(UMKM)
Oleh:
REKSY ANGGARA (8335163733)
Puji Syukur kami panjatkan tiada terhingga kepada Rabbul Izzati, Sang Maha
Pencipta, Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan segala limpahan karunia dan
rahmat-Nya kepada kita semua, hingga kita benar-benar merasakan nikmat sehat
dan panjang umur. Namun sayang seringkali kita mengabaikan itu semua. Fabiayyi
Aalaairabbikumaa Tukadzdzibaan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Sang Revolusioner
Islam, Pembela Kebenaran dan Penumpas Kebathilan, Baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah berjuang serta mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk
kemaslahatan umat manusia.
Ucapan terima kasih tiada terhingga kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, kepada teman-teman dan
utamanya Ibu Nuramalia Hasanah, M.Ak yang telah dengan sabar membimbing
kami selama ini.
Kritik dan saran selalu kami tunggu demi penyempurnaan makalah ini, mengingat
penulis hanya manusia yang jauh dari kata sempurna. Terakhir, semoga kita
menjadi insan berpendidikan yang mampu mengubah peradaban bangsa Indonesia
demi cita-cita luhur yang mulia. Bismillah Namsyi Alaa Barakatillah. Laa Haula
Walaa Quwwata Illa Billah.
Penulis,
Reksy Anggara
BAB I
PENDAHULUAN
Di negara manapun, baik itu negara berkembang maupun negara maju tak ada satu
negara tanpa adanya perekonomian. Sebab ekonomi merupakan pilar yang sangat
utama dalam pembangunan suatu negara. Untuk itulah pemerintah pusat selalu
gencar untuk melakukan terobosan demi terobosan agar cita-cita membangun
negara yang maju dapat tercapai.
Untuk negara yang sedang menuju maju seperti Indonesia, mengandalkan hanya
kepada perusahaan-perusahaan besar tak mampu untuk menopang tujuan tersebut.
Hal ini dikarenakan terbatasanya jumlah perusahaan besar yang ada tak sebanding
dengan masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan, mengingat jumlah
penduduk Indonesia adalah terbesar ke-4 di dunia.
Tak ada cara lain, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi satu-
satunya cara agar pengangguran setidaknya dapat dikurangi dari waktu ke waktu.
Walaupun pada kenyataanya pengangguran masih belum bisa dioptimalkan
angkanya, namun setidaknya dengan adanya UMKM Ini sangat membantu
pemerintah dalam mengatasi pengangguran. UMKM telah terbukti mampu
mengurangi penganggguran yang ada sehingga masyarakat terbantu dengan adanya
UMKM tersebut.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Sebagai tambahan ilmu tentang pentingnya mentor bisnis dalam usaha UMKM.
2. Sebagai acuan dalam mendapat mentor bisnis dalam UMKM.
3. Melakukan pendampingan UMKM sesuai yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan bukan merupakan anak perusahaan baik
langsung maupun tidak langsung. Kriteria usaha kecil memiliki kekayaan
bersih antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau omzet penjualan berkisar antara Rp 300
juta sampai dengan Rp 2,5 miliar.
Definta Aliffiana dan Nina Widowati mengutip dari pernyataan Anoraga dan
Sudantoko (2002:225).
3. Modal terbatas, ini menjadi karakterisktik utama dari UMKM karena tidak
adanya pembiayaan yang dilakukan. Walaupun ada, mereka enggan untuk
mengambil kesempatan itu karena dinilai sulit dan tidakmau menanggung
risiko.
4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
Karena semua dilakukan secara sendiri. Jika ada pegawai dalam usahanya
sekalipun, pelaku UMKM masih menerapkan konsep manajerial yang
sangat sederhana dimana mulai produksi hingga catatan keuangan masih
dikendalikan sendiri.
5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit diharapkan untuk mampu
menekankan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
a) Fasilitator
c) Perwakilan Masyarakat
Ada berbagai faktor sebenarnya yang membuat pelaku UMKM kita tidak
memiliki pendampingan yang intensif. Pertama, Adrian dan Hendrawati
(dalam Ir. Ciputra: 2017) menyebutkan bahwa “Mayoritas UMKM yang
berada di Indonesia tergolong pada tipe necessity entrepreneur yang
berarti seseorang yang menjadi wirausaha karena terpaksa untuk memenuhi
kebutuhan hidup”. Pemikiran seperti inilah yang sebenarnya harus diubah
dalam menjalankan usaha UMKM sejak awal. Bahwa memulai usaha adalah
untuk kemajuan kehidupan pada masa yang akan datang, tidak hanya bertahan
hidup untuk saat ini atau esok semata. Padahal jika kita ingin menilik lebih jauh
lagi, kebutuhan hidup yang kita butuhkan setiap harinya sangatlah banyak.
Atau dengan istilah lainnya, pelaku UMKM kita hanya ingin mencukupi
kebutuhan primernya saja.
Selain itu, adanya tengkulak yang masih berlaku di daerah pedesaan dalam
memasarkan produk usaha UMKM juga ikut berpengaruh terhadap kehadiran
mentor dalam usahanya. Hal ini karena minimnya pengetahuan tentang
pemasaran masih sangat bergantung pada tengkulak tersebut yang sangat
merugikan. Karena dijual dari harga yang di bawah yang diharapkan.
1. Tahapan Persiapan
Dalam tahapan ini mentor bisnis memberikan materi kepada pelaku usaha
UMKM tentang berbagai hal, baik dari segi teknis maupun non teknis. Hal
yang paling mendasar adalah tentang produksi, pengemasan, pemasaran,
hingga laporan keuangan yang sederhana pun tak luput dari kegiatan ini.
Tujuannya adalah agar pelaku UMKM mampu menjadi wirausaha yang
unggul serta kompetitif dalam produk usahanya.
3. Tahapan Evaluasi
Tahapan akhir ini adalah mengevaluasi hal apa yang kurang dalam
pelaksaan pendampingan tersebut. Dalam tahap ini bukan berarti akhir dari
segala pendampingan yang telah dilakukan sebelumnya, namun setelah itu
harus ada tindak lanjut dari mentor dan pelaku UMKM.
Terkadang hal lucu seperti ini kita temukan dalam proses pendampingan
Mungkin hal tersebut masih sangat terasa tabu. Namun pada faktanya ada
beberapa kasus yang mengalami hal serupa. Kelompok yang diberikan
materi rupanya lebih menguasai daripada pendamping. Hal ii yang membuat
mentor bisnis seringkali merasa bingung karena tak menemukan materi
yang lebih sepadan dengan kelompok UMKM yang dibinanya.
Dalam masalah yang ketiga ini sebenarnya cukup rumit mencari jalan
keluarnya. Sebab kadangkala target yang ingin dicapai karena fasilitas yang
diberikan pada akhirnya harus raib entah kemana. Padahal membeli fasilitas
yang diperlukan tersebut tidak membutuhkan dana yang sedikit. Namun hal
ini masih terjadi karena tidak adanya tanggung jawab dari kelompok yang
dibina.
d. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Ada banyak solusi sebenarnya yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun
daerah untuk melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM kita. Bahkan
saat ini berbagai cara dilakukan pemerintah agar sektor UMKM dapat
berkembang ke depannya dan menjadi tumpuan perekonomian bangsa. Chris
Bayu Arbiyanto dan Joko Widodo (2017) memberikan gambaran beberapa
langkah pemerintah yang dapat dilakukan dalam pendampingan, yaitu
pendampingan permodalan, pendampingan pemasaran serta pendampingan
sarana prasarana produksi.
a) Pendampingan Permodalan
b) Pendampingan Pemasaran
a. Pendanaan
b. Sarana dan prasarana
c. Informasi usaha
d. Kemitraan
e. Perizinan usaha
f. Kesempatan berusaha
g. Promosi dagang
h. Dukungan kelembagaan
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk
melakukan pendampingan yang lebih intensif lagi, Devi Chandra
Nirwana,dkk (2017) setidaknya memberikan 2 pandangan terkait dengan
UMKM.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran