 20 maka titik potongnya adalah (0,20).
Untuk persamaaan (iii) titik potong dengan sumbu-X1 jika X2 = 0 :
4X1 + 0 = 72 diperoleh X1 = 18 maka titik potongnya adalah (18,0).
Sedangkan titik potong dengan sumbu-X2 jika X1 = 0 :
0 + 3X2 = 72 diperoleh X2 = 24 maka titik potongnya adalah (0,24).
Sehingga jika digambarkan pada Koordinat Cartesius adalah :
X2
D(0,20)
C
B
DMK
O(0,0) A(18,0) X1
(i) (iii) (ii) Gambar 2.1
Riset Operasi
Daerah Fisibel (Daerah Penyelesaian/Daerah yang Memenuhi Kendala)
adalah daerah yang terletak di dalam bangun yang dibatasi oleh titik-titik O(0,0),
A(18,0), D(0,20), dan B yaitu titik potong garis (i) dan garis (iii) sedangkan titik C
adalah titik potong garis (ii) dan garis (iii). Adapun cara menghitung titik B dan C
tersebut adalah sebagai berikut :
Contoh Soal:
1. Sebuah pabrik obat menyediakan 2 jenis campuran A dan B. Bahan-bahan dasar
yang terkandung dalam tiap kg campuran A dan B adalah sebagai berikut
Bahan Dasar
Bahan-1 Bahan-2
Campuran A 0,4 kg 0,6 kg
Campuran B 0,8 kg 0,2 kg
Riset Operasi
Dari campuran A dan B hendak dibuat campuran C. Campuran C ini
sekurang-kurangnya mengandung bahan-1 sebanyak 4 kg dan bahan-2 sebanyak 3
kg. Harga tiap kg campuran A adalah Rp. 20.000,00 dan tiap kg campuran B adalah
Rp.10.000,00. Berapakah campuran A dan B harus dibeli supaya biaya total
pembuatan campuran C semurah-murahnya dan berapa biaya yang harus
dikeluarkan ?
2. Memaksimumkan Z = 2 X1 + X2
Fungsi Kendala :
a. X1 + 2 X2 80
b. 3X1 + 2 X2 120
c. 2X1 360 dan X1 0, X2 0.
3. Meminimumkan F = 22 X1 + 6 X2
Fungsi Kendala :
a. 11X1 + 3 X2 33
b. 8X1 + 5X2 40
c. 7X1 + 10X2 70
dan X1 0, X2 0,
Riset Operasi
TIPE-TIPE KHUSUS
PERSOALAN PROGRAM LINIER
4.1. PENDAHULUAN
Selain persoalan program linier seperti yang telah dibicarakan pada bab-bab
sebelumnya, ada persoalan program linier yang bertipe khusus, yang
kekhususannyaterletak pada karakteristik utama. Karakter-karakter khusus tersebut
diantaranya persoalan-persoalan tersebut cenderung membutuhkan sejumlah pembatas
dan variabel yang sangat banyak sehingga penggunaan komputer dalam penyelesaian
metode simpleksnya sangat mahal, prosese penghitungannya menghadapi berbagai
hambatan. Karakteristik lainnya adalah kebanyakan koefisien aij dalam pembatasn-
pembatasannya berharga nol, dan sedikit sekali koefisien yang bukan nol terjadi dalam
satu pola tertentu.
Tipe khusus persoalan program linier yang paling penting ialah apa yang dikenal
sebagai persoalan transportasi dan persoalan penugasan (assignment) yang erat
kaitannya dengan persoalan transportasi.
Riset Operasi
dengan batasan atau kendala:
n m
(i) X ij ai , untuk i = 1,2,..., m (ii) X
i 1
ij b j , untuk j = 1, 2, ... ,
j 1
n
dan Xij 0 untuk semua i dan j.
Contoh ilustrasi,
Jika terdapat 2 buah sumber (m=2, misalkan Solo dan Pati) dan 3 tujuan
(n=3, misalkan Yogya, Kudus dan Kendal) maka dapat dinyatakan
distribusi sebagai berikut :
Yogya (b1)
Solo (a1)
Kudus (b2)
Pati (a2)
Kendal (b3)
Keterangan :
Jumlah persediaan barang di sumber ke-1 (Solo) sebanyak a1 satuan, persediaan di
sumber ke-2 (Pati) sebanyak a2, sedangkan kapasitas di tujuan ke-1 (Yogya) sebesar b1,
tujuan ke-2 (Kudus) sebesar b2, dan tujuan ke-3 (Kendal) sebesar b3.
Jumlah barang yang diangkut dari sumber ke-1 (Solo) ke tujuan ke-1 (Yogya) sebesar
X11 dan ongkos angkut per unitnya C11, jumlah barang yang diangkut dari sumber ke-1
(Solo) ke tujuan ke-2 (Kudus) sebesar X12 dan ongkos angkut per unitnya C12, jumlah
barang yang diangkut dari sumber ke-1 (Solo) ke tujuan ke-3 (Kendal) sebesar X13 dan
ongkos angkut per unitnya C13, sedangkan jumlah barang yang diangkut dari sumber ke-
2 (Pati) ke tujuan ke-1 (Yogya) sebesar X21 dan ongkos angkut per unitnya C21, jumlah
barang yang diangkut dari sumber ke-2 (Pati) ke tujuan ke-2 (Kudus) sebesar X22 dan
ongkos angkut per unitnya C22, jumlah barang yang diangkut dari sumber ke-2 (Pati) ke
tujuan ke-3 (Kendal) sebesar X23 dan ongkos angkut per unitnya C23. Maka model
transportasinya adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Tujuan :
Meminimumkan : Z = C11 X11 + C12 X12 +C13 X13 + C21 X21 +C22 X22 + C23 X23
2 3
= C
i 1 j 1
ij X ij
2. Fungsi Kendala :
a) X11 + X12 + X13 = a1
b) X21 + X22 + X23 = a2
c) X11 + X21 = b1
d) X12 + X22 = b2
e) X13 + X23 = b3
atau dapat dinyatakan dalam notasi :
Riset Operasi
3
untuk fungsi kendala a) dan b) dapat dinyatakan : X
j 1
ij ai Xij = ai ,
Riset Operasi
Format tabel masalah transportasi
Untuk menyelesaikan permasalahan transportasi dapat disusun tabel sebagai berikut :
T1 T2 … Tn ai
c11 c12 ... C1n
A1 X11 X12 X1n a1
. . . . .
. . . … . .
. . . . .
cm1 cm2 ... cmn
Am Xm1 Xm2 Xmn am
bj b1 b2 … bn
Riset Operasi
b. Jika a1 = b1 , maka X11 = b1 = a1, kemudianD ilanjutkan langkah
miring
yaitu : X22 = min {a2 , b2}.
c. Jika a1 < b1 , maka X11 = a1 , kemudian dilanjutkan langkah
turun yaitu :
X21 = min {a2 , b1 - X11}.
2. Langkah diatas diulangi sambil melangkah menuju arah tenggara
atau kotak (m,n) atau ke arah pojok kanan bawah.
Contoh :
Dari 3 buah pelabuhan A 1, A2 dan A3 terdapat semen sebanyak
masing-masing 120 ton, 170 ton dan 160 ton. Semen tersebut akan
diangkut ke kota T1 , T2 dan T3 yang masing-masing mempunyai
daya tampung 150 ton, 210 ton dan 90 ton. Biaya pengiriman dari
pelabuhan A1 ke kota T1 , T2 dan T3 masing-masing adalah 50, 100
dan 100 (dalam ribuan rupiah/ton). Biaya pengiriman dari pelabuhan
A2 ke kota T1 , T2 dan T3 adalah 200, 300 dan 200, sedangkan biaya
pengiriman dari pelabuhan A 3 ke kota T1 , T2 dan T3 adalah 100,
200 dan 300. Sajikan dalam tabel transportasi dan berapa biaya
awalnya ?
Penyelesaian :
T1 T2 T3 ai
50 100 100
A1 120
120
200 300 200
A2 170
30 140
100 200 300
A3 160
70 90
Bj 150 210 90 450
Riset Operasi
= (6.000 + 6.000 + 42.000 + 14.000 + 27.000) x Rp. 1.000,-
= Rp. 95.000.000,-
Riset Operasi
Contoh :
T1 T2 T3 T4 T5 ai
2 1 2 4 5
A1 75
40 35
2 3 2 2 2
A2 30
30
3 4 5 2 1
A3 65
25 40
4 3 1 2 1
A4 80
20 10 50
bj 50 40 45 75 40 250
Riset Operasi
= 1(40) + 2(35) + 2(30) + 2(25) + 1(40) + 4(20) + 1(10) + 2(50)
= 40 + 70 + 60 + 50 + 40 + 80 + 10 + 100 = 450.
Riset Operasi
5. Kolom-5
Ongkos terkecil terletak pada baris-4 maka :
X45 = min{a4 - X43 - X44, b5} = min{25, 40} = 25. Jadi baris-4
terpenuhi.
Sel terakhir yang belum terpenuhi adalah baris-1 kolom-5,
sehingga :
X15 = min{a1 - X11 - X12, b4- X45} = 15 dengan demikian kolom-5 (T4
) dan baris-1 terpenuhi.
Biaya awalnya adalah :
Z = c11 X11 + c12 X12 + c15 X15 + c21 X21 + c34 X34 + c43 X43 + c43
X43 + c44 X44 +c45 X45
= 3.20 + 1.40 + 5.15 + 2.30 + 2.65 + 1.45 + 2.10 + 1.25
= 60 + 40 + 75 + 60 + 130 + 45 + 20 + 25 = 455
Riset Operasi
Contoh :
T1 T2 T3 T4 T5 ai Penalty Baris
3 1 2 4 5
A1 75 1 1 1 1 1 1 1
30 40 5
2 3 2 2 4
A2 30 1 1 0 0 0 - -
20 10
3 4 5 2 1
A3 65 1 1 1 - - - -
65
4 3 1 2 1
A4 80 1 1 1 1 3 - -
40 40
bj 50 40 45 75 40 250
1 2 1 2 3
Penalty kolom
1 2 1 2 -
1 - 1 2 -
1 - 1 2 -
1 - 0 - -
1 - 0 - -
- - 0 - -
Riset Operasi
65 sehingga : X34 = 65 (baris ke-3 ditandai), hitung penalty lagi
tanpa kolom ke-2, kolom ke-5 dan baris ke-3.
e) Penalty terbesar masih terdapat pada kolom ke-4 yaitu 2, maka
dapat dipilih : Max{Min{a 2, b4-X34}, Min{a4-X45 ,b4-X34}} = Max{
Min{30, 10},Min{40, 10}}=Max{10, 10} = 10 sehingga X 24 = 10
(kolom-4 ditandai) hitung penalty lagi tanpa kolom ke-2, ke-3, ke-
4 dan baris ke-3.
f) Penalty terbesar terdapat pada baris ke-4 dan ongkos terkecil
pada baris ke-4 adalah ada di kolom ke-3 maka : X34 = Min{a4 -
X45 ,b3} = min{80-40, 45} = 40 (baris-4 ditandai).
g) Selanjutnya kolom-1 ,3 dan baris-1, pilih kolom ke-1 dimana
ongkos terkecil terdapat di baris ke-2 yaitu 2, maka : X21 =min{a2 -
X24 , b1} = min{30-10,50} = 20 (baris-2 ditandai).
h) Dilanjutkan ke baris ke-1 dimana ongkos terkecil yang tersisa
terdapat di kolom ke-3 sehingga : X13 = Min{a1 - X12 ,b3 - X43} =
Min{75-40,45-40) = 5 (kolom-3 ditandai). Dan yang terakhir yang
belum terpenuhi adalah baris ke-1 dan kolom ke-1 sehingga X11 =
a1 - X12 - X13 atau b1 - X22 = 30.
Biaya awalnya adalah :
Z = C11 X11 + C12 X12 + C13 X13 + C21 X21 + C24 X24 + C43 X43 + C34 X34
+ C43 X43 +C45 X45
= 3.30 + 1.40 + 2.5 + 2.20 + 2.10 + 2.65 + 1.40 + 1.40 = 370.
Riset Operasi
4. Menentukan harga variabel basis (yang berada di dalam loop yang
baru/penyesuaian untuk variabel basis yang baru).
Xst = Xab = Xpq
Sedangkan untuk variabel-variabel basis yang lain yang juga berada
dalam loop.
Xab(baru) = Xab + Xpq (untuk a+b = ganjil)
Xab(baru) = Xab - Xpq (untuk a+b = genap)
5. Untuk variabel-variabel basis yang lain diluar loop harganya tetap.
6. Diperoleh tabel optimal jika semua Z ij -Cij 0.
Jika jawab optimal belum diperoleh maka proses tersebut diulang
kembali.
Contoh Soal :
T1 T2 T3 ai
50 100 100
120
A1 (50) (150)
120
200 300 200
170
A2
30 140 [200]
100 200 300
160
A3 (0)
70 90
bj 150 210 90 450
Penyelesaian :
Dari contoh soal tersebut diatas solusi fisibel basis awal ditentukan
dengan menggunakan Metode Pojok Barat Laut dan biaya awalnya
adalah :
Zawal = C11 X11 + C21 X21 + C22 X22 + C32 X32 + C33 X33
= (50.120 + 200.30 + 300.140 + 200.70 + 300.90) x Rp. 1.000,-
= (6.000 + 6.000 + 42.000 + 14.000 + 27.000) x Rp. 1.000,-
= Rp. 95.000.000,-
Dengan menggunakan Metode Batu Loncaran dapat dicari jawab
optimalnya dengan cara sebagai berikut :
Evaluasi terhadap variabel non basis:
1. Menghitung nilai Zij -Cij untuk sel-sel non basis, yakni sel (1,2), (1,3),
(2,3) dan (3,1).
Loop untuk sel (1,2) adalah melalui sel yang merupakan basis yaitu
(1,1), (2,1), (2,2) dan (1,2), sehingga diperoleh :
Z12 -C12 = C11 - C21 + C22 - C12 = 50 - 200 + 300 - 100 = 50, untuk
variabel non basis lainnya diperoleh :
Z13 -C13 = C11 - C21 + C22 - C32 + C33 - C13 = 50 - 200 + 300 - 200 + 300
- 100 = 150.
Z23 -C23 = C22 - C32 + C33 - C23 = 300 - 200 + 300 - 200 = 200.
Z31 -C31 = C21 - C22 + C32 - C31 = 200 - 300 + 200 - 100 = 0.
2. Karena nilai dari Zij -Cij masih ada yang positif maka tabel belum
optimal, maka dapat ditentukan variabel yang baru masuk menjadi
basis (entering variable) dengan memilih nilai yang terbesar dari Zij -Cij
yaitu Z23 -C23 = 200. Jadi X23 masuk menjadi basis yang baru.
Riset Operasi
3. Menentukan variabel yang keluar dari basis (leaving variable) dengan
cara :
dibuat loop dari variabel-variabel Xij yang melalui X23 yaitu : X22 - X32 +
X33 - X23 sehingga variabel yang keluar basis adalah Min{ X 22, X33 } =
Min {140,90} = 90 = X33. Jadi X33 keluar basis dan nilai dari variabel
yang baru masuk menjadi basis ( X 23 = 90).
4. Diadakan perubahan variabel basis yang berada dalam loop (diadakan
perubahan nilai dari variabel-variabel basis yang berada di dalam loop,
sedangkan variabel basis yang berada di luar loop nilainya tetap),
sehingga diperoleh :
X22(baru) = X22 - X23 = 140 - 90 = 50.
X32(baru) = X32 + X23 = 70 + 90 = 160.
X33 = Keluar basis (leaving variable)
X23 = 90 (yang baru masuk menjadi basis / entering variable)
Riset Operasi
Untuk menentukan variabel yang keluar basis dibuat loop yang melalui X 12
yaitu :
X11 - X21 + X22 - X12 sehingga variabel yang keluar basis adalah Min{X 11,
X22} = Min{120,50} = 50 = X22, jadi X22 keluar basis, sehingga nilai dari
variabel yang baru masuk menjadi basis yaitu X 12 = 50, sedangkan untuk
variabel-variabel lain yang berada dalam loop adalah:
X11(baru) = X11 - X22 = 120 - 50 = 70.
X21(baru) = X21 + X22 = 30 + 50 = 80.
X22 keluar basis dan X12 = 50 (yang baru masuk menjadi basis).
Maka tabelnya berubah menjadi :
T1 T2 T3 ai
50 100 100
A1 (-50)
120
50
70
200 300 200
A2
(- 170
80 50) 90
100 200 300
A3
(-50) 160
[50] 160
bj 150 210 90 450
Biayanya = Z2 = C11 X11 + C12 X12 + C21 X21 +C23 X23 + C32 X32
= (50.70 + 100.50 + 200.80 + 200.90 + 200.160) x Rp. 1.000,-
= Rp. 74.500.000,-
Atau Z2 = Z1 – (Z12 -C12 x X12 ) = Rp. 77.000.000 – (Rp. 50.000 x 50 ton) =
Rp. 74.500.000,-
Perbaikan II
Kemudian diadakan perhitungan terhadap nilai dari Z ij -Cij untuk sel-sel
non basis, yaitu sel (1,3), (2,2), (3,1) dan (3,3) dengan loop, dan diperoleh
:
Z13 -C13 = C11 - C21 + C23 - C13 = 50 - 200 + 200 - 100 = -50.
Z22 -C22 = C12 - C11 + C21 - C22 = 100 - 50 + 200 - 300 = -50.
Z31 -C31 = C11 - C12 + C32 - C31 = 50 - 100 + 200 - 100 = 50.
Z33 -C33 = C23 - C21 + C11 - C12 + C32 - C33 = 200 - 200 + 50 - 100 + 200 -
300 = -50.
Karena masih ada nilai dari Zij -Cij yang positif maka tabel belum optimal.
Variabel yang masuk menjadi basis adalah Max{Z ij -Cij} = Z31 -C31 = 50,
sehingga X31 masuk menjadi basis.
Untuk menentukan variabel yang keluar basis dibuat loop yang melalui X 31
yaitu :
X11 - X12 + X32 - X31 sehingga variabel yang keluar basis adalah Min{X 11,
X32} = Min{70,160} = 70 = X11, jadi X11 keluar basis. Sedangkan nilai dari
variabel yang baru masuk menjadi basis adalah X 31 = 70, sedangkan
untuk variabel basis lain yang berada dalam loop adalah:
X11 keluar basis
X12(baru) = X12 + X31 = 50 + 70 = 120.
Riset Operasi
X32(baru) = X32 - X31 = 160 - 70 = 90.
X31 = 70 (yang baru masuk menjadi basis).
Sehingga tabelnya berubah menjadi :
T1 T2 T3 ai
50 100 100
A1
(-50) (-100) 120
120
200 300 200
A2
(0) 170
80 90
100 200 300
A3
(-200) 160
70 90
bj 150 210 90 450
Biayanya = Z3 = C12 X12 + C21 X21 +C23 X23 + C31 X31 + C32 X32
= (100.120 + 200.80 + 200.90 + 100.70 + 200.90) x Rp.
1.000,-
= Rp. 71.000.000,-
Perbaikan III
Kemudian diadakan perhitungan terhadap nilai dari Z ij -Cij sel-sel non
basis, yaitu sel (1,1), (1,3), (2,2) dan (3,3) dengan loop, dan diperoleh :
Z11 -C11 = C12 - C32 + C31 - C11 = 100 - 200 + 100 - 50 = -50.
Z13 -C13 = C12 - C32 + C31 - C21 + C23 - C13 = 100 - 200 + 100 - 200 + 200 -
100 = -100.
Z22 -C22 = C21 - C31 + C32 - C22 = 200 - 100 + 200 - 300 = 0.
Z33 -C33 = C23 - C21 + C31 - C33 = 200 - 200 + 100 - 300 = -200.
Karena semua nilai dari Zij -Cij 0 maka tabel sudah optimal.
Dan nilai Zoptimal = Rp. 71.000.000,-
Riset Operasi
Akan diperoleh tabel optimal jika semua Zij -Cij 0 (semua negatif
atau nol).
Jika tabel belum optimal cara menentukan variabel yang masuk menjadi
basis (Entering Variable) dan variabel yang keluar basis (Leaving
Variable) caranya sama seperti Metode Batu Loncatan.
Contoh Soal :
T1 T2 T3 ai ui
4 8 8
A1 (-4)
120 u1=0
[4]
120
16 24 16
A2 u2=1
(0) 170
2
80 90
8 16 24
A3
(-16) 160 u3=4
30 130
bj 150 210 90 450
vj v1=4 v2=12 v3=4
Dengan menggunakan Metode Ongkos Kolom Terkecil diperoleh ongkos
awalnya :
Z = C12 X12 + C22 X22 +C23 X23 + C31 X31 + C32 X32
= 4.120 + 24.80 + 16.90 + 8.30 + 16.130 = 6.160.
Untuk mencari jawab optimal dengan menggunakan Metode MODI dengan
cara sebagai berikut :
*) Dimulai dari variabel-variabel basis, berdasarkan persamaan (i) dengan
memisalkan u1 = 0, maka dapat dihitung bilangan baris (ui) dan bilangan
kolom (vj) dengan cara sebagai berikut :
u1 +v1 = C11 0 + v1 = 4 v1 = 4.
u3 +v1 = C31 u3 + 4 = 8 u3 = 4.
u3 +v2 = C32 4 + v2 = 16 v2 = 12.
u2 +v2 = C22 u2 + 12 = 24 u2 = 12.
u2 +v3 = C23 12 + v3 = 16 v3 = 4.
*) Sedangkan untuk variabel-variabel non basis berdasarkan persamaan (ii) dapat dihitung
:
Z12 –C12 = u1 + v2 - C12 Z12 –C12 = 0 + 12 - 8 = 4
Z13 –C13 = u1 + v3 - C13 Z13 –C13 = 0 + 4 - 8 = -4
Z21 –C21 = u2 + v1 - C21 Z21 –C21 = 12 + 4 - 16 = 0
Z33 –C33 = u3 + v3 - C33 Z33 –C33 = 4 + 4 - 24 = -16
Karena masih ada Zij –Cij yang positif maka tabel belum optimal.
Ditentukan variabel yang masuk menjadi basis dengan cara memilih Max{
Zij –Cij} = Z12 –C12 = 4. Jadi X12 masuk menjadi basis. Sedangkan variabel
yang keluar basis, terlebih dulu dibuat loop yang melalui X12 yaitu : X11 –
X31 + X32 – X12 . Min {X11 , X32 } = Min {120,130} = 120 = X11 (Keluar basis),
sehingga setelah dilakukan penyesuaian variabel basisnya menjadi :
X11 = Keluar basis
X31 = 30 + 120 = 150
X32 = 130 – 120 = 10
Riset Operasi
X12 = 120
Riset Operasi
Sehingga diperoleh tabel baru sebagai berikut :
T1 T2 T3 ai ui
4 8 8
A1
(-4) (-8) 120 u1=0
120
16 24 16
A2 u2=1
(0) 170
6
80 90
8 16 24
A3
(-16) 160 u3=8
150 10
bj 150 210 90 450
vj v1=0 v2=8 v3=0
Dapat dihitung biayanya yaitu Z1 = C12 X12 + C22 X22 +C23 X23 + C31 X31 +
C32 X32
= (8.120 + 24.80 + 16.90 + 8.150 + 16.10) = 5.680
*) Dari variabel-variabel basis dapat dihitung lagi bilangan baris (ui) dan
bilangan kolomnya (vj) sehingga diperoleh hasil seperti dalam tabel diatas.
*) Kemudian dihitung lagi Zij –Cij untuk variabel non basis :
Z11 –C11 = u1 + v1 - C11 Z11 –C11 = 0 + 0 - 4 = -4
Z13 –C13 = u1 + v3 - C13 Z13 –C13 = 0 + 0 - 8 = -8
Z21 –C21 = u2 + v1 - C21 Z21 –C21 = 0 + 16 - 16 = 0
Z33 –C33 = u3 + v3 - C33 Z33 –C33 = 8 + 0 - 24 = -16
Karena semua nilai Zij –Cij sudah negatif atau nol maka tabel sudah
optimal dengan biaya optimal sebesar : Z optimal = 5.680.
Riset Operasi
Contoh :
T1 T2 T3 T4 T5 ai
A1 75 75
A2 20 5 25
A3 25 25
A4 40 10 50
A5 40 40
bj 75 20 30 40 50 215
Dengan menggunakan Metode Pojok Kiri Atas Solusi Fisibel Basis Awalnya
menghasilkan variabel basis sebanyak 7 buah yaitu X 11, X22 , X23, X33 , X44, X45
dan X55 , padahal seharusnya banyak variabel adalah n+m-1 = 5 + 5 - 1 = 9.
Jadi terjadi kemerosotan (degeneracy). Agar soal diatas dapat dicari
penyelesaian optimalnya maka dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
T1 T2 T3 T4 T5 ai
A1 75 75+
A2 20- 5+2 25+
A3 25-2 3 25+
A4 40-3 10+4 50+
A5 40+ 40+
bj 75 20 30 40 50+5 215+5
Sebaliknya, jika jumlah supply melebihi jumlah demand, maka dibuat suatu
m
tujuan dummy yang akan menyerap kelebihan tersebut, yaitu sebanyak a
i 1
i
n
b
j 1
j
Ongkos transportasi per-unit (Cij) dari sumber dummy keseluruh tujuan adalah
nol. Hal ini dapat dipahami karena pada pada kenyataannya dari sumber dummy tidak
terjadi pengiriman.
Riset Operasi
Contoh :
T1 T2 T3 ai
1 1 3
A1 40
1 5 7
A2 50
bj 20 25 35
Riset Operasi
M1 M2 ... Mn ai
P1 C11 C12 ... C1n 1
P2 C21 C22 ... C2n 1
. . . . .
. . . ... . .
. . . . .
Pm Cm1 Cm2 ... Cmn 1
bj 1 1 ... 1
Sebelum model ini dapat dipecahkan dengan teknik transportasi, terlebih
dahulu persoalannya harus diseimbangkan dengan menambahkan pekerjaan-
pekerjaan atau mesin-mesin khayalan, tergantung apakah m > n atau m < n.
Dengan demikian, diasumsikan bahwa m = n.
Secara matematis, model penugasan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
0, jika pekerjaan ke-i tidak ditugaskan pada mesin ke-j.
Xij =
1, jika pekerjaan ke-i ditugaskan pada mesin ke-j.
Dengan demikian, model persoalan penugasan ini adalah :
m n
Meminimumkan Z C
i 1 j 1
ij X ij
n
Berdasarkan kendala atau pembatas : X
j 1
ij 1 , untuk i = 1,2,..., m (ii)
m
X
i 1
ij 1 , untuk j = 1, 2, ... , n
Suatu ciri khas persoalan penugasan adalah bahwa solusi optimum akan
tetap sama bila suatu konstanta ditambahkan atau dikurangkan kepada baris
atau kolom yang manapun dari matriks ongkosnya. Hal ini dapat dibuktikan
sebagai berikut :
Jika pi dan qj merupakan konstanta pengurang terhadap baris i dan
kolom j, maka elemen ongkos yang baru adalah :
Zij-Cij = Cij - pi - qj
Sehingga fungsi tujuan baru menjadi :
m n m n
Ź cij X ij = (C ij pi q j )X ij =
i 1 j 1 i 1 j 1
m n m n n m
C
i 1 j 1
ij X ij pi X ij q j X ij
i 1 j 1 j 1 i 1
m n
Karena X
i 1
ij X ij 1 , maka Ź = Z = konstanta.
j 1
Riset Operasi
berharga nol, yang juga merupakan variabel-variabel yang menghasilkan solusi
optimal bagi Ź sehingga, berdasarkan pembuktian diatas, merupakan solusi
optimal bagi Z.
Algoritma untuk menyelesaikan masalah penugasan yang biasa disebut
Metode Hungarian adalah sebagai berikut :
1. Setiap baris/kolom dikurangi dengan ongkos terkecil dalam baris/kolom yang
bersangkutan.
2. Menutup semua ongkos nol dengan garis mendatar atau tegak se-sedikit
mungkin sehingga diperoleh kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
2.1.Bila banyaknya garis penutup nol sama dengan jumlah baris(kolom)
maka tabel optimal ke langkah 3.
2.2.Bila banyaknya garis penutup nol kurang dari jumlah baris(kolom) maka
tabel belum optimal, sehingga perlu memperbaiki tabel dengan cara
sebagai berikut :
Setiap ongkos yang belum tertutup garis dikurangi dengan ongkos positif
terkecil diantara mereka sedangkan ongkos yang tertutup 2 garis
(perpotongan garis) harus ditambah dengan ongkos terkecil tadi. Ulangi
langkah 2.
3. Jika tabel sudah optimal dapat diikuti langkah berikut :
3.1.Carilah baris(kolom) yang hanya memuat satu ongkos nol. Ongkos nol
tersebut dipilih kemudian baris dan kolomnya dicoret.
3.2.Sisa ongkos nol yang belum dicoret selanjutnya diproses seperti langkah
3.1.
Contoh :
Tabel I (Dengan menggunakan Metode Hungarian tentukanlah biaya optimalnya
!)
M1 M2 M3 M4
P1 1 4 6 3
P2 9 7 10 9
P3 4 5 11 7
P4 8 7 8 5
Riset Operasi
Tabel III
0 2 4 1
3 0 3 2
0 0 6 2
4 2 3 0
Jumlah garis penutup nol = 3 < 4, tabel belum optimal, ulangi lagi
perhitungan, diperoleh tabel sebagai berikut :
Tabel IV
0 2 1 1
3 0 0 2
0 0 3 2
4 2 0 0
Contoh Soal:
1. Suatu perusahaan mempunyai 3 lokasi gudang yakni F A, FB, FC yang akan
didistribusikan ke 3 kota W 1, W 2, W 3. Kapasitas gudang FA, FB, FC masing-
masing adalah sebagai berikut 20, 80 dan 15 satuan. Sedangkan keperluan dari
kota W 1, W 2, W 3 masing-masing adalah 75, 20, 50 satuan. Ongkos angkut per
unit produk tersebut adalah Rp.1.000,-. Adapun tabel ongkos produk tersebut
adalah sebagai berikut :
W1 W2 W3
FA 5 1 7
FB 6 4 6
FC 3 2 5
Riset Operasi
Tentukanlah biaya minimumnya !
2. . Sebuah perusahaan restoran swalayan (fast-food) ingin membangun 4 buah toko
di daerah perkotaan Chicago. Di masa lampau, perusahaan ini telah
menggunakan enam perusahaan bangunan yang berbeda dan merasa puas
dengan hasil kerja masing-masing perusahaan ini. Karena itu ia menawarkan
mereka tiap-tiap pekerjaan ini. Tawaran akhir (dalam ribuan dolar) diperlihatkan
dalam tabel berikut :
P1 P2 P3 P4 P5 P6
T1 85.3 88 87.5 82.4 89.1 86.7
T2 78.9 77.4 77.4 76.5 79.3 78.3
T3 82 81.3 82.4 80.6 83.5 81.7
T4 84.3 84.6 86.2 83.3 84.4 85.5
Karena perusahaan fast-food ini ingin keempat buah kedai siap secepat
mungkin, maka ia akan menghadiahkan paling tinggi satu pekerjaan bagi satu
perusahaan bangunan. Penetapan yang manakah yang akan menghasilkan
biaya total minimum bagi perusahaan fast-food in ?
Riset Operasi
Bila kita menolong orang lain,
suatu saat kita akan ditolong,
waktunya mungkin besok, atau
seratus tahun lagi.
Itulah hukum alam yang sangat matematis, yakni selalu ada
keseimbangan
Riset Operasi
Riset Operasi