Anda di halaman 1dari 2

Transformasi Pemuda Menuju Indonesia 2045

Tak terasa, usia negara kita semakin bertambah setiap tahunnya. Namun tak lepas dari itu
semua, ada tantangan terbesar yang dihadapi bangsa ini. Berada dalam era digital dan teknologi
menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi kita. Bukan hanya pemerintah yang perlu memikirkan
nasib bangsa ke depannya. Namun semua elemen terutama masyarakat menjadi hal mutlak yang
sangat berpengaruh terhadap perubahan bangsa ini.

Terlebih, generasi muda memiliki peran yang sangat siginifikan. Jiwa yang selalu
berkobar dan rasa keingintahuan terhadap sesuatu sangat besar menjadi aspek yang sangat
dipertimbangkan mengapa pemuda selalu dilibatkan dalam keadaan apapun. Baik sosial,
ekonomi, budaya, hingga urusan politik dan pemerintahan tak luput dari cengkaramannya.

Berbicara mengenai generasi emas yang diprioritaskan pemerintah untuk tahun 2045
nanti, tentunya ini menjadi hal yang menjadi peluang yang sangat menjanjikan. Mengingat pada
saat itu nantinya negara yang kita cintai ini tepat berusia 100 tahun sejak diproklamirkan
kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945.

Ada banyak hal tentunya yang harus dipersiapkan generasi muda kita untuk menghadapi
era tersebut. Tentunya dalam hal persaingan dengan negara lain yang semakin tiada sekat dan
batas jarak serta waktu. Sebab di era digital dan teknologi saat ini semua bangsa berlomba untuk
menjadi yang terbaik dalam segala bidang. Dan hal pertama yang harus kita lakukan untuk
memperbaiki kualitas sumber daya manusia kita yaitu dengan memperbaiki pendidikan yang ada.
Perlu kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan menjadi tolok ukur kesuksesan suatu negara.
Jika pendidikan yang diterapkan bagus maka sumber daya manusia yang dihasilkan akan
berkualitas. Hal ini tentunya akan sangat membantu untuk kemajuan sebuah negara, tak
terkecuali di Indonesia.

Program wajib belajar 12 tahun hingga tingkat SMA/SMK yang dijalankan saat ini
merupakan salah satu langkah kongkret pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang
mulia. Hal ini tentunya harus didukung dengan aspek lainnya yang bersifat wujud fisik misalnya
infrastruktur yang baik serta guru dan tenaga pendidik yang berkompeten di bidangnya.

Sebagai generasi muda, penulis pribadi tak berniat untuk menggurui siapapun. Sebab
disini kita sama-sama belajar untuk menjadi seorang generasi yang diharapkan menjadi tumpuan
bangsa pada nantinya.Namun pada intinya, kecerdasan intelektual yang dipelajari di bangku
sekolah maupun perguruan tinggi harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual dan moral. Sebab
Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi adab dan etika. Maka jika etika dan adab
tersebut dilanggar, intelektual yang dimilikinya akan dipandang rendah oleh lingkungan sekitar.
Dalam aspek sosial, tentunya pemuda memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap
lingkungan sekitar. Hal tersebut ditunjukkan dengan aksi sosial yang sering kita jumpai di
berbagai tempat seperti jalan raya, pusat perbelanjaan maupun pusat keramaian. Hal ini patut kita
apresiasi setinggi-tingginya sebab mereka masih memiliki hati nurani dan rasa peka yang tinggi.
Namun sangat disayangkan pula tak sedikit dari mereka yang acuh terhadap orang sekitar yang
masih sangat dibutuhkan. Sebagai contoh ketika ada seorang anak kecil yang mengharapkan
belas kasih dari kita, mereka malah diusir oleh sekelompok mahasiswa yang notabene nya adalah
orang-orang yang berpendidikan. Tak sampai disitu saja, mereka bahkan mencaci maki kepada
anak kecil yang mencari sesuap nasi tersebut.

Bukan perkara mudah sebenarnya menuju generasi emas pada 2045 nantinya. Ada
banyak hal yang harus diperhatikan seterusnya. Terutama dalam hal sisi kualitas dan persaingan
generasi kita. Penulis sendiri sangat menitikberatkan dalam hal ini untuk tetap menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa agar selalu hidup tenteram dan damai.Mengingat Indonesia adalah negara
yang sangat besar dengan beragam latar belakang agama dan budaya. Sangat disayangkan yang
terjadi saat ini generasi kita semakin gencar untuk membenci satu dan yang lainnya hanya karena
perbedaan politik semata. Bahkan mirisnya lagi, mereka dengan mudahnya mengkafirkan
temannya yang seagama.

Hal ini tidak boleh dibiarkan. Harus ditindaklanjuti dan memberikan stimulasi agar kita
tetap bersatu membangun negeri yang kita cintai menjadi negeri yang bersaing dengan negara
maju lainnya. Sebab jika dibiarkan terus-menerus, tidak menutup kemungkinan persatuan kita
akan hancur dan dengan mudahnya pihak asing akan mudah mengadu kita sesama warga negara.
Tetaplah menghargai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga cita luhur dari pendahulu bangsa
dapat tersenyum dan bangga akan generasinya.Bismillah Namsyi Alaa Barakatillah.Laa Haula
Walaa Quwwata Illa Billah.

Anda mungkin juga menyukai